☕ Psycho Coffee Morning ☕
Oleh : Ani Ch, penulis buku & pemerhati pendidikan keluarga
Weekday Edition for Parents
▪☕▪☕▪☕▪☕▪
Teman, edisi selasa-kamis akan mengajak kita untuk merenungi tema pendidikan anak, kita semua punya kewajiban untuk mendidik bukan? Minimal mendidik anak-anak kita sendiri, juga anak-anak yg ada di lingkungan kita sendiri, dan tentunya untuk anak-anak bangsa ini, generasi penerus kita.
Selasa, 13 Oktober 2015
Pendidikan Seksual pada Anak
(bagian 4)
Seorang anak lelaki kelas 2 SMP tanya pada gurunya, "saya kok belum mimpi basah?"
Seorang anak perempuan berusia sama tanya juga bu gurunya, kenapa dia belum 'mens' (Istilah utk haid atau menstruasi) seperti teman2nya.
Ternyata, pak guru & bu guru punya saran yg sama : kamu masih tidur sama orangtua kan?? Coba sekarang tidur sendiri..dan benarlah bbrp bulan kemudian 2 anak ini dapat 'anugerah baligh', yg laki2 bisa mimpi basah dan yg perempuan mulai haid.
Teman, anak2 pada saatnya memang harus tidur terpisah dari orangtua dan juga terpisah dari saudara kandungnya dg jenis kelamin beda, dimana secara ideal dilakukan maksimal saat anak usia 10 tahun. Ini bukan soal tempat tidur yg mulai tidak cukup jika anak & orangtua tidur satu ranjang atau satu kamar. Ini adalah bagian dr pendidikan anak, pendidikan kemandirian, keberanian, dan juga pendidikan seksual.
Bagaimana bisa ini mendukung pendidikan seksual? Ada bbrp hikmah dr proses memisahkan tempat tidur anak, antara lain
Anak2 yg mulai berwawasan luas tidak perlu mendapat peluang 'melihat' situasi suami-istri yg sedang tidur atau melakukan sesuatu di kamar. Sebab anak2 memang tidak boleh menyaksikan hal2 intim yg biasa dilakukan suami istri
Anak2 juga mulai akan memiliki privasi, dimana hal2 pribadi mereka juga tidak perlu diperlihatkan kpd orang lain
Anak2 juga akan mulai sadar 'batas' antara laki2 & perempuan, walaupun itu saudara sendiri.
Anak2 akan terhindar dr 'incest' yaitu hubungan seksual antar 'sedarah' sebab mereka telah dipisahkan ruangannya shg mempersempit nampaknya 'rangsangan seksual' yg bisa bangkit walaupun ada ikatan darah.
Selain memisahkan tempat tidur anak, berikut ini bbrp poin yg perlu diterapkan pd anak usia 10 tahun ke atas, sebagai proses pendidikan seksual.
Mengajarkan anak etika meminta ijin ketika akan masuk ke kamar orang dewasa. "Kakak kalo mau masuk ketuk pintu dulu ya, kalau tidak ada jawaban YA, balik aja kekamarmu, artinya kamu belum bisa masuk". Itu artinya anak2 memang tdk boleh 'nyelonong' masuk ke kamar ortu atau kakaknya yg dewasa, sebab dia sudah berpikir logis. Kan gak lucu kalo anak masuk kamar trus nanya, "ma..ini celana dalem mama sama papa kok geletakan di lantai" gerrrrrrrrrrhhhhggghh
Anak2 sudah harus belajar mencuci celana dalamnya sendiri, jika belum bisa menerapkan cuci baju semua sendiri. "Mbak...nanti kalo kamu baligh, kamu akan haid..itu artinya kamu akan 'pipis darah', jangan takut..nggak sakit kok, itu namanya darah kotor. Nah, celanamu yg terkena darah harus dicuci sendiri ya...krn itu 'darah pribadi'mu jangan sampai disentuh orang lain. Jadi, latihan dr sekarang..abis mandi, celana dalamnya dicuci sendiri ya.."
"Tapi ma...kata temen2ku yg sudah haid itu sakit"
"Nggak sayang...sakitnya cuma kayak kalo kamu kebelet BAB, cuma sebentar...kalo temenmu ada yg sampai kesakitan banget...nah itu mungkin perlu periksa ke dokter"
"Mas..nanti kalau kamu baligh, kamu akan mimpi basah, kayak pipis gitu tapi warna dan baunya beda, kan bakal malu kalo hal2 yg behubungan dg kemaluan ketahuan orang, makanya dr sekarang latihan cuci celana dalam sendiri ya"
Mengajri anak cara membersihkan diri yg baik & benar, bagaimana mandi yg benar jika suatu saat sudah baligh, bagaimana memperlakukan "bulu2 khusus" yang mulai muncul, bagaimana membersihkan organ intim.
Hai teman...yg punya anak banyak...apalagi laki perampuan komplit ada dlm pasukan...hehe wajib menambah kamar dirumah..boleh ditingkat...boleh juga beli rumah lagi yg lebih besar...hehehehe
Oh ya... sebagian sudah ada yg tanya...siapa yg harus menjelaskan itu semua pada anak? Ayah atau ibu ya...trus kalo njelasin..sebenarnya harus ngomong apa aja ya? Besok kita bahas, insyaAllah...
For web version, please visit www.psychocoffeemorning.com
For feedbacks, questions, requests, and further discussions please email to : psychocoffeemorning@gmail.com
For join fanpage on Facebook please click: on.fb.me/1jmcjEG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar