Kamis, 12 November 2015

Pelajaran Pertama dan Utama yang Harus Ada dalam Keluarga Muslim

RESUME DISKUSI HSMN KALIMANTAN 1 & 2

�� Narasumber : Maya Dwilestari

�� Tema : "Pelajaran Pertama dan Utama yang Harus Ada dalam Keluarga Muslim

�� Tanggal : Senin, 09 November 2015

⌚ Pukul : 20.00 - 21.00

�� Moderator : Siti Mashunah

�� Notulen : Erna Pangestu

��������������������

���� Profil Narasumber & Materi Pengantar ����

Profil narasumber :

Nama lengkap : Maya Dwilestari
TTL : Jakarta, 18 Mei 1981
Akun FB : Maya Umm Abdillah
Domisili : Bitung, Sulawesi Utara
Anak : 3 orang (2005, 2008, 2010)
HS sejak : 2007

Pendidikan : Insan Cendekia Serpong
                        Ilmu Komunikasi FISIP UI, Komunikasi Massa

Bismillah...

Sebelumnya saya ingin sampaikan bahwa yang saya bicarakan nanti merupakan pengalaman kami. Saya mohon koreksinya dan mari sama2 belajar.

Bismillah.

Saat menjalankan HS, kita akan merasa begitu tingginya otoritas kita sebagai orang tua dalam memilihkan materi untuk anak2. Orang tua bisa memilihkan olahraga apapun, jenis bacaan apapun, komunitas apapun. Tentu mudah, karena tidak ada batasan dari kurikulum target, nilai, dan sebagainya.

Berkeliaran pula dengan bebasnya wacana pendidikan dengan sistem 'unschooling', belajar tanpa batas, dan sejenisnya. Pada prakteknya, tak bisa dipungkiri kita akan melewati masa2 'tak terjadwal', tetapi sangat rugi apabila kita melewati masa2 keemasan anak tanpa sebuah 'rencana'.

Keluarga muslim haruslah memiliki visi keagamaan, baik yang menjalankan HS maupun tidak. Keluarga HS muslim harus memiliki arah yang jelas tentang pendidikan agama keluarga, rujukan yang benar, target, juga evaluasi.

Modal Penting dalam Menjalankan HS

Modal utamanya adalah ilmu. Orang tua harus memulai dirinya suka belajar, haus akan ilmu. Begitu banyaknya ilmu Allah, sedangkan usia kita di dunia sangat terbatas, membuat kita harus menentukan prioritas dalam menuntut ilmu.

Prioritas untuk dipelajari orang tua :
1. Tauhid dan Akidah
Akidah adalah keyakinan yang kuat dari seorang muslim tentang prinsip2 mendasar dalam Islam. Keyakinan tsb akan menjadikannya tenang, teguh prinsip. Akidah yang benar merupakan dasar dari segala tindakan seorang muslim, serta merupakan syarat sahnya amalan.
Tauhid maknanya meyakini keesaan Allah dalam rububiyahnya, ikhlas beribadah kepadaNya, serta menetapkan nama2 dan sifat2Nya.
Perkara paling besar yang Allah perintahkan adalah tauhid, lawannya ada syirik. Syirik adalah dosa yang paling besar.
Risalah para Nabi dan Rasul semuanya diawali dengan menyeru kaum mereka untuk menyembah kepada Allah dan menjauhi syirik.

Maka, sangatlah penting sebuah keluarga mempelajari tauhid, dalam rangka menjaga keluarga mereka dari api neraka.

Implementasinya dalam  keluarga :
Ayah dan ibu mempelajari akidah yang benar, memahami, dan mengamalkannya. Maka, secara tidak sadar, hal tersebut akan mempengaruhi sikap, cara pandang, serta perkataan ayah dan ibu di saat mendampingi anak2 belajar.

Sumber2 untuk belajar akidah :
1. Buku
2. Sumber online :
almanhaj.or.id
muslim.or.id
rumaysho.com
3. Mendatangi majelis ilmu (ini yang utama)
4. Mendatangkan guru ke rumah

2. Adab
Adab meliputi seluruh tata cara hidup yang dicontohkan Rasul shollalloohu alaihi wasallam. Dimulai sejak bangun tidur sampai akan tidur kembali.

Para ulama zaman dahulu banyak menghabiskan waktu mereka untuk mempelajari adab sebelum belajar ilmu.

Pelajarilah adab dari kitab ulama terdahulu. Ambillah dalil2 yang shohih, amalkan segala yang sudah dipelajari.

Prakteknya dalam keluarga : ibu/ayah membaca doa saat akan masuk kamar mandi, ibu menjawab salam ayah yang baru masuk rumah, membiasakan makan dengan duduk, menggunakan tangan kanan, dst.

Pelajaran adab lebih mudah diajarkan dengan contoh, terutama untuk anak2 yang masih balita.

3. Fiqih
Utamakan mempelajari fiqih dari amalan2 utama, seperti sholat, bersuci, berpuasa. Sebelum mengajarkan anak2, terlebih dahulu perbaiki cara beribadah orang tua. Cara berwudhu, gerakan2 sholat yang benar, berpuasa yang benar, doa2 yang benar.

Hendaknya setiap keluarga memiliki buku2 dari ulama terdahulu. Buku2 fiqih, sejarah, hadits, dsb.

4. Al-Qur'an
Ajari anak2 membaca Al-Qur'an. Mulai dari huruf2 hijaiyah, sampai (jika mampu) mengantarkannya menghafal keseluruhannya.

Pelajari juga ilmu tajwid, baca bersama2 anak, katakan kepada mereka bahwa kita juga perlu untuk memperbaiki bacaan kita, sehingga konteksnya adalah sama2 belajar.

Setidaknya sebagai orang tua kita telah memberikan pondasi yang penting dalam 4 materi di atas. Selanjutnya, saat anak2 semakin besar, tambahlah terus ilmu kita. Kalaupun kalah berpacu dengan waktu, mintalah bantuan dengan mendatangi ustad/ustadzah, mendatangkan ustad/ustadzah, mengikutkan anak ke majelis ilmu, dan sebagainya.

SAAT RASA MALAS DAN BOSAN MERAYU

Dua hal inilah musuh kita dalam belajar. Rasa malas dari dalam diri kita, dan rasa bosan yang dihembuskan syetan kepada para penuntut ilmu.

Ibu, bayangkanlah nanti, saat hari perhitungan : anak2 akan ditanya tentang ibadah mereka, akhlak mereka, dan semua tindakan mereka. Bayangkan, saat anak2 kita menyebut2 nama kita dalam perjalanan mereka memperoleh ilmu. Berapa banyak huruf Al-Qur'an yang akan mereka ucapkan, berapa ribu kali Al-Fatihah yang mereka baca, sepanjang usia mereka. Bayangkan....bayangkan jika itu semua ia dengar dari lisan ibunya, ia ikuti huruf demi huruf ayat2 Allah dari lisan kita, sampai akhirnya ia tuntaskan Al-Fatihahnya, juz 30 nya, hafalan Al-Qur'an seluruhnya. Jika semua itu dilandasi niat ikhlas hanya mengharap wajah Allah, tak ada kesempatan untuk rasa malas, tak ada celah untuk bosan.

Variasikan kegiatan di rumah, bedakan tekniknya. Semoga Allah memudahkan langkah2 kita mendidik generasi.

*ini merupakan nasihat untuk diri saya sendiri terutama, yang sering dilanda bosan.

����������������������

�� Tanya - Jawab

1. Bagaimana cara bunda Maya mengatur waktu utk diri sendiri dan anak dlm mnjalankan HS?

Bisakah ceritakan bgmn metode HS yg bunda terapkan drumah?

Bunda Yurin

2. Maaf apa ada televisi dirumah bu Maya?

Kl nanti mau mulai kls 1 SD apa perlu komunitas atau bisa mandiri ya?

Putra bu Maya kls berapa sj HS nya?

Jazakillah khair

Ummu Husna

3.  Anak sy laki2 usia 5y dan 3,5y. Anak sy TK A dan PAUD B dsekolah islam terpadu.
Sy sendiri wanita kantoran yg brngkt 7.30pagi dan pulang 7mlm.

Saya sngt ingin memaksimalkan kualitas setiap kebersamaan dgn anak2. Sy slalu berusaha memantau perkembangannya disekolah.

Menurut bunda maya, bisakah HS itu tetap dilakukan drumah walau 1jam dihari kerja dan bbrp jam saat weekend. Kegiatan HS seperti apa yg bs sy lakukan yg bs menunjang kegiatannya dsekolah atau mengisi kekurangan dari kurikulum TK/PAUD di sekolah islam terpadu. ����terimakasih.

Bunda Ghina

Jawab 1,2,3 ⬆
Saya membagi waktu saya scr garis besar ke dalam 3 zona: zona hs, urusan rmah tangga, dan jualan.

Jadwal belajar terstruktur dimulai jam 8 pagi. Jd sblm jam 8 semua urusan rumah tangga dikerjakan smampunya. Paling sering sih, sblm jam 8 itu urusan sarapan, dan belanja. Kadang2 mencuci kl sempat.

Jam 8 anak2 mulai menyiapkan buku masing2. Anak pertama (11) sdh bs mandiri dlm belajar. Anak ke dua (8) msh dibimbing, anak ke tiga, masih terserah dia (5th).

Bergantian antara anak 1 dan 2 setor hafalan, dan menambah hafalan baru. Diselingi dg membaca materi dan mengerjakan latihan.

Jam 10 belajar terstruktur selesai, anak2 kegiatam bebas, saya kembali ke dapur. Bila ada sisa waktu, menurus online shop saya.

Metode hs yang saya terapkan ke anak2 disesuaikan saja dg kebutuhan dan usia mereka. Saat masih balita, kami spcenderung tdk terjadwal (unschooling) tetapi tetap ada jadwal hafalan juz 30 dan belajar iqro'.

Di usia 8 th, dg kesadarannya, anak pertma meminta belajar terstruktur. Tetapi tdk demikian anak ke 2. Di usia 8th dia msh enjoy tanpa jadwal, tetapi akhirnya ikut jadwal jam 8-10 walaupun tdk ketat.

Saya berusaha berada di tengah antara memberi keleluasaan mereka mengembangkan minat dengan tetap menjaga hal2 wajib, seperti belajar agama, dsb.

Dulu saya dan teman2 membentuk komunitas, saat anak pertama berusia 4th an. Kemudian masing2 dr kami pindah rumah. Saya sendiri beberapa kali pindah, dan akhirnya ke luar pulau.

Posisi komunitas penting, sebagai sara bertukar ide, gagasan, informasi. Tetapi tanggung jawab ,enjalankan hs tetap ada di ortu masing2. Selagi bisa membentuk komunitas, silakan membentuk, jadikan komunitas sbg sarana anak2 mengenal sesama hs er, sbg sarana membangun perubahan. Banyak sekali yg bs dilakukan bersama komunitas.

Beberapa ortu memikiki keterbatasan waktu shg sulit menerapkan hs scr total. Ada istilah yg tepat jika Ibu ingin mempraktekkannya: afterschooling. Ortu berusaha memdampingi anak seoptimal mungkin dlm mengeksplorasi minat si anak. Sementara si anak tetap terdaftar sbg siswa sekolah.

Hs bukan satu2nya pilihan, belum tentu pilihan terbaik. Setiap keluarga memiliki ritme dan gaya yg khas.

Oh iya, ada yg blm terjawab. Yg bs dilakukan dl kegiatan afterschooling : bercerita, membuat prakarya, memasak, membersihkan rumah dan lingkungan, dll.

����������������������

4. Saya ingin bertanya, bagaimana memaksimalkan waktu yg tersedia dgn anak bagi ibu yg bekerja? Kebetulan anak saya 2( usia 4,5 tahun& 16 bulan)si kk memiliki rasa ingin tahu& motivasi belajar yg cukup lumayan,terkadang karna merasa lelah kurang terlayani dgn baik.
apakh pada usia 4,5 tahun sudah bisa qt ajak mengatur jadwal kegiatan harian bersama?

5. Setiap kali ngebahas HS ini saya rasa kepengin banget mba, kebetulan masih balita anak2, tapi kadang masih ragu apakah nanti mampu, ada rasa khawatir juga hari2 akan berlalu tanpa terasa dan tarbiyah untuk anak2 terlalaikan karena rutinitas harian, dan melihat diri sendiri yg masih sangat kurang ilmu, bagaimana nanti mengajari Al Qur'an, adab, fiqh dll, sementara sayaa juga masih banyak ketinggalan belajar dan amal, bagaimana menghadapi kendala seperti saya ini mba, apa ada tips untuk jadi pembelajar yg cepat?
Umi N

6. Mba maya, mohon referensi buku2 yg mba Maya gunakan di rumah untuk bekal HS, baik bagi orang tuanya dan anak2, dan rambu2 yg mba Maya dalam menyeleksi sumber2 bacaan keluarga.
Jazakillah khaer
Umi Qanita

Jawab 4,5, 6 ⬆

�� moderator
O ya mba, ada di no.2 tadi tentang TV di rumah mba maya, apakah no TV atau teknik menggunakan TV yg lainnya.

Sebenarnya saya bukan ahli dlm ilmu perkembangan anak, ini sekedar pengalaman ya bunda.

Utk usia balita, memang sedang luar biasa daya eksplorasi dan ingin tahunya. Jawaban yg paling tepat utk pertanyaan 'bagaimana' adalah: sediakan diri Bunda utuknya. Ikutlah dlm kegiatannya, secara total. Dulu saya suka bermain air bersama anak saya di kamar mandi, main hujan2an. Membuat topeng singa, membuat donat, banyak hal yg bs dilakukan dg melibatkan si balita.

Saat awal menjalankan hs, saya mencoba membuat jadwal harian, padahal saat itu anak saya baru 4th. Akibatnya, saya sering merasa beban, krn banyak target tdk tercapai. Bagaimana tidak, di saat saya menulis di jam sekian, anak harus duduk membuat kreasi bersama saya, dia sedang ingin bermain di dapur. Demikian juga, di saat saya jadwalkan membuat camilan, dia ingin dibacakan buku. Saya sungguh stress saat itu.

Jalani saja kehidupan sehari2 bersama si balita, lakukan kegiatan kita sbg ibu scr lumrah, di saat anak terlihat penasaran, barulah kita penuhi rasa ingin tahunya.

Utk ibu yg bekerja mungkin sulit mendapatkan waktu bersama anak sepanjang hari. Kl memang msh sempat, coba dilakukan di luar jam kerja. Maaf , mungkin jawaban saya kurang memuaskan.

Semua ibu ingin yg terbaik utk anaknya. Demikian juga ketika kita memilih hs sbg btk pemenuhan hak2 pendidikan anak2. Hs pd dasarnya mengajak SEMUA anggota keluarga utk terus belajar. Apalagi ilmu agama. Menuntut ilmu (agama) hukumnya fardhu 'ain, wajib bagi semua muslim laki2 maupun perempuan. Hal yg jg sering ,mmbuat saya galau, krn banyak ketinggalan dlm hal agama, sedangkan anak2 jg hrs belajar ilmu agama.

Dr teman saya mendapat nasihat berharga. Utk diri kita sendiro,mkita harus belajar ilmu agama. Hadiri majelis ilmu, baca buku, buka situs2 ustad, dengarkan video, dsb.

Tak ada cara lain kecuali belajar. Mjd ortu hs bukan berarti kita sbg ortu pintar segala hal, tetapi kita harus mau belajar bersama anak. Posisi kita sbg ortu adl fasilitator belajar, kita membukakan jalan utk anak2 menuju gerbang pengetahuan. Mencari sumber ilmu yg benar, memilah info, dst.

Belajar itu memerlukan waktu yg lama. Tdk bs dipercepat, jd sabar saja.

Dalam hs, tdk masalah kita memanggil guru ke rumah.

Soal buku2 referensi, saya sdh membuat e book nya di blog saya www.ummujita.blogspot.co.id
Pilih menu unduh gratis, nnt ada bbrp e book

Ohiya, saya msh punya tv, padahal saya mengakui keberadaan tv ini kadang mengganggu. Tv jg kami gunakan u5k menonton vcd edukasi.

����������������������

7. mba Maya, apa yang menjadi dasar utama meng hs kan ke tiga buah hatinya?
Vita balikpapan

Jawab : Keinginan saya menerapkan hs sdh ada sejak masih kuliah. Dulu baca2 ttg hs dr bbrp majalah dan artikel, jd penasaran dan tertarik, itu awalnya.

Qodarulloh, saya menikah dg PNS yang ditugaskan ke berbagai daerah di Indonesia dlm periode tertentu, maka keputusan hs ini mjd sangat cocok kami pilih.

Ohiya, yg saya baca dulu, anak2 hs itu ekspresif banget, bs melakukan minatnya sepuasnya.

8. Bagaimana tips bunda maya dlm menjaga emosi dlm menghadapi anak?apalg dg 3org ank dan ksibukan yg lain yg jg harus qt tunaikan.

Jawab : Waahhh, saya tuh emosian mbaaa, Saya ngga berani jawab nih... Sebaiknya anak2 memang dilatih mandiri, itu benar2 mengurangi beban. Nah, pas proses latihan ini nih yg suka bikin emosiiii...

Saya aja deh dinasehati ttg emosi mbaa

�� Moderator :
Menejemen emosi insya Allah akan ada di kulwap selanjutnya
Baik, jazakillah khairan katsira mba Maya untuk ilmu malam ini, mohon maaf jika ada kesalahan kami

Kita tutup kulwap malam ini, dengan istighfar hamdallah dan doa kifaratul majlis

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��������hsmn��������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
��facebook.com/hsmuslimnusantara

�� instagram: @hsmuslimnusantara

.�� twitter: @hs_muslim_n

�� web:
hsmuslimnusantara.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar