Selasa, 07 April 2015

❤️ NOTULESI DISKUSI ❤️ GRUP ADMIN HSMN Selasa, 7 April 2015, 20.00-22.00

❤️ NOTULESI DISKUSI ❤️
GRUP ADMIN HSMN
Selasa, 7 April 2015, 20.00-22.00
Narasumber : Fadli Lilik Riza
Moderator : Bety, Sari
Notulen : Miranti

��������������
PEMBUKAAN
Jejakjiwa: Dunia Parenting adalah dunia pengasuhan dan menyiapkan anak anak dari amrad, tamyiz, taklif menuju masa bertanggungjawab menjalankan perintah Allah. Tokohnya Luqman Al hakim.Dan tentu saja Rasulullah saw dan para shahabat, mereka yang sangat faham bahasa Arab ny Al Qur'an.
Lebih kental studi pada hal bagaimana memahamkan bukan menghakimi.
Karena anak anak belum berdosa, tapi bagaimana memahamkan bahwa Allah yang Maha Penyayang memerintahkan kita beramal shalih dan menyiapkan mental mereka memasuki masa bertamggungjawab.

Sedangkan hukum islam sudah jelas durhaka pada ortu dosa besar.
Taat pada ortu dalam rangka taat pd Allah. Dan dilarang taat pd ortu dalam rangka bermaksiat pd Allah. Sehingga banyak ayat Al Qur'an dan hadits menggunakan kata Birrul walidain, ihsaana, ma'ruufan dan kariiman dalam hubungan dengan orangtua, tapi tidak menggunakan kata taat.

Hukum  seorang anak (ketika sudah mukallaf, terhitung pahala dan dosanya) berbakti  birrul walidain, ihsaana, ma'ruufan pd ortu sudah jelas, yakni wajib (dari anak ke kita) , Nah yg menjadi konsen kita adalah Bagaimana dan berkualitas seperti apa kita mengasuh anak kita (kita ke anak) dalam usia pengasuhan dalam Nilai Tauhid yg telah kita ambil teladannya dari Rasulullah saw , salah satu mengajarkan pada kita untuk mencontoh luqman al hakim seperti yg dimaksud dalam Qur'an.
Dan hadits hadits ke ayahbundaan yang didominasi oleh pesan Rasulullah saw bagaimana cara memperlakukan anak.

Baru nanti setelah proses parenting semakin tidak dominan, sudah memasuki masa taklif, pembebanan syariat, akan banyak hadir hadits hadits larangan durhaka, ayat yang berkaitan tidak boleh berkata kasar,
Bahkan Rasulullah saw bersabda, kecewa dan meruginya seseorang yang sempat hidup bersama kedua orangtuanya tidak menyebabkan dia masuk surga.

. Rasulullah saw bersabda “Barang siapa yang menajalani pagi harinya dalam keridhoan orang tuanya, maka baginya dibukakan dua pintu menuju syurga. Barang siapa yang menjalani sore keridhoan orang tuanya, maka baginya dibukakan dua pintu menuju syurga. Dan barang siapa menjalani pagi harinya dalam kemurkaan orangtuanya, maka baginya dibukakan dua pintu menuju neraka. Dan barang siapa menjalani sore harinya dalam kemurkaan orangtuanya, maka baginya dibukakan dua pintu menuju neraka ”.(HR. Darul Qutni dan Baihaqi)
Dengan demikian merugilah para anak yang hidup bersama orang tuanya di saat tua renta namun ia tidak bisa meraih surga, karena tidak bisa berbakti kepada keduanya. Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallammengatakan tentang ihwal mereka
عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِالْجَنَّةَ ».
“Dari Suhaili, dari ayahnya dan dari Abu Hurairah. Rosulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda : ”Merugilah ia (sampai 3 kali). Para Shahabat bertanya : ”siapa ya Rosulullah?Rosulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda :“Merugilah seseorang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga” (HR. Muslim).
Terkait cara berbakti kepada orang tua, memulai dengan perkataan yang baik. Kemudian diiringi denganmeringankan apa-apa yang menjadi bebannya. Dan bakti yang tertinggi yang tak pernah dibatasi oleh tempat dan waktu ialah DOA. Do’a adalah bentuk bakti anak kepada orang tua seumur hidup-nya. Do’alah satu-satunya cara yang diajarkan Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallambagi anak-anak yang pernah menyakiti orangtuanya namun mereka meninggal sebelum ia memohon maaf kepadanya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi, Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallambersabda : “Bahwasanya akan ada seorang hamba pada hari kiamat nanti yang diangkat derajatnya, kemudian ia berkata “Wahai tuhanku dari mana aku mendapatkan (derajat yang tinggi) ini??. Maka dikatakanlah kepadanya “Ini adalah dari istighfar (doa ampunan) anakamu untukmu” (HR.Baihaqi)
Adapun doa yang diajarkan, ialah sebagaimana termaktub dalam al-Quran :
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرً
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (Al-Isra’: 24).
Itulah ingatan yang sarat kasih sayang. Ingatan akan masa kecil yang lemah, dipelihara oleh kedua orang tua. Dan keduanya hari ini sama (seperti kita di masa kanak-kanak; lemah dan membutuhkan penjagaan dan kasih sayang. Itulah tawajuh kepada Allah agar Dia merahmati keduanya, karena rahmat Allah itu lebih luas dan penjagaan Allah lebih menyeluruh. Allah Subhanahu Wata’ala lebih mampu untuk membalas keduanya atas darah dan hati yang mereka korbankan. Sesuatu yang tidak bisa dibalas oleh anak-anak.
Al Hafizh Abu Bakar Al Bazzar meriwayatkan dengan sanadnya dari Buraidah dari ayahnya:
“Seorang laki-laki sedang thawaf sambil menggendong ibunya. Ia membawa ibunya thawaf. Lalu ia bertanya kepada NabiSallallahu ’Alaihi Wa Sallam, “Apakah aku telah menunaikan haknya?” Nabi Sallallahu ’Alaihi Wa Sallammenjawab, “Tidak, meskipun untuk satu tarikan nafas kesakitan saat melahirkan.”

Dunia parenting adalah dunia pengkondisian, pendidikan, pemantapan aqidah, penguatan sayang dan rasa percaya pada anak terhadap diri kita.

Sampai waktunya setelah masa pengasuhan, tauhid mereja teruji, bahkan para shahabat pun dididik adabnya oleh Rasulullah saw dengan belakar memperlakukan ayahbunda, seperti kisahnya saad bin malik, dan kisah
Sahabat lainnya yang dididik adab untuk mendahulukan panggilan, ibumu ibumu ibumu, baru ayahmu.

Begitu indahnya bahasa Al Qur'an dan
Perkataan Rasulullah saw. Selayaknya 13 tahun memantapkanTauhid dan Aqidah ummat baru srtelah itu penegakkan kewajiban dan larangan.

Kalau saja agama ini isinya hanya kelembutan hati maka tidaklah tegak ummat ini. Tapi kalo agama hanyalah isinya huKum dan syariat belaka tapi miskin makna keimanan akan mukjizat al quran dan nubuwwah maka akan takutlah orang beragama.

Bahkan 1 surah saja , begitu sangat bermakna bagi seorang Imam Syafi'i seperti yg terlampir di kitab ushul Tsalasa syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, jika saja Qur'an hanya turun surah inj saja (al ashr) sudah cukup bagiku menjadi hujjah, (walaupun kita belum menemukan perkataan seperti inj dikalangan sahabat, karena imam syafi'i , memahami makna Tauhid dalam surah Al Ashr dengan bahasa Arab yg jelas seperti halnya para shahabat yg dididik Rasulullah saw secara langsung.
Kemampuan memahami lebih dalam inilah (al fahmu addaqiiq) atau Faqih yang membuat imam Ahmad bin Hambal berguru padanya. Dan sebaliknya kedalaman ilmu imam ahmad bin Hambal terutama dalam bidang hadits inilah yg menjadikan ia murid sekaligus guru imam syafi'i. Begitu indah ukhuwah karena ilmu ini.

Dunia parenting adalah dunia olahjiwa agar siap menegakkan agama dan syariat sekuat sahabat Rasulullah saw, memahami diin ini sebagai nasihat, addinu nashihah, semua karena Allah , semoga.
Jadilah ayahbunda yang pantas ditaati dalam kerangka taat pada Allah.
Rasulullah saw ditanya apa hak seorang anak dari ayahnya : berikan nama yang baik, didiklah ADAB nya dan tempatkan ia di hatimu. (H.R ath thusi)

Semoga kita memahami Al Qur'an dan Assunnah bukan dalam timbangan syariah belaka, juga dalam aqidah dan akhlakul karimah serta peradabzn yang ada.
Lengkap dengan asbabun nuzul, asbabul wurud, tafsir nya , dan syarahnya.

Surah Luqman, 12:
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Surah Luqman,  13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ ل
[4:55  َا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Surah Luqman, 14:
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Surah Luqman, 15:
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Perlu ditegaskan kembali, bahwa birrulwaalidain (berbakti kepada kedua orangtua), lebih dari sekadar
berbuat ihsan(baik)kepada keduanya. Namun birrul walidain memiliki nilai-nilai tambah yang semakin
melejitkan makna kebaikan tersebut, sehingga menjadi sebuah bakti yang sifatnya pro aktif beda dengan sekedar taat Dan sekali. lagi, bakti itu
sendiri pun bukanlah balasan yang setara untuk dapat mengimbangi kebaikan orangtua. Namun
setidaknya, sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur.
Imam An Nawaawi menjelaskan, Arti birrul waalidain yaitu berbuat baik terhadap kedua orangtua,
bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagaihal yang dapat membuat mereka bergembira,
serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.
Al-ImamAdz-Dzahabi menjelaskan bahwa birrul waalidain atau bakti kepada orangtua, hanya dapat
direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban:
Pertama: Menaatisegala perintah orangtua selama itu sesuai perintah Allah ,kecuali dalam maksiat.
Kedua: Menjaga amanah harta yang dititipkan orangtua,atau diberikan oleh orangtua.
Ketiga: Membantu atau menolong orangtua, bila mereka membutuhkan. Bahkan tanpa harus mereka meminta terlebih dahulu.

Birrul walidain jauh lebih sulit dan lebih berat timbangan pahalanya, bahkan jika tidak diamalkan bila jatuh pada posisi uququl walidain , durhaka pada orangtua.

��������������
TANYA JAWAB

��1⃣ bety jakarta
Abah ibu sy sakit stroke mana yg harus saya dahului,,merawat ibu,anak atau suami(mengurus rumah tangga)✅
JAWAB :
Yang wajib adalah anak lelakinya dulu yg merawat, karena anak perempuan sudah diserahkan perwalian pada suaminya. Yang kedua merawat anak dan suami dulu, baru Ini, kecuali suami mengizinkan.. ketiga Allah berikan kita hati nurani dan aqal tuk memadankan kan kata agar semua ini bisa dikomunikasikan dengan bahasa yg memuliakan dan jelas. Qaulan Kariman wa Qaulan Baligha
Bu Rahma, jadikan kita sebagai Ayahbunda yang pantas utk di 'Birrul walidain' nin. Gunakan usia anak 0 sd 15 tahun penduduknya dengan baik, bukan sekedar ingin ditaati.✅

��2⃣ Nia
Abah..apakah hidup ini perlu kerja keras tuk berkompetisi dlm kebaikanNya??✅
JAWAB :
Kerja keras saja ndk cukup bu. Juga kerja cerdas dan kerja ikhlas.. bahkan kerja tuntas. Selesai satu urusan berpindah ke urusan lainnya. Karena Rasulullah saw pernah bersabda, tentang nilai balasan (pahala) sesuai dengan tingkat kesulitannya.
Dalam syarah Rhiyadhus Shalihin tentang Niat. Jika seorang mu'nin berniat melakukan amal kebaikan dapat 1 pahala, jika ia amalkan dapat berlipat ganda 10, 300, 700 dst. Tapi jika ia berniat beramal buruk belum dapat dosa, jika dilaksanakan amal buruk itu maka dosanya sesuai dengan jenis perbuatan dosanya, tapi jika ia tidak jadi melakukan maka ia dapat pahala

��3⃣ Miya-admin11
Apakah berlaku "hukum karma" ketika seorang anak tidak mperlalukan ortu nya di masa tua dengan baik,, maka ia akan diperlakukan sama oleh anak nya? Pun sebaliknya, bila mperlakukan ortu dg baik..✅
JAWAB :
Yang berlaku hukum Allah, yang penting taubatan nashuha dan menjadi anak sholih dan sholihah yang mendoakan ayahbundanya.

��4⃣ Rahma_Palembang
Abah, ayah saya orangnya keras. Baik dr watak dan cara bicara atau egonya tinggi. Sampai sekarang saya masih sering bersebrngan dgn beliau. Bagaimana cara nya agar ayah saya lebih tdk mengedepankan ego. ✅
JAWAB :
Api dibalas dengan air.
Yang lebih maju pendidikannya siapa.
Yang lebih memahami siapa.
Yang lebih terpelajar siapa Yang lebih modern siapa ?
Biasanya jawabannya adalah anak nya.. harusnya lebih mengerti dan lebih santunlah
Ayah adalah lelaki yg jelas ego. Coba terima dulu pendapatnya sambil ajukan pertanyaan, baru setelah itu setelah mereka puas didengarkan tanyakan "ayah bolehkah saya mengajukan pendapat, saya ada pandangan lain, tolong dikoreksi.. dst.
Memang lebih modern lebih pintar lebih sesuai zamannya dan lebih terpelajar bisa jadi adalah kita. TAPI bagaimanapun yang lebih tua dan lebih dulu menjalani kehidupan adalah mereka Ayahbunda kita. Bisa jadi mereka keras dan terkesan ego karena mereka dulu juga dikerasi sama ayahbundanya dan mereka belum mengikhlaskan hingga terbawa ke anaknya. Kita putus matarantai 'keturunan keras dan ego ' tersebut dengan lebih rendah hati dan memahami 'dunia ini hanya senda gurau belaka'. Hanyalah panggung sandiwara
Yuk main kan lakon dengan sepantasnya. Jangan mudah spaning.. mungkin mereka ego karena terlampau berat jejak kehidupan nya. Berlatihlah menjadi orang yg belajar memahami ketimbang ingin difahami . Mendengarkan ketimbang didengarkan.✅

�� 5⃣ nurul
Bagaimana caranya mengajarkan muroqobatulloh pada anak usia 1-4th?✅
JAWAB :
Ayahbunda dulu yang muroqobatullah.. yakin deh karena usia tersebut jiwa anak masih polos. Sehingga ruhiyah kita akan mudah mempengaruhi kejiwaan anak.
Kemudian biasakan bicara pada anak dengan menyelipkan kalimat thoyyibah dan membacakan kandungan Al Qur'an.
Misalkan : wah hujan turun nih, bunda tidak jadi berangkat, pasti ini memang takdirnya Allah, Qadarullah. Allah memerintahkan awan dan langit mencurahkan air ke bumi. Biar kita dan tumbuhan dapat minuman dst dst.

�� 6⃣ Hamba Allah
abah saya mau tanya, saya kan kuliah sudah smpe D4 dan biaya kuliah juga ga sdikit karena kebidanan dan ibu saya spertinya tidak suka klo saya stay at home utk urus dan didik anak saya..katanya anak saya bisa dititipkan ke beliau..saya disuruh kerja karna sayang ijazahnya, sedangkan saya ingin urus dan didik anak saya sendiri..apa yg harus saya lakukan dan jelaskan ya abah biar ibu saya ini paham?✅
JAWAB :
Bilang aja saya juga ingin seperti ibu , mendidik anak anak. Karena ibu salah satu inspirasi saya. Nantilah kalau anak sudah beranjak besar saya akan coba jadi bidan lagi. Karena Bagaimanapun 10 tahun pertama itu Golden Age..Yang penting tunjukkan anda bahagia menjadi ibu rumahtangga.. Karena bisa jadi ibu merasa kasihan melihat anda ... yg repot ngurus anak. ��

��7⃣ bu miya
Apakah ada jejakjiwa yg tertanam di diri anak tsb, misal krn dulu diperlakukan tdk baik jg oleh ayah nya,, akhirnya anak itu mperlakukan ayah ny dg tdk baik..✅
JAWAB :
Ada memang, yakni mereka yang tidak ikhlas dengan takdir yg sudah dijalani (masa lalu). Move oN dong. Imam Ghazali mengatakan ada tempat yg paling jauh yakni masa lalu, karena tidak ada satupun kendaraan untuk kembali ke.masa lalu. Yang paling dekat adalah masa depan , karena diam saja masa depan mendekati.kita Move ON
Buatlah diri kita menjadi hamba yg visioner, punya konsepsi dan yakin mengubah pola masa depannya.
Akhirnya kalo ikhlaskan, energi nya positip, jadi bisa 100%, buat mewujudkan mimpi dan visi nya buat pola.pendidikan anak anak, tapi kalo ndk.ikhlas. energi bisa banyak tersedot oleh emosi negatif karena trauma tersebut. ✅

��8⃣ hamba allah
Ibu saya dulunya kerja abah, saya dan adik2 dirumah sm ART..makanya saya disuruh kerja juga..sayang ijazahnya, udah disekolahin mahal2 masa ga kerja..saya yg miris abah sama pernyataan itu..sikap bagaimana yg harus saya berikan ibu saya, saya takut jd anak yg durhaka dan ga bisa buat ibu saya bahagia ��✅
JAWAB :
Durhaka itu kalo ndk mau Birrul walidain, selama komunikasi dengan baik dan meminta maaf, tapi kita tetap yakin pilihan kita karena syariat Allah, karena perintah Allah , karena tanggungjawab kita pada amanah dari Allah.
Laa tho'atil makhluq bi ma'shiyatillah. Ndk ada ketaatan pada makhluk dalam rangka berkhasiat pd perintah Allah.
Jadi ndk masuk kategori durhaka. Makanya tidak ada perintah taat pada ortu yang ada perintah dari Allah utk Birrul walidain.
Yang penting komunikasi kan dengan baik.

*berkhidmat

�� 9⃣ Hamba Allah A
Abah saya anak bungsu, dekat sekali dengan bapak ibuk. setelah ayah meninggal saya semakin dekat dengan ibu sebab saya hanya ber2 dirumah, kaka2 saya sudah mandiri semua. hingga akhirnya ibu saya memutuskan menikah saat saya belum menikah. ibu saya ikut suami, akhirnya saya tinggal seorang diri dirumah peninggalan bapak saya. ini yang membuat tiba2 komunikasi kita tiba2 menjauh hingga sekarang. rasa sayang saya tidak berkurang namun entah kenapa saya jadi kurang bisa terbuka begitu juga ibu saya. apalagi sekarang saya tinggal jauh ratusan kilometer dari beliau. hanya bisa silaturahmi saat lebaran. sekarang ibu saya disana merawat suaminya yang struk. bakti apa yang bisa menghapus dosa saya karena tidak bisa mendampingi beliau saat senja.✅
JAWAB :
Bermaksiat pd Allah di larang kan
Telpon lah berkirim suratlah. Berkirim hadiahlah. Tanyakan bagaimana kabar suaminya. Bagaimanapun ibu kan sedang menjalankan perintah Allah merawat suaminya.
Hargai pilihan hidup beliau.
Ibu tidak berdosa jika tidak bisa mendampingi. Yg paling wajib mengurus ibu adalah anak lelakinya, kecuali kalau ndk punya anak lelaki

�� �� hamba allah B
Abah ortu sy tidak akur sampai ayah meninggal ibu tidak mau melihat jasad ayah...apakah hal itu akan mewarisi ke anak anaknya juga?✅
JAWAB :
Tidak, selama anak anaknya faham dan mengambil hikmah serta pelajaran dari peristiwa itu.
Tidak, selama anak anaknya tidak mengizinkan itu menjadi emosi negatif dalam diri.
Tidak, selama anak anaknya berusaha memaafkan masa lalu dan sibuk beramal shalih untuk masadepan
Karena itu adalah masalah Ayahbunda sebagai suami istri bukan masalah anak anak nya.✅

�� 1⃣1⃣ hamba Allah
Bgmn cara yg ahsan sbg seorang anak untuk menasihati org tua yg melakukan kemunkaran tanpa dibilang "sok shalih" atau dianggap anak tdk tau bls budi.✅
JAWAB :
Doakan, berikan buku atau artikel ,  katakan dengan permohonan , ajak dengan dialog yang baik dan tetap Birrul walidain dengan cara yg ma'ruf.✅

�� 1⃣2⃣ hamba Allah
Aapakah luapan2, trauma2 negatif yg ga  dikeluarin nti bs jd bom waktu,, trus mpengaruhi ke anak jg..?✅
JAWAB :
Bisa.. makanya Laa Taghdhab walakal jannah. Jangan marah bagimu surga. ✅

��������������
PENUTUP
Addiinu Nashihah, agama ini nasihat.
Islam ada pemahaman yang utuh bukan sekedar hukum dan syariat, bukan sekedar teladan Rasulullah dan sahabat secara syariat belaka tetapi juga mendandani pemahaman mereka dalam bahasa Arab yang murni / bahasa surga  / bahasa qur'ani.
Islam adalah sistem hidup di dunia , bukan sekedar tujuan ke akhirat saja.
Islam adalah pemaknaan, pemahaman, pengamalan dan persembahan atas nama cinta kepada Allah azza wa Jalla.
Karena atas nama cinta pada Nya, sebarkan lah dalam bahasa cinta.
Maaf atas kekhilafan kata.
Yang sedang belajar mengikat makna.
Fadli 'Lilik' Riza
Sekolah Ayahbunda
Rumah Keluarga Indonesia
Jejakjiwa mindset transportation coach.
Wassalaamu'alaikum warrohmatullahi wa barokatuh

❤️❤️❤️ end ❤️❤️❤️

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar