Notulensi Kajian HSMN Depok
Hari/ tgl : Selasa, 19 Mei 2015
Waktu : Pk. 08.30-11.00 WIB
Tempat : Mesjid Nurul Faizin
Narasumber: Ustzh. Poppy Yuditya
MERAIH KETAQWAAN DI BULAN RAMADHAN
Ramadhan: The Reflections
Coba ingat-ingat kembali, bagaimanakah Ramadhan kita tahun lalu??
Keutamaan Puasa
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah berkata, ‘Kecuali puasa, maka Aku yang akan membalas orang yang menjalankannya karena dia telah meninggalkan keinginan-keinginan hawa nafsunya dan makannya karena Aku’.” (Sahih, HR. Muslim).
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan betapa tingginya nilai puasa. Allah akan melipatgandakan pahalanya bukan sekadar 10 atau 700 kali lipat, namun akan dibalas sesuai dengan keinginan-Nya. Padahal kita tahu bahwa Allah Maha Pemurah, maka Dia tentu akan membalas pahala orang yang berpuasa dengan berlipat ganda.
● Amalan anak Adam
1. Pahala/ balasan yang besar itu ada di puasa. Puasa memurnikan hati.
2. Puasa itu untuk Allah swt; hanya umat islam yang melaksanakan puasa dengan memurnikan hati hanya untuk Allah swt. "Lillaahi" itu hanya punya muslim.
3. Pahala bisa terhapus karena dosa. Kecuali pahala puasa Ramadhan, tidaklah terhapuskan.
4. Puasa masuk ke dalam kategori ibadah yang paling agung. Puasa itu berat jika dilakukan dengan sebenar-benarnya. Maka Allah swt menisbatkan puasa hanya untukNya.
Ramadhan = Pasar Amal
Manusia "menjual" amal terbaik,
Allah swt "membeli" dengan balasan terbaik.
Ketika kita ingin memberikan yang terbaik kepada Allah swt. Maka siapkan diri kita.
Persiapan kita harus matang agar "dibeli" dengan mahal.
Jika Ramadhan kita berkata ketus, berwajah lesu, siapa yang mau "membeli" Ramadhan kita? Allah swt pasti akan "membeli" yang lebih ramah.
Bayangkan! Berjuta-juta orang berlomba untuk meraih pahala yang besar di hadapan Allah. Jangan sampai kita jadi yang terbelakang.
Persiapkan diri kita dengan luar biasa. Sambut dengan senyuman. Kitalah yang ingin menarik perhatian Allah swt dengan melakukan amal sebaik-baiknya.
Menggapai Derajat Taqwa
Firman Allah swt dalam QS. Al-Baqarah: 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
Puasa sudah ada sejak dulu. Tapi syariat puasa Ramadhan baru ada di zaman Rasulullah saw. Allah swt ingin melihat orang berpuasa di bulan Ramadhan berbeda dengan yang lain.
● Level Orang Puasa
1. Meninggalkan apa yang Allah swt larang padahal hati cenderung kepadanya = taqwa.
2. Khauf (Merasa Allah swt selalu mengawasi = Taqwa).
Jangan sampai kita termasuk orangtua yang mengajak anak berpuasa tapi dengan cara yang salah. Anak diajarkan berbohong sehingga tidak ada rasa takut.
3. Mencapai derajat taqwa.
Berlomba-lombalah untuk taat kepada Allah swt. Kalau lihat orang lain lebih taat, kita harus bisa melampaui mereka. Semangatlah dalam melakukan amal kebaikan.
Anak-anak kita sejak dini hendaknya diajarkan cinta pada Ramadhan, berlomba-lomba dalam beramal sehingga ketika dewasa mereka akan malu jika tidak berpuasa.
Meninggalkan Syahwat Dunia
◆ Mengendalikan jiwa
◆ Hati sibuk dengan yang baik sehingga menjadi lembut
◆ Mensyukuri nikmat dengan berbagi
◆ Menyempitnya aliran darah = ruang untuk syaithon berkurang. Menghalangi syaithon untuk mengalir dalam aliran darah kita.
Beranjak Menjadi Lebih Baik
● Hadits Abu Hurairah:
“Puasa bukanlah menahan dari makan, minum semata, tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim).
● Pesan Para Ulama
"Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah) hanya pada bulan Ramadhan saja".
● Pesan Ka'ab
"Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lantas terbetik dalam hatinya bahwa setelah lepas ramadhan akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh puasanya itu tertolak (tidak bernilai apa-apa).
● Kaji dan Pikirkan!
Kita ini sedang berlomba-lomba masuk surga. Tidak bisa enak-enakan. Minimal samakan langkah kita seperti Hajar, Aisyah, Fatimah, Khadijah, dan lainnya.
Setelah Ramadhan pertahankanlah amalan-amalan kita.
Kesempatan Berkasih Sayang dengan Si Miskin dan Merasakan Penderitaannya
Puasa menyebabkan seseorang lebih menyayangi si miskin karena yang berpuasa pasti merasakan penderitaan lapar dalam sebagian waktunya.
Ramadhan Mubarak
Kegiatan-kegiatan di Bulan Ramadhan
● Qiyamulail
● Memberi buka puasa bagi yang berpuasa
Sahur
¤ Ingat, yang hebat itu yang sahur karena di dalamnya ada keberkahan. Jangan sampai kita tidak sahur kemudian merasa bangga.
¤ Sahur membedakan puasa orang muslim dengan puasa umat lain.
¤ Bersahurlah meski hanya dengan segelas air.
¤ Sebaik-baik makanan sahur orang mukmin adalah kurma tanger (kurma kering). Tapi ketika berbuka sebaik-baik berbuka adalah dengan ruthab (kurma basah). Kalau tidak ada, baru tanger, lalu air.
¤ Mengakhirkan sahur adalah sunnah. Jaraknya dari sahur ke azan subuh adalah 50 ayat. Usahakan diakhirkan. Hikmahnya kita jadi tidak berlebih-lebihan memasukkan sesuatu ke mulut kita.
Puasa adalah Perisai
“Puasa adalah perisai. Maka janganlah dia berkata-kata kotor dan berbudat bodoh. Apabila ada orang lain yang memerangi atau mencacinya, hendaklah dia katakan, ‘Aku sedang puasa’ (dua kali). Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah ta’ala daripada bau minyak kasturi. Dia rela meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Ramadhan Highway Code
》DON'T DO!
● Tidak makan dan minum
● Tundukkan pandangan. Termasuk tidak menonton acara/ film yang menampakkan aurat.
● Tidak berdebat atau bertengkar, hindari dosa.
● Tidak merokok.
● Tidak buang-buang waktu melakukan kegiatan yang tidak berguna.
● Tidak dengarkan musik.
》DO!
● Shalat 5 waktu on time.
● Belajar dan mendalami ilmu Islam.
● Membaca dan mempelajari al Quran.
● Banyak berdzikir.
● Banyak berdoa.
● Berbagi dan membantu orang lain.
Adab Berbuka Puasa
● Berbuka secara sederhana; baca Bismillah, makan kurma, baca doa berbuka:
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah”
"Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki". (Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, no. 2357]).
● Bersegera mengerjakan shalat maghrib setelah berbuka.
● Berbuka puasa dengan ruthab.
● Menjamu makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa.
Hikmah Setetes Air
Imam Ahmad dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari seorang tabi’in, Uqail bin Syumair ar-Riyahi, bahwasanya suatu saat sahabat Abdullah bin Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhuma meminum air dingin, tiba-tiba beliau menangis tersedu-sedu.
Kontan hal itu membuat orang-orang keheranan. Mereka bertanya kepada Ibnu Umar, “Apa yang membuat Anda menangis tersedu-sedu?”
Namun jawaban Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma lebih mengherankan lagi. Beliau berkata:
” ذَكَرْتُ آيَةً فِي كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: {وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ} فَعَرَفْتُ أَنَّ أَهْلَ النَّارِ لَا يَشْتَهُونَ إِلَّا الْمَاءَ الْبَارِدَ، وَقَدْ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: {أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ}”
“Aku teringat dengan sebuah ayat di dalam kitab Allah Azza wa Jalla (Al-Qur’an):
{وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ}
“Dan diberi penghalang antara mereka (penduduk neraka) dan apa yang mereka inginkan…” (QS. Saba’ [34]: 54)
Maka aku mengerti bahwa penduduk neraka hanya menginginkan air dingin semata. Sebab Allah Azza wa Jalla telah berfirman:
{أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ}
“[Dan penduduk neraka memanggil penduduk surga]: ‘Curahkanlah kepada kami sedikit air atau sedikit saja dari rizki yang Allah karuniakan kepada kalian.” –QS. Al-A’raf [7]: 50 – (HR. Ahmad dalam Az-Zuhd no. 1055 dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman no. 4294)
Alangkah ruginya kita jika tidak mengingat sebagaimana yang diingat Abdullah bin Umar.
● Dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an. Maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin." (HR. Bukhari).
● Baca al Quran, tadabburi dan hafalkan. Jadikanlah itu semua membuat jiwa kita bahagia, murah hati.
● Berhati-hatilah dengan sejadah yang makin lama makin besar, itu buatan yahudi. Jangan sampai karena sejadah, ketika berjamaah ada celah yang bisa membuat setan masuk.
Berburu Lailatul Qadar
Riwayat Ibnu Umar
"Carilah di 10 hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput 7 hari sisanya" (HR. Bukhari 4/221 & Muslim 1165).
Jangan sampai sisa Ramadhan kita habis untuk berbelanja, membuat kue, dan sebagainya.
Siapkan Program Ramadhan
● Ingatkan suami untuk itikaf. Makna itikaf adalah meninggalkan dunia supaya fokus ibadah.
______________________________
Itikaf Perempuan; Tips Optimalisasi di Rumah:
¤ Usahakan di rumah sediakan mushola. Masalah optimalisasi adalah di hati.
¤ Tidur waktu isya, kondisikaan anak-anak.
Lalu bangun jam 1. Saling menguatkan suami dan istri untuk optimalkan malam-malam Ramadhan.
¤ Optimalisasi suami! Dorong suami untuk sama-sama menghidupkan malam. Bagi yang sangat berat, cobalah di malam ganjil. Jika tidak bisa di mesjid, bisa di kamar dan minta bantuan suami. Minimal 5 malam dalam 1 tahun kita membangkitkan malam. 5 dari 365 hari, pasti bisa! Komunikasikan dengan suami.
Mengkondisikan Anak Berpuasa:
¤ Kisah Nabi dan Rasul harus sudah ada di inventori mereka.
¤ Kalau anak-anak tidak kuat, mulai dengan sahur dan buka bersama untuk dapat keberkahannya.
¤ Kalau anak dirasa bisa tapi belum kuat penuh, boleh buka saat adzan dzuhur. Beri makan dan minum secukupnya lalu puasa lagi hingga maghrib.
¤ Banyak berkisah dan penguatan. Motivasi yang luar biasa dari ibu.
¤ Kalau ibunya sedang tidak puasa, tidak usah berbohong. Katakan bahwa ada masanya perempuan dewasa dilarang Allah untuk berpuasa dan nanti harus membayar.
Mereka akan terima karena sudah dekat dengan Allah swt jadi lebih mudah untuk diberi penjelasan.
● Menjaga Puasa Ramadhan
¤ Puasa syawal. Teruskan puasa sunnah senin-kamis.
¤ Checklist ibadah selalu ada selama kita belum konsisten.
Kuatkan azzam kita, mudah-mudahan jadi orang yang teratur karena Allah suka orang yang itqon (rapu, teratur, terorganisir).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar