Selasa, 03 Februari 2015

Anak belajar dari pernikahan kedua org tuanya


Apa yg sy share boleh jd bkn sesuati yg baru,  mungkin ibu2 sudah mengetahuinya.  Hanya saja apa yg saya share saat ini,  penting utk mensharekan k ibu2 skalian,  krn fakta d lapangan yg saya temui,  hal2 sederhana ini SANGAT JARANG dilakukan
Ibu2, ada kabar yg menyedihkan. Tahun 2012, 1 dari 7 pernikahan berakkhir perceraian. 

Apakah 6 sisanya berakhir bahagia?

Brp byk dari sisa 6 ini kehidupan pernikahannya hambar?  Sudah kering cinta sehingga hanya sekedar jalankan kewajibannya?
Brp byk dari sisa 6 ini yg diwarnai org ketiga didalamnya?
Brp byk dari sisa 6 ini yg memilih sekedar bertahan demi anak?
Memang,  perceraian berdampak psikologis pd anak,  tp apakah ketidakharmonisan pernikahan tidak berdampak sama sekali ke psikologis anak?

Tahukah Anda? Anak belajar banyak dari pernikahan orangtuanya...

Jika suami istri tak kompak dan lembek, maka anak akan memiliki pendirian yang lemah.

Jika Istri melarang sang anak untuk menonton televisi, dan menyuruh belajar, sedang suami memperbolehkan sang anak untuk belajar sambil nonton TV, maka ketidakkompakan orangtuanya akan membuatnya berpihak pada satu pihak, dan bisa saja menjadi opportunis

Jika suami istri sering berselisih dalam konflik rumahtangga, dan 'menyelesaikannya' dengan pertengkaran, itu akan menjadi pembelajaran bagi anak untuk gunakan kekerasan jika menyelesaikan masalah...

Jika suami istri tidak ramah satu sama lain, anak akan belajar untuk menjadi cuek...

Jika suami istri sering mengumpat satu sama lain, maka anak akan belajar menjadi rendah diri...

Jika suami istri saling menggurui, saling berperan menjadi bos, maka anak akan menjauh dari orangtuanya...

Jika suami istri tegas dan kompak dalam kebaikan, maka anak akan memiliki pendirian yang kuat, mampu bedakan mana benar mana salah...

Jika suami istri saling support dalam hadapi masalah kehidupan, maka anak akan belajar menghargai diri sendiri...

Jika suami istri membangun lingkungan yang bersahabat, maka muncul RESPECT dari anak, tak perlu diminta....

Jika suami istri ringan mulut untuk mengucapkan TERIMA KASIH, maka anak akan belajar menghargai manusia lain...

Jika suami istri ringan mulut untuk mengucapkan MAAF atas ketidaknyamanan yang dirasakan pasangan, anak pun akan belajar bahwa dirinya TIDAK SELALU benar...

Jika suami istri saling terbuka akan keluhan pasangannya dan tiada 'rahasia antara kita', maka anak pun senang untuk terbuka dengan orangtuanya...
Terbuka tentang lawan jenis yang mulai disukai...
Terbuka tentang kapan pertama kali mimpi basah...
Terbuka tentang keinginannya untuk mencicipi rokok...
Terbuka tentang keinginan untuk sesekali bolos...
Sehingga kita bisa lakukan pencegahan dan proteksi anak dari bisikan setan yang lebih jauh lagi...

Maka sebetulnya...
Pernikahan harmonis Anda adalah bekal bagi anak anda...
Pernikahan harmonis Anda adalah kunci bagi pola parenting Anda...
Pernikahan harmonis Anda adalah warisan yang sangat berharga bagi masa depan anak  [truncated by WhatsApp]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar