~ Taujih Netty Prasetyani Heryawan Tentang Parenting Nabawiyah ~
Rabu, 25 januri 2017
Perempuan dalam Islam memiliki peran yang luar biasa dalam membangun peradaban dan umat. Rasulullah bersabda, mendidik seorang anak laki-laki berarti mendidik satu orang. Sedangkan mendidik seorang anak perempuan berarti mendidik sebuah bangsa. Perempuan adalah tiang negara. Baik kaum perempuannya, maka baik juga lah bangsa itu. Rusak kaum perempuannya, maka rusak pula bangsa tersebut. Ini tak lain karena ditangan seorang perempuanlah ,nasib generasi penerus bangsa ditentukan. Maa syaa Allah. Tabarakallahu Rahman.
Salah satu peran penting perempuan dalam parenting nabawiyah adalah sebagai "penyampai pesan penting" terhadap nilai-nilai ilahiyah yang harus sampai kepada generasi pewaris Risalah Allah dimasa datang sampai akhir zaman. Dan untuk yang satu ini, tidak bisa digantikan oleh siapapun. Apapun alasannya.
Penyampai pesan ini karena hanya perempuan yang langsung berinteraksi dengan anak sejak ruh ditiupkan kedalam kandungan.
Lalu dengan tangan-tangannya perempuan merawat dan membesarkan anak dengan penuh kasih sayang. Selama dalam proses pengasuhan dan perawatan itulah, pesan-pesan Ilahiyah tersampaikan alamiah. Melalui tatapan mata, sentuhan, dekapan, narasi,teladan,hikmah, dan kata-kata. Sungguh tak salah bila Allah menitipkan salah satu Asma Nya dalam diri seorang perempuan, yaitu Rahim.
Adapun pesan penting Allah kepada para perempuan terhadap anak-anaknya adalah :
1. Mencetak generasi yang memiliki sifat Roufun Rahiim yaitu sifat penyantun dan penyayang yang dimiliki oleh uswatun hasanah kita, Rasulullah saw. Hal ini termaktub dalam Firman Allah,
" Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min" ( QS 9 : 128)
Inilah sifat generasi penerus Risalah yang didambakan umat. Generasi yang penyantun, penyayang, memiliki kepedulian, empati, jiwa sosial yang tinggi kepada sesama. Generasi ini bisa lahir dari tangan seorang perempuan yang juga memiliki sifat yang sama. Yang tidak sibuk dengan urusan diri sendiri dan keluarga saja, tapi memiliki kepedulian dan berjiwa sosial, memiliki kontribusi yang besar pada perbaikan orang disekitarnya.
Ada banyak kisah yang menggambarkan betapa Rasulullah saw memiliki sifat yang sangat penyayang dan memiliki empati yang tinggi. Bahkan kata-kata yang beliau ucapkan di akhir hayatnya adalah kecemasan dan kecintaan beliau kepada umatnya
2. Mencetak generasi yang memiliki sifat hafiidzun alim yaitu berpengetahuan dan amanah, sifat yang dimiliki oleh Nabi Yusuf as. Seperti yang tersebut dalam ayat Allah,
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". ( QS Yusuf : 55 )
Kisah Nabi Yusuf as adalah kisah parenting nabawiyah dengan jutaan hikmah. Melewati masa kanak-kanak penuh bully-an kakak-kakak yang tidak menyayanginya, melewati fase terbuang, berbagai fitnah dan pengkhianatan. Tapi tak membuat Yusuf menjadi generasi gagal. Ia adalah seorang pembelajar yang tak kehilangan semangatnya dalam mencari pengetahuan. Dan meskipun berulang kali mengalami penghianatan, Nabi Yusuf tak menjadikan dirinya menjadi pengkhianat. Ia menjalankan amanah yang dibebankan padanya dengan sebaik-baiknya.
Menjadikan generasi penerus umat sebagai anak-anak yang mencintai ilmu, gemar belajar dan mempelajari apapun, adalah PR besar seorang perempuan kepada anak-anaknya.
3. Mencetak generasi yang memiliki sifat qawiyyun amin, yaitu sifat kuat dan melindungi yang dimiliki oleh Nabi Musa as. Hal ini terdapat dalam ayat,
"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya" ( QS 28 :26)
Nabi Musa as adalah pemuda bertubuh kuat. Dalam sejarah, ia telah memukul seorang pemuda Mesir dan langsung membuat sang pemuda terkapar tanpa nyawa. Pemuda Musa yang sontak menjadi buruan aparat, berlari melintasi Mesir hingga Palestina. Dalam kelelahan yang luar biasa, pemuda Musa tidak kehilangan rasa kepeduliannya ketika melihat dua orang perempuan yang menjaga izzah nya untuk nekat berdesak-desak dengan lawan jenis demi mendapatkan air. Mudah bagi pemuda segagah Musa merangsek kedalam antrian. Tersebab itulah, pemuda Musa bertemu dan bekerja dengan Nabi Syuaib as.
Perempuan bertanggung jawab melahirkan generasi yang sehat dan kuat. Sebagai penjaga Risalah Allah dimuka bumi, sangat dibutuhkan sosok dengan fisik yang sehat dan kuat . Gagah, dan mampu menjadi pelindung.
Inilah pentingnya perempuan memahami pentingnya gizi, seni mengolah makanan yang sehat dan higienis, serta memperhatikan tumbuh kembang anak , serta menjaga gaya hidup sehat dalam keluarga.
So, jadi perempuan dengan misi mulia memang tak mudah. Tapi ada reward indah dari Allah Sang Maha untuk para perempuan yang mampu menjalankan fungsi dan perannya secara optimal yang hanya perempuan yang mendapatkannya, yaitu, memasuki syurga lewat pintu mana saja yang disukainya.
Maha suci Allah, tabarakallahurahman, semoga kita menjadi salah satu perempuan yang sukses mendapatkan reward luarbiasa untuk upaya yang juga luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar