Senin, 19 Oktober 2015

"Membagi Waktu dan Tugas bersama Pasangan dan Anak"

[13:28 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Terima kasih, sudah diberi kesempatan Oleh Institut Ibu Professional untuk berbagi dengan ibu-ibu luar biasa, yang bersemangat memperluas wawasan dan mengembangkan diri.

Mereview tema kita malam hari ini tentang :
"Membagi Waktu dan Tugas bersama Pasangan dan Anak" maka perkenalkan kembali :

Saya seorang ibu rumah tangga. Saya lebih senang menyebut diri saya sebagai "working at home mom".
Saya memiliki 5 anak. 3 anak usia SD, 1 balita, dan 1 bayi berusia 9 bln.
Ada 3 orang dewasa di rumah kami, saya, suami, dan bapak yang tengah sakit stroke.

Di dalam rumah,  saya dan suami adalah promotor, penggerak, karena kami hidup tanpa bantuan asisten rumah tangga.

Saya dan suami sering mengintrospeksi diri dan merefleksi apa yang terjadi pada lingkungan sekitar. Dari hal itu, maka kami sepakat bahwa agar anak2 berkembang menjadi pribadi yang baik, maka mereka membutuhkan uswah serta pembiasaan sejak kecil.

Dan ketika anak2 masuk usia SD atau mulai usia 7 tahun,  mereka kami libatkan dalam setiap aktifitas dirumah ini. Mulai dari disiplin kecil yang berhubungan dengan kebutuhan mereka sendiri. (Seperti mandi, makan dan mencuci peralatan makannya masing2 usai digunakan). Lalu pada kepentingan bersama.

Untuk lebih jelasnya, saya rincikan sebagai berikut :

Seusai shalat subuh berjamaah:
▶ 3 anak bergiliran piket rumah yaitu : menyiram tanaman dan halaman, menyapu halaman luar rumah, dan menyapu dalam rumah.

▶ Suami mencuci pakaian

▶ Saya menyiapkan sarapan dan bekal.

Biasanya, rutinitas pagi itu selesai hampir bersamaan. Setelah itu, kami sarapan bersama pukul 06.00 pagi.

Setengah jam sebelum ke sekolah, anak2 (dan teman2nya yang lain biasanya bergabung karena pembelajaran dilakukan diluar rumah) mendapat 'morning conversation'.
Kegiatan ini dilakukan setiap pagi. Mereka belajar bahasa Inggris/ Arab sesuai jadwal. Ini adalah tugas saya, karena suami sudah berangkat ke kantor.

Setelah semua berangkat, giliran 2 balita yg baru bangun yg mendapat perhatian. Saya full menghandle mereka dan menyertakan mereka dalam semua aktifitas saya.

Ada kesepakatan antar keluarga di gang kami, bahwa saat adzan berkumandang, semua anak masuk rumah. Hal ini juga berlaku saat anak pulang sekolah, mereka shalat dzuhur berjamaah, makan, lalu tidur. Mereka bisa bermain sepuasnya saat sore hari.

Suami biasanya pulang sebelum Maghrib. Saat maghrib beliau mengimami kami, lalu mendampingi anak2 mengaji dan murajaah hafalan.

Tugas saya ketika mereka mengaji adalah menyiapkan makan malam. Selepas makan dan shalat Isya, kami menemani mereka belajar.

Sekitar pukul sembilan dan setelah memastikan anak2 telah menyelesaikan tugas dan belajar, barulah saya dan suami saling berbicara, menceritakan kejadian di hari itu. Tentang anak2 atau hal lain.

Kami melakukan sambil menyelesaikan pekerjaan2 kecil yang belum tersentuh, seperti menyetrika. Suami sy adalah sosok yg sangat ringan tangan dalam membantu segala urusan rumah tangga.

Kadang dalam waktu tertentu, ada pekerjaan diluar urusan rumah yg harus segera diselesaikan, maka kami saling memaklumi dan tidak ada yang keberatan untuk menemani jika harus begadang.

Diluar rutinitas harian itu, keluarga kami memiliki jadwal mingguan :
Anak anak mengikuti kegiatan renang setiap sabtu pagi dan karate pada sore harinya.

Saya mengikuti dan kadang mengisi kajian keislaman setiap Rabu siang. Mengecek progress sekolah setiap Selasa siang. Saya juga masih bisa mendesain, menulis, dan memperhatikan usaha lainnya diluar waktu untuk keluarga. Biasanya saya menggunakan waktu siang, saat anak nmr 1-4 sedang tidur.

Ayah senin - jumat full di kantor. Jika hari sabtu lebih memilih menghabiskan waktu dengan mengikuti kegiatan kami.

Hari Minggu full untuk berkegiatan bersama, spt jogging, lalu anak perempuan memasak dg bunda dan anak laki laki berkegiatan bersama ayah.

Mengusahakan semua hal diatas, tidak sulit bunda. Tapi tantangan kita juga besar, pergaulan disekolah yg tidak kondusif, arus pornografi yang masuk melalui berbagai celah, dsb.

Generasi kita mungkin terlambat untuk memperbaiki carut marut bangsa ini. Tapi kita masih berkesempatan untuk mempersiapkan generasi anak2 kita sebaik mungkin.

Anak2 kita adalah calon pemimpin, minimal dia akan menjadi pemimpin rumah tangganya. Anak anak adalah amanah bagi kita. Mari kita didik sesuai fitrahnya dan mempersiapkan mereka sebaik mungkin sehingga memiliki karakter yang santun.

Di rumah kami, tidak ada yang menjadi repot, semua tetap bisa menjadi apa saja dan melakukan apa saja yang ingin dilakukan.

Seperti itulah gambaran dikeluarga kami. Dan saya sadar, bahwa tiap keluarga pasti berbeda dan memiliki aturan serta ritme yang berbeda pula.

Kita yang mengetahui bagaimana keluarga kita dan seperti apa keluarga yang kita inginkan. Kita harus membentuk team untuk menghadapi masalah bersama dan mengatasinya bersama. Dan keluarga adalah team terbaik kita.

Salam
Elok Nugrahini Hartaningtyas

 
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: 2⃣ Bunda Iip
Bagaimana dg anak usia 5th...apakah sdh bisa mulai dberikan pengenalan akan tugas rumah tangga?
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: ▶ Salam bunda Iip
Berdasarkan pengalaman sy demikian bun. usia 5 tahun anak2 siap dikenalkan dan perlahan dipraktekkan bunda. Baru saat usia tujuh tahun disiplin itu perlahan mulai diterapkan
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: ▶ Salam bunda Chika...
Untuk anak balita, kita memperkenalkan aktivitas2 itu perlahan sambil kita tuntun dan kita beri pengertian. Anak2 usia SD yg sudah lbh dahulu mnerapkannya dijadikan contoh.

Disiplin ini merupakan pembiasaan kan bunda. Jadi kita menegurnya juga dg lembut sambil membujuk seolah kita temannya. Biasanya taktik itu berhasil
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: 6⃣ Umi Leli
peran untuk anak usia kelas 1-3 tahun contohnya apa saja...
terkadang ortu merasa "kasihan" kepada anak yg fullday,rumah jauh...ttp sebenarnya itu adalah tahapan peekembangan di usia kelas 1-3,akhirnya tidak bisa optimal.bgm cara mengatasinya...mtrnwn sebelumnya
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: ▶ Salam bunda Fera..
Ada saat2 kita ngobrol dengan tetangga, misalnya dg acara ngerujak bareng atau masak bareng. Dari itu, kita tahu bagaimana kriteria tetangga itu. Lalu kita berikan input, masukan2, info2 terkait pendidikan anak. Tujuannya untuk menyamakan visi bun. Setelah mereka sepaham dg kita, maka kita bisa membentuk kesepakatan itu. Penglmn sy, tidak semua sevisi dg kita bun. Tp 3 Dari 7 keluarga yg sevisi itu, bisa mewarnai yg lain dan lambat laun mrk akan terbawa.
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: Sesi Pertanyaan

1⃣ Bunda Chika
Bagaimana cara menyikapi saat anak tidak mau melakukan pembiasaan disiplin yg berkaitan dg kbutuhan sendiri? Misal ga mau  membereskan mainan/ cuci piring? Utk ank 3th dan sd..
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: 3⃣ Bunda mutia
Ass bunda elok, saya bunda muthia.. dengan tiga anak..2 usia sd dan satunya batita...saya dan suami beda kota  jadi, bagaimana pelibatan pembagian tugas dgn suami yg bekerja diluar kota terima kasih
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: ▶ Salam bunda Mutia
Pertanyaan yang sangat bagus. Untuk LDR seperti ini otomatis suami tidak bisa terlibat secara langsung ya bun. Tapi saat ini komunikasi bkn lg mnjd kendala.
Ayah tetap bisa andil secara aktif melalui telefon untuk menanyakan aktifitas anak, mngecek pekerjaan mereka dsb. InsyaAllah meskipun beda kota, anak2 tetap merasa bahwa ayahnya ada didekat mereka.
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: 4⃣ Bunda Vina

Bagaimana membiasakan anak agar siap mandiri ketika berumur 7 tahun? Apakah ada pendekatan khusus yg digunakan?
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: 5⃣ bunda Franciska
Bagaimana agar suami mau pro aktif dalam PR dan pengasuhan anak? Karena suami sya tipe pasif.. sering sya kirim artikel2 parenting tp ga d baca
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: 8⃣ bunda Harry

tanya bund:
mengcounter celoteh anak ttg tgjwbnya...yg kdg dia bandingkn dg temannya.. terkadang muncul rasa iri pengin spt tmnnya yg sgala sstu mudah mndaptkn. bgm caranya?
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: ▶ Salam bunda Harry
Pertanyaan istemewa bunda.
Sampaikan bahwa setiap keluarga memiliki aturan masing2. Kita memiliki tujuan dan kita memiliki cara untuk meraihnya. Masing2 kita memiliki tanggung jawab untuk setiap hal yg kita dapatkan.
Dengan sering diajak berbicara dan berdiskusi, InsyaAllah anak akan mengerti apa yg mnjd tanggungjawabnya.
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: ▶ Salam bunda Franciska.
Saya sedang berhadapan dg ibu2 yg luar biasa.
Sebenarnya mereka (para suami) itu peduli bun. Hanya saja ada sebagian yg canggung untuk mengungkapkan kpedulian itu.
Perjalanan rumah tangga kita yg akan mnemukan caranya. Bunda yg mengenal suami bunda. Suatu saat, bunda akan tahu bagaimana cara membujuknya. Kalau boleh tahu, berapa usia pernikahan bunda?
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: 7⃣ bunda Fera

Tanya Bunda Elok. Energinya luar biasa yah. Share donk bagaimana mengajak tetangga agar bisa support disiplin terutama saat maghrib semua anak harus berada di rumah (rumah masing2kan ? Bukan di dalam rumah org saat adzan maghrib)
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: Oh ya...
Anak2 di full day school biasanya sudah menerima semua muatan sbg standart sekolah. Tetapi jika dirumah, mereka tetap kita berikan pembiasaan itu ya um. Misalnya brrtanggung jwb thd kebutuhan2 pribadinya. Menaruh sepatu ditempatnya, menaruh tas dan sebagainya. Setelahnya, bunda bisa minta kesediaannya untuk membantu pekerjaan yg ringan, misalnya menyiram tanaman, atau memberi makan binatang peliharaan.
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: Jadi disini, tidak ada pendekatan khusus bunda.
[13:31 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: ▶ Salam bunda Vina
Pertanyaan yg luar biasa. Kita hanya memberi tahukan kepada anak2 tentang beberapa kewajiban yang baik jika mrk ketahui dan terapkan sebagai bentuk kemandirian dan tanggung jawabnya
[13:32 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: ▶ Salam bunda Fera..
Ada saat2 kita ngobrol dengan tetangga, misalnya dg acara ngerujak bareng atau masak bareng. Dari itu, kita tahu bagaimana kriteria tetangga itu. Lalu kita berikan input, masukan2, info2 terkait pendidikan anak. Tujuannya untuk menyamakan visi bun. Setelah mereka sepaham dg kita, maka kita bisa membentuk kesepakatan itu. Penglmn sy, tidak semua sevisi dg kita bun. Tp 3 Dari 7 keluarga yg sevisi itu, bisa mewarnai yg lain dan lambat laun mrk akan terbawa.
[13:32 14/10/2015] Wiwiek Ykbh: 8⃣ bunda Harry

tanya bund:
mengcounter celoteh anak ttg tgjwbnya...yg kdg dia bandingkn dg temannya.. terkadang muncul rasa iri pengin spt tmnnya yg sgala sstu mudah mndaptkn. bgm caranya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar