Selasa, 22 Desember 2015

Uwais Al Qarni

Di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya. Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

"Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji," pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. "Uwais gila.. Uwais gila..." kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka'bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka'bah, ibu dan anak itu berdoa. "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu," kata Uwais. "Bagaimana dengan dosamu?" tanya ibunya heran. Uwais menjawab, "Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku ke surga."

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka'bah karena Rasullah SAW berpesan "Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua."

"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

CERITA KEHIDUPAN UWAIS AL QORNI

Pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau. Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.

Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hati Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

Uwais Ai-Qarni Pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga dikota madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih ditengah talapak tangannya.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan do'a dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta do'a pada kalian.”

Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Seperti yang dikatakan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Fenomena Ketika Uwais Al-Qarni Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

Subhanallah

Sabar Sama Anak, Memang Bisa?

Sabar Sama Anak, Memang Bisa?

By: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
www.auladi.net

Seberapapun besar kompetensi kita mendidik anak, kita akan tetap "diuji" anak-anak kita. Seberapun besar iman, kita tetap akan "digoda". Seberapapun banyak ilmu mendidik anak, ilmu "ikhlas sabar" yg hanya bisa dipelajari oleh kelapangan hati, tetap akan dibutuhkan jiwa kita.

Saya lagi rapat dengan staf-staf saya di sebuah vila. Kejadiannya sekira tahun 2004/2005. Anak saya waktu itu masih 2 dan dua-duanya masih balita.

Salah saya sendiri yang membawa anak ke kegiatan orang dewasa. Tanpa mempersiapkan kegiatan untuk anak, maka otomatis anak akan membuat kegiatan-kegiatan sendiri. Jika tidak beberapa jam kemudian mereka akan merengek bosan minta pulang.

Waktu itu banyak laptop di sekitar rapat. Rapatnya lesehan karena ingin suasana beda. Maklum di bangunan rumah semacam vila.  Anak saya berlarian di sekitar rapat. Saat berlarian tanpa sengaja menubruk papan tulis white board besar dan papan itu menimpa laptop. Laptop  yang pernah akhirnya rusak bukan satu, tapi tiga!

Jujur, tentu saja saya marah. Tapi semarah apapun saya, saya tidak berhak memaki-maki mereka, saya tidak berhak mencubit mereka, apalagi memukul mereka! Mereka tidak sengaja, mereka juga tidak pernah bermaksud merusak barang-barang itu.

"Tapi nanti mereka gak kapok jika tidak diapa-apain!" Ketika mereka kaget saja mereka sudah shock. Apalagi setelah saya ngomong dengan lemas "abah sedih, laptop abah jadi hancur! Jadi harus beli lagi.."

Saya tak berpanjang kata. Sebab saya tahu jika lagi marah ucapan saya tidak akan terkontrol. Kalimat negatif yang meluncur dan akhirnya jadi "labeling" negatif untuk mereka.

Memangnya dengan mencubit mereka sekuat pelintiran tangan, laptop saya balik lagi? Memang dengan membentak mereka sekuat volume suara, laptop saya balik lagi? Memangnya dengan memukul mereka sepuas nafsu saya, laptop saya balik lagi?

Di tempat lain ipad saya yang hancur dan sampai saat ini alhamdulillah saya bersyukur justru ipad hancur sebab saya tidak disibukkan dengan itu "makhluk". Saya  berpikir "Allah mengirimkan sebuah kejadian untuk saya, demi sebuah tujuan untuk saya".

Semua orangtua akan diuji oleh anaknya sehebat apapun ilmu "parenting" kita. Tapi demi Allah selalu ada perbedaan antara yang belajar (berilmu) dengan yang tidak.

Saya dapat cerita positif lain dari salah member komunitas "Yuk-Jadi Orangtua Shalih-Dads" yang saya kelola. Namanya Pak Rahmat dari Duri.

"Pas pulang kerja tadi sore kebetulan berhenti di sebuah kedai mau beli kecap, tiba tiba saya mendengar suara jeritan anak perempuan, saya menoleh kearah suara tsb, betapa kaget saya melihat seorang bapak memukul anak perempuan nya dengan sendal.

Nurani saya terbakar tanpa sadar saya langsung menghampiri dan melerai, sambil berkata ke sang bapak, 'stop pak! hentikan kalau bapak mau memukul anak bapak lagi, lebih baik bapak pukul saya,!'

Anak perempuan kecil yg kurang lebih berumur 6 tahunan itu langsung berlindung di belaang saya, 'istigfar' pak saya bilang. Dengan konsekwensi terburuk  saya akan mendapati masalah besar, karna mkn akan dikira jadi pahlawan kesorean,

Alhamdullilah atas kehendak yg maha kuasa sang bapak istigfar dan sepotong kata keluar dari mulut sang bapak 'andai ibu mu masih ada nak.'

Singkat cerita saya kasi sedikit pemahaman kepada sang bapak, dan ternyata masalah nya sangat sepele karna sang anak tsb menumpahkan air  kedalam tempat makanan dagangan bapak nya, yg sepertinya dagangan tsb tidak bisa di jual lagi.

Kemudian saya pun beranjak pergi setelah melihat situasi yg sudah kondusif.  Pelajaran apakah yg bisa kita petik? Mkn pelajaran sabar yg harus di ambil dalam masalah ini.

Kasus di atas mengingatkan saya ketika masih kecil, kala itu saya berumur 4tahunan saya tidak pernah ingat tapi ibu telah menceritakan kesaya saat saya sudah menikah dan baru memiliki anak betapa 'nakalnya' saya, kata ibu saya dulu saya pernah, MAAF, pipis di dalam wajan, dimana wajan itu berisikan kue yg terbuat dari singkong parut yg digoreng lalu di beri gula, kalo orang palembang namanya kue gomak, mkn di jawa namanya klenyem.

Perkaranya sepele gara gara saya bangun sekitar subuh dan minta di buatkan susu, ibu berkata sebentar nak, tanpa sadar karna mkn kelamaan saya pipis di wajan yg isinya dagangan ibu.

Betapa sedih ibu saya melihat hal tsb, namun ibu tidak marah kesaya, malah ibu berkata 'maafkan ibu nak gara gara ibu mengabaikan kamu ibu malah di beri cobaan seperti ini oleh Allah'

Apapun alasannya saat itu saya tetap merasa bersalah dan saya merasa sangat berdosa walau saya tidak mengerti apa apa kala itu. "

Bayangkan cerita di masa bocah itu pun bahkan masih terkenang oleh pak rahmat yang sudah "segede hantu".

Ini mirip cerita Arun Ghandi, cucunya Mahatma Ghandi yang terkenal itu, yang bahkan ketika anaknya berbohong orangtuanya malah berkata "pasti ada yang salah dengan cara ayah mendidik kamu sehingga kamu tidak berani mengatakan kebenaran."

Jadi untuk yang mengatakan mustahil untuk sabar, sudah lihatkan masih banyak orang yang masih bisa melakukannya. Tentu saja baik jika digunakan di waktu dan kondisi yang tepat.

Pernah dengar? Ada orangtua berkata "anak saya tak ternilai dan tidak ada harganya, saking bernilai atau berharganya mereka untuk hidup saya."

Tapi jika mereka melukai hati dan tubuh anak hanya gara-gara merusak iphone, laptop, tv, peralatan dapur, karpet mahal, sofa, barang dagangan, maka sesungguhnya ucapan diatas itu hanya basa-basi belaka sebab jika melakukannya, harga anak sesungguhnya jauh lebih rendah daripada benda-benda tadi. @abahihsan

Salam Yuk-Jadi Orangtua Shalih
Silahkan dishare dengan utuh tanpa merubah atau memotong susunan penulisan termasuk bagian penulisnya

Manajemen Emosi Pada Ibu

Hasil Diskusi HSMN Grup 1

Hari/tgl: Kamis/17 Desember 2015
Pukul: 19.30 – 21.30
Narasumber : Irawati Istadi
Tema: Manajemen Emosi Pada Ibu
Moderator: Fieki Rahmatillah
Notulensi: Hana Afiifah

Assalamualaikum .....bunda2 pembelajar hebat......
Alhamdulillah bertemu kembali......Kali ini diskusi tentang manajemen emosi bunda, ya......
Materi ini saya ambil dari beberapa buku saya, seperti buku 'Bunda Manajer Keluarga', juga buku 'Ayo Marah' dan buku 'Ayo Bicara'. Saya sudah siapkan materi prolognya sebagai umpan untuk bahan diskusi kita. Materinya agak panjang, tapi bunda2 jangan buru2 membacanya.....Santai saja dan nikmati....Baru nanti kita diskusikan...
Kita mulai ya.....
Bismillahirrahmanirrahim..
Marah, bisa dialami oleh setiap orang. Seperti halnya setiap orang pun bisa bahagia maupun sedih. Namun marah harus dikelola dengan baik, mengingat bahwa marah yang salah bisa memberikan dampak yang sangat buruk.
Marah yang diperbolehkan adalah marah pada saat yang tepat dan dengan cara yang benar.
Nah, kedua hal inilah yg akan kita bahas.
Marah diperbolehkan jika dilakukan di saat yg tepat, yaitu di saat :
1. Membela Islam jika dilecehkan atau diganggu orang lain. Rasulullah tidak marah jika dirinya dihina orang lain, namun beliau akan marah jika ada orang yang menghina al quran, memainkan ayat2 Allah.
2. Bertujuan membuat perubahan positif. Seperti ingin mengajarkan anak shalat, mengaji, melatih disiplin shalat,dsb. Tapi ingat bahwa marah di sini harus dilengkapi dg cara yg benar.
3. Sebagai cara akhir setelah berbagai cara lain yg lebih smart gagal untuk merubah keadaan.
Sementara itu, walaupun ada marah yabg diperbolehkan, tetap harus diperhatikan CARA MARAH YANG BENAR. Antara lain :
1. Hindari emosi. Belajarlah untuk bisa marah tanpa emosional. Lebih tepat disebut tegas, mungkin ya. Walaupun mengeluarkan kata2 dengan nada keras dan tinggi pertanda tak suka, namun tetap bisa tenang.
2. Tetap selalu menggunakan kata2 positif. Jadi tidak ada kata2 yang meremehkan, menghina bahkan menghancurkan harga diri anak atau orang yg dimarahi.
3. Berhenti marah secepatnya, setelah anak menunjukkan rasa bersalah atau efek jera. Ini penting, karena jika marah berlebihan akan menghancurkan harga diri anak dan justru menumbuhkan dendam.

Tanya Jawab
1.Hana
#tanya narsum
Assalamu'alaykum bu ira, saya mau bertanya, Bagaimana bisa marah tanpa emosi dan hanya mengeluarkan kata2 positif? Karena biasanya saya selalu meledak saat marah terutama ketika punya permasalahan dgn suami terkadang anak jadi pelampiasan. Syukron ibu ✅

#Jawab
Waalaikumsalam, bunda Hana. Bisa kok, kita marah dengan tidak emosional. Maksudnya, kita tetap marah dengan suara yang keras dan tinggi, tapi batasi di sikap yang tegas saja, dan emosi tetap terkontrol.
Jika emosi masih terkontrol, maka kita bisa kendalikan agar kata2 yabg keluar dari mulut kita walaupjn bernada tinggi, namun tetap positif.
Marah tanpa emosional ini memang perlu latihan, bunda..... Misal, seorang bunda marah dengan emosional sehingga keluar kata2 : 'Kalian ini memang selalu cari gara2. Selalu bikin ribut kalau mau tidur.Tukang kelahi!'
Nah, marah kita lebih smart jika emosi lebih terkontrol shg kita berpikir dulu sebelum marah, mencari kata2 yg positif , seperti : 'Sudah ! Hentikan pertengkaran kalian. Semua anak bunda hebat! Tidak usah saling menyalahkan ! Ayo kita kerjakan lain saja!'
Nah, kemarahan kedua tetap suara tinggi, tapi tak ada kalimat negatif yg menyakiti hati anak....

Berarti perlu banyak berlatih dan saling mengingatkan ya bu ira. Kontrol diri juga penting ya bu terutama saat hanya berdua dgn anak. Kadang kalau hanya berdua dan tidak ada yg mengingatkan suka gemess tp saya jg takut menyakiti hati anak.

▶Betul, bunda. Sangat2 banyak perlu latihan untuk manajemen diri....

2.Nailah
#tanyanarsum
Assalamu'alaykum.. Terima kasih ibu Irawati atas materi yg sgt bermanfaat utk para ibu.
Pertanyaan sy bgmn sikap ibu jika setelah kita marah, anak (3y9m) msh mengulangi kesalahan yg sama?  Apakah marah kita yg blm benar ataukah ada panduan marah sesuai dgn usia anak2? Spy tanpa berulang kali marah, anak bisa mengerti maksud baiknya. Jazakillah ibu..

#Jawab
Waalaikumsalam, bunda Nailah.... Saat anak berbuat salah, maka kita marah dengan target agar anak sadar kesalahannya. Target marah bukanlah agar anak bisa berubah. Sebab untuk beeubah anak butuh waktu lama, masih mungkin dia akan mengulang bbrp kali kesalahan lagi sampai dia benar2 berhasil berubah.
Apalagi semakin kecil usia anak, seharusnya semakin besar toleransi yg kita berikan. Jadi, marah itu tujuannya hanya untuk menyadarkan kesalahan anak dan memotivasi untuk berubah.
Untuk supaya anak benar2 berubah dan tidak mengulangi kesalahan tsb, harus berbagai pendekatan dan penanaman nilai lain kita lakukan dan butuh waktu lama.✅

Baik bu. Lalu, apakah marah itu berbeda2 metode sesuai umur anak, bu?

▶Ya, sebab semakin kecil usia anak, permakluman kita harus semakin besar, jadi tingkat kemarahan pun harus semakin rendah.

3.Ilma
#tanyanarsum
Bu, saya pernah membaca bahwa marah bisa mematikan sel otak anak, bila benar, adakah cara mengembalikan keadaan jika sudah terlanjur memarahi anak? Saya biasanya meminta maaf sambil memeluk anak, apakah itu cukup mengobati luka yg terlanjur tergores di hati anak? ✅

#Jawab
Untuk bunda Ilma..... Jika kita terlanjur memarahi anak, maka untuk memperbaiki memang paling bagus diawali dg minta maaf sambil memeluk. Bisa jadi itu sudah cukup untuk mengobati luka anak, jika lukanya masih kecil. Tetapi jika kemarahan bunda kepada anak sudah membekaskan luka yg parah, maka biasanya akan menyebabkan luka2 kepribadian yg membekas dalam, seperti hilangnya rasa percaya diri, munculnya keinginan balas dendam, memberontak, dsb. Jika sudah sampai seperti ini, maka permintaan maaf sj tak cukup. Harus dengan menghentikan gaya marah yg salah, dan mulai menggunakan cara marah yg smart, serta memberikan  terapi pengobatan sesuai dg penyakit karakter yg ditimbulkannya tadi. ✅

4.Husnul
#tanyanarsum
Assalamualaikum
Klo anak kita sudah terlanjur menjadi korban ortu yg dulunya pemarah dan skrng lagi bljr untuk tdk menjadi pemarah lagi, otomatis anak trsbt sdh mengikuti apa yg ortu dulu lakukan(pemarah) bgmn mangajarkan anak untuk belajar sabar.

#Jawab
Wlkmslm bunda Husnul.... Jawabannya mirip yang sebelumnya. Intinya adalah minta maaf, kemudian menghentikan pola marah yang salah dan mulai menggunakan pola marah yg benar, sambil mengajarkan bgmn cara marah yg benar pd anak. Yg perlu bunda ketahui, untuk anak yg sudah terlanjur mendapat pola asuh salah, bisa jadi butuh waktu lebih lama untuk menumbuhkan kesabarannya. ✅

5.Hesti
#tanyanarsum
Bismillah
Bu ira saya adalah ibu dari 4 anak laki2 semua. Anak sy semuanya aktif dan rumah sering berantakan krn keaktifan mereka. Hampir tiap hari sy marah selalu saja ada penyesalan. Bu ira bagaimana ya mengendalikan emosi yg terarah? Sering punya keinginan kuat untuk tak terpancing emosi tp saat lelah dan cape hawanya ingin marah akan segala keaktifan mereka yg bikin keributan... ✅
Pertanyaan yang sama juga Dari Bu redni mengenai cara memanage diri ketika dalam kondisi yang lelah..

#Jawab
Bunda, kita harus pandai menyesuaikan antara tuntutan dan tantangan. Kalau hanya punya satu atau dua anak, bolehlah kita punya keinginan atau tuntutan agar rumah bisa selalu rapi, cantik karena banyak hiasan, dan masih sempat masak sendiri.
Tetapi jika rejeki bunda punya anak laki2 banyak yang aktif semua, wajarlah jika rumah tidak bisa serapi dan secantik yg diharapkn semula.... jadi, santai saja. Turunkan tuntutan dengan hanya menstandarkan cukup ruang tamu saja yg harus bersih sesuai standar. Atau ijinkan anak2 berantakan di ruangan khusus mereka bermain.... Kalau kondisi badan lelah, sudah pasti emosi sulit termanage. Jadi yg harus dimange adalah pengaturan waktu dan beban tugas, agar fisik bunda bisa fresh setidaknya di waktu2 spesial yg sdh disepakati bersama anak. Tidak mungkin kuta bisa fresh selama 24 jam. Jadi, rencanakan bersama anak kapan waktu kebersamaan special itu dijadwal setiap hari. Misal bunda pilih di sore hari, maka managelah tugas2 bunda sebelum atau sesudah waktj tsb, shg cukup di sepuluh atau limabelas menit waktu spesjal itu sj yg bunda perlu fresh....✅

6.Ira
#tanya narsum
Sebenernya berapa lama kita boleh Marah pada anak? Terimakasih  ✅

#Jawab
Kita ingat bahwa target marah kita adalah untuk menumbuhkan kesadaran anak ttg kesalahannya, shg marah kita sudah harus berhenti ketika sudah muncul efek jera.
Semakin cepat muncul efek jera akan semakin baik.
Jadi bunda harus belajar csra marah yg efektif, yg bisa cepat memunculkn efek jera, shg marah tidak perlu lama2. ✅

7.Metha
#tanya narsum

Ini terkait komunikasi dg suami. Saya sdh bbrp kali mengkomunikasikan cara marah yg benar kpd suami tp masih sering kebablasan juga. Pas diingatkan (pd saat anak2 tdk ada) jawabannya khilaf . Tapi khilafnya sering banget. Gimana cara komunikasi efektifnya y, spy "marah cara lama" pd suami berubah? Terima kasih bu ✅

#Jawab
Sulit tifaknya mengubah pola marah , tergantung dari kuatnya pola yg salah tsb tertanam di bawah sadar, tergantung kuatnya tekad berubah yg ada, serta kualitas latihan utk berubahnya. Kalau belum ada tekad (baru keinginan sj), perubahan sulit tercapai. Jadi, sering2lah diskusikn kpd suami agar dia punya tekad berubah.... Keberadaan tekad tsb bisa jg diwujudkn dg keberanian utk menghukum diri sendiri. Ajak suami untuk berani menghukum diri sendiri dengan membayar denda duaratus ribu rupiah setiap kali tak berhasil menahan marah, misalnya.... Utk latihan, buat kesepakatan bentuk dan tahapannya seperti apa, lalu bantu suami spy disiplin dg latihan2nya.
Bantu dg membuat ceklis, misalnya, tempel di dinding almari, untuk menghitubg brp kali suami marah dalam sepekan, misalnya. Nah,dengan tekad yg kuat, rencana yg baik, latihan yg istiqamah, insya Allah akan ada perubahan, walau pun masih tetap membutuhkan waktu brerbulan2, bahkan sampai bertahun2.....

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
facebook.com/hsmuslimnusantara
FB: HSMuslimNusantara pusat
instagram: @hsmuslimnusantara
twitter : @hs_muslim_n
web : hsmuslimnusantara.org

Jika suatu saat nanti kau jadi ibu

��Jika suatu saat nanti kau jadi ibu��

��Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
Ketahuilah bahwa telah lama umat menantikan
ibu yang mampu melahirkan  pahlawan seperti Khalid bin Walid

��Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah seperti Asma’ binti Abu Bakar yang menjadi inspirasi dan mengobarkan motivasi anaknya untuk terus berjuang melawan
kezaliman.
“Isy kariman au mut syahiidan! (Hiduplah mulia,atau mati syahid!),” kata Asma’ kepada Abdullah bin Zubair.
Maka Ibnu Zubair pun terus bertahan dari gempuran Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi,
ia kokoh mempertahankan keimanan dan kemuliaan tanpa mau tunduk kepada kezaliman. Hingga akhirnya
Ibnu Zubair syahid.
Namanya abadi dalam sejarah syuhada ’ dan kata-kata Asma’ abadi hingga kini.

��Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah seperti
Nuwair binti Malik yang berhasil menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan potensi anaknya.
Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru13 tahun.
Ia datang membawa pedang yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar
Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu.
Ia kembali kepada ibunya dengan hati sedih.
Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa berbakti kepada Islam dan melayani
Rasulullah dengan potensinya yang lain.
Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan
menghafal Qur’an.
Beberapa tahun berikutnya, ia
terkenal sebagai sekretaris wahyu.
Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini: Zaid bin Tsabit.

��Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang
rela menggendong anaknya yang masih balita ke masjid untuk sholat Subuh berjamaah.
Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk  karakter anaknya untuk taat
beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu.
Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab.
Ia tidak lain adalah Imam Ahmad.

��Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah ibu
yang terus mendoakan anaknya. Seperti Ummu Habibah.
Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika
sang anak berusia 14 tahun dan
berpamitan untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya: “Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam! Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju
keridhaanMu.
Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu
peninggalan Rasul-Mu. Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya. Peliharalah keselamatannya,
panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan dada yang penuh dengan ilmu yang berguna, amin!”.
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris,
nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar.
Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya,
tapi kita pasti mengenal nama besarnya: Imam Syafi'i.

��Jika suatu saat nanti kau jadi ibu,
jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita cita
Seperti ibunya Abdurahman
Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untu
menjadi imam masjidil haram
dan ia pula yang menyemangati  anaknya untuk mencapai cita cita itu
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal kitabullah kamu adalah Imam Masjidil Haram"
katanya memotivasi sang anak.
“Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu adalah imam masjidil haram…”, sang ibu
tak bosan-bosannya mengingatkan.
Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar
menjadi imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani.
Kita pasti sering mendengar
murattalnya diputar di Indonesia, karena setelah menjadi ulama anak itu terkenal dengan nama
Abdurrahman As-Sudais.

��Jika suatu saat nanti kau jadi ibu, jadilah orang yang pertama kali
yakin bahwa anakmu pasti sukses
Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada anakmu.
Seperti ibunya Zewail yang sejak
anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR Zewail” di pintu kamar anak itu. Ia menanamkan kesadaran
sekaligus kepercayaan diri.
Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor.
Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di dunia. Dialah doktor Muslim penerima Nobel
bidang Kimia tahun 1999.

��selamat Hari Ibu..ibu yang senantiasa memberikan cinta untuk anak-anaknya��

Kapan waktu Tepat Anak Aman Diberikan Handphone?

Kapan waktu Tepat Anak Aman Diberikan Handphone?
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
www.auladi.net | twit @abahihsantea
Pertanyaan ini mungkin sering menjadi pertanyaan bagi semua orang: "Menurut abah ihsan, mulai kapan anak bisa diberikan hp? Dengan pertimbangan apa?"
Karena ini opini pribadi, tentu saja Anda boleh tidak setuju dengan sebagian atau semua pendapat saya.
1. Jauh sebelum diberikan hape: lihat perhatikan dan diskusikan fenomena jaman sekarang dimana orang 1 keluarga 1 komunitas 1 pertemanan sibuk dengan hp masing-masing tidak saling menyapa. Minta pendapat anak tg hal itu.
2. Hape itu benda yang punya dua sisi: kebaikan dan keburukan. Jelaskan detail kebaiknya apa keburukannya apa.
3. Jika hape dibutuhkan untuk kebaikan: telepon, komunikasi maka hape akan diberikan. Selama kebutuhan komunikasi tidak dibutuhkan. Maka belum diberikan.
4. Maka tahapannya begini: SD? no! SMP? Sesekali dipinjamkan! Saat kondisi misalnya anak kegiatan di luar. (Tidak mungkin tiap hari kan? Jika tiap hari, mesti ada yg salah, sebab seharusnya kegiatan umur ini harus lebih banyak di: LINGKUNGAN RUMAH-LINGKUNGAN BELAJAR (SEKOLAH/TEMPAT LESS). SMA? Lebih sering dipinjamkan karena kegiatan luarnya pastinya lebih banyak. KULIAH? Free!
5. Jika hanya berkomunikasi: wong di sekolah gak kemana-mana kok. Sudah disediakan oleh sekolah, sudah ada hp wali kelasnya, sudah ada kontak guru kursusnya jika hanya untuk komunikasi antar jemput. Sudah disediakan tlp sekolah untuk nlp ke rumah juga. Jika untuk keperluan belajar? Di sekolah sudah disediakan, di rumah juga boleh disediakan (wajib dengan pendampingan)
6. Meski anak SMA boleh lebih banyak dipinjamkan hape dan anak kuliah free, tapi ada adab-adab/batasannya yang harus dipatuhi semua anggota keluarga termasuk orangtua: dari jam 18 sampe bangun no hape! Tak mau kan ayah-ibu-anak tidak saling memyentuh menyapa bicara gara-gara "ditembok" hp?
7. Bersiap dengan ujiannya; seperti teralienasi, betapa tidak ketika anak sd hari ini sudah sibuk dengan tab hape, anak kita sudah remaja belum juga dikasi hape? What?!! Are u Serious?
Semua hal di atas akan sulit dilaksanakan jika pola asuh yang dibangun selama ini buruk. Tapi tidak jika pola asuhnya positif.
Inilah yang susah payah saya bangun saya ikhtiarkan dari kelas-kelas pengasuhan saya sejak 10 tahun belakang. Ketika kita belajar "parenting", bukan mulai dari pendidikan seks, bukan dimulai dari menemukan minat bakat, bahkan bukan dimulai bagaimana menanamkan ibadah dan aqidah, itu semua penting, tapi itu semua lebih terlihat "petanya" jika orangtua mampu membangun hubungan positif dengan anak dengan prinsip-prinsip pengasuhan yang tepat.
Saya membaca ratusan bahkan ribuan buku, saya observasi dan wawancara ribuan orangtua melalui kuisoner-kuisoner yang saya sebarkan, saya amati berbagai pola asuh bahkan sampai ke pedalaman Simelue (aceh), Pangkajene Kepulauan (Sulawesi), Wamena, Merauke (Papua).
Ingin Anak Shalih? Yuk-Jadi Orangtua Shalih. Mendidik Generasi Meraih Ridlo Ilahi.

TEBARKAN SALAM, JAUHI KEKERASAN

TEBARKAN SALAM, JAUHI KEKERASAN (seri rumah tangga surga bag. 4)
by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)

1. Pembahasan rumah tangga surga belumlah usai. Sebab penduduk surga memiliki banyak kesenangan yg tak habis untuk dikupas

2. Allah gambarkan suasana surga “masuklah kamu ke dalamnya dengan salam dan rasa aman (QS. 15 : 46)

3. Dua hal yang identik dengan surga yakni adanya salam dan rasa aman.

4. Salam disini dimaknai oleh sebagian ulama adalah kesejahteraan. Itu artinya penduduk surga senantiasa sejahtera. Tercukupi kebutuhannya

5. Itu sebab, rumah tangga surga juga dipengaruhi oleh kemampuan suami untuk memenuhi nafkah keluarga khususnya kebutuhan dasar anak dan istri

6. Kebutuhan dasar saat ini meliputi sandang, pangan, papan, pulsa dan paket kuota 

7. Rasul mengatakan “cukuplah seorang lelaki dikatakan berdosa jika menelantarkan belanja orang yg berada dalam tanggungannya” (HR. Abu Dawud)

8. Bukan jumlah rizki yg dituntut disini. Tapi kesungguhan suami dalam memenuhi nafkah anak istri yg jadi penentu

9. Maka keributan dipicu karena kebutuhan dasar yg kurang disebabkan suami malas-malasan tak ada usaha
.
10. Anak dan istri siap survive dan tetap merasa nyaman jika suami kelihatan banting tulang dalam memenuhi nafkah meski hasilnya tak seberapa

11. Karena itu mewujudkan rumah tangga surga dipengaruhi oleh kesungguhan suami juga dalam mencari rizki di luar, tidak malas-malasan

12. Namun, makna salam di ayat tadi bukan sekedar kesejahteraan. Salam disini juga berarti ucapan salam sebelum masuk surga

13. Penduduk surga memiliki kebiasaan unik yakni senantiasa menebar salam diantara mereka (QS. 19:62)

14. Hal ini juga semestinya ditemui di rumah tangga surga. Sungguh-sungguh dalam mengucap salam, tidak main-main

15. Ucapkan salam kepada penghuni rumah dengan benar dan lafazh yg jelas. Sebab salam ini adalah doa.

16. Jangan biasakan ucap salam dengan kalimat : melekum, salamekum, dan sebagainya. Hilanglah suasana surga dalam rumah

17. Bahkan ada juga yg ucap salam dengan makna yg berari kecelakaan yakni : assaamu alaikum yg artinya kecelakaan bagimu

18. Hal ini diucapkan seorang yahudi yg meledek rasul dengan ucapan salam yg ia maksudkan untuk mendoakan kecelakaan bagi rasul.

19. Karena itu, jangan sampai niat kita yg menginginkan keselamatan dan kesejahteraan dalam rumah menjadi hilang karena salah ucap salam.

20. Katakan kepada anak dan istri kita : seriuslah ucapkan salam. Sebab suasana surga akan hadir karenanya

21. Lebih elok lagi jika ucapan salam diucapkan dengan lengkap : assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

22. Mungkin terkesan aneh. Tapi doa yg makin banyak diucap makin mempengaruhi suasana surga dalam rumah

23. Salam yg sering diucap dengan benar akan timbulkan rasa cinta di antara penghuninya. Pengen nempel terussss 

24. Rasul mengatakan : Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Sebarkan salam diantara kalian” (HR. Muslim)

25. So, jangan mainin salam ya. Sebab ini doa. Kalau mau main, ya ular tangga aja atau COC. Lagi ngetrend tuh 

26. Di ayat ini salam juga digandeng dgn rasa aman diantara penghuninya. Itu artinya tidak ada kekerasan fisik dan psikis di antara penghuni surga.

27. Di surga tak ada yg merasa tersakiti dan diancam, demikian juga selayaknya rumah tangga surga.

28. Jika suami sudah mulai memukul istri atau ortu mencubit anak, suasana surga perlahan sirna.

29. Masing-masing merasa terancam dan tidak aman. Kemana lagi mereka mencari jika tak ada di dalam rumah?

30. Bukan hanya kekerasan fisik yg harus ditiadakan. Kekerasan psikis juga harus dihindari.

31. Kekerasan psikis ditandai dengan budaya saling mengancam dan menteror lewat kata-kata atau pesan sms, WA, BBM dan sejenisnya

32. Kebiasaan marah yg berujung pada petaka rumah tangga dimulai dari kebiasaan marah via texting (semisal BBM, sms, WA)

33. Saat mengirim pesan “marah” tersebut. Tak sadar bahwa pengirimnya melampiaskan emosi sesuka hati. Sementara yg menerimanya merasa tertekan dan terteror

34. Itulah mengapa jika sedang emosi hindari mengirim pesan texting. Diam dan tenangkan diri dulu. Baru kemudian bicara.

35. Mari wujudkan rumah tangga surga lewat kebiasaan tebar salam dan ciptakan rasa aman. Silahkan share jika berkenan. Salam (bendri jaisyurrahman)

Manajemen Emosi Pada Ibu

Hasil Diskusi HSMN Grup 1

Hari/tgl: Kamis/17 Desember 2015
Pukul: 19.30 – 21.30
Narasumber : Irawati Istadi
Tema: Manajemen Emosi Pada Ibu
Moderator: Fieki Rahmatillah
Notulensi: Hana Afiifah

Assalamualaikum .....bunda2 pembelajar hebat......
Alhamdulillah bertemu kembali......Kali ini diskusi tentang manajemen emosi bunda, ya......
Materi ini saya ambil dari beberapa buku saya, seperti buku 'Bunda Manajer Keluarga', juga buku 'Ayo Marah' dan buku 'Ayo Bicara'. Saya sudah siapkan materi prolognya sebagai umpan untuk bahan diskusi kita. Materinya agak panjang, tapi bunda2 jangan buru2 membacanya.....Santai saja dan nikmati....Baru nanti kita diskusikan...
Kita mulai ya.....
Bismillahirrahmanirrahim..
Marah, bisa dialami oleh setiap orang. Seperti halnya setiap orang pun bisa bahagia maupun sedih. Namun marah harus dikelola dengan baik, mengingat bahwa marah yang salah bisa memberikan dampak yang sangat buruk.
Marah yang diperbolehkan adalah marah pada saat yang tepat dan dengan cara yang benar.
Nah, kedua hal inilah yg akan kita bahas.
Marah diperbolehkan jika dilakukan di saat yg tepat, yaitu di saat :
1. Membela Islam jika dilecehkan atau diganggu orang lain. Rasulullah tidak marah jika dirinya dihina orang lain, namun beliau akan marah jika ada orang yang menghina al quran, memainkan ayat2 Allah.
2. Bertujuan membuat perubahan positif. Seperti ingin mengajarkan anak shalat, mengaji, melatih disiplin shalat,dsb. Tapi ingat bahwa marah di sini harus dilengkapi dg cara yg benar.
3. Sebagai cara akhir setelah berbagai cara lain yg lebih smart gagal untuk merubah keadaan.
Sementara itu, walaupun ada marah yabg diperbolehkan, tetap harus diperhatikan CARA MARAH YANG BENAR. Antara lain :
1. Hindari emosi. Belajarlah untuk bisa marah tanpa emosional. Lebih tepat disebut tegas, mungkin ya. Walaupun mengeluarkan kata2 dengan nada keras dan tinggi pertanda tak suka, namun tetap bisa tenang.
2. Tetap selalu menggunakan kata2 positif. Jadi tidak ada kata2 yang meremehkan, menghina bahkan menghancurkan harga diri anak atau orang yg dimarahi.
3. Berhenti marah secepatnya, setelah anak menunjukkan rasa bersalah atau efek jera. Ini penting, karena jika marah berlebihan akan menghancurkan harga diri anak dan justru menumbuhkan dendam.

Tanya Jawab
1.Hana
#tanya narsum
Assalamu'alaykum bu ira, saya mau bertanya, Bagaimana bisa marah tanpa emosi dan hanya mengeluarkan kata2 positif? Karena biasanya saya selalu meledak saat marah terutama ketika punya permasalahan dgn suami terkadang anak jadi pelampiasan. Syukron ibu ✅

#Jawab
Waalaikumsalam, bunda Hana. Bisa kok, kita marah dengan tidak emosional. Maksudnya, kita tetap marah dengan suara yang keras dan tinggi, tapi batasi di sikap yang tegas saja, dan emosi tetap terkontrol.
Jika emosi masih terkontrol, maka kita bisa kendalikan agar kata2 yabg keluar dari mulut kita walaupjn bernada tinggi, namun tetap positif.
Marah tanpa emosional ini memang perlu latihan, bunda..... Misal, seorang bunda marah dengan emosional sehingga keluar kata2 : 'Kalian ini memang selalu cari gara2. Selalu bikin ribut kalau mau tidur.Tukang kelahi!'
Nah, marah kita lebih smart jika emosi lebih terkontrol shg kita berpikir dulu sebelum marah, mencari kata2 yg positif , seperti : 'Sudah ! Hentikan pertengkaran kalian. Semua anak bunda hebat! Tidak usah saling menyalahkan ! Ayo kita kerjakan lain saja!'
Nah, kemarahan kedua tetap suara tinggi, tapi tak ada kalimat negatif yg menyakiti hati anak....

Berarti perlu banyak berlatih dan saling mengingatkan ya bu ira. Kontrol diri juga penting ya bu terutama saat hanya berdua dgn anak. Kadang kalau hanya berdua dan tidak ada yg mengingatkan suka gemess tp saya jg takut menyakiti hati anak.

▶Betul, bunda. Sangat2 banyak perlu latihan untuk manajemen diri....

2.Nailah
#tanyanarsum
Assalamu'alaykum.. Terima kasih ibu Irawati atas materi yg sgt bermanfaat utk para ibu.
Pertanyaan sy bgmn sikap ibu jika setelah kita marah, anak (3y9m) msh mengulangi kesalahan yg sama?  Apakah marah kita yg blm benar ataukah ada panduan marah sesuai dgn usia anak2? Spy tanpa berulang kali marah, anak bisa mengerti maksud baiknya. Jazakillah ibu..

#Jawab
Waalaikumsalam, bunda Nailah.... Saat anak berbuat salah, maka kita marah dengan target agar anak sadar kesalahannya. Target marah bukanlah agar anak bisa berubah. Sebab untuk beeubah anak butuh waktu lama, masih mungkin dia akan mengulang bbrp kali kesalahan lagi sampai dia benar2 berhasil berubah.
Apalagi semakin kecil usia anak, seharusnya semakin besar toleransi yg kita berikan. Jadi, marah itu tujuannya hanya untuk menyadarkan kesalahan anak dan memotivasi untuk berubah.
Untuk supaya anak benar2 berubah dan tidak mengulangi kesalahan tsb, harus berbagai pendekatan dan penanaman nilai lain kita lakukan dan butuh waktu lama.✅

Baik bu. Lalu, apakah marah itu berbeda2 metode sesuai umur anak, bu?

▶Ya, sebab semakin kecil usia anak, permakluman kita harus semakin besar, jadi tingkat kemarahan pun harus semakin rendah.

3.Ilma
#tanyanarsum
Bu, saya pernah membaca bahwa marah bisa mematikan sel otak anak, bila benar, adakah cara mengembalikan keadaan jika sudah terlanjur memarahi anak? Saya biasanya meminta maaf sambil memeluk anak, apakah itu cukup mengobati luka yg terlanjur tergores di hati anak? ✅

#Jawab
Untuk bunda Ilma..... Jika kita terlanjur memarahi anak, maka untuk memperbaiki memang paling bagus diawali dg minta maaf sambil memeluk. Bisa jadi itu sudah cukup untuk mengobati luka anak, jika lukanya masih kecil. Tetapi jika kemarahan bunda kepada anak sudah membekaskan luka yg parah, maka biasanya akan menyebabkan luka2 kepribadian yg membekas dalam, seperti hilangnya rasa percaya diri, munculnya keinginan balas dendam, memberontak, dsb. Jika sudah sampai seperti ini, maka permintaan maaf sj tak cukup. Harus dengan menghentikan gaya marah yg salah, dan mulai menggunakan cara marah yg smart, serta memberikan  terapi pengobatan sesuai dg penyakit karakter yg ditimbulkannya tadi. ✅

4.Husnul
#tanyanarsum
Assalamualaikum
Klo anak kita sudah terlanjur menjadi korban ortu yg dulunya pemarah dan skrng lagi bljr untuk tdk menjadi pemarah lagi, otomatis anak trsbt sdh mengikuti apa yg ortu dulu lakukan(pemarah) bgmn mangajarkan anak untuk belajar sabar.

#Jawab
Wlkmslm bunda Husnul.... Jawabannya mirip yang sebelumnya. Intinya adalah minta maaf, kemudian menghentikan pola marah yang salah dan mulai menggunakan pola marah yg benar, sambil mengajarkan bgmn cara marah yg benar pd anak. Yg perlu bunda ketahui, untuk anak yg sudah terlanjur mendapat pola asuh salah, bisa jadi butuh waktu lebih lama untuk menumbuhkan kesabarannya. ✅

5.Hesti
#tanyanarsum
Bismillah
Bu ira saya adalah ibu dari 4 anak laki2 semua. Anak sy semuanya aktif dan rumah sering berantakan krn keaktifan mereka. Hampir tiap hari sy marah selalu saja ada penyesalan. Bu ira bagaimana ya mengendalikan emosi yg terarah? Sering punya keinginan kuat untuk tak terpancing emosi tp saat lelah dan cape hawanya ingin marah akan segala keaktifan mereka yg bikin keributan... ✅
Pertanyaan yang sama juga Dari Bu redni mengenai cara memanage diri ketika dalam kondisi yang lelah..

#Jawab
Bunda, kita harus pandai menyesuaikan antara tuntutan dan tantangan. Kalau hanya punya satu atau dua anak, bolehlah kita punya keinginan atau tuntutan agar rumah bisa selalu rapi, cantik karena banyak hiasan, dan masih sempat masak sendiri.
Tetapi jika rejeki bunda punya anak laki2 banyak yang aktif semua, wajarlah jika rumah tidak bisa serapi dan secantik yg diharapkn semula.... jadi, santai saja. Turunkan tuntutan dengan hanya menstandarkan cukup ruang tamu saja yg harus bersih sesuai standar. Atau ijinkan anak2 berantakan di ruangan khusus mereka bermain.... Kalau kondisi badan lelah, sudah pasti emosi sulit termanage. Jadi yg harus dimange adalah pengaturan waktu dan beban tugas, agar fisik bunda bisa fresh setidaknya di waktu2 spesial yg sdh disepakati bersama anak. Tidak mungkin kuta bisa fresh selama 24 jam. Jadi, rencanakan bersama anak kapan waktu kebersamaan special itu dijadwal setiap hari. Misal bunda pilih di sore hari, maka managelah tugas2 bunda sebelum atau sesudah waktj tsb, shg cukup di sepuluh atau limabelas menit waktu spesjal itu sj yg bunda perlu fresh....✅

6.Ira
#tanya narsum
Sebenernya berapa lama kita boleh Marah pada anak? Terimakasih  ✅

#Jawab
Kita ingat bahwa target marah kita adalah untuk menumbuhkan kesadaran anak ttg kesalahannya, shg marah kita sudah harus berhenti ketika sudah muncul efek jera.
Semakin cepat muncul efek jera akan semakin baik.
Jadi bunda harus belajar csra marah yg efektif, yg bisa cepat memunculkn efek jera, shg marah tidak perlu lama2. ✅

7.Metha
#tanya narsum

Ini terkait komunikasi dg suami. Saya sdh bbrp kali mengkomunikasikan cara marah yg benar kpd suami tp masih sering kebablasan juga. Pas diingatkan (pd saat anak2 tdk ada) jawabannya khilaf . Tapi khilafnya sering banget. Gimana cara komunikasi efektifnya y, spy "marah cara lama" pd suami berubah? Terima kasih bu ✅

#Jawab
Sulit tifaknya mengubah pola marah , tergantung dari kuatnya pola yg salah tsb tertanam di bawah sadar, tergantung kuatnya tekad berubah yg ada, serta kualitas latihan utk berubahnya. Kalau belum ada tekad (baru keinginan sj), perubahan sulit tercapai. Jadi, sering2lah diskusikn kpd suami agar dia punya tekad berubah.... Keberadaan tekad tsb bisa jg diwujudkn dg keberanian utk menghukum diri sendiri. Ajak suami untuk berani menghukum diri sendiri dengan membayar denda duaratus ribu rupiah setiap kali tak berhasil menahan marah, misalnya.... Utk latihan, buat kesepakatan bentuk dan tahapannya seperti apa, lalu bantu suami spy disiplin dg latihan2nya.
Bantu dg membuat ceklis, misalnya, tempel di dinding almari, untuk menghitubg brp kali suami marah dalam sepekan, misalnya. Nah,dengan tekad yg kuat, rencana yg baik, latihan yg istiqamah, insya Allah akan ada perubahan, walau pun masih tetap membutuhkan waktu brerbulan2, bahkan sampai bertahun2.....

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
facebook.com/hsmuslimnusantara
FB: HSMuslimNusantara pusat
instagram: @hsmuslimnusantara
twitter : @hs_muslim_n
web : hsmuslimnusantara.org

Minggu, 20 Desember 2015

Mendidik Anak Cinta Al-Qur'an

�� Ahad, 9 Rabiul Awwal 1437H / 20 Desember 2015

�� Tema KELUARGA

�� Pemateri: Ustzh. DR. Hj. Aan Rohanah, Lc , M.Ag

�� Mendidik Anak Cinta Al-Qur'an

����������������

Anak sebagai karunia dari Allah, merupakan rahmat dan rizki yang dinanti para orang tua. Karena anak adalah permata hati yang dengan keshalehannya bisa membahagiakan kedua orang tua di dunia dan di akhirat .  

Allah berfirman: رحمة الله وبركاته عليكم Artinya : " itu adalah rahmat dan berkah Allah curahkan kepadamu" ( QS. 11:73 )

Amal shaleh anak bisa menjadi sedekah jariyah yang pahalanya tidak akan terputus hingga hari kiamat tiba. Sebab keberadaan anak shaleh dikarenakan adanya pengorbanan dan perjuangan yang besar dari para orang tua dalam mendidiknya tanpa kenal waktu.
Rasulullah bersabda: اذا مات ابن ادم انقطع عمله الا من ثلاث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح يدعو له Artinya: " Apabila anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara , yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya" ( HR. Muslim ).
Pantaslah jika anak adalah milik yang paling berharga , menjadi aset yang paling bernilai bagi para orang tua di dunia dan akhirat. Karena itu wahai para orang tua berilah anak nikmat Allah yang teragung yaitu pendidikan mencintai Alquran.
Allah berfirman: الرحمن. علم القران. Artinya: " Allah Yang Maha Penyayang . Telah mengajarkan Alquran"( QS. 55 : 1-2 ).
Pentingnya pendidikan anak mencintai Al-Quran telah diwasiatkan Rasulullah SAW. kepada para orang tua dengan sabdanya: ادبوا اولادكم على ثلاث خصال : حب نبيكم وحب ال بيته وتلاوة القران فان حملة القران في ظل عرش الله يوم لا ظل الا ظله. Artinya : " Didiklah anakmu kepada 3 perkara yitu mencintai nabimu, mencintai keluarganya, dan ( mencintai) membaca Al-Qur'an, karena sesungguhnya pelaku Al-Qur'an akan berada di bawah naungan Arsy Allah saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya" ( HR. Thabrani ).

Mengapa anak harus dididik mencintai Rasulullah, keluarganya dan mencintai Al-Quran ? Karena dalam konsep Islam, anak harus disiapkan menjadi pemimpin yang beriman kokoh, beribadah benar, berakhlak mulia, berwawasan pengetahuan yang luas dan bermanfaat , sehat, mandiri, dan menjadi pejuang dalam melaksanakan dan menegakkan nilai2 Islam hingga kejayaaannya. Merekalah yang akan menjadi pemimpin bagi orang2 yang bertakwa.

Mendidik anak cinta alquran itu dimulai dengan cinta membacanya, cinta menghafal dan mengulangnya, cinta memahami ayat2-Nya, hingga cinta untuk mengamalkan dan berdakwah kepadanya. Urgensi mendidik anak cinta Al-Qur'an :
1⃣ Mendidik anak selalu dekat dengan Allah dan dekat dengan wahyu-Nya.

2⃣ Melatih kecerdasan dan kekuatan hafalannya.

3⃣ Mendidik anak berjiwa kuat agar mampu mengendalikan nafsunya. اذا تليت علي هم اياته زادتهم ايمانا Artinya: "Apabila dibacakan alquran kepada mereka maka bertambahlah imannya" ( QS. 8 : 2 )

4⃣ Mendidik anak berakhlak mulia.

5⃣ Menjaga anak dari penyakit hati dan penyimpangan moral.

6⃣ Mempersiapkan anak lebih dini untuk memiliki potensi menjadi tokoh besar.

7⃣ Menyibukkan anak pada kegiatan yang bermanfaat.

8⃣ Menyiapkan anak bahagia di dunia dan di akhirat.

9⃣ Bernilai sedekah jariah bagi orang tua.

1⃣0⃣ Menjadi syafaat bagi anak dan orang tuanya.

Kiat mendidik anak cinta Al-Qur'an:
��1. Keteladanan dari kedua orang tua.
��2. Banyak berdoa kepada Allah.
��3. Memberikan motivasi kepada anak.
��4. Disiplin dalam mengajarkan alquran ; membaca, menghafal dan mengamalkan.
��5. Banyak memperdengarkan tilawah quran dari qari terbaik.
��6. Melekatkan anak kepada guru alquran ( ahli alquran yang fashih, hafidz dan berakhlak alquran ).
��7. Menciptakan lingkungan yang kondusif.
��8. Memberikan apresiasi dan tidak memberikan sangsi.
��9. Bertahap sesuai kemampuan anak.
��10. Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan.

Semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan dalam upaya kita mewujudkan anak cinta alquran, amin

������������������

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

4 PIJAKAN MENDIDIK ANAK


4 PIJAKAN MENDIDIK ANAK

Pijakan mendidik anak adalah tahapan peletakan dasar fondasi perkembangan anak, yg akan menentukan "kualitas mental" generasi bangsa.

Ada 4 pijakan yg perlu kita perhatikan.

a. IMAN
Iman itu hitam putih, tidak ada unsur "abu-abu". Anak-anak akan paham mana yg baik dan buruk, yg hak dan dan bathil. Iman yg kuat akan membuat anak-anak "cerdas secara spiritual"

b. AKHLAK
Akhlak itu tidak bisa diajarkan, akhlak hanya bisa dicontohkan. Maka jadilah teladan akhlak baik untuk anak-anak kita terlebih dahulu, baru hadirkan para tokoh berakhlak baik bisa lewat buku atau silaturahim, sebagai bahan referensi anak menapaki hidup.

c. ADAB 
Belajarlah adab sebelum belajar ilmu. Banyak diantara kita menggegas berbagai macam ilmu, tapi lupa meletakkan dasar Adab yg benar. Inilah awal dari bencana kehidupan.

d. CARA BERBICARA
Cara mengunci ilmu, agar bisa menjadi bagian dari ilmu yg bermanfaat, adalah dengan "berbagi". Maka bekalilah anak-anak kita "cara berbicara" yg benar dan baik.

Salam Ibu Profesional,

Mendidik Anak Cinta Al-Qur'an

�� Ahad, 9 Rabiul Awwal 1437H / 20 Desember 2015

�� Tema KELUARGA

�� Pemateri: Ustzh. DR. Hj. Aan Rohanah, Lc , M.Ag

�� Mendidik Anak Cinta Al-Qur'an

����������������

Anak sebagai karunia dari Allah, merupakan rahmat dan rizki yang dinanti para orang tua. Karena anak adalah permata hati yang dengan keshalehannya bisa membahagiakan kedua orang tua di dunia dan di akhirat .  

Allah berfirman: رحمة الله وبركاته عليكم Artinya : " itu adalah rahmat dan berkah Allah curahkan kepadamu" ( QS. 11:73 )

Amal shaleh anak bisa menjadi sedekah jariyah yang pahalanya tidak akan terputus hingga hari kiamat tiba. Sebab keberadaan anak shaleh dikarenakan adanya pengorbanan dan perjuangan yang besar dari para orang tua dalam mendidiknya tanpa kenal waktu.
Rasulullah bersabda: اذا مات ابن ادم انقطع عمله الا من ثلاث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح يدعو له Artinya: " Apabila anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali 3 perkara , yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya" ( HR. Muslim ).
Pantaslah jika anak adalah milik yang paling berharga , menjadi aset yang paling bernilai bagi para orang tua di dunia dan akhirat. Karena itu wahai para orang tua berilah anak nikmat Allah yang teragung yaitu pendidikan mencintai Alquran.
Allah berfirman: الرحمن. علم القران. Artinya: " Allah Yang Maha Penyayang . Telah mengajarkan Alquran"( QS. 55 : 1-2 ).
Pentingnya pendidikan anak mencintai Al-Quran telah diwasiatkan Rasulullah SAW. kepada para orang tua dengan sabdanya: ادبوا اولادكم على ثلاث خصال : حب نبيكم وحب ال بيته وتلاوة القران فان حملة القران في ظل عرش الله يوم لا ظل الا ظله. Artinya : " Didiklah anakmu kepada 3 perkara yitu mencintai nabimu, mencintai keluarganya, dan ( mencintai) membaca Al-Qur'an, karena sesungguhnya pelaku Al-Qur'an akan berada di bawah naungan Arsy Allah saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya" ( HR. Thabrani ).

Mengapa anak harus dididik mencintai Rasulullah, keluarganya dan mencintai Al-Quran ? Karena dalam konsep Islam, anak harus disiapkan menjadi pemimpin yang beriman kokoh, beribadah benar, berakhlak mulia, berwawasan pengetahuan yang luas dan bermanfaat , sehat, mandiri, dan menjadi pejuang dalam melaksanakan dan menegakkan nilai2 Islam hingga kejayaaannya. Merekalah yang akan menjadi pemimpin bagi orang2 yang bertakwa.

Mendidik anak cinta alquran itu dimulai dengan cinta membacanya, cinta menghafal dan mengulangnya, cinta memahami ayat2-Nya, hingga cinta untuk mengamalkan dan berdakwah kepadanya. Urgensi mendidik anak cinta Al-Qur'an :
1⃣ Mendidik anak selalu dekat dengan Allah dan dekat dengan wahyu-Nya.

2⃣ Melatih kecerdasan dan kekuatan hafalannya.

3⃣ Mendidik anak berjiwa kuat agar mampu mengendalikan nafsunya. اذا تليت علي هم اياته زادتهم ايمانا Artinya: "Apabila dibacakan alquran kepada mereka maka bertambahlah imannya" ( QS. 8 : 2 )

4⃣ Mendidik anak berakhlak mulia.

5⃣ Menjaga anak dari penyakit hati dan penyimpangan moral.

6⃣ Mempersiapkan anak lebih dini untuk memiliki potensi menjadi tokoh besar.

7⃣ Menyibukkan anak pada kegiatan yang bermanfaat.

8⃣ Menyiapkan anak bahagia di dunia dan di akhirat.

9⃣ Bernilai sedekah jariah bagi orang tua.

1⃣0⃣ Menjadi syafaat bagi anak dan orang tuanya.

Kiat mendidik anak cinta Al-Qur'an:
��1. Keteladanan dari kedua orang tua.
��2. Banyak berdoa kepada Allah.
��3. Memberikan motivasi kepada anak.
��4. Disiplin dalam mengajarkan alquran ; membaca, menghafal dan mengamalkan.
��5. Banyak memperdengarkan tilawah quran dari qari terbaik.
��6. Melekatkan anak kepada guru alquran ( ahli alquran yang fashih, hafidz dan berakhlak alquran ).
��7. Menciptakan lingkungan yang kondusif.
��8. Memberikan apresiasi dan tidak memberikan sangsi.
��9. Bertahap sesuai kemampuan anak.
��10. Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan.

Semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan dalam upaya kita mewujudkan anak cinta alquran, amin

������������������

Dipersembahkan:
www.iman-islam.com

Kamis, 17 Desember 2015

Benarkah mendengar dan menerima perasaan anak adalah hal yang penting?

[Sharing Parenting]

����������������������

Benarkah mendengar dan menerima perasaan anak adalah hal yang penting?

����������������������

Ternyata, Rasulullah saw memerintahkan kita untuk peka terhadap perasaan kita sendiri ketika akan membuat keputusan atau menimbang perbuatan kita benar atau salah.

Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui  manusia “
(Riwayat Muslim)

Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan?

saya menjawab : Ya.

Beliau bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.

(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan)

Jika sedari ia masih bayi kita tidak peka pada perasaan anak, mengabaikan, dan menolak perasaannya, terlalu banyak bicara daripada mendengar, bagaimana cara anak kita belajar memahami perasaannya?

bagaimana kelak dewasa ia memaknai perasaannya untuk mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan penting?

Catatannya, sudahkah kita sebagai orangtua terbiasa mendengar, memahami, dan bertanya dengan jujur pada perasaan kita sendiri?

Saat merespon anak tantrum, apakah kita bertanya pada diri sendiri, "responku dilandasi rasa malu, rasa kesal, atau rasa sayang?"

Saat marah memuncak, sikap dan kata-kata kita bertujuan untuk melampiaskan atau untuk mengendalikan keadaan?

Yuk, jujur pada perasaan dan sapalah..

Pada anak kita..
Katakan,
"kelihatannya kamu sedih ya?"
Daripada,
"kenapa?"

Katakan,
"Adek takut ya suara petirnya keras sekali?"
Daripada,
"gapapa, petir itu ciptaan Allah"

Katakan,
"sakit, Nak?. Bunda kasih obat ya lututnya"
Daripada,
"kan Bunda udah bilang, jangan lari-lari nanti jatuh. Sini diobatin dulu"

Sapa perasaan, karena ini menyehatkan hati, melatih emosi, menyuburkan empati, menguatkan kontrol diri, mengembangkan budi pekerti, dan membuatnya percaya diri.

Bila dari kecil hatinya sunyi dan sepi, ketika menjelang remaja, rasa sunyi dan sepi di jiwa itulah yang mendorongnya main games dan menikmati pornografi..  Disangkanya itu akan menjadi "obat", ternyata menjebaknya dalam kecanduan tak bertepi.

Jangan abaikan rasa anakmu..  Jangan abaikan kebutuhan  Jiwanya...

Sapa perasaan...

Enjoy yourself, enjoy your child!

����������������������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��Yayasan Kita dan Buah Hati��
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

��Fanpage:
Yayasan Kita dan Buah Hati
��Twitter:
@kitadanbuahhati
��Alamat:
Jalan Tamansari Persada Raya Blok 1 No. 12, Bekasi
��No HP:
0856 7010 222
����������������������

Rabu, 16 Desember 2015

Mendidik anak menjadi enterpreneur sejak dini" kulwap hsmn

������������

Resume Diskusi Eksternal
Komunitas HSMN Semarang #2

Senin, 23 November 2015
Pk. 20.15 - 21.30

"Mendidik anak menjadi enterpreneur sejak dini"

Narasumber: Teh Patra

Moderator: Icha

������������

PROFI:

Teh Patra jurusan Sipil ITB angkatan 1996.

Anak-anaknya berjumlah 4 orang. Teh Patra senang berbagi pengalamannya membesarkan ke-4 anaknya yang kini berusia 18 tahun, 14 tahun, 13 tahun dan 3,5 tahun. Ke-4 anak ini juga mendapatkan pendidikan Homeschooling dari orang tuanya.

Sempat heran juga, kenapa angkatan 1996 bisa punya anak umur 18th? Teh Patra sudah menikah di tingkat 1. Teh Patra wisuda dengan Pendamping Wisuda pasukan lengkap:  1 suami, 2 anak dan 1 bayi. Jadi dalam urusan pengalaman ngurus anak dan keluarga, kudu lah kita berguru.

Dalam sharing selama 1 jam, ibu jebolan ‘jalur sutra’ SMP 5 – SMA 3 – ITB  ini berbagi pengalaman tentang bagaimana mempersiapkan anak mandiri dan cerdas secara finansial. Membuat anak cerdas finansial itu BUKAN semata-mata mengajarkan anak BERDAGANG. Catet ya! Tapi lebih ke arah mempersiapkan mental enterpreneurship anak.

������������

SELAYANG PANDANG

Bismillahirrahmaanirrahiim

Sebetulnya materi intinya bukan mengajar anak berbisnis, menanamkan jiwa wirausaha sejak dini.
Tujuannya adalah melatih kemandirian sejak dini.

Jika kita mempelajari shirah Rasulullah, kita melihat bagaimana Rasul mengajarkan kita untuk mandiri sejak usia dini.

Rasul sudah mulai berdagang di usia 7 tahun. Ikut kafilah lintas negara di usia 9 tahun dan mengembangkan harta dagang khadijah di usia awal 20an.

Sebagai muslim, selayaknya kita meneladani Rasulullah dalam setiap aspek kehidupannya.
Target minimal kita adalah menyiapkan anak-anak untuk bisa menjadi menjadi pribadi mandiri saat mencapai usia baligh..tidak terus menerus merepotkan dan menjadi beban kedua orangtuanya.
Saat ini banyak sekali angkatan kerja yang tidak mampu hidup mandiri..masih terus membebani ortunya. Sampai lulus kuliah s1, masih minta dana untuk kuliah s2.
Ada yang sudah menikah pun masih disuplai ortu.

Yang seperti itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan orang yang paling mulia adalah yang paling bermanfaat. Islam mengajarkan tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.
Anak kita latih untuk tidak suka meminta2 termasuk kepada mita ortunya.
Kewajiban kita memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan untuk  menuhi keinginan, mereka harus berusaha dulu.
Sejak dini kita pahamkan pada mereka bahwa untuk bisa memenuhi kebutuhan (dan keinginan) seseorang perlu bekerja, berusaha.
Itu yang ingin kita ajarkan pada anak-anak kita.

Mental Enterpreneur
1. Jujur
2. Orientasi sosial
   a.Motif Ta’awun
   b.Sopan dan ramah-tamah .
   c. Sportif “Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (H.R. Muttafaq ‘alaih).
   d.Tidak egois.
     “Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering keringatnya”.
   e.Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya (mudharat)yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial.
   f. Komoditi bisnis yang dijual haruslah barang yang suci dan halal.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi dan“patung-patung” (H.R. Jabir).
   g.Bagi pihak yang berhutang, menyegerakan membayar hutang
   h.Bagi pihak yang memberi hutang, meringankan yang berhutang.

3. Itqon
Ajari anak agar senantiasa menjaga amanah serta melakukannya dengan profesional. Tanamkan jiwa merit base yaitu jiwa untuk senantiasa menyelesaikan sesuatu dengan baik dan sempurna, tidak hanya sekedar selesai dengan hasil minimalis.
إِنَّ الله يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (profesional) ” (HR. Baihaqi)

4. Inovatif dan kreatif
   a.Berani mencoba hal baru.
   b.Memahamkan konsep value added.

5. Leadership
Ajari anak agar memiliki jiwa kepemimpinan, seperti
   a.Disiplin
     Latih anak agar disiplin dalam setiap aktivitasnya, baik disiplin terhadap waktu ataupun disiplin terhadap target yang ingin dicapai
   b.Bertanggung jawab
     Ajari anak bertangung jawab terhadap dirinya sendiri,  barang miliknya, kebutuhan yang harus dia siapkan sebelum berangkat sekolah, membereskan mainan, dll.
Ajari juga anak agar mengetahui konsekuensi dari setiap aktivitasnya.
   c.Bekerja dalam tim
     Biasakan anak bekerjasama dengan orang lain.
   d.Berani dan optimis
     Latih keberanian anak untuk bertanya, berkomunikasi dan mengungkapkan pendapat. Ajari anak untuk berani mempertahankan kebenaran, menerima kritik dan saran dengan lapang dada, tidak takut dengan sesuatu yang tidak beralasan.

������������

TANYA JAWAB

��Pertanyaan #1:

kira2 umur berapa tahun anak sudah bisa diajari berniaga teh?jazakillah (Bunda Indah )

��Jawaban:

untuk bertransaksi jual beli, anak bisa mulai saat sudah mumayyiz, sudah bisa membedakan nilai uang dan barang, sudah paham transaksi, dan berada dalam kondisi aman untuk bertranskasi
Bisa berbeda-beda untuk setiap anak
berkisar 5-7 tahun

��Respon Bunda Indah:

bagaimana cara kita untuk memupuk keberanian anak agar tdk malu?

��Jawaban:

Pada dasarnya anak terlahir dalam keadaan natural, penuh rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba.  Rasa malu itu tumbuh sebagai respon dari sikap lingkungan. Kalau lingkungan membentuk anak menjadi pemalu, sering melarang, berkomentar negatif, dll, maka akan tumbuh rasa malu.
Jika sejak kecil anak terbiasa mencoba, bersosialisasi, termotivasi, in syaa Allah dia akan berani dan optimis

��Pertanyaan #2:

adakah pengalaman Teh Patra dalam mengajarkan anak berniaga? Mohon sharingnya (bunda Ayu)

��Jawaban:

alhamdulillah, saya sendiri sejak kecil suka berdagang..seingat saya mulai sejak 4 tahun, ibu saya membelikan permen setoples dan saya jual di pinggir jalan karena saya merasa kebanyakan :D
Anak2 juga sudah sering berusaha berpenghasilan sejak kecil, karena saya tidak memberi uang saku.
Dulu waktu sekolah, anak2 suka membawa snack untuk dijual di sekolah. Sejak homseschooling mereka berjualan di lingkungan rumah.
Setelah agak besar, mulai bisnis yang lebih rumit..seperti jualan sosis online. Mencatat penjualan, pendapatan, stock barang, pembelian, inventaris, menghitung laba rugi, dll. Omsetnya mencapai belasan juta rupiah per bulan
Sekarang setelah lebih besar, anak2 melebarkan sayap investasi ke logam mulia dan peternakan domba. Mulai belajar investasi tanah kecil2an juga.

��Pertanyaan #3:

setelah anak bisa memulai untuk berbisnis,apakah kita latih mereka juga untuk mencatat apa saja yg telah laku itu..atau istilah kerennya 'pembukuan' bagaimana memulainya untuk mengajarKan anak2 tentang itu
*maksudnya perlahan2,supaya kalau Besar sudah terbiasa (Bunda Icha)

��Jawaban:

iya..tentu anak harus belajar pembukuan. Mereka harus bisa membedakan mana modal, mana keuntungan. Dimulai dari yang sederhana dulu saja.
Misal ibu membuat snack dengan harga dasar 800 dan dijual 1000.
Sebelum berjualan, buat dulu catatan berapa jumlah snack yang dibawa.
Nanti setelah berjualan dihitung dan dicatat berapa penjualan, berapa uang yang didapat, betul atau tidak, berapa laba yang diperoleh, dst.
Laba bisa disimpan sebagai tabungan anak. Anak juga bisa mencatat sendiri tabungannya

��Pertanyaan #4:

Mandiri diusia baligh itu maksud nya mandiri secara financial ya teh? Bagaimana jika memang bakat anak ada di akademik? Sehingga memang dia masih harus sekolah dan kuliah dulu? (Bunda Ita)

��Jawaban:

iya, mandiri termasuk salah satunya dalam hal financial. Sejak baligh berarti segala hukum zakat, infaq, dll sudah terkena
Jika anak memang berbakat di bidang akademik ortu bisa saja menganggapnya sebagai investasi. Namun sebetulnya tidak ada kewajiban memenuhi segala keinginan anak. Anak perlu paham bahwa biaya yang dikeluarkan ortu pada dasarnya adalah 'investsi' dan sedekah untuk membantunya. Sehingga dia juga akan semangat membayarnya dengan kerja keras yang sepadan.
Artinya jangan sampai ortu kerja keras menyekolahkan anak, sementara si anak berleha-leha, malas2an, main2, dll.

��Pertanyaan #5:

Cara mendisiplinkan anak gmn ya? Kadang kita kurang bisa istiqomah (Bunda Reni)

��Jawaban:

disiplin itu tidak bisa diajarkan, tapi ditanamkan. Menanamkan yang paling efektif tentu dengan teladan dari pendidiknya. Kalau pendidiknya tiak disiplin, tentu akan mentah lagi.
Saya pribadi memilih 'realistis' dalam berdisiplin. Mulai dengan hal2 yang memang bisa dikerjakan bersama. Jangan mendisiplinkan sesuatu yang tidak ada ajarannya dalam Islam, dan sulit untuk dilakukan.
Disiplin yang paling utama adalah dalam ibadah (shalat). Ini latihan yang paling penting.
Selanjutnya adalah disiplin menghindari maksiat
Sementara dalam banyak hal lain, yang tidak melanggar syariat, kita tidak perlu menjadi terlalu kaku

��Respon Bunda Reni:

Kalau untuk anak usia 5 th mendisipkan dalam hal mengajarkan sholat gimana ya teh tipsnya...

��Jawaban:

Sunnah Rasulullahnya juga baru diajarkan di usia 7 tahun..hehehe
untuk usia 5 tahun itu dengan selalu diajak..bukan disuruh
dibuat suasana menyenangkan sehingga shalat tidak menjadi hal yang traumatis
Kalau anak betul2 tidak mau, tidak perlu panik..biarkan saja dulu..nanti diajak lagi
jangan sampai berantem sama anak 5 tahun urusan shalat ini..

��Pertanyaan #6:

untuk anak yang belum kenal mata uang gimana cara sederhana ngajarin anak berbisnis? (Bunda Meliz)

��Jawaban:

kalau belum kenal uang jangan diajari berbisnis..
Diajarinya sifat2 enterpreneur seperti dijelaskan dalam materi awal saja..jujur, optimis, teamwork, dll
Kalau mau main2 jualan2 ya bisa..jual mainan di rumah pada ortunya..untuk mengenalkan konsep jual beli misalnya

��Pertanyaan #7:

Kalo teh patra cara mengajari anak2nya sendiri dengan berjualan apa? (Bunda Sari)

��Jawaban:

macam-macam
waktu kecil saya bikin jeli nutrijell itu..dibungkus plastik es. Lumayan anak2 bis dapat untung sampai 10rb per hari..jaman dulu gitu..
Lalu anak2 pergi ke pasar beli snack sendiri..pilih sendiri dan jual sendiri. Mereka tiap hari ke sekolah bawa dus indomie itu..diisi aneka snack.
untungnya bisa 20rb per hari
Lama-lama mereka punya kebiasaan dan ide sendiri untuk berjualan atau berwirausaha. Bisa dengan memperbaiki mainan yang rusak, mencuci mobil, dll
Kalau anak pertama alhamdulillah sekarang sudah kerja sebagai programmer dan usaha membuat bimbel bersama teman2nya
jadi sejak kecil ada kemajuan dalam berusaha..
kepada anak2 juga diajarkan untuk mengembangkan bisnis dan jeli melihat peluang.

��Pertanyaan #8:

Assalamu'alaikum teh..

Untuk anak usia 5thn,bagaimana cara mengenalkan dan memupuk jiwa merit base untuk usia tsb ya teh?
(Bunda April)

�� Jawaban:

Untuk anak-anak usia 5 tahun, kita sudah bisa menanamkan peerbedaan kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan akan menjadi tanggung jawab ortunya.. sedangkan keinginan harus diperoleh dengan usaha ekstra.

Ajari anak untuk tidak mudah meminta sesuatu. Kita bisa melatih mereka untuk menahan keinginan, berusaha lebih keras untuk mendapatkan reward, dll.
Dan sebagai ortu pun kita tidak mudah memberi segala sesuatu pada anak..

Biasakan anak terlatih melakukan yang terbaik. Beri reward yang lebih besar jika usahanya lebih besar.. Jadi anak akan selalu termotivasi melakukan yang terbaik ✅

������������

PENUTUP

Pada intinya, mengajarkan anak berjiwa enterpreneur bukan berarti mengajar berdagang saja..karena banyak juga orang berdagang tapi tidak memiliki jiwa enterpreneur. Akibatnya puluhan tahun berdagang tak kunjung berkembang.
Yang terpenting adalah menyiapkan akhlaq mereka, agar saat mereka mencapai usia baligh mereka akan sanggup mandiri dan memiliki akhlaq yang menunjang untuk bisa mandiri.

������������

Selesai....

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara
��FB: HSMuslimNusantara pusat
�� instagram: @hsmuslimnusantara
�� twitter: @hs_muslim_n
�� web: hsmuslimnusantara.org

Aturan Grup HSMN

���� Aturan Grup HSMN ����

1. Menggunakan bahasa Indonesia yg benar&santun dlm berdiskusi,
- diperbolehkan menggunakan singkatan yg mudah dimengerti,
- menggunakan font Normal.

2. Tim mempersilahkan member untuk mensharing informasi dari luar yg bersifat Spiritual, Pendidikan dan Sosial baik berupa gambar maupun tulisan ke dalam grup.

3. Tim menyediakan space untuk berpromosi tiap awal bulan minggu pertama pada hari kamis.(sebulan sekali)

4. Diperkenankan berbicara politik, khilafiyah, dan kritik pemerintah dengan lebih menekankan pada solusi ya..., dilarang ngedumel tanpa solusi

5. Setiap member diperbolehkan menshare hasil diskusi dg format sbb :
1. Sumber : Group HSMN ....
2. Pemateri : ....
3. Waktu diskusi :...
4. Disarikan oleh :...
5. Judul diskusi :

6. No privat message di forum,jika mau privat message mohon japri.

7. Beda pendapat boleh tapi tidak menyerang pribadi hindari debat, diskusilah yang konstruktif.

8. Ini group homeschooling/home education sedapat mungkin fokus bahas tema sesuai dg hari yg telah ditentukan.

��Tema di grup :��
Program diskusi di grup direncanakan sbb:
1. Senin sd Sabtu tema ditentukan oleh divisi tema berlaku dr jam 9.00 - 18.00 wib
2. Obrolan bebas ➡ Selasa, Kamis (sesuai arahan tim tema), Minggu, dan setelah tema harian berakhir ( setiap hari di atas jam 18.00 wib)

Tema dapat berubah jika di hari tsb ada diskusi dg narsum external,berhubung diskusi dg narsum eksernal waktunya menyesuaikan dgn jadwal narsum.

9. Aturan BC
Anggota grup mohon utk tdk melakukan penyebaran BC jika ada kalimat :
a) "Copas dr grup sebelah"
b) "Harap menyebarkan BC ini...."
c) "Lowongan/kursus ini Gratissss"
d) "Mohon bantuan..."
e) serta BC yg TIDAK MENCANTUMKAN sumber
berita.

Kami BERHARAP dg SANGAT untuk TIDAK mempostingnya ke dlm grup HSMN.

Rekomendasi kami:
1. BC yg bersifat info (lowongan, kursus, bantuan, seminar) maka pihak yg menyebarkan menjamin kebenaran info tsb.
2. Artikel Pengasuhan anak/parenting dg mencantumkam narsum, tanggal dan asal artikel tersebut (seminar, surat kabar, website tertentu)
3. Video inspiratif&memotivasi, berasal dr link yg dpt dipertanggungjawabkan.

10. Tata tertib ini mungkin akan terus diupdate so keep contact in the group.

Manfaatkan group ini untuk kebaikan bukan untuk keburukan.

Jadikan ajang ilmu dan silaturahmi bukan saling memusuhi.

Selamat belajar!

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara
��FB: HSMuslimNusantara pusat
�� instagram: @hsmuslimnusantara
�� twitter: @hs_muslim_n
�� web: hsmuslimnusantara.org

Senin, 14 Desember 2015

Syarat Hidup

Bismillah

:: Syarat Hidup ::

Ada seorang operations manager dari sebuah client kantor gue – yang cool banget. Kita undang dia makan siang dan nasinya keras. Kita sebagai vendor yang baik, meminta maaf. Dia bilang,

“Gak papa. Justru saya suka nasi keras. Gak suka tuh saya, beras sushi.”

“Kok sukanya nasi yang keras Pak?” I cannot help but to ask.

“Iya, orangtua saya ngajarin jangan pernah buang makanan. Nasi kemarin juga kita makan.”

This may be simple. But this, blew my mind.

Dan setelah gue menjadi orangtua, di sini lah gue lihat banyak orangtua mulai mengambil langkah yang tidak disadari, berdampak.

“Saya waktu kecil, miskin. Saya pastikan anak-anak saya mendapatkan yang terbaik, termahal.”

“Waktu kecil, saya makan aja susah. Saya pastikan mereka itu sekarang makan enak.”

“Waktu kecil, saya belajar ditemani lilin dan 2 buku. Sekarang anak saya, saya sekolahkan ke Inggris.”

We experienced the worst and therefore we tend to give the best.
The question is, is the best…is what our children need? Really?

Berdasarkan input dari sdri Leony dalam section comment, saya tambahkan: sebelum teman-teman pembaca yang pernah kuliah di luar menjadi tersinggung, saya ingin tekankan bahwa tidak ada yang salah dengan menyekolahkan anak ke luar negeri.

Kemewahan tidak ada batasnya dalam hal pendidikan.
Orang sukses itu menjadi sukses karena (1) dididik dengan benar, terlepas dari dari apakah dia kaya atau miskin (2) dididik oleh kesulitan yang dia hadapi.

Kita akui ada anak orang kaya yang tetap jempolan attitudenya dan perjuangannya. Tapi kita lihat kebanyakan orang sukses juga dulunya sulit. Kesulitan (dalam beberapa kasus, kemiskinan) itu yang menjadi drive orang-orang untuk menjadi sukses. Ini adalah resep yang nyata. Kesulitan yang orang-orang sukses ini hadapi adalah ladang ujian di mana mereka menempa diri mereka menjadi orang sukses.

Pertanyaannya, jika kita ingin mencetak anak-anak yang bermental baja, kenapa kita justru memberikan semua kemudahan? Kenapa justru kita hilangkan semua kesulitan itu?
Karena dengan menghilangkan kesulitan-kesulitan itu, justru kita menciptakan generasi yang syarat hidupnya banyak.

Generasi Berikutnya
Apa yang terjadi dengan dari hasil thinking frame ‘dulu saya susah, saya tidak ingin anak saya susah’? Ini yang terjadi:
Anak dari teman ibu gue terbiasa makan beras impor thailand. Di tahun 1998, kita terkena krisis dan orang tuanya tidak lagi mampu beli beras impor. Yang terjadi adalah, anaknya gak bisa makan.

Ada anak dari teman yang terbiasa makan es krim haagen dasz, ketika pertama kali makan es krim lokal, dia muntah.

Ada cucu yang ngamuk di rumah neneknya karena di rumah nenek, gak ada air panas.

Gue tidak mencibir mereka. Apa adanya seorang manusia itu terjadi dari nature dan nurture. Semua ini, adalah nurture.

Bahkan di kantor pun sama. Di kantor kebetulan gue jadi mentor seseorang (saat ini). Dalam sebuah kesempatan, dia pernah berkata “Duh, gak nyaman di posisi ini.”

Di lain kesempatan, “Sayang ya, si X resign, padahal dia membuat saya nyaman di kantor sini.”

Pada kali kedua gue mendengar mentee gue ngomong ini, gue
mulai masuk “Kamu sadar gak, kamu udah 2 kali menggarisbawahi bahwa kenyamanan dalam kerja itu, penting bagi kamu.”

“…”

“Emang sih idealnya nyaman. Tapi sayangnya, this is life. We don’t get to pick ideal situations. Sometimes we need to settle with what we have and deal with it. Tentang kenyamanan, coba jadikan itu sebagai sesuatu yang ‘nice to have’ dan bukan ‘must have’.”

What to Do?
Gue menyukai cara Sultan Jogja mendidik anak-anaknya. Gue pernah dengar bahwa di saat batita, anak sultan dikirim untuk hidup di desa. Makan susah, main tanah, mandi di sumur. Intinya, meski dia anak sultan, dia tidak tahu bahwa dia anak sultan dan dia merasakan standar hidup yang rendah – dan merasa cukup dengan itu. Setelah agak besar, dia kembali ke istana.

Dampaknya, semua Sultan, bersikap merakyat. Dia makan steak, tapi dia tahu bahwa steak yang dia makan adalah sebuah kemewahan. Bukan sebuah syarat hidup niminum.

Gue pun memiliki syarat-syarat hidup. Semenjak menjadi seorang bapak, gue berubah total dan gue kikis hilang itu semua. Karena gue tidak ingin anak-anak gue memiliki syarat hidup yang banyak. Dan satu-satunya cara memastikan itu terjadi adalah bahwa gue pun tidak boleh memiliki syarat hidup banyak.

Gue memilih untuk  mengajak mereka naik kopaja atau transjakarta setiap hari ke sekolah, sebelum mereka merasakan bahwa naik angkutan umum itu, rendah. Tidak ada salahnya naik mercy ke sekolah. Sama dengan tidak ada salahnya naik kopaja (tentunya gue ikut nemenin, secara jaman sekarang banyak pedofil).

Gue memilih untuk membiarkan mereka tidur di lantai (ketika mereka tidak sengaja terlelap tidur. Gue tidak lantas mengangkat mereka ke dalam kamar mereka). Siapa tahu suatu saat nanti mereka harus terus-terusan.

Gue memilih untuk mematikan AC saat mereka tidur – siapa tahu mereka suatu saat cannot afford air conditioning.

Gue memilih untuk tidak menginstall air panas karena gue ingin anak-anak gue baik-baik saja jika suatu saat nanti mereka tiap hari harus mandi air dingin. (meski tidak ada yang salah dengan menginstall air panas),

Gue memilih untuk melarang mereka main tablet karena gue ingin mereka tidak tergantung dengan kemewahan itu.

Gue melarang mereka menilai teman dari merk mobil mereka karena merk mobil itu gak pernah penting, dan gak akan penting.
Kita pergi ke mall memakai kopaja. And we have fun ketawa-ketawa, seperti jutaan orang lain.

Gue tidak membuang nasi kemarin yang memang masih bagus. Instead gue makan sama anak-anak gue. Siapa tahu suatu saat, that is all they can afford. Agak keras. And we like it.

We teach them to pursue happiness so that they learn the value and purposes of things. Not the price of things.

Nasi kemarin yang masih perfectly safe to eat, masih punya value. Kopaja dan mercy memiliki purpose yang sama, yaitu mengantar kita ke sebuah tempat.

AC atau gak AC memberikan value yang sama. A good night sleep.

Kenapa semua ini penting? Kita harus ingat bahwa generasi bapak kita adalah generasi yang bersaing dengan 3 milyar orang. Mereka bisa mengumpulkan kekayaan dan membeli kemudahan untuk generasi kita. Kita harus bersaing dengan 7 milyar orang.

Anak kita nanti mungkin harus bersaing dengan 12 milyar orang
di generasi mereka.

One needs to be a fucking tough person to be able to compete with 12 billion people. Dan percaya lah, memiliki syarat hidup yang banyak, tidak akan membantu anak-anak kita bersaing dengan 12 milyar orang itu.
Itu aja sih.

Berdasarkan input dari sdri Leony dalam section comment, saya tambahkan: Just in case masih ada yang belum menangkap inti dari blog ini, intinya adalah, mendidik seorang anak dalam 1 ekstrimitas (selalu frugal atau selalu mewah) tidak baik. Tidak baik bukan dari standar atau sisi pandang seorang Adhitya Mulya, tapi tidak baik dari sisi pandang siapa pun di mana pun. tidak baik by any  standard. Apa jadinya seorang anak selama ini hanya tahu susah tiba-tiba dapat rizki 1 milyar? Jadi teringat kasus turis China daratan yang buang air besar di trotoar luar toko tas di Inggris. Rizki berubah, mentalitas tidak. Apa jadinya jika seorang anak hanya tahu kemewahan? Hidup serasa mati jika tidak ada 1 hal enteng saja.

Kita semua orangtua dan sensitif jika dibilang ‘cara ini salah, cara
itu salah’. Semua cara terserah kita masing-masing – tidak ada yang benar. Gue sendiri banyak menulis ‘memilih untuk’. Feel free to make your choices. Jadi, saya akan memulai banyak posting ke depan dengan berkata: kalau saya sih… dan Saya memilih untuk…

Untuk menutup posting ini, kalau saya sih, ketika mendapat rizki berlebih, bukannya meningkatkan kemewahan. Tapi memperkenalkan ragam kemewahan yang ada. makan tempe, makan steak. Liburan ke X, liburan ke Y. Memperkenalkan ragam tingkat kemewahan dari yang paling sederhana asampai yang paling mewah yang saya mampu, agar  anak-anak mengenal apa itu susah, sebelum mereka mengeluh. Agar anak-anak mengenal apa itu mewah, sebelum mereka kaget dan tidak bijak mengelolanya.

Penulis: Adhitya Mulya
Sumber: suamigila.com