Selasa, 12 Januari 2016

"Mendidik Anak Menjadi Enterpreneur Sejak Dini"

RESUME DISKUSI HS MUSLIM NUSANTARA

Senin, 11 Januari 2016 pukul 20.00-22.00 WIB
����������������
�� Narasumber
Yuria Pratiwhi Cleopatra (Teh Patra)
�� Tema
"Mendidik Anak Menjadi Enterpreneur Sejak Dini"
��Moderator 
Bunda Ima
�� Notulen 
Ilma

PROFIL NARASUMBER

Nama   : Yuria Pratiwhi Cleopatra 
Alamat : Jl Pamekasan no 26 Antapani Bandung 
TTL.      : Bandung 20 February 1979
Status.  : Menikah, anak 4 orang
Hobi.     : Travelling 
Riwayat Pendidikan  : 
S2 Ekonomi Syariah UI, 
S1 T. sipil ITB
Pengalaman Organisasi :
-Salimah jawa barat, ketua dept pemberdayaan daerah

Pekerjaan/Aktivitas : 
Ketua ITBMotherhood, 
Konsultan ekonomi syariah, Pembina sekolah tahfizh Beranda Qur'an, Guru Homeschooling.

PROLOG

Bismillahirrahmaanirrahiim
Insya Allah yang saya sampaikan saat di pertemuan sekarang adalah materi terakhir dari rangkaian materi training pengelolaan keuangan keluarga

Sebetulnya materi intinya bukan mengajar anak berbisnis, menanamkan jiwa wirausaha sejak dini.

Tujuannya adalah melatih kemandirian sejak dini.

Jika kita mempelajari shirah Rasulullah, kita melihat bagaimana Rasul mengajarkan kita untuk mandiri sejak usia dini.

Rasul sudah mulai berdagang di usia 7 tahun. Ikut kafilah lintas negara di usia 9 tahun dan mengembangkan harta dagang Khadijah di usia awal 20an.

Sebagai muslim, selayaknya kita meneladani Rasulullah dalam setiap aspek kehidupannya.

Target minimal kita adalah menyiapkan anak-anak untuk bisa menjadi menjadi pribadi mandiri saat mencapai usia baligh. Tidak terus menerus merepotkan dan menjadi beban kedua orangtuanya

Saat ini banyak sekali angkatan kerja yang tidak mampu hidup mandiri, masih terus membebani ortunya. Sampai lulus kuliah S1, masih minta dana untuk kuliah S2. 
Ada yang sudah menikah pun masih disuplai ortu.

Yang seperti itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan orang yang paling mulia adalah yang paling bermanfaat. Islam mengajarkan tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah

Itu yang ingin kita ajarkan pada anak-anak kita.

Sejak dini kita pahamkan pada mereka bahwa untuk bisa memenuhi kebutuhan (dan keinginan) seseorang perlu bekerja, berusaha.

Anak kita latih untuk tidak suka meminta2 termasuk kepada mita ortunya. 
Kewajiban kita memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan untuk  memenuhi keinginan, mereka harus berusaha dulu.

Mental Enterpreneur
1. Jujur
2. Orientasi sosial
a. Motif Ta’awun
b. Sopan dan ramah-tamah . 
c. Sportif “Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (H.R. Muttafaq ‘alaih).
d. Tidak egois. 
“Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering keringatnya”. 
e. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya (mudharat)yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial.
f. Komoditi bisnis yang dijual haruslah barang yang suci dan halal. 
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi dan“patung-patung” (H.R. Jabir).
g. Bagi pihak yang berhutang, menyegerakan membayar hutang
h. Bagi pihak yang memberi hutang, meringankan yang berhutang.

3. Itqon
Ajari anak agar senantiasa menjaga amanah serta melakukannya dengan profesional. Tanamkan jiwa merit base yaitu jiwa untuk senantiasa menyelesaikan sesuatu dengan baik dan sempurna, tidak hanya sekedar selesai dengan hasil minimalis. 
إِنَّ الله يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ 
“Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (profesional) ” (HR. Baihaqi)

4. Inovatif dan kreatif
a. Berani mencoba hal baru. 
b. Memahamkan konsep value added.

5. Leadership
Ajari anak agar memiliki jiwa kepemimpinan, seperti
a. Disiplin
Latih anak agar disiplin dalam setiap aktivitasnya, baik disiplin terhadap waktu ataupun disiplin terhadap target yang ingin dicapai
b. Bertanggung jawab
Ajari anak bertangung jawab terhadap dirinya sendiri,  barang miliknya, kebutuhan yang harus dia siapkan sebelum berangkat sekolah, membereskan mainan, dll. 
Ajari juga anak agar mengetahui konsekuensi dari setiap aktivitasnya. 
c. Bekerja dalam tim
Biasakan anak bekerjasama dengan orang lain.
d. Berani dan optimis
Latih keberanian anak untuk bertanya, berkomunikasi dan mengungkapkan pendapat. Ajari anak untuk berani mempertahankan kebenaran, menerima kritik dan saran dengan lapang dada, tidak takut dengan sesuatu yang tidak beralasan.

Pertanyaan # 1
Bunda Ima

Teh gmn mengantisipasi kl ternyata ktk anak sdh tau atau bisa cari uang, eh malah malas untuk belajar/sekolah lagi

Jawaban:
Ah..gampang itu mah..kasih tau aja kalau uang yang dia dapet belum seberapanya..hehehe

Buat makan, tinggal mandiri, bayar sekolah udah cukup belum? Buat qurban, haji?

Kalau udah gede bisa diceritakan bagaimana aset sekarang dikuasai non muslim..Muslim jadi pekerja saja karena kurang ilmu dll
��

Feedback‬: 
Hihii di sini byk yg gitu, di sekitar sini kan anak2 nelayan, malah byk yg ikut bpknya melaut, sekolahnya terlantar

Jawaban:
Nah..kalau kondisinya begitu sih lain lagi yaa..kebanyakan masyarakat tradisional belum bisa berpikir jauh..makanya turun temurun begitu.

Kalau ada kesempatan boleh juga diajak silaturahim ke nelayan yang 'sekolah' gitu..usaha tambak, ekspor impor ��

Tapi untuk masyarakat seperti itu memang harus ada penyadaran sih..kalau bisa kerjasama dengan pemerintah

Feedback:
Iya Teh, ortunya ya Teh yg dikasih penyuluhan :)

Jawaban:
Iya..kasihan..nanti jadi kayak Lintangnya laskar pelangi
��

Pertanyaan #2
Bunda Irma

Minta tlg di jabarkan tentang memahamkan value added teh

Jawaban:

Value added itu memberi tambahan nilai atas barang sehingga harganya menjadi lebih tinggi

Misalnya pisang mentah diolah jadi pisang goreng bisa dijual lebih mahal. Dibikin pisang keju lebih mahal lagi. Banana split bahkan harganya berlipat 2

Pertanyaan #3:
Bunda Aisyah

Mohon penjelasannya tentang motif taawun itu sperti apa teh

Jawaban:
Ta'awun itu tolong menolong
Jadi bertransaksi itu dalam rangka tolong menolong, saling membantu dan saling memudahkan.
Ga ada cerita berantem2 an ��

Pertanyaan #4:

Di usia berapa sebaiknya mulai mengajari anak untuk mengelola keuangannya?

Jawaban:
Beda2 setiap anak
Tergantung kemampuannya
Tapi bisa mulai dilatih beberapa tahun menjelang usia baligh

Pertanyaan #5:

Bagaimana caranya memotivasi anak saya (6 th, lk) yg ga mau diajak berjualan kecil2an di sekolah (maksudnya melatih entrepreneur gitu) krn malu utk menawarkan ke org lain dan takut jualannya ditolak (tdk dibeli)

Jawaban‬: 
Yang kita tanamkan di awal jiwa enterpreneurnya dulu. Jualan itu hanya salah satu cara teknis aja
Kalau dia sudah berani, percaya diri, in syaa Allah dalam hal jualan pun akan bisa

Pertanyaan #6:

Bagaimana pendapat teh patra tentang anggapan bahwa wira usaha (berdagang) adalah bakat?

Jawaban:
Iya lah bakat
Bakat ku butuh kata orang sunda mah ��
Tidak semua orang juga harus jadi pedangang. Tapi sebaiknya setiap orang bisa berdagang
Minimal menjual dirinya ��
Berdagang disini bukan dalam arti komersil saja. Kita berdakwah pun pada dasarnya berdagang. Bukankah Allah juga membeli jiwa kaum mu'minin?
Kita jadikan diri kita layak untuk diperdagangkan, dipercaya manusia, dibeli oleh Allah.

Pertanyaan #7:
Bunda Ilma

Assalamu'alaikum teh.. Gimana cara kira menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Anak saya kalo di rumah pede nya selangit, tapi begitu keluar rumah jadi penakut. Disamperin orang (yg usia remaja) dia lari masuk rumah ��

Jawaban‬: Anaknya usia berapa Bun?
Kalau masih balita sih memang begitu
Kalau anaknya udah remaja trus dideketin remaja kabur, biasanya disebut baper ya..hehehe
Santai aja. Bisa dipahamkan sedikit demi sedikit, dengan kisah, cerita, roleplay dan diskusi. Ditanya..kenapa lari? Diberikan pilihan  jawaban kalau dia bingung mau jawab apa.
Kalau sangat mengganggu, misalnya sampai paranoid, kita harus waspada..apakah pernah terjadi sesuatu?
Jadi anaknya ditanya

Pertanyaan #8:

Apakah jiwa enterpreneur itu sama dengan bakat dagang?

Jawaban‬: 
Nggak. Banyak orang dagang ga punya jiwa enterpreneur..usahanya ga pernah berubah. Dari jaman buyutnya jualan kerupuk sampe cicit masih jualan kerupuk dengan metoda, jumlah, dan status sosial yang sama
Banyak juga yang bukan pedagang tapi punya jiwa enterpreneur yang baik. Seorang guru yang mengabdi dalam pendidikan, membuat buku, mencari metoda mengajar baru, bahkan membuat sekolah baru misalnya.
Hidupnya terus berkembang dan maslahatnya pun meningkat

Pertanyaan #9:

Jd persisnya apa yang disebut dengan jiwa entrepreneur dan bagaimana menumbuhkannya?

Jawaban‬: 
Itu sudah ada di materi awal ya

Pertanyaan #10

Apakah enterpreneur termasuk  kurikulum wajib HS teh patra dengan anak2? Bagaimana teh patra mengevaluasinya (sudah sesuai dengan target ato belum)

Jawaban: 
Iya termasuk
Evaluasinya masuk ke evaluasi rutin dalam rapat keluarga mingguan
Sesuai dengan bidang masing-masing
Misalnya anak yang suka elektronik ditanya progressnya, apa yang diperlukan, semua dalam rangka memberikan kesempatan agar bisa mengembangkan skillnya untuk menunjang jiwa enterpreneurnya

Kalau investasi dalam bentuk komersil, anak pertama sudah bekerja. Sekarang dia 'kos' di rumah..bayar untuk kebutuhan sehari2nya

Anak2 juga punya peternakan domba, alhamdulillah sudah hampir 20 ekor dan ikut mengelola domba2 titipan teman2. Jumlah semuanya hampir 40 ekor

Mereka juga menabung dalam bentuk LM, tabungan.
Juga aktif berjualan dan ngobyek kalau emaknya banyak orderan ��

Pertanyaan #11:
Bunda Redni

Assalamualaikum teh,
Bagaimana cara memberikan contoh kepada anak sehingga nilai entrepreneur tertanam pada si anak sedangkan dirumah si anak tidak memiliki contoh langsung.
Catatan:
abi nya anak bekerja sebagai karyawan swasta

Jawaban:
Kalau anak melihat abinya sebagai orang yang profesional, bekerja sesuai target, pandai mengatur waktu, jenjang karir terus berkembang, relasi bertambah,skill dan wawasan selalu meningkat, lalu juga sempat mengurus hal lain seperti urusan sosial, bermasyarakat,
Itu sudah sangat cukup

Seperti tadi saya sampaikan. Kalau ayah berdagang, tapi begitu terus, tidak berkembang, tidak berinovasi, itu bukan contoh enterpreneur untuk anak

Pertanyaan #12:
Bunda Lestari

Bagaimana tips nya jk kita baru memulai enterpeneur lalu mdpt mslh sprti di 'php' in, di tipu dan sejenisnya.. Minta sarannya teh Patra �� .. Makasi

Jawaban:
Wah..ini satu materi sendiri..hehe
Tapi intinya, kita berjualan itu mengharap ridha Allah, memanjangkan silaturahim, menambah wawasan dan relasi.

Untuk menghindari penipuan, kita harus belajar dulu, tau ilmunya. Tau bagaimana transaksi yang diperbolehkan dan dilarang (ini ada satu bab di buki saya). Tau mengenali orang, membuat prosedur, menghitung resiko, dll

Untuk awalan prinsipnya kita konservatif saja, lebih berhati-hati. Kepoin dulu akunnya, kalau alay, banyak mengeluh, baper, tinggalkan.
Jangan kirim barang sebelum transfer, dll

������������

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara
��FB: HSMuslimNusantara pusat
�� instagram: @hsmuslimnusantara
�� twitter: @hs_muslim_n
�� web:
hsmuslimnusantara.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar