NOTULENSI KULWAP HSMN YK
Kamis, 5 Rajab 1436 H -- 23 April 2015, pk. 20-00 s.d. 22.00 wib
Tema: Tadabbur Quran Surah Luqman 12-19
Narasumber: Coach Abah Lilik
Moderator: Bunda Linda
Diskusi diawali dengan pertanyaan pemantik dari Coach Lilik:
"Ketika ayahbunda sudah membaca ayat 12 sd 19 surah Luqman, munculkan sebuah kalimat yang mewakili persepsi anda, perasaan dan fikiran ayah bunda, point apa gerangan yang terlibat di hati?
Bunda Silvia --› Jangan menyekutukan Allah, berbakti pada ortu, setiap kebaikan mendapat balasan dari Allah.
Bunda Icha --> AYAH adalah yang paling diamanahi dalam mendidik putra putri. Kebalikan zaman sekarang, semua urusan anak diserahkan kepada Ibu.
Coach Lilik --> Hampir semua di antara kita termasuk saya pribadi dulu menjawab dengan jawaban yang kurang lebih sama, bahwa surah Luqman ayat 12 sd 19 point utamanya tentang Tauhid dan berbakti pada orangtua, dan ketika ditanya surah dan ayat ayat tersebut setelah dibaca isinya tentang apa sih ? pada umumnya menjawab : pendidikan anak, apa yang harus disampaikan pada anak.
Intinya sama : FOKUS PADA ANAKNYA.
Hal ini yang sempat dikritik oleh ulama ahli tafsir Qur’an, banyak kaum muslimin, yang mungkin sejak SD Sd kuliah biasa berkutat dengan pendidikan formal dan nasional, akhirnya tanpa disadari memperlakukan Al Qur’an seperti halnya sebuah literatur. Mengambil pelajaran point per point. Seperti halnya buku teknis, juklak. Itu kritik beliau, sehingga kita hanya mendapatkan pelajaran bukan pembelajaran, kita dapat hukumah, hukum bukan mendapat hikmah.
Sebelum isi nasehat pada anak dan apa saja 'kurikulum pengembangan diri anak' di ayat 14 sd 19 atas dasar Tauhid di ayat 13.
(12) Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
(13) Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(Qs. Luqman)
Inilah dua ayat yang mengawali nasehat-nasehat Luqman. Ada dua pelajaran penting yang harus dilakukan orangtua, jika ingin nasehatnya memiliki dampak dahsyat pada anaknya.
Orangtua memiliki hikmah dan pandai bersyukur
Menasehati dengan nasehat yang sesungguhnya
Tulisan ini membahas poin yang pertama. Poin pertama ini ada dua hal:
Pertama, Hikmah
Kedua, Syukur
Kedua hal ini harus dimiliki orangtua sebelum menasehati anaknya. Ingat, sebelum menasehati anaknya!
Tapi apa itu hikmah?
Ibnu Katsir –rahimahullah- menjelaskan,
“Pemahaman, Ilmu dan kalimat bertutur.”
Renungan, terutama buat para Ayah, sang Imam keluarga, dan karena di Qur’an tokoh parenting itu bernama Luqman ... bukan Nyonya Luqman.
PESAN DAN NASIHAT IMAM IBNUL QAYYIM RAHIMAHULLAH UNTUK PARA AYAH, ORANG TUA DAN PARA PENDIDIK SECARA UMUM
Sebelum merenungkan nasihat Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, marilah kita renungi dan pahami terlebih dahulu sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut:
مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ... .
Tidak ada seorang (bayi pun) yang dilahirkan, melainkan ia dilahirkan dalam keadaan fithrah (Islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, dan Majusi…..[25]
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:[26]
Sebagian Ahlul 'Ilmi (para ulama) berkata: Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan bertanya kepada ayah -pada hari Kiamat nanti- (tentang) apa yang telah dilakukannya terhadap anaknya, sebelum Allah bertanya kepada anak, (tentang) apa yang telah dilakukannya terhadap ayahnya.
Karena, sebagaimana ayah memiliki hak yang wajib dipenuhi oleh anaknya, maka anak pun memiliki hak yang harus di penuhi oleh ayahnya. Dan sebagaimana Allah berfirman.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا
Dan kami wajibkan manusia (berbuat) baik kepada dua orang ibu-bapaknya .... -al-'Ankabut/29 ayat 8- maka Allah pun berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.... -at-Tahrim/66 ayat 6-, dan 'Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu berkata: "Yaitu, ajarilah dan didiklah anak-anak kalian!"
~~~
*Tanya:
Bagaimana memilih kata untuk menasehati anak apalagi yg baru umur 3 th kebawah. Gimana ya caranya ya? -bu Silvi
--> Coach:
Apalagi usia 3 sd 6 tahun, mulai belajar mengekspresikan emosi, dengan adanya temper tantrum, salah memperlakukan bisa menjadi kebiasaan yang ndk baik. Temper tantrum marah nya anak, rewelnya anak ya kadang tanpa alasan, bad mood secara tiba tiba.
Umur tiga, masih fase perubahan dari sensor motorik seperti halnya bayi, ke pra operasional, masih fase thulufah, pasca bayi bu.
Jangankan taklif, masa pembebanan tugas, masa tamyiz saja (masa pembiasaan) belum sempurna.
Af idah nya, akalnya belum sampai. Baru menyerap informasi dan merekam informasi. Jadi bukan nasehat atau menasehati. Tapi memberikan asuhan perlakuan baik bahasa tubuh maupun verbal yang baik. Sambil menyiapkan nya masuk ke fase pembiasaan.
Apalagi Luqman menggunakan kata... Ya Bunayya. Pilihan kata untuk panggilan hai anakku, yang dalam bahasa Arab digunakan untuk kedekatan hati, panggilan sayang, yang ada 'conected ' disitu. Panggilan yang so sweet
*Tanya:
Apkh informasi sama yg di berikan terus menerus pada si anak bs d ibaratkan dgn mencuci otak gak pak?
Bagaimana dgn masa pembiasaan pada anak apa yg harus d lakukan?
Satu lagi saya menggunakan cara membuat kesepakan tertulis dgn anak u membiasakannya mengikuti aturan rumah itu lebih efektif? -bu Silvia
--> Coach:
Lebih tepatnya fase mengisi. .. kan masih fitrah, masih bersih. Makanya anak anak sangat mudah menghafal Qur’an di usia kecil.. juga mudah teracuni lagu dan kata kata iklan. Konsistensi diperlukan Disini.Termasuk bahaya TV
#bahaya TV
Begitu menariknya sang kotak ajaib bagi anak, gambar yang indah, ber warna warni, suara yang bermacam macam, pokoknya sang TV multi ekspresi, begitu 'ekspresif' nya TV hingga jadi candu bagi sang anak, mengapa : karena TV seruuuu, banyak cerita, bersuara lucu unik aneh merdu, warna warni nggak 'flat' begitu aja. Yakinlah anak anak nggak bakal suka kalo TV satu warna, kalo TV hanya hitam dan putih belaka, apalagi acara TV kuno dan hanya siaran berita saja, diulang ulang begitu aja.
Ayahbunda jadilah seperti TV, seru penuh cerita, ekspresif, full warna, suara kita merdu dan kadang unik dan aneh dan mampu memberikan dongeng dengan lucunya, bersandiwaralah merekayasa game show, permainan unik penuh warna, terprogram dengan baik hingga mampu bermain dengan mood sang buah hati tanpa kehilangan makna dan pesan Ilahi.
Dan jika ayahbunda bak TV hitam putih, yang isinya perintah dan larangan semata, acara berita (baca ; nasihat) melulu bahkan siaran ulang berkali kali, bahkan isinya film horooor (mata memerah, mulut , suara menakutkan karena marah membahana, diiringi ancaman dan musik bulan tua serta bisikan bisikan "bayar tagihanmu, mana uang angsurannya, heerhrhrrhrhrrr mobil rusak lageeee, duiit lagi..." terdengar bantingan pintu, lirih tangisan stres karena mertua.. )
Mana ada anak yang TERTARIK pada nya. Iya kan ?
*Tanya:
Saya menerapkan aturan dilang nonton selama hari sekolah pada anak jika libur ia dpt jatah nonton 3 jam paling lama menurut bapak dan itu hanya boleh vcd yg sdh d srpakati bersama bukan acara tv karena saya menghindari iklan cara saya kejam gak pak soalnya nak tetangga pada nonton tv. Itu bs berdampak jelek gak u mereka jika sdh dewasa kelak krn terlalu d kekang? - Bu Silvia
--> Coach:
Tidak bu.
Karena dalam satu pola terapi, stop TV Dalam waktu sebulan saja bisa membuat anak anak terbiasa ndk ada TV, walaupun awalnya mengatakan ..booooseeeeen bin boring. ..
Nah kadang yang stress ndak ada TV ortu nya.
Yang penting ada kegiatan pengganti dan ortu ndak 'bergaya flat' karena life is never flat.
*Tanya :
Abah...kalau untuk anak usia 7 thn itu cara menasihatinya yg baik gimana ya? Kadang sampai berulang-ulang masih aja ga mengena. Nurut sebentar, nanti kembali lagi berbuat salah. Kadang banyakan komen. -Bu Aty
--> Coach:
Cara menasehati yang baik adalah:
1. perbaiki cara menasehati
2. Renungkan kembali kualitas komunikasi dari 0 tahun sd 7 tahun
3. Hasil baru kelihatan setelah memasuki masa mukallaf, usia 10 tahun ke atas
Bukan tidak boleh komentar bu pada anak, tapi pastikan dulu dia bahagia berbuat baik, jadi bukan sekedar berbuat baik untuk membuat kita bahagia.
Coba bu Aty perhatikan, kata kata apa ya sering ananda ucapkan, ketika dia berulang ulang lakukan hal ya ndk pas menurut anda, dan kata kata apa ya sering terucap oleh anda.
*Tanya:
Misalnya ketika waktunya makan, dia sedang baca buku atau hal lain yg mengasyikan, dia menunda terus. Akhirnya telat deh makannya. Kalau solat sih Alhamdulillah skrg sdh sering tepat waktu. Cuma ya masih hrs berulang-ulang terus Bah. Normal ya untuk usia 7-8 thn?
--> Coach:
Normal saja, Nah seringnya yang mana ; kalo ekspresi kecewa dan marah pada anak begitu membahana ...atau...Ketika bangga pada amal baik ananda begitu ekspresif nya bahagia?
Coba fokus bu Aty, apa sih nak yang membuat kamu menunda ? Apa yang kamu dapatkan dari menunda? Apa bahayanya menunda makan pada hal sudah waktunya ? ... ibu yakin kamu sudah mengerti...
Nah kalimatnya ndk usah di perpanjangan lagi. Tetapi konsisten.
Sekali sekali ambil majalah nya, dengan tenang dan senyum ya tegas. Eee ternyata perlu praktik latihan juga ya.. ya iya.
*Tanya:
Bagaimana membuat ia bahagia berbuat baik? -Bu Silvia
--> Coach:
Pastikan sejak bayi, hati kita dan wajah kita benar benar ekspresi bahagia pada ananda, dan benar benar tulus ekspresi bahagia ketika anda berbuat baik.Dan ketika ananda berbuat baik.
*Tanya:
Kalau menasehati ttg rasa iri pada adeknya g mana bah. Yg besar selalu merasa tdk disayang karena dua adeknya ygpaling kecil padahal saya sdh bagi waktunya hbs subuh dan magrib jatahnya yg besar dgn saya
--> Coach:
Jadi bukan besarnya yang sama, kuantitas nya yang sama... tapi kualitas perhatiannya yang sama. Bagaimanapun ini adalah kesempatan untuk mengajarkan kecerdasan emosional. Karena ini masalah rasa, masalah cemburu. Usia mereka berapa bu, apa contoh iri dan kalimat ya terucap oleh ananda?
*Yg besar 7 tahun dibawahnya 3 dan 2 th.
Bunda gak sayang. Mintanya d mandiin padahal sdh bs mandi sendiri dari umur 4 th mintanya tdr bareng karena yg kecil masih sama saya bah tidurnya
--> Coach:
Dan ibu mengatakan apa padanya ? Ketika dia iri?
*Saya peluk, saya bilang bunda sayang semuanya to, efeknya cm sebentar ntar begitu lagi
--> Coach:
1. Pernahkah mengatakan : kamu kan sudah besar, mengalah dong ?
2. Apa hal Hal ya dilakukan padanya waktu ia belum punya adik atau belum ada adik 2 ya sekarang ndk lagi anda lakukan ?
3. Pernah kah ada waktu khusus tiap hari, hanya ada anda dan dia tanpa adik adiknya ?
Karena ia mungkin ingin dihargai kelelahannya satu harian, hampir 12 jam beraktivitas tanpa bersama anda.
Mengalah identik dengan kalah , yang muncul emosi negatif..
Alangkah baiknya yuk bantu bunda mengurus dan mengajarkan adik.
Kakak pasti ngerti deh.. adik adiknya masih kecil banget. ,maafkan bunda ya..Terimakasih.
*Tanya:
Tantangan bagi sy pribadi sebagai ayah sejak memulai HS adalah bagaimana agar tetap Konsisten dan juga terus berusaha meluruskan persepsi antar anggota keluarga..demi terjalinnya komunikasi yg baik
Mohon tanggapan Abah prihal konsistensi dan persepsi, baik antar suami-istri, orang tua - anak
Terima kasih. - Pak Johan.
--> Coach:
Ujung ujungnya VISI (imajinasi, emosi, pengetahuan, keyakinan)
Tauhid mengajarkan kita penilaian Allah yang penting daripada penilaian manusia, termasuk lebih penting dari penilaian diri kita pada diri sendiri (persepsi diri)... Kalau itu baik ..Itulah saya. Kalo dia baik dan dia bukanlah saya, maka saya yang baru adalah mencontoh dia yang baik, RUHUL JADIID .
Kalo ndk berubah juga, sepertinya kita harus koreksi apakah Ramadhan kita berhasil atau tidak, back to fitrah
SIMPULAN NARASUMBER :
Tugas utama kita adalah memantaskan diri, agar dapat HIKMAH (faham Qur'an wa Sunnah, bijaksana dan pandai bertutur kata ) , murnikan TAUHID dan pandai bersyukur . Surah Luqman ayat 12 dan 13.
Baru setelah itu kita benar benar bisa menyempurnakan penyampaian pesan kurikulum pendidikan anak di ayat 14 sd 19.
Wajar saja ulama memilih kata BIRRUL WALIDAIN dalam hubungan anak dan ayahbunda nya, (karena Birr uang bermakna baik berasal dari kata Barr yang artinya daratan yang semuanya terhubung tanpa dipisahkan lautan, sehingga yang wajib adalah birrul walidain (berbakti pada ayahbunda) bukan taat pada orangtua, karena taat pada orang b isa wajib bisa tidak bahkan bisa haram, tergantung apakah dalam rangka birrul walidain (atas dasar Tauhid dan sesuai perintah Allah) atau tidak, karena taat pada orangtua bisa wajib tapi dengan syarat dan ketentuan berlaku menurut Imam Adz-Dzahabi.
Bahkan ortu yang kafir pun masih diwajibkan kita berbakti untuk urusan dunianya dengan cara ma'ruf. Seperti yang dijelaskan Ibnu Katsir, Ibnu Qayyim al jauziyah dan syaikh nawawi al bantani.
~~~
JADIID FOKUS LAH PADA pemantasan diri kita untuk bisa mempunyai HIKMAH, hingga hati kita bisa 'conected' (terhubung) dengan sang buah hati.
Catatan terakhir dari Abah Lilik, yang belum tersampaikan secara mendetail malam ini, mudah2an suatu hari diberi kesempatan untuk membahas secara mendalam,
yakni "wajibkah ananda taat pada ortu?"
Quotes by Moderator:
" Buatlah ananda mencintaimu, karena akan sangat mudah mengarahkannya untuk mencintai apa yang engkau cintai (Al Qur'an & sunnah) -mendidik dengan cinta, mendidik dengan hati"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar