Selasa, 24 November 2015

Kulwap Aqil Baligh

kajian parenting

��������������

kajian tgl 23 november 2015, ustadz Harry Santosa
Tema : Aqil Baligh
�� bismillahirrohmaanirrohiim��

Materi pengantar

Salam Pendidikan Peradaban

Banyak orangtua mengeluh, mengapa anaknya yang dulu nampak begitu patuh, shalih bahkan hafal beberapa juz alQuran tiba tiba ketika remaja menjadi susah diatur, sering lari dari rumah, mengikut kelakuan bodoh teman2nya, mencoba merokok dll. Padahal semua tips parenting sudah dijalankan, komunikasi cukup intens, kasih sayang tercurah dstnya.

Masa remaja ini sering disebut dengan masa chaos, masa turbulensi, masa paling kacau sejak 200 tahun terakhir. Bahkan bisa jadi ketika remaja nampak baik baik saja, namun "kenakalannya" seolah terpendam dan baru nampak ketika sudah dewasa dan berkeluarga atau ketika memiliki tanggungjawab sosial.

Ada apa dengan masa Remaja? Lalu apa yang salah?

Sebuah jurnal psikologi tahun 2012, memuat wawancara dengan psikolog Robert Epstein berkenaan dengan bukunya yaitu "The case against adolescence: Rediscovering the adult in every teen".

Epstein mengungkapkan bahwa remaja sebenarnya jauh lebih kompeten daripada yang kita duga, dan sebagian besar dari masalah mereka berasal dari pembatasan penempatan sosial pada mereka

Epstein percaya bahwa remaja itu sendiri akan lebih baik jika kita tidak mengklasifikasikan mereka sebagai remaja.

Epstein menolak bukan keremajaan nya tapi masa remaja sebagai kelas sosial, yaitu konstruksi budaya yang menghasilkan orang-orang yang berusia 13-19 tahun namun banyak masalah seperti minum alkohol, asap rokok, penyalahgunaan berbagai obat-obatan, gangguan makan, kontrak penyakit seksual, dan hamil.

Mereka membawa senjata, bergabung dengan geng, dan komitmen dengan segala macam kejahatan. Mereka mengambil bagian dari budaya teman teman yang ceroboh. Mereka marah, melakukan kekerasan, depresi, dan bunuh diri. Tidak semua dari mereka, tentu saja.

Masalah dengan remaja, dia menegaskan, adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang sebenarnya sangat mampu namun diperlakukan seolah-olah mereka anak-anak.

Sejarah telah menganggap remaja sebagai orang dewasa, meskipun mereka adalah orang-orang muda. Dalam Yudaisme, misalnya, Bar Mitzvah selama berabad-abad menandai usia 13 tahun sebagai usia ketika anak laki-laki menjadi seorang pria dewasa, dengan hak dan tanggung jawab penuh.

Islam juga demikian, anak anak yang sudah baligh usia 12-14 tahun, maka dianggap sudah dewasa dan wajib memikul syariah termasuk nafkah dan jihad.

Konsepsi saat ini remaja sebagai perpanjangan dari masa kanak-kanak, konsep ini semakin dipakai dan diterapkan di seluruh dunia, berkembang sejak abad ke-20.

Menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono “Konsep anak sudah dikenal sejak abad ke-13, Remaja baru dikenal secara meluas dan mendalam pada awal abad ke-20, namun tulisan-tulisan klasik yang menunjukkan indikasi tetantang remaja suda ada sejak jaman filsuf Aristoteles (384-322 SM) dan J.J. Rousseau dalam bukunya Emile (1762)”,

Tren Remaja dimulai seratus tahun yang lalu dan sekarang tren memanjangkan masa kanak-kanak kepada usia 20-an . Usia di mana orang Amerika mencapai dewasa meningkat di usia 30an yaitu baru dimulai pada usia 20an - dan kebanyakan orang Amerika sekarang percaya seseorang tidak dewasa sampai usia 26 . Seluruh budaya bekerja sama dalam "artifisial/buatan" memperpanjang masa kanak-kanak, terutama melalui sistem sekolah dan pembatasan tenaga kerja.

Kedua sistem berkembang bersama di abad ke-19 akhir ; para pendukung hukum "wajib pendidikan" juga mendorong undang-undang pekerja anak, membatasi cara orang-orang muda bisa bekerja, sebagian udengan alasan melindungi mereka dari pelanggaran pabrik-pabrik baru. Sistem peradilan anak muncul tiba-tiba pada waktu yang sama .

Semua sistem ini mengisolasi remaja dari orang dewasa, seringkali dengan cara yang bermasalah. Sistem pendidikan saat ini diciptakan pada 1800-an dan awal 1900-an , dan dimodelkan setelah berdirinya pabrik2 baru revolusi industri.

Sistem telah mencoba mencetak lebih banyak remaja sementara melebarkan masa sekolah sampai usia 24 atau 25 untuk beberapa segmen populasi. Secara umum, pendekatan semacam ini masih mencerminkan pemikiran pabrik.

Mari kita ubah model pendidikan kita sekarang dan lakukan secara efisien (do the right thing), baik di kelas maupun di tradisi dan kebiasaan belajar di komunitas dan di rumah.

Sayangnya kebanyakan orang belajar di ruang ruang kelas persekolahan kemudian mereka membenci pendidikan selama sisa hidup mereka. Skripsi dan thesis adalah karya terakhir dan satu satunya sepanjang hidupnya.

Sekolah negeri (negara), dibentuk untuk memasok pabrik dengan tenaga kerja terampil, dengan pendidikan yang digegas dalam tahun yang relatif pendek .

Sistem sekolah pabrik tidak berjalan di dunia modern, karena dua tahun setelah lulus, apapun yang kita pelajari sudah basi. Kita perlu menyebarkan luaskan pendidikan seumur hidup. Memasuki masa pre aqilbaligh atau pre pemuda di usia 12-14 tahun, pendidikan perlu dikombinasikan dengan cara yang menarik dan kreatif dengan kompetensi professional atau bisnis. Sistem sekolah pabrik tidak lagi masuk akal.

Bayangkan apa yang mereka akan merasa seperti - atau pikirkan kembali bagaimana rasanya ketika - tubuh dan pikiran yang memberitahu anda sudah dewasa, sementara orang dewasa di sekitar anda tetap bersikeras bhw anda seorang anak.

Infantilization (pembocahan) ini membuat banyak orang muda marah atau tertekan, dengan penderitaan mereka membawa lebih ke keluarga mereka dan berkontribusi terhadap tingginya angka perceraian. Sulit untuk menjaga pernikahan bersama-sama ketika ada konflik konstan dengan remaja .

Apa bagian terburuk dari cara kita saat kita memperlakukan remaja ?

Hubungan permusuhan antara orang tua dan anak mengerikan ; sakit kedua orang tua dan orang muda . Ini air mata beberapa orang yang tercabik cabik ; mereka tidak mengerti mengapa itu terjadi dan tidak bisa keluar dari itu.

Mereka tidak menyadari bahwa mereka terjebak dalam mesin yang mendorong mereka terpisah dari anak keturunanannya - dan itu tidak perlu terjadi .

Apa yang bisa dilakukan ?

Epstein percaya bahwa orang-orang muda harus memiliki pilihan - pilihan yang lebih untuk bekerja , menikah , hak milik sendiri , menandatangani kontrak , memulai bisnis , membuat keputusan tentang perawatan kesehatan, hidup sendiri - hak , hak istimewa , atau tanggung jawab yang orang dewasa miliki .

Epstein menganjurkan sistem berbasis kompetensi atau bakat sesungguhnya yang berfokus pada kemampuan individu (bakat). Untuk beberapa hal itu akan berarti lebih banyak waktu di sekolah yang dikombinasikan dengan kerja atau proyek real. Bagi anak lainnya itu akan berarti bahwa pada usia 13 atau 15 mereka bisa mendirikan sebuah bisnis di Internet .

Sebagian yang lain akan memasuki dunia kerja dan menjadi semacam magang . Pabrik-pabrik eksploitatif sudah lama berlalu ; orang-orang muda yang kompeten layak   untuk bersaing di mana itu penting , dan banyak yang akan mengejutkan kita dalam kebaikan.

Sejalan dengan itu Levesque menambahkan bahwa Media lah penyebab agresi, seksualitas, pamer tubuh, merokok dll. Kesimpulannya adalah media mempengaruhi segala sesuatu, tetapi juga bisa menentukan banyak hal hal baik.

Levesque menganjurkan agar remaja diberi ruang dalam kebebasan akses pada media namun untuk berekspresi positif karena ini penting bagi perkembangannya, kemudian kebebasan intelektual dan pengakuan hak cipta pada karya karya remaja, keduanya dibarengi dengan promosi literasi media agar produktif.

Jadikan remaja agen aktif navigasi informasi yang kompleks dan navigasi lingkungan sosial yang baik, bukan penerima pasif dari ide ide buruk. Kita harus membantu remaja agar diakui sebagai orang dewasa dengan penentuan nasib sendiri yang dinamis.

Kita akan melemahkan tujuan menjadikan remaja sebagai pemuda yang mandiri dan dewasa jika membatasi mereka atas dugaan ketidakdewasaan mereka.

Mari selamatkan remaja dengan menghilangkan masa remaja dalam struktur sosial kita, karena sesungguhnya mereka adalah generasi yang sudah aqilbaligh dan mampu memikul tanggungjawab syariah dan sosial.

Sejarah sudah membuktikan selama ribuan tahun bahwa anak anak muda belasan tahun sudah memiliki karya peradaban yang hebat karena sistem sosial dan pendidkkan tidak melambatkan kedewasaan mereka. Jika hari ini banyak pemuda alay, kitalah barangkali yang barangkali membiarkannnya terjadi.

Ķajian ttg AqilBaligh merupakan concern saya dkk selama 5 tahun ini, kami banyak riset literatur dan juga mengumpulkan data di lapangan. Kami merasa Indonesia bahkan dunia banyak dirugikan dengan lost generation diakibatkan sistem sosial dan sistem pendidikan yg melakukan infantization atau pembocahan thd anak anak kita yg sudah baligh sehingga terlambat aqil. Makin didalami maka makin tampak bahwa memang ini adalah rekayasa sosial global memperbudak manusia. Memang bahasannya jadi masuk ke wilayah politik tingkat tinggi, tetapi di era seperti sekarang dimana seharusnya keluarga2 punya pilihan2 kearifan harusnya kenakalan remaja tidak perlu ada jika anak anak yg sudah menjadi pemuda tidak lagi dianggap anak anak.
Kenakalan dan peyimpangan perilaku remaja diakibatkan senjangnya antara usia baligh (kedewasaan biologis atau kemampuan reproduksi) sekitar 12-14 tahun dengan usia aqil (kedewasaan psikologis, emosional, finansial dll) di usia 22-24 tahun. ✅
Sesi Tanya jawab
❓tanya ❓
2 anak sy usia 13 & 12thn,tinggal bersama kakeknya.ke2 nya sangat berbeda karakter.yg perempuan   (12thn)mempunyai sifat yg didambakan semua orang tua.yg laki2 (13) malas belajar dll, & sempat berusaha kabur dr rmh. Anak2 ini sebenarnya ingin dlm asuhan sy tp...kondisi skg,adl suami sy,ayah tiri mereka.

�� Jawab ��
bunda yang baik,
Sebenarnya yang dibutuhkan seorang anak adalah sosok ayah dan sosok ibu yang utuh, tulus, ikhlash mencintai, menerima semua keunikan dan mendorong semangat mereka. Walau bukan orangtua kandung sekalipun. Rasulullah SAW juga sejak lahir dititipkan kepada bunda Halimah dari Bani Sa;diah dan tumbuh fitrahnya dengan baik.
Problematika menitipkan di kakek atau nenek adalah biasanya mereka tidak lagi pada usia yang cukup bugar untuk melakukan peran keayahbundaan seperti yg saya gambarkan di atas, umumnya hanya sayang, sayang dan sayang. Kapasitas mereka menurun untuk melakukan pengamatan dan kelekatan yg mendalam, kecuali jika masih usia 50an.
Setiap anak juga harus dipandang punya keistimewaan masing masing, tidak mungkin Allah menciptakan anak anak yg nakal. Bisa jadi karakter "buruk" yang terlihat adalah karena kita gagal menemukan cahayanya. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh sosok yg benar2 ikhlash.
Saran saya, dimanapun menempatkan anak kita, tempatkanlah mereka bersama keluarga yg punya sosok ayah ibu sejati ✅

❓Tanya ❓
Kaitannya dgn aqil baligh diusia 14. - 15 th
Sy pernah mendengar bahwa kedewasaan itu tercapai seiring dengan kematangan otak bag.depan/Pro Frontal Cortex, yg matang diusia 25 th, bagaimana menurut pendpt pak harry?

��Jawab��
Bunda yang baik,
Tentu kematangan juga memiliki level. Masyarakat barat sering mengukur dari otak untuk hal apapun. Tapi perlu diingat bahwa sample dari populasi yang diambil apakah dari masyarakat yang kedewasaannya sudah terbentuk lamban di usia 25.
Human nature ini amat unik, manusia akan tumbuh mengikuti sistem yang membentuknya. Orang orang yang sejak awal bekerja sebagai buruh kasar dan tidak punya pilihan, maka mereka akan membentuk dirinya benar benar sebagai buruh dengan kecerdasan yang menurun sampai tingkat yang serendah mungkin dari seorang manusia.
Karenanya ada ungkapan bahwa menjadi tua adalah keharusan, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan. Karena kedewasaan memerlukan pendidikan atau dipengaruhi lingkungan (nurture)
Maka panduannya adalah sunnatullah saja, apakah Allah lalai ketika mengizinkan seseorang bisa mengeluarkan sperma atau haidh kemudian syariah mewajibkannya setara orang dewasa, sementara mereka tidak dewasa? Menjadi tidak dewasa adalah pilihannya sendiri. Seharusnya ketika seseorang diberi karunia reproduksi, maka sejatinya mereka mampu menjadi manusia utuh dewasa. Jika kita sulit atau gagal menerima kenyataan ini, karena kita sudah terbiasa hidup pada zaman dimana kedewasaan baru muncul di usia 25 tahunan.
Sebagai catatan Rasulullah SAW pernah menikahkah seorang sahabat muda, Usamah bin Zaid ra pada usia 14 tahun, apakah Rasuluillah SAW lalai? ✅

❓Tanya ❓
bagaimana mengajarkan anak praremaja untuk mengendalikan emosi dan sebagai ortu kami harus bagaimana mengahadapi emosi yg berubah2 terhadap anak ini.

��Jawab��
bunda yang baik,
Anak anak remaja yang emosional adalah wajar, orang dewasa akhir juga banyak yang emosional meletup letup, kalau yang ini tidak wajar. Anak anak remaja yang emosional karena energinya berlebih, mereka baru bergeser dari masa anak ke masa dewasa dimana banyak kebutuhan2 sosial psikologis yang mereka butuhkan dengan status yg baru sbg pemuda.
Maka jangan ditanggapi negatif dan malah dimusuhi yg membuat emosinya semakin memburuk namun bantu mereka, dengarkan mau mereka, lepaskan ego kita, segera disalurkan apa yang mereka butuhkan. Umumnya mereka membutuhkan eksistensi dan pengakuan sosial bahwa mereka sudah dewasa, cuma saja mereka kadang bingung menggambarkan suasana kejiwaannya. Kalau ditanya ya juga susah jawabnya. Tetapi initinya mereka butuh eksistensi dan pengakuan sosial.
Jadi berikan eksistensi dan pengakuan yg mereka butuhkan, misalnya petakan bakat mereka, ajak mereka untuk "magang" informal di perusahaan sesuai bakatnya, libatkan mereka dalam bisnis ayah dan bunda, jangan katakan pd mereka tugas kamu belajar saja jangan cari uang, justru mereka harus mulai mencari makna hidupnya dengan fokus pada kompetensi bakatnya dsbnya. Bukakan rekening, libatkan dalam deal business dsbnya. Mohon maaf, jika bisa kurangi tugas tugas rumahtangga seperti cuci piring dll dan gantikan dengan tugas tugas sosial dsbnya. InshaAllah bunda akan melihat perubahan dalam emosinya, menjadi lebih stabil dalam beberapa tahun ke depan. ✅

❓Tanya ❓
Tanda anak laki2 akhil baliq apakah mimpi basah dahulu baru keluar tanda spt suara jd pecah atau sebaliknya keluar tanda dl baru mimpi basah ?

��Jawab��

bunda yang baik,
Salah satu dari tanda itu berarti sudah Baligh, tidak selalu sama untuk setiap anak. Yang penting adalah upayakan Aqil (kedewasaan psikologis, sosial dll) ketika Baligh (kedewasaan biologis), setidaknya tidak terlalu senjang antara baligh dan aqil ✅.

❓Tanya ❓
Bagaimana caranya supaya kedewasaan psikologis & sosial bisa bareng dgn kedewasaan biologis ? Anak sy usianya 10tahun

��Jawab��
Usia 10 tahun adalah saat yang tepat untuk memulai pendidikan bakat dan akhlak secara fokus. Bisa jadi emosionalnya adalah bakat atau sifat bawaan terkait rasa atau interpersonal, bisa juga karena pengaruh pubertas.
Menjadi baligh adalah nature, namun menjadi aqil adalah nurture, perlu dididik dan dipersiapkan sejak usia 10 tahun, agar setidaknya bila sudah baligh di usia 12 tahun (rata2), maka sudah siap mandiri di usia 15-16 tahun. Anak kita menjelang aqil baligh memerlukan pendamping bakat (maestro) dan pendamping akhlak (chaperon). Kalau mengikut jalur persekolahan formal, dijamin kedewasaannya akan mengikuti selesai paska sarjana di usia 25 tahun ��. formal boleh saja, tetapi para orangtua sebaiknya punya agenda dan kurikulum sendiri untuk anak anaknya.✅

❓tanya❓
Kalau bakatnya dibidang seni tari,sedangkan setahu saya seni tari n suara ada perbedaan pendapat adayg melarang terutama perempuan. Afwan ust.harry mohon  penjelasannya?

��Jawab��
bunda yang baik,
Pada dasarnya seni adalah keindahan dan merupakan fitrah estetika. Allah itu indah dan menyukai keindahan. Perihal keburukan yang ada pada seni, itu adalah perilaku senimannya.
Seni tari dan seni suara tidak harus menari dan menyanyii depan publik kan? Menurut saya jalani saja, nanti anak anak kita akan menemukan jalan terbaiknya sepanjang akhlaknya juga dibina.✅

❓Tanya❓
Ustad anak sy usia 10,5 kls 4..di rmh sdh mulai diajarkan tentang kewajiban dan hak masing2 kluarga..dan mereka mematuhi..tp utk menumbuhkan spy anak lbh inisiatip lg bagaimana caranya y..krna anak sy terkadang rajin tp terkadang itungan..

��Jawab��
bunda yang baik,
Kepatuhan harus dilandasi dengan kesadaran bukan ketakutan atau mengharap balasan. Kesadaran dibangun dengan suasana keteladanan dan atmosfir mencintai kebaikan kebaikan pada setiap aktifitas tanpa memandang hak dan kewajiban.
Barangkali sejak awal, pendekatan bunda dalam kepatuhan adalah pendekatan seperti di kantor, ada hak dan kewajiban, ada reward dan punishment. Maaf kalau salah.
Metode reward and punishment atau stick n carrot, sebenarnya sudah lama ditinggalkan dalam pendekatan pendidikan anak, karena banyak riset membuktikan bahwa itu akan mengurangi bahkan menghambat kreatifitas, menyebabkan kemalasan dan penurunan moral.
Saran saya, jika memungkinkan coba ubah pendekatan reward dan punishment ini menjadi gairah dan kreatifitas disesuaikan dengan karakter produktif anak. Memang perlu waktu lagi untuk membangun budaya yang baru.
Jadikan pekerjaan pekerjaan di rumah sebagai proyek yang menyenangkan karena disesuaikan dengan sifat atau karakter anak dan hanya berharap ridha Allah. Misalnya, jika anak kita berbakat leader, jadikan dia pimpro untuk program green day di rumah, jika bakatnya marketing, jadikan dia untuk mempromosikan penjualan barang bekas di rumah dsbnya Silahkan berkreasi. ✅

❓Tanya❓
Terkait dengan fitrah dan purpose anak dan sistem pendidikan yang tidak mengakomodasi perkembangan anak sesuai fitrah nya. Sehingga seringkali cap "nakal" "bodoh" melekat7 ke anak dikarenakan bidang yg tidak sesuai dgn fitrah dan minat. Apabila pada usia 15 (usia guide) telah diketahui fitrah dan minat anak dan sekolah tidak dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut apakah lebih baik anak tersebut keluar sekolah dan magang atau belajar hanya sesuai minat saja? Pertimbangan banyak kejadian anak drop out malah lebih sukses- misal Steve Job (Apple), terimakasih

��Jawab��
bunda yang baik,
Sekolah umumnya hanya bertanggungjawab pada Skill n Knowledge. Sudah umum dipahami bahkan skill n knowledge tidak relevan dengan bakat. Padahal akhlak adalah manfaat dan kebaikan bagi banyak orang yang dilahirkan dari produktifitas bakat. Memang pilihannya demikian.
Beberapa bidang minat seperti kedokteran dan hukum mensyaratkan ijasah dari sekolah formal, maka jika bakat anak kita nampak cenderung pada bidang2 minat spt itu maka ijasah formal dibutuhkan. Bisa ambil kesetaraan atau ujian cambridge dsbnya.
Tetapi jika bakat anak anak kita tidak cenderung pada bidang2 minat konvensional, tetapi lebih kepada professional masa depan atau entrepreneurship, maka saya sarankan ambil program belajar yang relevan seperti magang atau sertifikasi profesi internasional.
Magang yang dimaksud bukan seperti anak smk magang, tetapi benar benar belajar langsung bersama pakarnya yang sesuai bakatnya dengan dilengkapi skill dan knowledge relevan sbg pendukung.
Untuk sertifikasi professional seperti programmer, arsitektur aplikasi, project management professional dll itu bisa diambil secara online setelah magang jika diperlukan.
Masa depan akan sangat berbeda, saya punya perusahaan IT dan sampai hari ini tidak pernah meminta ijasah kepada karyawan baru, kami hanya melihat kompetensi dan passion.
pak Rhenald Kasali berpesan, bahwa kehebatan ilmu hari ini tidak lagi berada di kampus kampus, tetapi di dunia maya dan di tangan orang orang hebat.
Jadi sepanjang fitrah bakat, fitrah belajar dan fitrah keimanan anak anak kita tumbuh subur, maka mereka akan menjelajahi dunianya dengan mandiri dan sukacita serta akhlak mulia
Memang yang terbaik adalah pengamatan kedua orangtuanya dan didokumentasikan sejak lahir sampai usia 10 , yaitu ketika akan memulai fokus mengembangkan bakat dan akhlak lebih dalam✅

❓Tanya❓
Ust,apa yg perlu ortu siapkan & lakukan utk mengisi kesenjangan masa akil baligh.sehingga masa itu dpt terisi dgn sempurna dan anak2 dpt mjadi remaja yg tangguh iman dan akhlaqnya?..trmksh

��Jawab��
bunda yang baik,
Kehebatan termasuk dalam akhlak, tidak akan pernah bisa diajarkan, tetapi ditularkan. Maka Rasulullah SAW memberikan contoh berarti, yaitu "magang bersama pamannya berdagang ke Syiria ketika berusia 12 tahun". Bayangkan usia 12 sudah magang, levelnya overseas.
Nah kehebatan yang diteladankan itu perlu dua sisi, yaitu bakat dan akhlak. Saran saya mulai berikan keteladanan pada dua sisi itu sejak anak berusia 10 tahun, nanti akan terlihat dan terasa percepatannya kedewasaannya. Selain magang metode lainnya adalah HomeStay atau Project based. Homestay pada keluarga shalih (sosial dan personal) disarankan oleh Rasulullah SAW. Satu hal lagi beri anak anak kita tantangan, jangan manjakan dengan kemudahan. Saya kutip tulisan saya "Psikolog Stanford University, Carol Dweck, yang menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, menulis, "Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan". Apakah itu kesulitan-kesulitan hidup, rasa frustrasi dalam memecahkan masalah, sampai kegagalan "membuka pintu", jatuh bangun di usia muda. Ini berbeda dengan pandangan banyak orangtua yang cepat-cepat ingin mengambil masalah yang dihadapi anak-anaknya karena pandangan bahwa mereka tidak dewasa.

Sejarah sudah membuktikan selama ribuan tahun bahwa anak anak muda belasan tahun sudah memiliki karya peradaban yang hebat karena sistem sosial dan pendidikan mendukung penuh dan tidak melambatkan kedewasaan mereka. Jika hari ini banyak pemuda alay, kitalah barangkali yang membiarkannya terjadi." ✅

❓Tanya❓
apakah berarti ortu cukup sbg maestro & chaperon shg ortu tdk perlu memasukkan anak ke pondok -misalnya?

��Jawab��
semua sangat kondisional tergantung keunikan keluarga, keunikan anak dan problematikanya. Jika orangtua dapat menjadi teladan terbaik dalam bakat dan akhlak lebih bagus, namun tidak semua orangtua punya bakat yang sama dengan anak anaknya. Jika pondok dapat memfasilitasi bakat dan akhlak maka akan sangat baik, artinya di pondok tersedia maestro dan chaperon di pondok.  Sebagai catatan bahwa bakat tidak selalu terkait keistimewaan fisik ya (menari, memasak, olahraga dll) tetapi juga terkait dengan keistimewaan sifat (suka memimpin, suka mengatur, suka meneliti, suka berkomunikasi, suka beres beres, suka waspada, suka berfikir, suka memprediksi, suka mengait ngaitkan, suka menempatkan orang dll ✅

❓Tanya❓
mengenai minat bakat untuk mendeteksi dari dini apakah ada lembaga atau ahli yg bisa melihat nya? Apabila luput dr pengamatan orang tua nya seperti misal nya, syukron jawaban nya

��Jawab��
Memang yang terbaik adalah pengamatan kedua orangtuanya dan didokumentasikan sejak lahir sampai usia 10 , yaitu ketika akan memulai fokus mengembangkan bakat dan akhlak lebih dalam.
Pemetaan bakat sebaiknya di usia 10 tahun, karena di usia ini biasanya wawasan dan aktifitas sudah banyak. DI sisi lain usia 10 adalah start penggemblengan menuju aqilbaligh. Secara syariah usia 10 ini merupakan titik kritis, boleh dipukul jika meninggalkan sholat dan kamar anak lelaki dan wanita dipisahkan. Untuk memantapkan silahkan coba di www.temubakat.com , hasilnya bisa di pdf kan dan jika perlu advise saya silahkan di email ke harrysan05@gmail.com. Dont worry semuanya free ����✅

��Closing Statement��

Ayah Bunda yang baik, mendidik anak sendiri dengan perasaan, fikiran dan tindakan bukanlah sebuah pilihan, tetapi prinsip dan kewajiban. Peran mendidik ini tidak bisa didelegasikan kepada siapapun, karena kitalah yang akan ditanya di akhirat kelak. Jika beribadah adalah the purpose of life, maka mendidik anak bagi orangtua adalah the mission of life. Sampai kapanpun kita tidak akan bisa mencapai the purpose of life jika tidak menjalani the mission of life, yaitu peran sebagai pendidik. Pekerjaan mendidik adalah pekerjaan Nabi sepanjang sejarah, untuk melahirkan generasi yang Allah ridha pada mereka dan mereka ridha pada Allah swt, maka jadikan lah hati anak anak kita ridha dan cinta pada kebenaran, ridha dan cinta pada potensi fitrah keunikan mereka, ridha dan cinta pada kedua orangtuanya. Itu semua akan terjadi jika kita ridha pada fitrah anak anak kita. Semoga kita dimasukkan ke dalam golongan hamba hamba Allah yang ikhlash.
Jazakumullah atas perhatian ayah bunda, mohon maaf jika ada kata yangd tidak berkenan

�� alhamdulillah ��

��������������

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar