RESUME KulWap HSMN GROUP 7
Selasa, 26 Mei 2015
TEMA: Menanamkan Prilaku Baik atau Menghilangkan Prilaku Negatif Anak
NARSUM : Mba Innu Virgiani
Psikolog Klinis lulusan UI, saat ini berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga
Admin Grup FB FOCER dan Bunda Belajar dan Bermain
Pernah bekerja di RSIJ
Cempaka Putih sebelum akhirnya pindah ke Newark, DE, USA, 3 tahun terakhir ini.
Bunda Elmi
Bunda Kiki
PROLOG:
Bismillaaah
Assalamu'alaikum Teman-teman semua, alhamdulillaah pada saat ini saya diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Teman-teman, untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman seputar tema bagaimana menanamkan karakter baik (membiasakan anak berperilaku baik) atau menghilangkan perilaku negatif pada anak.
Saat ini saya akan buka diskusi tentang ini dengan mengenalkan tahapan perkembangan bayi hingga usia balita.
Mengapa pentingnya pengenalan tahapan ini? Karena pengenalan karakter dan perilaku2 baik memang dimulai sejak awal bayi lahir =))
Berikut ini penjelasannya..
Menurut Erik Erikson(1963), ada 8 tahap perkembangan psikosial manusia. Sejak usia bayi hingga usia balita, ada 3 tahap, yaitu:
1. Trust vs Mistrus
Tahap ini berlangsung pada masa oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy).
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT BAYI PERCAYA KEPADA LINGKUNGAN
Dalam Islam, fase ini adalah masa bayi (0 hingga 2 tahun)
Pada fase ini orang tua anak perlu untuk mengembangkan kasih sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam waktu bersamaan juga menstimulus/ mengembangkan kemampuan anak memberikan respon terhadap kita.
Caranya?
a. Caregiver SIAP untuk SELALU bersikap penuh kasih sayang, lembut dan sabar kepada anak.
b. Peka kebutuhan bayi. Tetap sabar, penuh kasih sayang, dan lembut dalam menstimulus fisik anak, menerima perasaan-perasaan bayi dan tidak membiarkan bayi menangis terlalu lama.
c Tidak membandingkan-bandingkan perkembangan bayi karena tiap bayi punya perkembangan unik masing-masing.
d. Komunikatif dengan bayi.
e. Perbanyak sentuhan fisik yang penuh kasih sayang... pelukan, ciuman, usapan, belaian, dll...
f. Perbanyak juga kata-kata positif
2. Otonomy vs shame and doubt (Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu)
Tahap ini berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood).
Dalam Islam, masa anak-anak (2-7 tahun atau disebut dengan fase thufulah)
Pada fase inilah merupakan fase penting memberikan pondasi dasar tauhid pada anak melalui cara aktif agar anak terdorong dan memiliki tauhid aktif dimana anak mau melakukan sesuatu yang baik semata menurut Allah.
Fase ini fase penting penanaman pondasi bagi anak. Tinggal cari cara nih bagaimana menerapkannya.
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah MEMBUAT ANAK PERCAYA DIRI
Caranya?
a. Caregiver selalu berkata- kata positif, siap untuk menyemangati anak ketika melakukan sesuatu, memberikan pujian, bersyukur, berterimakasih untuk anak.. dan tentunya, penting bagi caregiver untuk punya stok perbendaharaan kata yang tepat untuk setiap situasi.
b. Menyiapkan rumah yang aman agar anak mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk bereksplorasi.
c. Berempati dan melatih anak2 untuk mengenali emosinya.. apakah ia sedang marah, kesal, senang, sedih, bahagia, dll
d. Sejak anak memasuki usia 2 tahun, fase ini adalah waktunya bagi ortu mengenalkan 'peraturan' tegas dan konsisten namun tetap dengan penuh kelembutan dan kasih sayang... karena masa-masa ini apalagi setelah fisik nya lebih sempurna, anak akan akan semakin giat mengeksplorasi ini itu dan kita akan mulai mengalami sendiri bagaimana tantrum pada anak =))
Mengapa sejak awal kita harus lembut?
Karena harapannya, sejak awal kita ingin memiliki anak yang berhati LEMBUT. sehingga kalau anak 'macem2' di usia ini dan ke depannya, kita ngga perlu ngomel2 luar biasa untuk mengingatkannya..
e. Orang tua terus berlatih untu berpikir positif..! tidak judging apalagi labelling
3. Inisiatif vs Guilt ( Inisiatif vs rasa bersalah)
Tahap ini dialami pada anak saat usia 4-5 tahun (preschool age).
Poin pembentukan karakter yang harus diperhatikan pada masa ini adalah penanaman semua nilai-nilai/karakter baik dalam berbagai situasi dengan cara yang baik pula
Caranya?
a. Dengan mengajarkan dan menjadi contoh (uswah/keteladanan) dalam mengerjakan amalan -amalan utama, yaitu bertauhid pada Allah, sholat tepat waktu, berbakti pada orang tua
b. Mengajarkan bagaimana memenuhi kebutuhan fisiologis diri dan menjaga diri
c. Mengajarkan anak-anak untuk mengenali 'fungsi' nya dalam lingkungan
d. Terus berikan kebebasan dan arahan pada anak untuk bereksperimen dalam lingkungannya,
e. Aturan terus berikan dengan konsisten.
Keterbatasan kognitif anak membuat anak tidak bisa langsung mencerna dan mengaplikasikan nilai2 baik yang kita ajarkan... benar-benara butuh kesbaran dan pengulangan-pengulangan..... agar mereka dapat 'deal' dengan aturan lingkungan.. dapat mulai mampu untuk mengontrol dan menguasai diri ketika ingin sesuatu..
Nah, bagaimana jika perilaku negatif anak sudah terbentuk? Bagaimana cara menghilangkannya?
Pola pikir yang harus dipahami disini adalah, karakter anak masih akan terus berkembang pada masa-masa selanjutnya dan belum menjadi pribadi yang ajeg atau menetap, hingga mencapai usia 40 tahun nantinya. Oleh karena itu, orang tua harus terus bersemangat dan memberikan stimulus yang positif pada anak.
Untuk anak usia di bawah 5 tahun, perilaku negatif yang mereka lakukan, biasanya adalah berupa
1. Coba-coba, dalam rangka mengeksplorasi kemampuan diri mereka
Jika yang terjadi adalah yang pertama, yang perlu dilakukan adalah menyiapkan lingkungan yang aman bagi anak. Sejak awal menjelaskan pada anak apa yang boleh atau tidak. Ketika anak melakukan sesuatu yang tidak baik, langsung distop dengan cara yang baik. Gunakan kalimat 'mantera' seperti
“Semua ada caranya”
“Semua ada waktunya”
“Semua ada tempatnya”
dengan penjelasan yang diberikan sesuai dengan usia mereka.
Setiap kali anak berlaku baik, beri pujian 'setinggi-tingginya'
Jika anak berlaku tidak baik, beri respon dengan nada biasa, misalnya 'Oh..'.. 'tidak, itu berbahaya'.. Jika anak melakukan berulang-ulang berarti anak masih ingin terus melihat reaksi kita... terus konsisten berlaku 'cool' untuk tidak memberikan ruang 'reward' bagi anak.
2. Coba-coba untuk meminta perhatian dari orang tua yang lalai atau cuek
Respon orang tua, membuat anak belajar.
Jika orang tua memberikan kasih sayang yang cukup, biasanya anak akan sangat mudah dikendalikan.
Jika orang tua cenderung mengabaikan, anak akan belajar 'ga ada gunanya menangis... kalau sedih ya tahan sendiri, alihkan ke hal lain karena menangis pun orang tuaku ngga akan peduli. Hal ini mungkin terkesan 'enak' untuk ortu karena anak akan 'sibuk' sendiri, tidak menganggunya.. Namun di kemudian hari akan menjadi bibit-bibit perilaku negatif atau antisosial yang sangat menyulitkan orang tua.
Jika orang tua tidak konsisten, misalnya 1 waktu perhatian, di waktu lain tidak, hal ini akan membuat anak belajar bahwa untuk mendapatkan perhatian orang tua, ia harus menangis dulu, merengek dulu atau melakukan hal lain yang membuat orang tua 'menyerah'
3. Melihat contoh yang buruk dari lingkungan dan akhirnya menjadi kebiasaan
Jika hal ini merupakan hasil dari kelalaian orang tua yang mungkin awalnya tidak disadari, untuk mengubahnya benar-benar dibutuhkan penerimaan diri dari orang tua untuk memaafkan anaknya, juga terutama memaafkan dirinya karena tidak ada gunanya menyalahkan diri, menyalahkan masa lalu yang tidak akan terulang. Penting bagi orang tua untuk berempati (menempatkan diri pada posisi anak) ketika akan memberi respon. Minta maaf pada anak, memberikan sentuhan lembut dengan tulus dan mengajak anak untuk berubah bersama-sama. Untuk anak usia di bawah 5 tahun in syaa Allah hal ini masih cukup mudah dilakukan. Namun untuk usia di atas 8 tahun, butuh usaha yang lebih keras pada orang tua untuk membuat anak dapat bersikap baik. Wallohu a'lam
SESI TANYA JAWAB
1⃣ Assalammu'alaikum..salam kenal mb innu..saya titiek ummurafif..member Focer mb..langsung ya mb...tentang tidak membanding-bandingkan anak kita dg anak org lain...apakah ada dampak negatifnya...utk baby umur 8bln...ibunya sering curhat distatus merasa ga pede bila anaknya bersama dg anak2 yg lain...krn anaknya cenderung kurus mb dari yg sering dibilang anaknya agak susah makan.mau menegur jg segan mb...hmmhm gimana ya sikap sy seharusnya ya mb...tp membanding bandingkan anak mmg sptny sdh wajar dilingkungan kita.sebelumnya jazakillah khayran atas sharing ilmunya ya mb
1⃣ Wa'alaikumussalam, untuk baby usia 8 bulan mungkin memang belum engeh kalau dibanding2kan ya Mba..
Tapi baby dapat menangkap emosi ibunya.. Kecemasan, tidak bahagia, sedih dlsb yang pada akhirnya juga dapat berpengaruh pada bayi
Karena usia 0-2 tahun baby/anak justru sedang masa2 nya mengembangkan kepercayaan pada ortu, lingkungan.. Yang nantinya juga akan berpengaruh pada kepercayaan dirinya
Jadi sebisa mungkin, tanamkan hal2 yang positif pada anak ya bunda, bukan malah membanding2kan..
Ingat, Perkembangan tiap anak adalah unik .
Barokalloohu fiikum ✅
Kl boleh sy menyimpulkan...sbg ortu kita hrs menerima dan bersyukur bgmnpun kondisi anak qta ya mb?
Salah 1 Prinsip dasar parenting adalah . penerimaan dan unconditional love (cinta tanpa syarat)
Serta penting sekali untuk berempati.. (Memahami perasaan, pikiran anak)
Bayangkan kalau anak tau dirinya dibanding2kan? Subhaanallah..
Untuk tetangga atau orang lain, sebisa mungkin ingatkan.. Kalau tidak mampu, mininal jaga anak kita sendiri bila dibanding2kan.. Langsung counter dg konsep yang positif
Misalnya: kok anaknya kurus
Anak saya aktif dan penyerapan gizinya optimal, Mba
Misalnya...
-------
Tapi ttp penting memperhatikan kondisi fisik anak, di KMS yaaa
Kalau kurus tp masih hijau in syaa Allah aman
Kalau kuning apalagi merah, konsultasikan ke dokter =)
Semoga anak2 kita semua sehat2 ya bunda.. Aamiin
2⃣ Assalammu'alaikum mbak innu.. saya selvi dari jakarta.. anak saya 2.. yg perrtama Javas 2thn 9bulan dan Hizli 6bulan.. yg ingin sya tanyakan adalah:
1.Javas itu kritis banget.. *alias ngeyel kalo dibilangin.. *
Nah bagaimana seharusny saya bersikap ketika dia meminta sesuatu di luar kesepakatan?? Yg ujung2nya dia menangis, atau merengek smbil bertingkah ajaib, atau teriak2.. yg sering saya lakukan adalah membiarkan dia menangis sambil sebelumnya saya jelaskan ttg kesepakatan kami, lalu sya bilang, silahkan menangis kalau sudah tenang, kita ngobrol lagi.. biasany efektif.. setelah dy berhenti nangis, saya peluk, saya jelaskan alasan sya begitu, dan voila.. dy mengikuti kesepakatan.. *tapi benarkah begini?? Kadang kok ya kasian juga.. apalagi kalo udah ada pihak ketiga yg intervensi.. itu anak nangis kok didiemin??*
2.Benar kalau seumur javas itu sering eksplorasi.. sampai naik2 ke teralis jendela.. saya sih oke aja.. karena toh saya jagain atau dijaga ART.. tapi kadang ibu saya bereaksi berlebihan.. ya lgsg teriak lah, nyuruh2 turun, atau nakut2in, awas ntar jatoh lho.. dan macam2.. biasany yg sering terjadi, javas cuek krena mgkin dy ngerasa saya toh nggak heboh gitu.. tpi kdg ad beberapa situasi yg javas terbawa intervensi ibu saya.. nah ini gmna ya? Seberapa besarkah dampak intervensi org ketiga ini thd keberlangsungan eksplorasi anak2 saya, walau saya mempercayakan mereka utk eksplorasi.. *iya, saya memang masih menetap dgn ortu*
3.Anak pertama saya, javas itu, dgn tingkahny yg 'ajaib' kan tidak pernah ada yg ngajarin.. misal dy suka pukul kepala kalau lagi kesel.. atau teriak.. atau banting barang.. wajarkah??
Nah hal2 yg dilakukanny ini, apakah bisa berdampak ditiru oleh Hizli yg berusia 6 bulan?? Lalu bagaimana yg harus saya lakukan??
Terima kasih atas jawabannya mbak innu.. maaf kalau kepanjangan.
2⃣ 1. No 1 in syaa Allah cara bunda sudah tepat.. Yang penting gunakan empati, sampaikan perasaan ke anak, harapan bunda sg tepat pada anak,
Sampaikan sedihnya bunda liat anak menangis
Bangganya bunda anak bisa berhenti menangis dlsb
2. Seberapa besar dampak intervensi orang lain?
Yang paling penting adalah kualitas hubungan orang tua dan anak
Kalau oke dan berkualitas, in syaa Allah intervensi orang lain bisa diatasi..
3. Sangat wajar.. Anak sedang mengeksplorasi tangannya, benda2 di lingkungan dlsb
Adik meniru? Bisa saja (mungkin lebih setelah 8 bulan ke atas)
Namun in syaa Allah perilaku2 tersebut bisa dikontrol dan dihilangkan dg cara yg tepat.. Dialihkan dlsb (lihat materi lagi) dan akan berubah seiring perkembangan usia anak
Semangatt bunda ✅
3⃣ asalamulaikum mba innu.
saya sedih baca prolog nya.terus terang saya ini ibu yg kadang2 sabar kadang2 hilaf..kalo sdh begitu saya cm bisa nangis..menyesal..
masih mngkin kah dperbaiki?apa iya cleansing itu jalan satu2 nya mbak?apa gada cara lain untuk saya..saya mau memutuskan rantai ini mbak..kasian anak2 kalo meniru karakter saya.suka jleb kalo liat kk nya (5y) marahin adiknya..saya banget.
rina ibu dua putri (5y7m) dan 2y 9m
3⃣ Wa'alaikumussalam Mba Rina, in syaa Allah selalu ada jalan menuju arah yang lebih baik =))
Menyesal boleh, in syaa Allah ada hikmah di balik semuanya
Perbanyak minta ampunan pada Allah dan berdoa semoga diberikan kesabaran dan perlindungan Allah dalam mendidik anak =))
Setelahnya, bangkit dan terus berusaha lebih baik
Karena
Hanya menyesal dan merasa bersalah, menyalahkan diri, mengasihani anak2 saja, tanpa perubahan berarti, untuk apa?
In syaa Allah perkembangan manusia adalah proses yang terjadi seeeeumur hidup..!
Kalau jatuh lagi?
Bangkit lagi..!
Berusaha lagi.. Berdoa lagi.. Begituu terus.. Jangan pernah berputus asa dari nikmat Allah.. Apalagi usia anak saat ini masih 5 tahunan dan 2 tahunan.. Dst..
Mulai lagi dari awal, Mba
Dengan kesabaraan
Sungguh2 minta maaf pada anak dan ajak anak berdoa semoga Allah mudahkan urusan2 sekeluarga
Pelan2 ubah perilaku (manajemen marah, dlsb)
Cara bicara, dlsb
Persering ekspresikan emosi/ perasaan.. Bangga, senang, sedih dll.. Ucapkan dg verbal.. Dengan gesture juga (belaian, ciuman dlsb)
Beri tahu anak harapan2 bunda, sayangnya bunda dg mereka dlsb
Pelan2 saja
Karena anak dan juga bunda, butuh waktu
Barokalloohu fiikum =))
4⃣ Azura
Assalamu'alaikum
Bund, makasi atas kesempatannya.
Kalau saya lihat, masalah yg sekarang sedang mekar di lingkungan anak2- remaja adalah pacran, seks bebas, minum2 an keras, ngetokok, dst
Gimana sih bund,,kita mau masuk k mereka dan menasehati mereka? Sejauh ini jika ada anak2 yg curcol k saya. Saya jadi terpana tak mampu ngomong apa2,,, ketika sendiri saya hanya mampu menangis dlm doa saya,,,
Yg jelas curcolnya bukan minta nasehat atau penyesalan tapi sebuah kebanggaan...atau curcol karna lg berantem...ya gtu dch✅
4⃣ Empati Bunda =))
Pahami perasaan, pikiran mereka
Bayangkan kalau bunda ada di sisi mereka
Kalau bunda paham bagaimana latar belakang mereka, kondisi lingkungan pergaulan mereka saat ini, in syaa Allah lebih 'nyambung'
Karena mereka di usia yang seharusnya sudah cukup dan mulai paham tau benar salah, baik buruk
Tyata mereka belum bisa membedakan..
Karena penanaman nilai2 yang bias, tidak konsisten, atau malah tidak 'tertanam'
Wallohu alam
Jangan simpati juga.. Terlalu melibatkan perasaan.. Akan capek sekali
Lakukan semampu bunda saja
Allah tidak membebani hamba di luar kemampuan
Kalau tidak bisa dengan tangan, dengan lisan, atau hati..
Mendoakan
Hidayah, Allah berikan pada siapapun yang Allah kehendaki,
Begitupun sebaliknya, Allah cabut dari siapapun yang Allah kehendaki.. Wallohu a'lam
Yang penting bunda berusaha
Dan menjaga, mendidik anak2 bunda sebaik mungkin
Barokalloohu fiik
✅
5⃣ Assalamualaikum..
Meilani depok.
Fatih Di usia 23bulan Ini 2 bln lagi insha Allah Akan menjadi mamas..
Sifat/ sikap Apa yg harus ditanamkan dan dipersiapkan untuk si calon mamas Ini ya Mbak mengingat diusia yg masih butuh full perhatian sebentar Lagi akan berbagi...
Ex: berbagi asi terutama
5⃣ Wa'alaikumussalam
Sifat itu cenderung bawaan ya bunda.. Seperti pemarah, pemalu, ceroboh dlsb
Karakter, diajarkan =))
Untuk saat ini, banyak sekali yang sudah bisa mulai ditanamkan
Percaya diri, penyayang, mau berbagi, penyabar, mandiri, kakak yang sayang adik, bertanggung jawab, dlsb
Tentunya baru merupakan pengenalan yang hasilnya butuh waktu untuk diproses ya bunda..
Persering panggil kk dengan panggilan yang baik, dg penyebutan karakter2 baik tsb juga sehingga kk merasa dirinya spt itu juga, in syaa Allah
Ceritakan juga kalau kk akan punya adik sebentar lagi, adik yang masih baby, seperti kk dulu ketika baru lahir.. Ungkapkan kalau bunda sayang kk dan adik.. Ajak membayangkan bagainana kondisi kalau adik sudah lahir..
Ajak anak bermain peran.. Bagaimana membantu mengambilkan popok.. Menenangkan adik bayi, mencium adik bayi dlsb
Selalu ungkapkan rasa gembira dan bangga kalau bunda punya kk yang hebat.. Yang sayang adik dlsb.. Berterimakasih pada anak, dlsb
Maksimalkan waktu2 saat ini untuk menanamkan hal2 tsb pada anak
Semoga Allah mudahkan dan berkahi
Nantinya prosesnya pasti penuh lika liku juga, semoga bunda dapat trus sabar dan berempati pada kk yaa.. Karena semuanya sedang beradaptasi menuju keluarga yang lebih 'ramai' dan bahagia
Barokalloohu fiikum ✅
6⃣tadi dijelaskan mbk innu ceroboh itu sifat, apakah masih bisa dihilangkan? anak pertama saya hampir 6y gampang sekali kehilangan barang, suka meletakkan barang sembarangan. sampai saya cuma minta satu cara bantuin bunda, tolong letakkan barang ditempatnya. tapi sampai sekarang masih berlanjut
6⃣ Sifat cenderung menetap, namun dapat dikontrol dg kebiasaan baik, ilmu/ pengetahuan yang baik bunda, tenang saja =))
Mungkin dalam prosesnya lebih lama daripada anak yang pada dasarnya memang teliti.. Tidak apa2
Tiap manusia punya kelebihan dan kekurangan dan in syaa Allah akan berusaha trus lebih baik..
jadi in syaa Allah tidak masalah ✅
Trus dilatih saja
7⃣ Sy irma, bunda dari irgi 4,5th dan jihan 2th. Salam kenal mba innu. Bagaimana cara manajemen marah,
Cara bicara, dan langkah2 dlm mendidik karakter sehingga dapat merubah sifat yg td dibilang "bawaan" menjadi karakter yg bs "di ajarkan"? Misal ingin mendidik karakter jujur, mandiri dan lain sebagainya, untuk usia anak 4,5th. Terima kasih
7⃣ Manajemen marah bisa dilihat di blog jendelaummahat.blogspot.com
Untuk cara, yang paling penting memang teladan dari orang tua karena anak belajar dg meniru, mencontoh dari lingkungan. Biasakan berkata2 yang baik, memanggil yang baik dg sebutan karakter2 yang diharapkan.Ajarkan juga contoh2 nyatanya Semoga Allah mudahkan ya bunda✅
Penutup
Alhamdulillaah..
Semoga pertemuan kali ini bermanfaaat
Intinya, pada dasarnya anak akan siap untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu yang baik
1. Ia merasa diterima, aman , dicintai lingkungan
2. Percaya diri bahwa dirinya mampu
3. Mendapatkan bekal yang memadai yang membuatnya bersemangat dan semakin mampu dan PD untuk melakukan sesuatu tersebut
Bisa juga bunda bayangkan diri bunda.. Karena kemungkinan besar diri kita pun bgitu.
Trus melakukan penerimaan, memaafkan kesalahan anak dan diri kita (karena kita juga manusia, masih terus beradaptasi dan belajar sebagai ibu)
Tiap waktu adalah adaptasi
Hamil, butuh adaptasi
Melahirkan butuh adaptasi
Anak 1 tahun kita adaptasi lagi
Anak remaja kita adaptasi lagi
Anak menikah, adaptasi lagi
Dst dst
Trus mohon pada Allah untuk diberikan sabar dan syukur tidak terbatas sehingga kita dapat menanamkan perilaku baik pada anak2 kita, membantu anak menghilangkan perilaku negatifnya.. Menjadi ibu yang baik, dan semoga Allah menerimanya sbg amal baik yang berbentuk ibadah pada Nya
Aamiin
Terimakasih, wajazakumullooh khoiron,
Semangat, Bundaa uiu
Mohon maaf jika ada kesalahan, wassalamu'alaikum warahmatulloohi wabarakaatuh✅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
hsmn
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
facebook.com/hsmuslimnusantara
instagram: @hsmuslimnusantara
twitter: @hs_muslim_n
web:
hsmuslimnusantara.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar