Minggu, 25 September 2016

*KIAT QUR'ANI BERINTERAKSI DENGAN AL QUR'AN*

*KIAT QUR'ANI BERINTERAKSI DENGAN AL QUR'AN*

Pemteri : Ust. Abdul Aziz Abdur Rauf
Mabit Habibburrahman, 240916

Lanjutan Tafsir Qs Abasa ayat 11-42

*Sudahkah kita memiliki ALARM QUR'ANI dalam diri kita?* (ayat 11-16)

- Ayat 11 diawali dengan Kallaa كَلَّا, dalam tafsir Al Qur'an, Kallaa menunjukkan "Larangan yang kuat untuk tidak melakukan sesuatu"..
Dalam terjemahan "Sekali-kali jangan begitu!"
Jangan melakukan apa? ayat sebelumnya (ayat 1-10), mengabaikan orang yg bersegera datang mendapatkan pengajaran Al Qur'an, untuk menjadikan Al Qur'an sebagai tadzkirah..

- Al Qur'an adalah tadzkirah

إِنَّهَا تَذْكِرَة
Tadzkirah : alarm, dan sinyal2 yang kuat

seperti rasa lapar, merupakan alarm kita untuk segera makan.. Kalau seseorang ga pernah merasa lapar, pasti tubuhnya bermasalah..
Sama kaya orang yg ga pernah merasakan alarm Al Qur'an, pasti ada  masalah dengan hati/jiwa/dirinya..

Alarm apa yang berasal dari Al Qur'an?

1. Alarm untuk beramal sesuai petunjuk dalam Al Qur'an

Contoh, Orang yg sinyal/alarm qur'ani nya kuat ketika mendengar Qs Adz Dzariyat langsung menyadari kalau banyak tidur, kurang banyak beristighfar di waktu sahur.. Ketika mendengar ayat2 ttg perintah infaq dan balasannya berupa ampunan Allah, langsung bersemangat untuk berinfaq..

2. Alarm untuk memperbaiki kondisi hati kita

Ketika kita belum bisa memahami satuan2 perintah di Al Qur'an dan belum termotivasi untuk mengamalkannya, minimal jadikan Al Quran sebagai tadzkirah global, minimal sadari kalau Al Qur'an ini perkataan Allah.. Minimal ketika kita berinteraksi dengan Al Qur'an, sadari kalau kita sedang berinteraksi dengan perkataan Dzat yg sangat kita cintai..

Kalau kita belum bisa menyadari ini juga, berarti pikiran2 kita hanya sibuk dengan persoalan dunia saja, bisa jadi hati kita juga terlalu banyak diliputi dosa..

Kata "ismun" dosa itu berkaitan dengan lambat dan mundur..
Artinya kalau seseorang melakukan perbuatan dosa akan menjadikan dia lambat untuk kembali kepada Allah, mengalami kemunduran untuk taat kepada Allah. Itulah kenapa, kalau kita berbuat dosa, segeralah beristighfar yg banyak, agar dosa tsb belum sempat menimbulkan kelambatan dan kemunduran dalam diri kita..

Al Qur'an adalah tadzkirah/alarm ketika kita mengalami kemunduran dan kelambatan karena dosa2 kita. Merasa malas, jenuh, berat untuk tilawah Al Qur'an, berkurang interaksi dengan Al Qur'an, sulit menghafal Al Qur'an.. Itu adalah alarm bahwa kita mengalami kemunduran dan kelambatan karena dosa2 kita.. Itu adalah tanda bahwa hati kita perlu diobati, apakah dengan banyak istighfar, perbanyak ilmu, mujahadah, dll..

Kalau mau melihat hati kita bersih atau ngga, lihatlah kondisi hati kita ketika berinteraksi dengan Al Qur'an..

*BAGAIMANA MENJADIKAN AL QUR'AN SEBAGAI TAZKIRAH?*

*1. Memiliki kehendak yang kuat terhadap Al Qur'an* (Ayat 12)

فمن شاءذكره
Barang siapa yang menghendaki..

Bagaimana mungkin bisa meraih sesuatu kalau menghendakinya saja tidak?
Meskipun kita merasa belum mampu, minimal tumbuhkan "mau" sebanyak2nya..

Kalau "kehendak" kita tidak kepada Al Qur'an,  dipastikan "kehendak" kita kepada hal2 lainnya, yg kualitasnya lebih rendah dari Al Qur'an..

Kehendak yg besar ini ditunjukkan oleh seorang buta (Abdullah bin Umi Maqtum) yg mendatangi Rasulullah untuk mempelajari Al Qur'an.. Beliau memiliki semangat yg sangat kuat untuk belajar Al Qur'an kepada Rasulullah, untuk menyucikan diri dgn Al Qur'an, tidak mudah menyerah.. (ayat 3-4, dan 8-10)

Sementara sikap orang yg tidak memiliki kehendak kepada Al Qur'an, ditunjukkan oleh sikap para pembesar.. Tidak punya keinginan kepada Al Qur'an, tidak tertarik kepada Al Qur'an, tidak merasa butuh kepada Al Qur'an, sekalipun yang mengajarkannya adalah Rasulullah.. Kehendak mereka juga sangat besar dan kuat, tapi kepada dunia, bukan kepada Al Qur'an..

Seakan Allah berfirman, "Ngapain orang seperti itu kamu perhatikan? Padahal bukan urusanmu kalau dia tidak mendapatkan hidayah, karena dia sendiri juga tidak ingin mendapat hidayah?
Sementara ada orang yang memiliki kehendak yang besar kepada Al Qur'an, yang akan mudah menjadikan Al Qur'an sebagai tazkirah, malah kamu abaikan.."

*2. Mengetahui kedudukan dan keutamaan Al Qur'an* (ayat 13-16)

Selanjutnya, Allah Menjelaskan keutamaan-keutamaan Al Qur'an, agar kita semakin bersemangat menjadikan Al Quran sebagai tadzkirah..

- Al Quran memiliki sifat mukaromah (dimuliakan), marfu'ah (ditinggikan), muthoharoh (disucikan), maka Allah pun akan menjadikan orang-orang yang dekat denga Al Qur'an mukaromah, marfu'ah, muthoharoh..
- kemuliaan hakiki di sisi Allah itu karena Al Qur'an..
Kalau kita melihat seseorang dimuliakan oleh manusia karena hal2 duniawi, bukan karena Al Qur'an dalam dirinya, maka itu kemuliaan yang semu..
- di surat Al Waqi'ah,  Allah Memperingatkan,
jangan sampai kita menjadi orang yg dimuliakan di sisi manusia, tapi direndahkan di sisi Allah,
jadilah orang yang dimuliakan di sisi Allah, sekalipun direndahkan di sisi manusia

Sementara itu, Allah akan Menjadikan hamba2 yang dekat dengan Al Quran mulia, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia..

Al Qur'an pun dijaga oleh Malaikat yang mulia dan berbakti (dengan perintah Allah)..

*3. Mengingat awal dan akhir proses penciptaan kita* (ayat 17-23)

Celakalah manusia yang kufur terhadap ayat2 Allah,
mengabaikan nasihat2 dari Allah..
Seakan Allah berfirman "Siapa sih manusia itu? Sombong amat! Ga sadar apa kalau dia diciptakan dari air yang hina (Qs Al Mursalat)!" Kemudian manusia akan mati, terkubur di dalam tanah, lalu akan dibangkitkan lagi. Jangan Kufur! Selama manusia masih kufur kepada ayat2 Allah, belum taat kepada Allah, maka dia tidak akan melaksanakan perintah2 Allah..

Allah akan memuliakan manusia dengan Al Qur'an. Kalau manusia tidak bersama Al Qur'an, diciptakan dari air yang hina, dan akan terus hina..

*4. Mengingat Allah di balik makanan yang kita nikmati* (ayat 24-32)

ayat 29 --> Zaitun dan buah tin adalah makanan yang sangat berkhasiat. Kita harus mengonsumsinya setiap hari..
Perhatikan anggur, sayur2an, buah2an, makanan yang dimakan hewan ternak (rumput, dll)

Fitrahnya, makhluk akan senang pada yang memberinya makan,
misal hewan2 akan menjadi jinak pada yang memberinya makan,
manusia juga akan senang jika diberi makanan..
Allah Mengingatkan manusia bahwa Allah lah yang memberikan manusia makan..
Maka, apakah manusia tidak malu jika tidak beriman pada Allah dan ayat2Nya, padahal Allah yang Memberimu makan?

Di surat Al 'Adiyat, Allah Menggambarkan kuda saja yang hanya diberi makan rumput oleh manusia, bisa begitu nurut pada tuannya, bersegera lari sekencang2nya ketika diperintah oleh tuannya sampai antara kaki dan batu2 memercikan api, siap diperintah bekerja saat waktu istirahat, siap melaksanakan perintah sekalipun harus menghadapi bahaya.. Padahal kuda hanya diberi rumput..

Maka, manusia yang diberikan makanan, buah2an, sayur2an yang begitu nikmat oleh Allah, kalau tidak bersegera dan siap taat kepada Allah, apa tidak malu sama kuda?

*5. Mengingat suasana hari kiamat* (ayat 33-42)

Selanjutnya, Allah Memperingatkan manusia dengan suasana hari kiamat
ayat 33-37,
36 --> istri disebutkan dgn shoohibah, karena di hari itu hubungan istri dengan suami hanya sebatas status, tidak saling peduli, masing2 sibuk dengan urusannya sendiri..

Tapi di saat2 seperti ini, Al Qur'an akan mendatangi orang2 yang ketika hidupnya selalu sibuk dengan Al Qur'an..

Dalam suasana yang sulit dan mencekam itu, wajah manusia, menjadi dua kelompok (ayat 38-42)
1. Wajah yang bercahaya, berseri2, tenang, optimis, karena sudah terbiasa berinteraksi dengan Allah, berinteraksi dengan kalam-Nya.. Senang akan mendapat balasan dari Allah..
2. Wajah yang menghitam, diliputi debu. Karena khawatir tidak pernah berinteraksi dan kufur kepada Allah. Mereka adalah orang2 yang kafir dan selalu berbuat dosa.

*KESIMPULAN:*

Kita harus menjadikan diri kita sensitif dengan alarm dari Al Qur'an..
Ketika kondisi kita sedang turun, Al Qur'an menjadi alarm bahwa kita harus meningkatkan lagi kondisi diri kita..
Ketika kondisi kita sedang naik, petunjuk2 di Al Qur'an menjadi alarm dan motivasi bagi kita untuk segera mengamalkannya..
Sehingga jadilah kita hamba yang dimuliakan, ditinggikan dan disucikan oleh Allah karena Al Qur'an..

Wallahu a'lam bish shawab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar