Selasa, 22 Desember 2015

Kapan waktu Tepat Anak Aman Diberikan Handphone?

Kapan waktu Tepat Anak Aman Diberikan Handphone?
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
www.auladi.net | twit @abahihsantea
Pertanyaan ini mungkin sering menjadi pertanyaan bagi semua orang: "Menurut abah ihsan, mulai kapan anak bisa diberikan hp? Dengan pertimbangan apa?"
Karena ini opini pribadi, tentu saja Anda boleh tidak setuju dengan sebagian atau semua pendapat saya.
1. Jauh sebelum diberikan hape: lihat perhatikan dan diskusikan fenomena jaman sekarang dimana orang 1 keluarga 1 komunitas 1 pertemanan sibuk dengan hp masing-masing tidak saling menyapa. Minta pendapat anak tg hal itu.
2. Hape itu benda yang punya dua sisi: kebaikan dan keburukan. Jelaskan detail kebaiknya apa keburukannya apa.
3. Jika hape dibutuhkan untuk kebaikan: telepon, komunikasi maka hape akan diberikan. Selama kebutuhan komunikasi tidak dibutuhkan. Maka belum diberikan.
4. Maka tahapannya begini: SD? no! SMP? Sesekali dipinjamkan! Saat kondisi misalnya anak kegiatan di luar. (Tidak mungkin tiap hari kan? Jika tiap hari, mesti ada yg salah, sebab seharusnya kegiatan umur ini harus lebih banyak di: LINGKUNGAN RUMAH-LINGKUNGAN BELAJAR (SEKOLAH/TEMPAT LESS). SMA? Lebih sering dipinjamkan karena kegiatan luarnya pastinya lebih banyak. KULIAH? Free!
5. Jika hanya berkomunikasi: wong di sekolah gak kemana-mana kok. Sudah disediakan oleh sekolah, sudah ada hp wali kelasnya, sudah ada kontak guru kursusnya jika hanya untuk komunikasi antar jemput. Sudah disediakan tlp sekolah untuk nlp ke rumah juga. Jika untuk keperluan belajar? Di sekolah sudah disediakan, di rumah juga boleh disediakan (wajib dengan pendampingan)
6. Meski anak SMA boleh lebih banyak dipinjamkan hape dan anak kuliah free, tapi ada adab-adab/batasannya yang harus dipatuhi semua anggota keluarga termasuk orangtua: dari jam 18 sampe bangun no hape! Tak mau kan ayah-ibu-anak tidak saling memyentuh menyapa bicara gara-gara "ditembok" hp?
7. Bersiap dengan ujiannya; seperti teralienasi, betapa tidak ketika anak sd hari ini sudah sibuk dengan tab hape, anak kita sudah remaja belum juga dikasi hape? What?!! Are u Serious?
Semua hal di atas akan sulit dilaksanakan jika pola asuh yang dibangun selama ini buruk. Tapi tidak jika pola asuhnya positif.
Inilah yang susah payah saya bangun saya ikhtiarkan dari kelas-kelas pengasuhan saya sejak 10 tahun belakang. Ketika kita belajar "parenting", bukan mulai dari pendidikan seks, bukan dimulai dari menemukan minat bakat, bahkan bukan dimulai bagaimana menanamkan ibadah dan aqidah, itu semua penting, tapi itu semua lebih terlihat "petanya" jika orangtua mampu membangun hubungan positif dengan anak dengan prinsip-prinsip pengasuhan yang tepat.
Saya membaca ratusan bahkan ribuan buku, saya observasi dan wawancara ribuan orangtua melalui kuisoner-kuisoner yang saya sebarkan, saya amati berbagai pola asuh bahkan sampai ke pedalaman Simelue (aceh), Pangkajene Kepulauan (Sulawesi), Wamena, Merauke (Papua).
Ingin Anak Shalih? Yuk-Jadi Orangtua Shalih. Mendidik Generasi Meraih Ridlo Ilahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar