Yuria Patra
Alhamdulillah..hampir 20 tahun malang melintang di dunia per-ibu-an. Bisa tersenyum manis saja melihat hebohnya ibu-ibu modern saling berdebat, berargumen, merasa benar sendiri, kadang bahkan saling menyalahkan. Seringkali berbagai perdebatan berujung pada kegalauan, kecemasan, kekhawatiran..bukan hanya pada ibu yang disalahkan, anehnya juga pada ibu yang menyalahkan. Berbagai informasi simpang siur dengan referensi yang belum tentu jelas dan dapat dipertanggungjawabkan membuat para ibu semakin bingung.
Hampir semua kondisi yang sering diperdebatkan rasanya pernah saya alami.
Saya pernah 4 kali melahirkan sesar dan 2 kali melahirkan spontan. Pernah juga melahirkan di usia remaja, di usia ideal sampai di usia senja 😁.
Sebagian anak saya mendapat asi eksklusif, sebagian lainnya ditambah susu formula.
Saya pernah menjadi ibu kuliah S1, ibu bekerja, ibu kuliah S2, ibu pengusaha, dan ibu di rumah saja. Pernah jadi ibu dengan status lulusan SMA, lulusan S1, dan lulusan S2.
Saya pernah menggunakan metode 'memaksa' dalam mengajar sebagian anak saya. Saya juga pernah menggunakan metode 'tidak mengajar' pada anak yang lain. Saya pernah memasukkan anak saya ke sekolah formal, juga pernah melaksanakan Homeschooling untuk pendidikan anak-anak saya.
Sebagian anak saya memakai dot dan empeng sementara sebagian lainnya tidak. Sebagian anak saya merangkak dulu, sebagian lainnya langsung berjalan. Sebagian menggunakan baby walker sebagian tidak.
Saya pernah mengasuh anak dengan jumlah mainan yang paling minim pernah juga mengasuh anak dengan mainan berlimpah.
Saya pernah mengasuh 3 balita tanpa asisten dalam kondisi kekurangan, juga pernah mengasuh 1 balita dengan 5 asisten sekaligus.
Saya pernah mengalami anak yang sulit makan dan pernah juga mengalami anak yang sulit berhenti makan.
Apakah bayi yang lahir spontan lebih hebat dari yang lahir sesar? Apakah bayi ASI lebih cerdas dari bayi susu formula? Apakah ibu di rumah saja lebih sayang anak dari ibu bekerja? Apakah berbagai fasilitas menjamin anak tumbuh dan berkembang lebih baik? Apakah bayi yang tidak mau makan adalah akhir dari segalanya? Apakah pada kondisi yang diperdebatkan satu pihak lebih baik daripada pihak lain?
Alhamdulillah..semua pengalaman itu memberi banyak pelajaran dalam keluarga kami. Tidak ada kondisi ideal dalam pengasuhan. Juga tidak ada kondisi tidak ideal. Setiap situasi dan kondisi memiliki tantangan tersendiri, sekaligus juga menyimpan hikmah dan ibrah tersendiri. Setiap situasi dan kondisi menyimpan rahasia yang menjadi tonggak sejarah kehidupan seorang manusia. Tidak dapat dibandingkan satu sama lain. Jangankan dibandingkan dengan anak orang lain, yang tidak saling kenal kecuali lintasan nama di dunia maya. Anak sendiri saja memiliki kondisi dan situasi sendiri. Memiliki rizqinya sendiri.
Jadi, nikmati saja peran kita sebagai ibu..biarkan rahasia kehidupan membuka tabirnya untuk kita. Tak perlu bingung dan galau dengan komentar orang. Apalagi orang yang hanya ingin komentar tanpa benar-benar peduli pada kita. Tanpa mengetahui kondisi kita yang sebenarnya.
Bertanyalah pada ahlinya..dapatkan sumber terpercaya yang memiliki wewenang ilmiah dalam suatu bidang. Lakukan yang terbaik yang kita mampu. Selebihnya serahkan semuanya pada Allah Yang Maha Mengurus MakhlukNya. Sungguh..Dia tak mungkin salah.
(Facebook: Yuria Patra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar