Kamis, 10 September 2015

Mengenalkan Adab dan Batasan Aurat pada Anak"

����������������������

Bismillaahirrohmaanirrohiim

����������������������

Resume diskusi SABUMI (HSMN BANDUNG)

Tema : "Mengenalkan Adab dan Batasan Aurat pada Anak"

Hari/tanggal: Kamis / 10 September 2015
Jam : 20.00 - 22.00
Narasumber: Teh Patra
Moderator: Eva
Notulen : Siro

Nama lengkap saya Yuria Pratiwhi Cleopatra, tinggal di Antapani Bandung
Menikah dan dikaruniai 4 orang anak, anak kedua dan ketiga homeschooling (SMP dan SMA), anak pertama sudah bekerja dan anak ke 4 masih 3,5 tahun
aktivitas di divisi sosial SEMAI, ketua ITBMotherhood dan konsultan keuangan keluarga ☺

Alhamdulillah berkesempatan hadir di sabumi 3.. grup Bandung memang luar biasa yaa..
Yang nanya ingin masuk grup hsmn bandung masih banyak juga lo.

Insya Allah materi diskusi malam ini mengenai tarbiyah jinsiyah (pendidikan seksualitas) terutama mengenai pengenalan aurat pada anak

Dalam Islam, mengajarkan aurat termasuk bagian tarbiyah jinsiyah (pendidikan seksualitas). Tarbiyah jinsiyah perlu ditanamkan kepada anak sejak dini agar anak tidak bingung akan jenis kelaminnya dan mengikuti jalan yang salah.
Satu hal yang harus kita ingat, dalam Islam kita memahami bahwa tubuh kita adalah ciptaan Allah, tunduk pada aturan Allah dan harus mengikuti seluruh perintah dan menjauhi segala larangannya. Artinya dasar tarbiyah jinsiyah ini adalah aqidah. Berbeda dengan masyarakat barat yang kukuh memegang prinsip ‘my body belongs to me’, sehingga kita sebagai manusia bebas memperlakukannya sesuai dengan kehendak sendiri.

Sebagaimana kita pahami, bahwa dewasa ini masyarakat barat terus mempropagandakan kesetaraan gender ke seluruh dunia. Gender itu berbeda dengan jenis kelamin. Gender dipahami sebagai pilihan yang membuat manusia merasa nyaman. Jika seseorang secara biologis berjenis wanita, tapi dia merasa sebagai laki-laki, maka di kolom gender mereka boleh menyatakan bahwa mereka ‘male’

Sebaliknya jika seorang laki-laki secara biologis merasa bahwa dia lebih nyaman menjadi perempuan, maka mereka boleh memilih gender 'female'.

Itu salah satu alasan mengapa saat ini dalam biodata lebih sering digunakan istilah gender dibanding sex(jenis kelamin). Kalau sex hanya terdiri dari male dan female, kalau gender ada kolom ketiga : transgender ��

Lebih lengkap tentang gender ini bisa dibaca di note yang pernah saya tulis di sini :
https://www.facebook.com/notes/teh-patra/my-body-belongs-to-who/433860560082904

Tentu ini menjadi penting saat kita memperkenalkan konsep aurat kepada anak-anak. Kita memperkenalkan bahwa aurat laki-laki adalah antara pusar dan lututnya. Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan

Jika kita menganut konsep barat tentu akan sulit. Seorang anak perempuan yang merasa laki-laki...bagaimana auratnya? Jangan sampai nanti seperti seorang banci yang bertaubat : memakai jilbab :P

Pemahaman mengenai aurat pada anak sebetulnya sama saja dengan orang dewasa..batasannya, pengecualiannya, konsekuensinya. Hanya caranya saja yang berbeda.
Jika pada orang dewasa aurat ini sangat prinsipil karena menyangkut sah dan tidaknya ibadah (shalat, haji), maka pada anak-anak kewajiban ibadah itu belum ada. Maka mengenalkan aurat lebih bersifat pembiasaan sejak dini.

Untuk memperkenalkan konsep aurat, ibu bisa melakukannya sambil bernyanyi, bercerita, dll. Atau pada waktu-waktu tertentu..misalnya saat akan shalat. Kita jelaskan mengapa wanita memakai mukena saat shalat.

Karena anak belum berkewajiban menutup aurat sampai baligh, maka sebaiknya kita juga tidak memaksa mereka, walaupun tetap harus terus diajari. Tentunya cara mengajari yang paling utama adalah melalui teladan dari orangtuanya.

Mengajari batasan aurat pada anak juga bermanfaat sekali untuk menjaga anak dari kasus-kasus kekerasan seksual, kecanduan pornografi, bahkan perilaku seks tak wajar dan hubungan seks pra nikah.

Ajari anak untuk mengetahui auratnya, menutupnya dari pandangan orang yang tidak berhak, menundukkan pandangan dari aurat yang tidak boleh dilihatnya..termasuk di media cetak, tontonan, televisi, dll.
Sebagai orangtua kita juga perlu memperhatikan tontonan anak..jangan sampai mereka menonton sesuatu yang mengumbar aurat..walaupun dalam bentuk kartun ataupun film anak@(null)

Saya cukupkan sekian yaa..wa Allahu a'lam

Sesi Tanya Jawab

Pertanyaan 1⃣

Teh zarah, sabumi 3

Teteh...
Pertanyaan pertama,
Mau nanya gmn pengenalan konsep aurat utk anak yg sekolah fullday or daycare.
Anak sy usia tiga tahun ikut kegiatan fullday dan utk jadwal mandi sore kan sama gurunya,berhubung guru fullday gonta-ganti (berdasarkan piket) bingung juga kasih batasan sapa aja yg boleh buka bajunya anak n mandiinnya. Klo dikasih aturan terlalu dini di usianya yg masih belum begitu paham malah takut mogok gak mau mandi.

Pertanyaan kedua,
Anak sy yg pertama laki2 usia tiga tahun,yg kedua 16 bulan perempuan.
Gimana ya klo mandi,masih pada suka ngeliatin,susah dipisahin.
Klo mandiin kakaknya,adiknya nangis2 minta ikut dan sebaliknya.
Terus kalo nenenin si adik kakaknya masih suka ngeliat apalagi kalo bobo malem..✅

Mangga..pertanyaan pertama dari teh Zarah..untuk anak yang masih di daycare dan masih tergantung pada gurunya, kita bisa memberi penjelasan bahwa guru itu boleh membukakan baju dan memandikan sampai anak bisa mandi sendiri. Sebaiknya anak sudah mulai belajar mandi dan beristinja sendiri..biasanya anak usia 4 tahun sudah bisa ya..

Nanti kalau sudah bisa mandi dan beristinja sendiri, kita pahamkan lagi bahwa sekarang anak harus mencoba sendiri tanpa bantuan ibu guru.
Sebetulnya kalau anaknya satu jenis kelamin sama guru sih ga terlalu masalah yaa..yang agak repot kalau beda jenis kelamin
Tidak hanya guru, tapi juga pembantu rumah tangga atau orang lain

Sementara ini, sebelum anak bisa sendiri kita pahamkan bahwa bu guru boleh melihat kalau membantu..kalau tidak, tidak boleh melihat, menyentuh, dll
(mungkin ibu-ibu sudah hapal yaa lagu sentuhan)

. Untuk pertanyaan kedua, mengenai adik kakak..sampai usia balita masih dimaklumi kalau terkadang ingin mandi bareng..walaupun tetap harus diupayakan dan dibiasakan untuk tidak bareng. Tentunya dengan cara bertahap.
Pengalaman saya, anak-anak menjelang usia 5 tahun yang terbiasa tertutup auratnya akan merasa malu jika auratnya tampak. Kadang saya menyuruh mereka ganti baju di mobil, misalnya..mereka ga mau karena malu. Tapi kalau tidak dibiasakan, ada anak sampai 10 tahun yang suka berkeliaran hanya dengan pakaian dalamnya saja

eh..bentar ada yang kelewat..tentang menyusui yaa

sebetulnya aurat ibu ke anak itu seperti aurat laki-laki..jadi tidak mengapa anak melihat payudara ibu (dalam konteks menyusui). Tapi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, kita bisa membiasakan diri menutupnya semampunya✅

Pertanyaan 2⃣

Teh Eva Sabumi 3 

Bagaimana cara mengajarkan berkerudung pada anak umur 3 tahun tanpa ada paksaan .. anak saya yang kecil semenjak bayi memang gak betah kalo dikerudungi,, sekalinya dipaksa memakai kerudung ujung2nya dia nangis✅

Ok Teh Eva..
Untuk mengajarkan berkerudung bisa dengan bercerita, membaca buku, dan meminta sendiri anak memilih kerudungnya. Sebaiknya kita juga memberikan alternatif kerudung yang nyaman dipakai anak.
Banyak kerudung anak yang nampak indah dan lucu tapi membuat anak tidak nyaman.
Kalau anak belum mau tidak apa-apa..masih banyak waktu sampai dia baligh nanti..
Tapi tetap kita ajak pake kerudung..walaupun dia menolak, siangnya coba lagi, malamnya coba lagi..dan tidak perlu sampai tarik urat. Cukup ditawarkan saja, atau diberi reward kalau perlu.

Misalnya kita tawarkan : " Dede mau ikut mama ke warung nggak? Tapi di luar panas, kalau mau ikut harus pake kerudung. Kalau ga mau pake kerudung gapapa..tunggu di rumah aja yaa..mama ke warung sebentar aja koq.."
Dan dialog2 lain yang serupa.✅

Pertanyaan 3⃣

Teh asri sabumi 1

"kapan mengenalkan mahram/ non ke anak. Kita kan (atau saya) biasa tuh ya misal anak ketemu tmn2 kita, "ayo salim salim..." atau sesama sepupunya yg sama2 masih kecil main bareng, bobo bareng, atau ada yg dimandiin bareng jg. Yg mana terbawa kebiasaannya sampe gede, dlm bentuk yg lain. Kalau di keluarga besar sy, yg mana pengetahuan agamanya rata2 masih kurang banget, jangankan utk jaga batasan sama yg bukan mahrom, sholat aja masih banyak sodara2 sy se-kakek/ se-nenek, yg ga jalanin, soal ini tuh jadi dianggap biasa we, misal kalo ketemu ma sodara sepupu/ ipar/ sodara lain yg agak jauh ya bebas2 aja cipika cipiki, karena udah akrab pisan dr kecil tea.
Itu gimana ya?
ngeganjel banget di saya soal ini mah.. apalagi sy kan tinggal di lingkungan keluarga buessar, sekampung teh kaditu kadieu bisa dicari hubungan sodaranya, trus karena ngerasa sodara tea, kadang2 saya lagi keliaran di rumah ga pake kerudung di rumah, tiba2 ada yg ngetuk pintu terus masuk ajah.. ��✅

Sebetulnya tidak ada penjelasan yang rinci ya tentang kapan mulai mengajarkan A, atau B..yang penting saatnya harus paham, anak sudah paham :)

Misalnya anak saya yang satu-satunya perempuan itu..menjelang baligh saya sudah sampaikan untuk menutup kakinya..tapi dia belum mau..'nanti saja' katanya.
Saya tanya : 'kapan?' dia menjawab : 'kalau sudah harus'
Alhamdulillah, setelah baligh dia konsisten dengan ucapannya..bahkan lebih ekstrim daripada saya..:D

Untuk mandi bareng, kalau kita sudah membiasakan anak malu maka dia akan malu juga dengan sendirinya. Kalau main, gogoleran bareng asalkan di bawah pengawasan ortu dan tidak mengarah pada konotasi seksual masih dimaklumi.
Memang ortu perlu waspada karena saat ini anak usia 7 tahun pun sudah terpapar pornografi..jadi jangan dibiarkan mereka bermain di ruang tertutup tanpa ada orang dewasa.

Anak-anak tidak boleh saling memperlihatkan aurat setelah baligh. Sebelumnya masih dimaafkan. Misalnya anak kita sudah baligh terlihat auratnya oleh sepupunya yang belum baligh itu masih diperbolehkan.
Kalau sudah sama-sama baligh, itu yang harus konsisten..apalagi orang dewasa.
Kalau masih ada saudara, tetangga, mamang tukang air, tukang kebon, tukang sampah yang masih suka nyelonong berarti kita yang harus lebih preventif..misalnya pintu dikunci..atau kalau ga keberatan sedia kerudung di saku ^^✅

Pertanyaan 4⃣

Teteh A

kalau misalnya lagi di tempat umum, kan kadang orang bebas aja gitu kalau auratnya terbuka. nah, gimana caranya membatasi pandangan anak balita? kan kadang suka susah.
yang kedua, boleh ga seorang ayah menceboki anak perempuannya? batasannya gimana?✅

Mangga teteh A :)
Di penjelasan awal tadi saya sampaikan bahwa dasar dari pengenalan aurat ini tidak lain tidak bukan adalah aqidah. Maka selain mengajarkan konsep aurat, kita terus mengajarkan aqidahnya, mengenai rasa malu pada Allah, bahwa mata ciptaan Allah harus digunakan untuk hal yang diperbolehkan Allah.

Kalau saya di rumah sejak kecil selalu mendoktrin anak untuk tidak melihat aurat.
Misalnya di buku ada gambar orang pake tanktop, celana pendek, bikini, baju renang, dll (termasuk buku2 edukasi anak) saya selalu bilang.."jangan liat yang itu yaa..malu aurat" lalu langsung saya alihkan.
Dulu waktu anak-anak liat tivi di rumah neneknya, kemudian ada iklan seksi, saya akan langsung bilang "ih..ga liat yang kayak gitu yaa..malu aurat"
Dan alhamdulillah suami juga termasuk yang menjaga pandangan..jadi kalau di koran ada gambar perempuan tidak berjilbab, maka sambil baca dilipatnya gambar itu. Sehingga lama kelamaan anak juga terbiasa.

Pernah suatu saat merek minta ijin nonton bola. Karena tidak ada TV saya belikan tv turner yang nyambung ke monitor..(saat itu belum musim internet dan streaming).
Saya tinggalkan anak-anak. Saat saya liat lagi ternyata mereka bertiga sedang duduk manis di depan layar monitor kosong. Saya heran sekali..ngapain?? OO..ow..ternyata sedang iklan..biar ga kena iklan seksi mereka matikan layarnya..����

Enaknya punya anak banyak itu mereka kompak dan saling mengingatkan..kalau misal ada gambar tidak sopan mereka akan saling 'mensatpami'..dan itu berlaku di buku, tv, internet, mall, atau di mana saja

Jadi, kalau mereka sudah paham In Syaa Allah mereka akan bisa menjaga dirinya sendiri.
Tentunya prosesnya tidak instan. Anak-anak saya alhamdulillah sudah terbiasa menjaga sejak sebelum masuk SD.

Oh iya..maafkan..
Gapapa ayah menceboki anak atau anak menceboki ayah..��
Tetap saja anak harus belajar cebok sendiri.
Tahapan belajar cebok itu (uluh bahasanya..��) :
1. Sampai usia 3 tahun full dibantu. Usia sebelum 3 tahun sudah bisa buka celana sendiri, pipis sendiri..kita ajari cebok sendiri. Bibing alhamdulillah sudah bisa pipis, cebok dan  pakai celana sendiri sekarang (3,5 tahun)

2. Untuk BAK, jika tangan anak sudah sampai ke duburnya dan bisa menggosok dengan baik bisa kita ajari istinja. Kita kucurkan airnya, dia yang bersihkan. Kita beri sabun dst. Di awal masih kita 'cek lagi'. Setelah yakin bisa bersih baru kita lepas cebok sendiri.

3. Setelah bisa memegang gayung dan menyiramkan ke area istinjanya, bisa kita latih pegang gayung pakai tangan kanan dan menggosok dengan tangan kiri. Tak apa kalau sampai membuat basah ke mana-mana. Kalau pakai jetwasher malah lebih mudah..hanya dijaga agar tekanannya tidak terlalu kuat, secukupnya air mengalir saja. Biasanya anak usia 3 tahun suka sekali memencet flush sendiri. Anak-anak biasanya terampil cebok sendiri sebelum usia 5 tahun. Jadi In Syaa Allah tidak perlu menceboki anak di atas usia 5 tahun✅

Pertanyaan 5⃣

teteh B

Assalamu'alaikum.

Maaf klo oot ��
Apakah kemesraan orangtua (mis: cipika cipiki sblm brgkt kerja, dsb) itu termasuk aurat y hrs djaga jg ya Teh Patra? Apakah ad dampak negatif jika anak sering lhat orangtuany y mesra?✅

Kemesraan yang tidak berorientasi seksual justru akan membuat anak nyaman, yakin kalau ortunya 'baik-baik saja'. Kemesraan yang ditampilkan sebatas kemesraan yang juga diberikan pada anak-anak. Memeluk, mencium yang wajar. Nanti bisa dijelaskan pada anak siapa yang boleh menyentuh, memeluk, mencium apa dan dimana..✅

Pertanyaan 6⃣

Teteh C

Anak sy usia 4,5 thn. Sy ibu bekerja yg berangkat dr rumah lbh awal. Jd kadang anak sy masih suka dimandikan bpknya. Pdhl sebenarnya sdh bs mandi sendiri.

Apa salah jika anak perempuan minta dimandikan bpknya? Apa ada batasan umur tertentu?✅

Batasan aurat seorang anak pada ayahnya adalah aurat kubra (kemaluan) dan itu berlaku saat anak baligh. Jadi kalau masih 4,5 tahun in syaa Allah aman.
Tentuuu tidak dengan menafikan bahwa nun jauh di sana ada bapak-bapak error yang menzholimi putrinya sendiri, sehingga lebih baik jika sedikit demi sedikit ketergantungan anak pada ayahnya bisa dikurangi.✅

Alhamdulillah...

Kesimpulan dari diskusi kita antara lain :

- Menanamkan aqidah sebagai dasar tarbiyah jinsiyah
- Menyiapkan/mengajarkan tidak ada waktu yang disyariatkan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi..namun tetap diupayakan sedini mungkin..jangan terburu-buru tapi juga tidak ditunda-tunda
- Mengajarkan paling baik melalui contoh
- Mengajarkan bukan memaksa karena anak pada dasarnya belum terkena kewajiban hingga baligh

Demikian yang bisa saya sampaikan..mohon maaf jika ada perkataan salah atau kurang berkenan..
Yang benar dari Allah, yang salah adalah kekhilafan saya pribadi..
Hatur nuhun atas atensinya..saya ucapkan terima kasih..
Wassalaamu'alaikum

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
������ .hsmn. ������
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

��FB fanpage:
Homeschooling Muslim Nusantara
�� web:
hsmuslimnusantara.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar