Minggu, 19 April 2015

Mengajarkan Rutinitas Ibadah


.

❤ RESUME AKADEMI KELUARGA❤

Resume Akademi Keluarga Kelas Tanah Baru

(Info Akademi Keluarga Tanah Baru: 083 88 222 567)

Hari/ tgl       : Rabu, 1 April 2015
Tema             : Mengajarkan Rutinitas Ibadah
Narasumber : Ust. Iwan Setiawan
Resume by    : Annisa Elmiani

●》Dalam berkeluarga tidak diharapkan jika pada akhirnya terpisah. Ada yang di neraka dan ada yang di surga. Pasti kita berharap kelak keluarga kita berkumpul kembali di surga.
Jalan agar diri dan keluarga kita bisa sampai ke surga bersama-sama adalah dengan jalan beribadah. Sehingga dengan ibadah, kita dan keluarga diantarkan dan ditempatkan di surga Allah swt.

●》 URGENSI IBADAH

1) Tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah untuk beribadah (QS. Az-Zariyat: 56).

2) Allah swt menurunkan setiap utusannya agar menyerukan pada Bani Adam untuk beribadah kepadaNya. (QS. An-Nahl: 36).

3) Tidaklah Allah menurunkan suatu wahyu melainkan agar manusia beribadah kepada Allah swt. (QS. Al-Anbiya: 25).

Jadi, sangat penting! Mengajarkan ibadah kepada anak-anak kita karena kedudukannya begitu besar dan agung.

●》DEFINISI IBADAH

¤ Al Khudu wal Tazalul: menghinakan diri dan menundukkan diri di hadapan Allah swt.

=》Kalau kita ingin mengajarkan anak ibadah, misalnya shalat, sejatinya bukan hanya mengajarkan gerak gerik atau tata cara. Tapi bagaimana mengajarkan kepada mereka bahwa sujudnya, rukuknya mereka adalah bentuk menundukkan dan menghinakan diri kepada Allah swt.
Jadi, buat mereka merasakan bahwa tata cara atau gerakan-gerakan tersebut adalah wujud dari menghinakan dan merendahkan diri kepada Allah swt.

¤ Ibadah itu bukan menyelesaikan rutinitas saja tapi sebagai kebutuhan.

Rasulullah saw apabila ada sesuatu yang membuatnya gelisah, beliau shalat 2 rakaat. Dengan shalatnya inilah beliau mendapat ketenangan. Beliau 'curhat' kepada Allah.

¤ Shalat itu dijadikan sebagai penyejuj mata, penenang diri. Hal tersebut diharapkan ada pada diri anak-anak kita.

Seorang sahabat Rasulullah, Abbad bin Bisyr pernah dipanah dua kali oleh orang kafir ketika sedang shalat tahajud. Namun, ia masih meneruskan shalatnya. Sahabat lainnya, Amar bin Yasir menanyakan kenapa ia tidak membangunkannya. Sahabat tersebut hanya menjawab "ketika aku shalat tadi, aku membaca beberapa ayat Al-Qur'an yang amat mengharukan hatiku, sehingga aku tak ingin memutuskannya...! Dan Demi Allah, aku tidaklah akan menyia-nyiakan pis penjagaan (ribath) yang ditugaskan Rasul kepada kita. Sungguh aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca itu...!".

¤ Kisah Urwah bin Zubair yang berkunjung ke rumah raja dan tertular penyakit yang menyebabkan kakinya harus diamputasi. Ia minta diamputasi ketika sedang shalat.

¤ Ada tahapannya yang menjadi tangga-tangga menuju anak merasakan kenikmatan ibadah sebagai wujud menundukkan diri kepada Allah. Sehingga ibadah menjadi sesuatu yang dibutuhkan, dirindukan.

●》Segala sesuatu yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah swt adalah ibadah.
Contoh: menyusui.
Ada azab yang dkhususkan untuk ibu yang sengaja tidak memberikan hak susu kepada anaknya tanpa alasan syari.

Rasulullah bersabda "tiba-tiba aku melihat para wanita yang payudara-payudara mereka dicabik-cabik ular yang ganas, maka aku bertanya: 'kenapa mereka?', malaikat menjawab: 'mereka adalah para wanita yang tidak mau menyusui anak-anaknya' (tanpa alasan syar'i)". [HR. Al Hakim].

¤ Jika anak makan susah, berulah, lari kesana kemari, tanamkan dalam diri bahwa ini adalah ibadah. Mengasuh anak adalah wujud kecintaan seorang ibu sebagai suatu ibadah.

●》KLASIFIKASI IBADAH

● Mahdhah: murni ibadah. Ibadah yang harus melalui wahyu, ada tuntunannta. sifatnya ritual (misalnya shalat, puasa).

● Ghairu Mahdhah: bernilai ibadah dan berpahala jika diniatkan ibadah.

●》PENTINGNYA MENGAJARKAN IBADAH PADA ANAK

1| Ibadah akan menjaga ruh sang anak agar selalu tersambung dengan Allah swt.

Setiap anak yang lahir itu fitrah (islam). Salah jika dikatakan bahwa anak yang terlahir itu bagai kertas putih, bertentangan dengan hadits rasul. Anak sudah ada warnanya, tugas orang tua menjaganya agar tidak pudar.

Jaga fitrah anak!
Dengan mengajarkannya ibadah.

● Melindungi dan mengisi fitrah anak

• Sebelum lahir:
- Mencari pasangan yang shalih/ah.
- Niat menjaga diri dan memperoleh keturunan yang shalih ketika menikah.
- Mengerjakan adab-adab ketika berhubungan, di antaranya berdoa.
- Ikhlas ketika melahirkan anak perempuan.

• Ketika di buaian
- Mengadzankan di telinga kanan.
- Berdoa dan bersyukur atas kelahiean anak.
- Tahnik.
- Mencukur bayi dab menimbang rambutnya dengan perak lalu menyedekahkannya.
- Aqiqah
- Memberi nama yang baik.

• Masa Kanak-kanak Awal
- Teladan yang baik.
- Nasyid-nasyid islami.
- Dzikir-dzikir.
- Kisah para nabi dan sirah Rasulullah.
- Al Qur'an.
- Ibadah-ibadah.

2| Melatih anak untuk beribadah semenjak dini lebih mudah daripada ketika telah baligh.

Ketika meluruskan anak, mulai dari semenjak dini!
Ajarkan ibadah sejak dini sesuai tuntunan Rasulullah saw. Semakin besar semakin sulit untuk menanamkannya.

3| Banyak syariat dan pelajaran yang terkait dalam satu ibadah.

Latih anak ibadah karena ada banyak ibadah yang memiliki keterkaitan dengan hukum-hukum islam lainnya.
Contoh: Shalat
¤ shalat mengajarkan cara berpakaian menutup aurat.

"Rasulullah melaknat laki-laki yang berpakaian seperti wanita dan wanita yang berpakaian seperti laki-laki".
-> Laknat itu bukan hanya berartu diazab tapi juga dijauhkan dari rahmat Allah swt.

¤ adanya perbedaan shaf dalam shalat mendidik anak sesuai perannya (laki-laki atau perempuan). Laki-laki sebagai imam, perempuan bermakmum.

¤ shalat mengajarkan cara bersuci dengan berwudhu terlebih dahulu.

4| Kebaikan-kebaikan yang akan diperoleh bagi anak.

Anak-anak dicatat kebaikannya dan tidak dicatat keburukannya.
Walaupun belum taklif, kebaikannya mendapat pahala.

Ketika baligh, barulah dibebankan; jika melaksanakan syariat mendapat pahala, jika meninggalkan syariat mendapat dosa.

●》MENGAJARKAN IBADAH PADA ANAK

● Target:
>> 0-5 tahun mempersiapkan anak shalat.
>> 7 tahun mengajarkan shalat.
>> 7 tahun sudah bisa shaum meskipun ada batas toleransi.
>> 10 tahun dipukul jika tidak shalat.

¤ memukul anak:
- tidak sembarang tempat.
- tidak melukai dan meninggalkan bekas.
- tidak dengan emosi.

● Mengajarkan anak shalat

• Mengajarkan bukan hanya gerakan.
• Keteladanan.
• Praktek langsung.
• Shalat di atas mimbar (shalatnya Rasul agar terlihat).
• Shalat dengan menjaharkan suara.
• Luruskan kesalahan shalat ketika shalat jika memungkinkan.
• Luruskan shalat setelah shalat tanpa mencela dan memojokkan.
• Jangan mengajarkan bid'ah. Ajarkan hanya yang dicontohkan Rasulullah saw.

● Mengajarkan anak shaum

Zaman Rasulullah saat masih diwajibkan shaum Asyuro 10 Muharram (sekarang tidak diwajibkan), Rasulullah memerintahkan pada para sahabat untuk menyebarkan informasi mengenai shaum 10 Muharram.
"Barangsiapa yang dari pagi dalam keadaan shaum, hendaknya meneruskan shaumnya.
Barangsiapa yang paginya belum shaum, hendaknya melaksanakan shaum sejak siang hari."

Pada masa itu, bahkan para sahabat mengajak anak-anaknya untuk turut serta berpuasa.

● Usia 0-5 Tahun

>> Siapkan jauh sebelum menikah dengan mencari pasangan yang shalih.
Rasulullah bersabda "keturunan itu akan mengikuti orang tuanya".

>> Menjaga adab ketika berhubungan suami istri (membaca doa agar ketika ditakdirkan anak dari hubungan tersebut, setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut).

>> Memberi nama yang baik.

Ada seseorang yang diminta Rasul untuk mengganti namanya yang berarti 'sedih', namun ia tidak mau dengan alasan nama tersebut adalah pemberian ayahnya. Ternyata sampai ke cucu orang tersebut ketika ia telah tiada, merasakan kesusahan akibat namanya.

>> Cara melindungi anak dari setan.
Ketika terbenam matahari (menjelang maghrib hingga awal isya), masukkan anak-anak ke rumah karena waktu itu setan sedang menyebar. Anak-anak harus ditahan di dalam rumah karena:
• tidak bisa terlepas dari najis dan setan senang dengan najis.
• tidak bisa menjaga diri mereka dengan dzikir.

>> Menyiapkan ruhiyah sang anak.

Melindungi dan mengisi anak agar berada dalam fitrah iman, islam, cenderung pada kebaikan.

>> 0-2 tahun
-> hak disusui khaulaini kamilaini (2 tahun sempurna).
Catat! Perhitungan berdasarkan hijriah.
--> menyusui lebih baik secara langsung.

>> Memberi yang halal karena halal haram akan mempengaruhi semangat beribadah dan semangat berbuat kebaikan pada diri seseorang.

>> 3 tahun
-> orang tua memberikan contoh pada anak.
contoh: ketika shalat, anak di samping kita, kalau menangis digendong sambil shalat.
-> kisahkan tentang Nabi Muhammad saw dan Nabi-nabi terdahulu, Para Sahabat, dan lain-lain.
-> Talqin, tekankan maknanya.
-> Bacakan Al Qur'an
-> Nasyid yang baik
contoh: nadyid timur tengah menanamkan tauhid yang baik.

>> 4 tahun

-> ajarkan wudhu
Pengajaran wudhu sudah ada sejak awal dakwah Rasul, diajarkan langsung oleh Malaikat Jibril.
-> Praktek! Bukan teori.
ajak anak berwudhu, benarkan jika salah. Butuh proses, sehingga orang tua harus sabar.
-> bukan memerintah, tapi mengenalkan.

>> 5 tahun

-> Menghafalkan Al Fatihah
-> Memotivasi untuk shalat.
-> Para orang tua:
° Pelajari fiqih ibadah!
Ada tentang keutamaan-keutamaan shalat, ajarkan pada anak.
• Misalnya: "shalat itu seperti rumah kita, kalau tidak ada tiangnya bagaimana?"

° Pelajari bagaimana para sahabat shalat sehingga tertanam pada anak-anaknya.

-> Mengajarkan shaum dalam tahapan sahur dan berbuka bersama. Ajak anak ikut serta!
Misalkan anak tidak bangun, dekatkan dengan kita saat sahur. Minimal mereka mendapatkan keberkahannya.

>> 6 tahun

-> Terus memotivasi shalat. Jelaskan tentang keutamaan-keutamaan shalat.

"Satu langkah ke mesjid mendapatkan pahala, satu langkah ke mesjid dihapuskan dosa, satu langkah ke mesjid diangkat derajatnya di hadapan Allah swt. Baru satu langkah saja  sudah mendapat tiga keutamaan, bagaimana dengan langkah-langkah kaki kita".

-> Ceritakan kisah-kisah untuk memotivasi.
Misalnya kisah Abdullah Bin Maktum yang buta, rumahnya jauh dari mesjid Nabawi, kalau hujan jalannya becek dan banyak binatang buas. Namun beliau selalu shalat berjamaah di mesjid.

-> Menghafalkan ayat-ayat pendek.

-> Mengenalkan surga.

●》 MENGAJARKAN IBADAH SESUAI TAHAPAN

● Perintah shalat saat usia 7 tahun; orang tua yang tidak memerintahkan hukumnya dosa.

● Pukul jika tidak shalat pada usia 10 tahun; tidak memukul wajah dan tempat-tempat yang membahayakan, tujuannya untuk mendidik bukan untuk melampiaskan kemarahan.

● Pisahkan temat tidurnya pada usia 10 tahun.

>> Memukul anak itu hanya pada kasus luar biasa!
10 tahun tidak shalat anak boleh dipukul. Hal itu karena shalat adalah ibadah yang sangat penting, urusan yang sangat besar.
Jika shalatnya baik, shalatnya benar maka baik pula amalan-amalan lainnya.

�� Bagaimana jika ibu memberi ASI selama 30 bulan?
¤ Di dalam Al-Qur'an-> khaulaini kamilaini, artinya 2 tahun sempurna. Boleh kurang jika ada kesepakatan antara suami istri. 2 tahun sempurna tentu memiliki keutamaan tersendiri, ini yang lebih baik. Meski secara hukum, jika dimusyawarahkan bisa lebih bisa kurang.

�� Bagaimana hukum berimam pada anak laki-laki yang belum baligh?
¤ Boleh, tapi ulama menyarankan pada usia mumayyiz (7 tahun). Sudah bisa membedakan benar salah dan tahu tata cara shalat.
Merujuk pada 'Amr bin Salamah yang hafalannya paling banyak sehingga ditunjuk Rasulullah sebagai imam. Pada saat itu usianya 7 tahun dan ia mengimami orang-orang dewasa.

��Bagaimana jika anak membatalkan puasa saat perjalanan?
¤ tidak apa-apa karena belum taklif.
Misalnya anak sahur, lalu jam 6 pagi berbuka, lalu shaum lagi. Terus bertahap, meski secara syariat tidak dihitung sebagai shaum, tapi mungkin ia sudah dapat pahala dari usahanya.

Para sahabat suka membuat mainan untuk anaknya. Jika anak nangis karena lapar saat puasa, ia akan diberikan mainan tersebut sehingga teralihkan perhatiannya dan bisa puasa sampai selesai.

�� Bisakah memukul anak dengan alasan selain shalat? Karena ada anak yang untuk masalah akhlak sudah tidak mempan lagi dengan hukuman/ hadiah.
¤ Proses memukul itu tentunya Rasul perintahkan untuk masalah yang besar. Shalat adalah hal yang besar, tiang agama, pembeda antara muslim dan kafir. Boleh dipukul jika pada usia 10 tahun tidak shalat.

Adapun memukul untuk urusan lain selain shalat sebaiknya dihindari. Cukuplah untuk masalah shalat dan ketika usia sudah 10 tahun.

��Bagaimana dengan Sekolah Kuttab Al Fatih yang boleh memukul dengan merujuk pada pendidikan yang diterima Al Fatih?
¤ Cara pukul bukan cara pertama. Itu untuk pelanggaran berat dan hanya jika dibutuhkan. Serah terima cambuk, dan lain-lain bukan bermaksud seperti itu.
Jadi, perlu diketahui di Islam ada syariatnya tapi untuk kasus yang berat.
Tegas tidak berarti harus memukul, selama masih bisa cara lain, jangan memukul.

��Jika sudah di atas 10 tahun anak tidak shalat, boleh dipukul?
¤ Boleh, tapi coba cari cara lain yang lebih efektif.
Contoh: Rasulullah yang didatangi pemuda dan mengatakan ingin berzina. Rasul mengajaknya berdialog, bagaimana jika ibu atau saudara perempuannya yang dizina. Lalu Rasul juga mengusap dada pemuda tersebut dan mendoakannya. Pemuda tersebut tidak jadi berzina.

�� Bolehkah menzaharkan bacaan shalat selain Al Fatihah dan surat pendek?
¤ Saat berjamaah tidak boleh karena akan mengganggu orang lain. Saat Rasul mengajarkan bacaan shalat, sahabat-sahabatnya bisa mendengar bacaan beliau.
Untuk pengajaran, ada masanya, tidak tetys menerus dizaharkan.

��6 tahun anak dikenalkan surga, bagaimana dengan mengenalkan neraka?
¤ Tahapannya pengenalan surga baru neraka. Roja baru khauf. Biarkan cintanya tumbuh dulu.
Ibadah juga ada yang didasarkan roja dan khauf. Terbaik dengan roja karena akan menghasilkan optimisme. Jadi, lebih kedepankan menanamkan surga daripada neraka. Menanamkan roja baru khauf.

��Tidak menyusui akan diazab di neraka. Bagaimana dengan kebiasaan bangsa arab yang menyusukan anak ke orang lain?
¤ Rasul disusui pada halimah dan Suaibah (mantan budak Abu Lahab). Dibawa ke pelosok karena pada saat itu ada penyakit yang sedang mewabah.

��Adzan pada anak yang baru lahir itu dhaif?
¤ Diajarkan oleh ulama agar. Ada perdebatan apakah haditsnya shahih atau tidak. Namun jangan menganggap bid'ah pada yang melakukannya karena ada dasarnya (hadits hasan).

��Apakah dibawah 7 tahun tidak diajarkan kedisplinan?
¤ Ibadah bukan berkaitan dengan disiplin. Membicarakan ibadah bukan membicarakan kedisplinan. Namun sejatinya ketika kita mengajarkan ibadah, itu juga mengajarkan disiplin. Contoh: ketika adzan, shalat.

�� Bagaimana jika anak keluar maghrib karena untuk ke mesjid?
¤ Jika sudah tamyiz, bisa berdzikir sehingga ia bisa melindungi dirinya dari gangguan setan, maka tidak mengapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar