Sabtu, 01 Agustus 2015

Membangun Kerjasama Ayah dan Ibu dalam Pengasuhan. ======================

RESUME SAFARI RAMADAN HE BPA SEMARANG

Selasa, 7 Juli 2015
Pukul 20.00-22.00
Narasumber : Kiki Barkiah
Host & Notulis : Zahara NMH
Tema : Membangun Kerjasama Ayah dan Ibu dalam Pengasuhan.
======================
Profil Narasumber :

Nama : Kiki Barkiah
Lahir : Bandung, 29th yang lalu
Status : Menikah dengan Aditya Irawan
Ibu dari Ali, Shafiyah, Shiddiq, Faruq, Fatih
Pendidikan terakhir : Teknik elektro ITB
Aktivitas saat ini : Homeschooler 5 anak, founder Komunitas homeschooling dan Rumah Tahfidz Al-Kindi Mahardika Batam, Presenter program "Ibu Indonesia Berbagi" at radiopengajian.com
Motto : Berjuang dan berusahalah, berikan yang terbaik untuk ummat meskipun kamu harus berkorban
Alamat : San Jose, California

"Membangun Kerjasama Ayah dan Ibu dalam Pengasuhan"
Oleh Kiki Barkiah

Mungkin kita sering menyebut istilah super mom atau super woman kepada seseorang. Atau mungkin kita sering berusaha untuk bisa menjadi seorang super woman atau super mom. Saya percaya bahwa dalam lubuk hati yang paling dalam, tidak ada seorang ibupun yang benar benar menginginkan menjadi super mom atau super woman yang dapat melakukan segalanya dalam dunia pengasuhan anak. Kecuali bagi mereka yang tidak memiliki pilihan lain kecuali menjalankan pengasuhan sendirian.

Sebaliknya betapa banyak para ibu yang mengeluhkan keadaan mereka yang merasa berjuang sendirian dalam dunia pengasuhan anak. Sementara para ayah hanya fokus dalam mencari mencari nafkah. Keadaan ini biasanya tidak hanya dipicu oleh ritme kerja para ayah yang tinggi karena tuntutan kebutuhan materi di era masa kini, tetapi sebagian juga dipicu oleh paradigma klasik yang dianut sebagian masyarakat Indonesia.

Paradigma yang memilah wilayah kerja antara ibu dan ayah. Ayah urusan uang sementara tek tek bengek rumah dan anak-anak adalah urusan ibu. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa mencari nafkah adalah sebuah pekerjaan yang memiliki porsi yang besar dalam keberlangsungan sebuah keluarga. Sesuatu yang harus sangat disyukuri oleh seorang wanita yang hanya disibukkan oleh urusan pengasuhan anak, tanpa harus berada dalam sebuah kondisi yang memaksanya untuk turut membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Betapa banyak problematika keluarga yang muncul diawali oleh permasalahan pemberian nafkah yang tidak memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk itu, betapa banyak hal yang masih dapat disyukuri para ibu yang saat ini merasa berjuang sendirian dalam pengasuhan, sementara suami hanya mencari nafkah.

Namun apakah keadaan ini cukup menjadi sebuah bekal bagi kita dalam mempertanggungjawabkan amanah berupa keturunan di depan Allah??

Ada sebuah pernyataan yang disampaikan suami saya Aditya Irawan yang masih teringat dalam memori saya. "Jika hanya karena bekerja orang akan masuk surga, maka semua orang akan masuk surga karena semua orang pun bekerja" Tentu tidaklah cukup seseorang hanya bekerja untuk meraih surga. Pasti ada hal yang membedakan manusia yang bekerja dalam kelayakannya untuk masuk surga. Maka tidak cukup pula kita mempertanggungjawabkan amanah kita sebagai orang tua hanya dengan memenuhi kebutuhan mereka melalui pemberian nafkah. Sementara kebutuhan manusia terdiri dari 3 dimensi, dimensi ragawi, rohani, dan akal.

Dalam pandangan islam, tidak hanya seorang suami yang berperan sebagai pemimpin, namun seorang istripun menjadi pemimpin dalam urusan rumah tangga suaminya. Meskipun dalam pelaksananya kewajiban tersebut bisa dilakukan sendirian, melibatkan pihak profesional atau bahkan di bantu pelaksanaannya oleh suaminya.

Sementara perkara perintah memimpin keluarga termasuk didalamnya melaksanakan perintah Allah dalam surat at tahrim ayat 6 untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka di tugaskan kepada para suami. Kewajiban ini melekat bagi seorang suami meskipun pelaksanaannya dapat dilakukan sendiri, dibantu oleh istri atau melibatkan pihak profesional.

Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya. (Bukhori, Muslim)

Lalu bagaimanakah kerjasama ayah dan ibu dalam dunia pengasuhan? Kerjasama akan kita bangun jika sebuah keluarga memiliki kesamaan visi serta memahami misi yang perlu dilakukan dalam meraih sebuah visi. Bagaimana mungkin kerjasama ayah dan ibu dapat dilakukan secara sinergi jika mereka tidak memahami hendak kemana nahkoda keluarga akan dibawa, serta anak-anak yang seperti apa yang ingin mereka hasilkan. Maka merumuskan tujuan pengasuhan menjadi langkah awal dalam membangun kerjasama para ayah dan ibu.

Setelah tujuan pengasuhan disepakati, pembagian peran dan tugas dalam mencapai tujuan tersebut adalah unsur pembentuk utama dalam sebuah kerjasama. Tidak mungkin ada sebagian pihak yang sekedar menitipkan cita-cita sementara pihak lain yang melaksanakannya. Terlebih lagi jika pihak yang menitipkan cita-cita itu hanya berperan sebagai evaluator di hasil akhirnya. Karena membuat anak tidak dilakukan sendirian maka mengurus, membesarkan dan mendidiknya juga bukan pekerjaan sendirian.

Ibarat dalam sebuah organisasi, hendaklah memberikan sebuah urusan pada ahlinya yang memang sesuai dengan kepribadian dan bakat seseorang.

Sebagai contoh, mungkin ada seorang organisator yang sangat mahir memimpin tetapi sangat buruk dalam hal kerapihan keuangan dan administrasi. Maka pemimpin seperti ini harus dibantu oleh anggota lain yang mahir dalam kerapihan pengarsipan organisasi. Ada orang-orang yang sangat detail dan rapi bekerja tapi mungkin kurang bisa berkomunikasi dan mengemukakan pendapat. Ada orang yang mahir menggerakkan segala sumber daya manusia tapi tidak mahir mengelola sumber daya lainya.

Pembagian tugas dalam organisasi juga tidak harus dibagi berdasarkan jenis kelaminnya. Siapa saja yang memiliki potensi untuk melakukannya, semua pihak harus berkontribusi untuk memperkuat teamnya. Dan siapa saja dapat saling mengingatkan tanggung jawab orang lain atau bahkan sementara menggantikan tugasnya demi terlaksananya target kerja bersama.

Begitu juga dalam dunia pengasuhan. Hendaknya pembagian peran ibu dan bapak dilakukan dengan mempertimbangkan kepribadian dan bakat diantara keduanya. Meskipun hanya bersifat membantu dan tidak menggugurkan kewajiban utama masing-masing. Apabila dalam mencapai tujuan pengasuhan tersebut para ayah dan ibu tidak memiliki kemampuan yang mumpuni sesuai dengan kepribadian dan bakatnya, maka pelibatan pihak lain dilakukan dalam pemenuhan kewajiban tersebut.

Sebagai contoh, mungkin seorang ayah tidak terlalu pandai berkomunikasi dalam menyampaikan ajaran agama, tapi ia memiliki seorang istri yang fasih berbahasa dan menguasai ilmu agama, maka kewajiban ayah dalam memelihara kualitas pemahaman agama keluarganya dapat dibantu pelaksananya oleh sang istri. Atau mungkin jika kurang sempurna dilakukan oleh keduanya, sang ayah dapat mencarikan guru atau lembaga pendidikan yang dapat membantu melaksanakan kewajibannya.

Mungkin ada seorang ibu yang tidak terlalu telaten menyiapkan makanan untuk anak-anaknya, atau repot karena tugasnya menyusui bayi. Tapi mungkin sang ayah adalah seorang lelaki yang telaten dan tekun dalam bekerja sehingga disela kesibukannya bekerja ia bisa membantu urusan pemenuhan makanan anak-anaknya. Atau mungkin mereka bisa melibatkan seorng profesional yang dapat membantu melaksanakan kewajiban mereka dalam memenuhi kebutuhan ragawi anak-anaknya.

Pembagian tugas dan proses saling membantu semacam inilah yang akan memperkuat tim keluarga dalam mencapai tujuan mereka. Meskipun demikian ada kalanya kita tetap harus menjalankan beberapa peran meski tidak terlalu sesuai dengan kepribadian dan bakat kita. Sebagai contoh, sekaku apapun sang ayah dalam berkomunikasi, anak anak tetap membutuhkan komunikasi bersama ayahnya, anak-anak tetap membutuhkan waktu bermain bersama ayahnya. Atau misalnya, meskipun seorang ibu tidak telaten mengatur urusan rumah tangga, tetap saja ada sisi-sisi dimana pekerjaan tersebut tidak dapat di wakilkan kepada pihak lainnya. Maka menjadi orang tua bukan hanya perjalanan panjang dalam belajar dan terus belajar menyelesaikan masalah. Namun juga perjalanan mendobrak diri, menembus batas, melepas rantai gajah untuk melakukan yang sebelumnya tidak mampu dilakukan menjadi harus dilakukan dan bisa dilakukan lalu mahir melakukannya dan menjadi sepasang super parent.
Mari kita tentukan visi keluarga, pahami kewajiban kita masing-masing, bagi tugas sesuai dengan fungsi dan peran dengan mempertimbangkan kepribadian dan bakat yang kita miliki, bantu yang bisa kiya bantu, lakukan yang bisa kita lakukan, libatkan pihak lain yang bisa membantu, dobrak diri untuk mampu melakukan yang sebelumnya tidak dapat kita lakukan, dan jadilah super parent!!

San Jose, California
Sang Penjelajah Hikmah
Kiki Barkiah

TANYA JAWAB

Pertanyaan 1. Bunda Dinta
1. Jika dlm pengasuhan anak pihak ibu concern ke agama, sebaliknya pihak ayah kurang greget. Bagaimana tepatY ibu menyikapi & menjalaniY?
2. Bagaimana memaksimalkan peran ayah dlm kondisi keluarga LDR ( anak tinggal dgn ibu) supaya anak tdk kehilangan figur ayah?

Jawaban 1 : Bunda dinta, memang pengasuhan akan lebih mudah kalo ayah dan ibu berharmoni. Tetapi takdir setiap orang kan berbeda. Tp bukan berarti ketidakidealan menjadikan kita mundur pada hal hal yg prinsipal. Kalo dilihat dalam sirah sahabat (sayang saya lupa namanya) ada kisah yg serupa tapi karena perjuangan sang ibu, akhirnya kondisi agama anak anak baik sejalan dgn kegigihan sang ibu mendidik anak anaknya. Tapi sesungguhnya keluarga itu ladang dakwah yg paling utama sebelum lainnya, jadi sambil ibu terus bergerak mendidik anak anak dgn bekal agama yg kuat, maka hal yg serupa juga ttp dilakukan kepada ayahnya. Terkadang kesolihan anak juga bs menjadi jalan bagi kesolehan ayahnya. Yg perlu diingat bahwa sebagai manusia ruang wilayah kita adalah menyampaikan, sementara urusan penerimaan ada di tangan Allah. Sehingga jangan terlalu sedih dan kecewa jika sang ayah blm juga konsern pada agama krn Rasululkah saja tidak kuasa mengatur hidayah bagi kerabatnya. Kesimpulannya keep moving forward and keep making dua ya.

Saya pernah LDR waktu bapak pergi ke amerika. Padahal waktu itu anak saya 4 kecil kecil lg gak punya pembantu. Saya lebih merasa bisa memberikan perhatian tanpa membuat bapak tambah pusing dgn tumpukan cuci piring dll. Lebih merasa romantis dan saling perhatian juga. Kami biasa menyalakan skype dalam waktu lama lengkap dgn video webcam. Jd bapak masih sering bisa melihat anak-anak dan aktifitasnya. Anak-anak sering ngobrol dan bercerita lewat webcam sehingga mereka selalu merasa ayahnya ada. Obrolan kita yg senada dgn suami kan soal keluarga dan anak-anak jd di webcam itulah sarananya. Kalau gak sanggup kapasitasnya untuk webcam, maka bisa diganti dgn telepon saja. Memang yg perlu bersabar ibunya krn jd gak ada yg bantu, juga anak anak gak bisa main dgn ayah. Tp kegiatan itu bisa diganti dgn ayah membacakan dongeng di telpon atau membacakan buku bergambar di webcam

Pertanyaan 2 : Bu Arum HE Cilacap
1. Untuk kasus pasutri di mana sang istri begitu ingin mengasuh & mendidik anak2ny sebaik mugkin namun sang suami begitu sibuk bekerja & memasrahkn masalah pengasuhan anak total ke istri semua, adakah saran utk suami yg spt ini? Langkah bijak apa yg sebaiknya dilakukan sang istri?
2. Klo berkenan, boleh tahu bun visi, misi & tujuan pengasuhan keluarga bun Kiki? Jazakillah bunda.

Jawaban 2 :
Bunda arum, kalau bunda mau berdamai dgn keadaan sulit dan berjuang sendirian. Keadaan ini mungkin tidak menjadi prioritas penyelesaian. Tapi kalo bunda mau kebahagiaan yg lebih hakiki serta kemudahan dalam perjuangan maka perbaikan komunikasi harus dilakukan.
Coba tanya sama ayahnya, yang bikin anaknya siapa? Kalo dia jawabnya mbak sendirian, ayo kita urus sendirian. Kalo dia jawabnya berdua, ayo kita diskusikan pembagian perannya. Hidup kita kan gak akan lama, belum tentu selamanya kita berdua. Mungkin ada masa nanti salah satu diantara kita harus berjuang sendirian. Sebelum masa itu tiba, biarlah anak anak merasa bahwa mereka diasuh oleh sosok kedua orang tuanya. Relakah para ayah menjadi ayah yg ada tapi tiada bagi anak anak mereka?
Untuk suami istri:
1. Kedua belah pihak sadar bahwa tanggung jawab pengasuhan berada ditangan keduanya.
2. Kedua belah pihak sadar bahwa perbedaan yang ada harus dikelola sedemikian hingga mampu melahirkan langkah yang sama.
Dalam komunikasi ada beberapa prinsip yang perlu diingat istri
1. Suami adalah pemimpin kita, setelah diskusi kita upayakan pada akhirnya kita ttp harus taat pada keputusan suami selama tidak bertentangan dgn perintah Allah.
2. Laki-laki itu pridenya tinggi. Mereka sangat membutuhkan respek kita. Sangat... Sangat .. jadi jangan sampai langkah kita menjatuhkan harga diri beliau dan jangan sampai langkah kita dilakukan tidak diatas rasa penghormatan kita terhadap suami.
3. Seperti halnya perempuan, laki-laki juga butuh me time, yg kadang buat ibu ibu terasa "gak penting" sebaliknya kadang laki-laki juga merasa me time ibu-ibu "gak penting" karena mmg kita sedikit berbeda. Maka solusinya kasih waktu yg dibatasi agar masing masing melakukan me time nya  setelah itu wajib punya waktu untuk mendiskusikan amanah bersama.
4. Laki-laki itu sangat suka disentuh dgn sisi kewanitaan kita daripada didominasi dan dijatuhkan harga dirinya, maka dalam menyampaikan pendapat gunakan jurus pesona wanita, haha
5. Penting untuk memanfaatkan momentum dimana laki-laki mau mendengar kita, salah satunya (maaf) sekitar waktu waktu intim suami istri.
6. Laki-laki itu banyak menggunakan logika, jd biasanya mereka suka bila pendapat kita berasal dr data data ilmiah, ajak belajar bersama itu penting. Beli buku, baca dan diskusi bersama.
7. Kemukakan perasaan ibu to the point. Jangan berharap laki laki menebak kebutuhan kita, langsung saja diminta.
Silahkan dikoreksi untuk bapak-bapak disini, kira-kira seperti itu kan laki laki?
Visinya meciptakan generasi sholih muslih dan produktif.
Bunda Arum : Jazakillah bun Kiki, insya Allah suami sy siap berjuang bareng mengasuh anak2 bun �� itu kasus seorang temen..

Pertanyaan 3 : Bunda Zahra
Bagaimana cara menjaga "kewarasan" seorg full time IRT . Saya melihat teh kiki luar biasa. Masyaallah, mendidik 5 putra putri jauh dr keluarga tanpa ART pula. Tp teh kiki mampu memanage semua dgn baik. Saya baru satu putra sdh sering d landa stress.

Jawaban 3 : Berikut cara menjaga kewarasan sebagai ibu rumah tangga
1. Pahamilah bahwa rumah tangga kita adalah ladang surga
2. Pahamilah bahwa kita manusia biasa yang tidak sempurna tetapi Allah Maha Kuasa, Maha Bisa, dan Maha penolong
3. Pahami bahwa ikhtiar kita bukanlah penentu hasilnya, tetapi ikhtiar kita adalah cara kita memberikan proposal pemohonan akan pertoongan dan hasil akhir yang baik dr Alah swt
4. Pahami bahwa anak anak adalah mahkluk Allah yang jiwanya digenggam oleh Allah, bukan oleh kita. Maka mintalah kepada Allah
5. Pahami bahwa kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan pertolongan dan kerjasama dr orang lain. Untuk meminta pertolongan dan kerjasama membutuhkan kesamaan visi yang jelas, komunikasi, pembagian tugas, kemampuan mengharmonisasi potensi, kemampuan mengatasi konflik, kesabaran dalam bekerjasama serta perasaan saling menerima dan memaafkan antar anggota tim
6. Terus belajar untuk mengelola konfik yang beresiko memunculkan ketidakwarasan
7. Miliki teman terbaik tempat berbagi yang halal dan amanah saat muncul tanda tanda ketidakwarasan
8. Alokasikan waktu untuk relaks beristirahat dan menghibur diri dalam batasan yg dibolehkan syariat yang diniatkan dalam rangka mengumpukan energi dan kekuatan baru
9. Berorientasilah pada proses dan pengoptimalisasian potensi dalam berproses sementara hasilnya kita serahkan pada Allah
10. Saat tanda ketidakwarasan mulai kambuh, banyak-banyaklah mengingat karunia yang telah Allah berikan
11. Syukurilah apa yang ada karena yang ada sudah menjadi milik kita
12. Saat ketidakwarasan benar benar terjadi time out lah diri kita agar meminimalisir keburukan yg tidak diharapkan
13. Perbaikilah kondisi ruhiyah karena kondisi ruhiyah sejalan dgn tingat kewarasan
14. Jika penyakit ketidakwarasan sering terjangkit, saatnya menentukan prioritas amanah sesuai dgn kondisi dan kemampuan yang dimiliki. AllahuA'lam.

Pertanyaan 4 : Bunda Endah
Bagaimana mengatur pola pengasuhan tunggal ayah bunda kalau kondisinya tinggal di rumah ortu/mertua. Setidaknya mengantisipasi konflik internal ayah bunda, dan konflik eksternal dengan mertua atau ortu. Karena sedikit banyak pasti turut campur tangan dalam pengasuhan anak.

Jawaban 4 :
Bunda endah, yang perlu diingat adalah semakin banyak kepala yg harus bekerjasama semakin banyak tantangannya. Tetapi percayalah kepala satu tidak lebih baik dari kepala banyak pikiran. Beberapa prinsip yg mungkin perlu diingat sbb:
1. Menyatukan visi dan misi keluarga itu prioritasnya ada ditangan ayah dan ibu. Jadi bisa gak bisa, harmonisasi pengasuhan ayah dan ibu harus dicapai dulu.
2. Kalo keduanya sudah kompak insya Allah timnya akan lebih solid untuk meminta pihak lain bekerjasama meraih visi misi tersebut
3. Perlu adanya kerjasamaa antara semua pihak yang bersinggungan dengan anak anak, dan kerjasama hanya bisa terjadi bila ada kesamaan visi, komunikasi, pengelolaan konflik, harmonisasi potensi, pembagian tugas, serta penerimaan akan keterbatasan setiap pihak serta saling memaafkan atas kesalahan dan kekurangan.
4. Ridho Allah untuk istri salah satunya berhubungan dgn ridho suami terhadap istrinya sementara ridho Allah terhada suami salah satunya berhubungan dengan orang tuanya. Jadi apabila seorang istri ingin mendapat ridho Allah, maka keduanya prinsip ini harus selaras tidak boleh berbenturan
5. Selama perbedaan pola asuh bukan hal hal yang prinsipal maka ingatlah pesan Rasulullah untuk mengambil langkah yang paling mudah dan paling kecil mudhorotnya
6. Saat terjadi perbedaan yang sangat prinsipal, maka terciptanya tujuan bersama, semua pihak harus menjalin komunikasi diatas rasa penghargan terhadap semua pihak.
7. Ingatlah bahwa setinggi apapun ilmu yang kita miliki, jam terbang orang tua sebagai orang tua jauh lebih banyak dari kita
8. Bicaralah sebagai sesama manusia dewasa saat terjadi konfilk sehingga posisinya bisa seimbang.
9. Ingatlah bahwa dalam al quran menaati orang tua itu ada batasannya yaitu selama tidak melanggar perintah Allah. Tetapi menghormati orang tua itu tidak ada batasnya sekalipun mereka berbeda keyakinan dan akidah bahkan memusuhi sekalipun sebagaimana nabi musa yg tetap menghormati firaun yang memusuhinya
10. ingatlah hadist arbain yg no 19 (cmiiw) tentang jagalah Allah, yg intinya bahwa keburukan tidak akan menimpa kecuali yg ditetapkan sekalipun semua pihak berupaya menimpakan keburukan. Maka jagalah Allah niscaya Allah akan menjaga kita

Pertanyaan 5 : Bunda Putri
Assalamualaikum mbak kiky..
Maaf mungkin pertanyaan klise. Bagaimana sih menjaga hubungan suami istri agar tetep kompak, tetap solid bekerja sama mengasuh anak walau usia pernikahan atau masing2 suami/istri menua ? Karena yang saya liat, byk pernikahan semakin tua ada masa2 krn usia juga makin tua sering terjadi konflik antar suami dan istri sendiri. Makanya beberapa orang walo usia pernikahan sudah banyak yg bercerai.

Jawaban 5 :
Mbak anggrahenny, memang nuansa terbesar rumah tangga seseorang sangat ditetukan oleh niat awal menikah serta keberkahan dalam proses menuju pernikahan. Bagi nasi yang sudah terlanjur menjadi bubur, perlu seni tersendiri agar bubur ini menjadi bubur ayam yang special dan enak. Bagi yang terlanjur tidak kompak dan banyak kesalahan, mari kita awali dgn istigfar, taubat, belajar, memperbaiki kesalahan dan mengejar ketertinggalan. Kekompakan hanya akan awet terjadi kalo kesamaaan visi dan tujuan ttp dipertahankan atau di refresh lebih baik dgn kesepakatan bersama. Kekompakan insya Allah akan terus dibutuhkan karena permasalah pengasuhan akan selalu ada, yg berubah hanyalah temanya dari mulai menyusui sampai urusan menikahkan. Makin kompleks temanya makin butuh kekompakan, harusnya makin romantis dan harmonis krn makin butuh mengenggam erat pasangan kita. Biasakan untuk tidak mau menjadi super hero, selesaikan masalah bersama suami sebagai super parent. Semakin kita memberi ruang peran kepada suami, semakin mereka merasa dihargai, semakin sayanglah mereka dgn kita, insya Allah. Makin lama usia pernikahan makin harus sering refresh dgn nostalgia, ingatkan kembali masa masa indah bulan madu. Sering sering mengunjungi kerabat yg menikah untuk merefresh cinta dgn menguatkan memori masa lalu yg indah indah. Kalo kenyataannya takdirnya mmg tdk terasa indah di dunia maka berdoalah agar kepedihan dan kepayahan kita berbuah keindahan di surga

Pertanyaan 6 : Bunda Ina Affandi
Saya selalu merasa ada yang kurang dari rumah tangga saya yaitu komunikasi 2 arah. Suami selalu menganggap bahwa berkomunikasi hanya pada ha2 yang penting saja. Tetapi keinginan saya adalah komunikasi itu ya pada semua hal baik buruk suka dan duka.
Hal ini yang belum dilakukan oleh suami sehingga kadang saya suka nyuri2 baca sms beliau hanya ingin mengetahui apa yang terjadi pd keseharian nya. Bagaimana ya cara mengkomunikasikan hal ini teh kiki

Jawaban 6 :
Bunda ina affandi, iya betul kita harus bs keluar dr rantai gajah masalah komunikasi ini. Mmg bahasannya tersendiri tp prinsip-prinsip yg ditulis diatas cukup mewakili. Sebelumnya diawal jangan sungkan untuk menyampaikan bahwa kita membutuhkan waktu setiap harinya untuk bisa ngobrol dan curhat, kemana lagi kita harus curhat kalo ayah gak mau dengar? Untuk sementara terus saja bercerita suka dan duka, meski mereka cenderung pasif

Pertanyaan 7 : Bunda Arum
Bunda Kiki, mengurus 5 anak tanpa ART, manajemen dapur terkait 'makanan anak2 & suami' gimana bun? Apalagi masih ada yg MPASI ya bun? Bun Kiki hampir setiap hari masak ato sering beli bun? Jazakillah

Jawaban 7 :
Saya masak hanya semacam sehari kadang sudah sama sayur kalo hanya lauk berarti sayurnya salad, pickle atau lalab. Pokoknya simple seputar tumis, goreng atau bakar, atau makanan yg dimasak slow cooker ditinggalin. Saya setok lauk sudah di pack dijatah harian, sudah dipotong dan dibersihkan bahkan sebagian sudah di karinate dengan bumbu dan dibekukan dalam freezer, saat memasak tinggal pangang dalam oven atau goreng. Suami bekal makanan tiap hari, kalo gak sempet menunggu masakan selesai pagi hari, maka bapak bekal sandwich atau makanan kemarin diangetin. Untuk mpasi saya banyaknya pakai buah di awal awal, setelah itu makanan keluarga yang dihancurkan sebelum dibumbui, setelah itu ikut makanan keluarga seperti biasa
Saya jarang beli, lebih sering masak sendiri tiap hari. Tp selalu stock daging cincang yg sudah dimasak dibumbui ala itali. Kalo repot saya tingal bikin sandwich atau sloppy joe ((burger isi cingcang) atau bikin spagetti, lasagna, atau pizza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar