Jumat, 29 September 2017

NLP nya Rosul

Renungan Sore
بِسْمِ اللّٰه
Cara Rasulullah memberikan Sugesti Positif ke Alam Bawah sadar seorang Sahabatnya Untuk Selalu Semangat Dalam Menghadapi Cobaan Hidup....

Mari kita kerahkan semuanya positif.
Positif dalam bertutur, berfikir, perencanaan dan action diri.

"Suatu hari, Rasulullah SAW menjenguk seseorang yang sedang sakit demam. Beliau menghibur dan membesarkan hati orang tersebut.

Beliau bersabda,
"Semoga penyakitmu ini menjadi penghapus dosamu".

Orang itu menjawab,
"Tapi ini adalah demam yang mendidih, yang jika menimpa orangtua yang sudah renta, bisa menyeretnya ke lubang kubur".

Mendengar keluhan orang itu, Rasulullah SAW bersabda,
‘Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya’.
(HR. Ibnu Majah)

Sungguh indah apa yang disabdakan Rasulullah SAW.

Perhatikan pesan-pesan Rasulullah. SAW berikut ini :
"Barangsiapa yang ridha, maka keridhaan itu untuknya. Barangsiapa mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya"
(HR. at-Tirmidzi)

"Salah satu kebahagiaan seseorang adalah keridhaannya menerima keputusan ALLAH."
(HR. Ahmad)

🔹Jika kita memikirkan bahagia, maka kita akan bahagia.

🔹Jika kita berpikiran sedih, maka kita menjadi sedih.

🔹Jika kita berpikiran gagal, kita menjadi gagal

🔹Jika kita berpikiran sukses, maka kita niscaya sukses.

🔹Jika kita berpikiran sakit, kita juga menjadi sakit.

🔹Jika kita berpikiran sehat, maka kita pun akan sehat.

Inilah The Law of Attraction,
Hukum Tarik Menarik,  merupakan Sunnatullah yang berlaku di alam semesta.

You are what you think
(Anda adalah apa yang Anda pikirkan)

Selalulah berpikir yang positif dan jangan pernah biarkan pikiran negatif membelenggu otak dan kehidupan kita.

Jadi tetap semangat dan jangan pernah menyerah pada keadaan.

Tugas kita hanya 2, yaitu : Berusaha optimal dan berdoa.
Sedangkan selanjutnya itu menjadi urusan ALLAH SWT.

Nabi SAW bersabda :
"Ketika seorang hamba berkata Laa Haula Wa Laa Quwwata Ila Billah, maka ALLAH berfirman, "Lihatlah (hai para malaikat), orang ini telah menyerahkan urusannya kepadaKu"
(HR.Ahmad).

Semangat.... Awali dg Bismillah. Selalu berpikir positif...

Bahaya Ujub

*🌺Ceramah Islam🌸*
*Bahaya Penyakit Ujub*
Kajian, Ceramah dan Tanya Jawab Oleh: Ustadz Firanda Andirja MA

download audio mp3 13.4MB : http://pakdenono.com/download/firanda-andirja/Bahaya-Penyakit-Ujub.mp3

*_Ujub Penyakit berbahaya yang bisa mengugurkan amalan seseorang. Dan ujub teman sejolinya riya. Sering 2 penyakit ini menimpa orang2 sholeh, orang2 yg pintar, orang2 yg memiliki kelebihan sehingga mengugurkan amalan2 mereka. kita tidak mengatakan 2 pnykit ini menimpa pelaku maksiat.pelaku zina,pemabuk,pejudi. mereka terbebas dari 2 pnyakit ini. apa yg mereka mau banggakan/pamerkan dari amalan sholeh mereka._*

*_setan dan iblis tidak peduli,dengan cara apa mereka bisa mengugurkan amal ibadah kita,apa dengan penyakit ria atau ujub, dia tidak peduli,yang pnting amalan kita gugur.Kita sering waspada dengan pnykit riya, namun kita lengah,lupa dengan pnykit ujub. pdhal keduanya adalah syirik astghor yang dua-duanya mengugurkan amalan seorang hamba._*

*Diantara hal yang menggugurkan amalan adalah sebagaimana sabda Nabi*

مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْر فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

*"Barangsiapa yang meninggalkan sholat ashar maka telah gugur amalannya"*(HR Al-Bukhari no 553)


*Ibnu Taimiyah rahimahullah memberikan pelajaran berharga mengenai perbedaan antara riya’ dan ujub (takjub akan diri sendiri).*
Sumber : Majmu’ Al Fatawa, 10/277

*Beliau rahimahullah menjelaskan,Seringnya riya’ dan ujub disandingkan. Perlu diketahui bahwa riya’ berarti menyekutukan atau menyandingkan dengan makhluk. Sedangkan ujub berarti menyandingkan dengan jiwa yang lemah.*

*Ujub ini adalah keadaan orang-orang yang sombong. Orang yang berbuat riyatidak merealisasikan firman Allah Ta’ala,*
ﺇﻳَّﺎﻙَ ﻧَﻌْﺒُﺪُ

*iyyaaka na'budu*

*“Hanya kepada-Mu lah kami menyembah"*

*Sedangkan orang yang merasa ujub pada diri sendiri tidak merealisasikan firman Allah Ta’ala,*

ﻭَﺇِﻳَّﺎﻙَ ﻧَﺴْﺘَﻌِﻴﻦُ

*“Hanya kepada-Mu lah kami memohonpertolongan .”*

Barangsiapa yang merealisasikan firman Allah,

ﺇﻳَّﺎﻙَ ﻧَﻌْﺒُﺪُ
*wa iyyaaka nasta'iin*
*“Hanya kepada-Mu lah kami menyembah"*

*maka ia akan terlepas dari riya’ (karena ia akan beribadah pada Allah semata).*

*Barangsiapa yang merealisasikan firman Allah,*
ﻭَﺇِﻳَّﺎﻙَ ﻧَﺴْﺘَﻌِﻴﻦُ

*wa iyyaaka nasta'iin*

*“Hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan ”, ia akan terlepas dari sifat ujub (takjub pada diri sendiri).*

Dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,
ﺛَﻠَﺎﺙٌ ﻣُﻬْﻠِﻜَﺎﺕٌ : ﺷُﺢٌّ ﻣُﻄَﺎﻉٌ ﻭَﻫَﻮًﻯ ﻣُﺘَّﺒَﻊٌ
ﻭَﺇِﻋْﺠَﺎﺏُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ

*“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan : (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri) .”*[1] 1] HR. Abdur Rozaq 11/304. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jaami’ 3039.



*_Seorang yang tatkala berikrar mengatakan iyyakana'budu Hanya kepada Engkaulah kami menyembah/Beribadah dan dia benar2 mewujudkan dan mengamalkan kalimat ini,mengamalkan ikrarnya tatkala sholat iyyaaka na'budu,ibadahnya semata-mata hanya untuk Allah maka dia akan selamat dari pnyakit ria. Dia ikhlas beribadah kepada Allah Semata, bukan untuk dipuji,disanjung,bukan untuk dihormati,diangkat harkat martabatnya,akan tetapi ibadahnya hanya semata2 untuk Allah subhanahu wa ta'ala, maka dia akan selamat dari panyakit ria_*


*_Dan barangsiapa mewujudkan firman Allah subhanahu wa ta'ala wa iyyaaka nasta'iin hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." diwujudkan dan diamalkan ikrar dia ini,maka dia akan selamat dari pnyakit ujub.*_


*_Kenapa bisa demikian, iyyaaka na'budu "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, itu ada kalimat tauhid tentang tujuan kepada siapa kita beribadah, yaitu kepada Allah subhanahu wa ta'ala. adapun kalimat wa iyyaaka nasta'iin
dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." kita mengakui kita tidak dapat melakukan sesuatu kecualiistianahpertolongan dari Allah subhanahu wa ta'ala._

*_Tidak bisa memperoleh apa2, tidak bisa memperoleh keberhasilan,kelebihan kecuali karena Izin dan pertolongan,Allah Subhanahu wa ta'laa, maka tatkala itu dia selamat dari penyakit ujub._*

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ 
*iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin*

*"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."*
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 5)

* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com



*_terkadang syirik berkaitan dengan Al-Ibadah kepada siapa syirik kita tujukan ibadah kita dan terkadang berkaitan dengan istianah. ada orang yang menggabungkan 2 kesyirikan ini. Sebagai Contoh ada orang yang menyembelih bukan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala,seorang tatkala ingin membangun jembatan,kemudian dia memotong 8 ekor kambing misalnya,agar jembatan tidak rubuh, dia tujukan kepada penjaga sungai agar menjaga jembatan tersebut,tatkala dia menyembelih dia mengatakan bismiljin, dengan nama jin, dengan nama wali, dengan nama sunan,dll maka dia telah melakukan 2 kesyirikan. Pertama berkaitan dengan Syirik berkaitan dengan tujuan Ibadah, dia menyembelih untuk penjaga sungai, padahal Allah Ta'ala telah berfirman_*

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
*qul inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi robbil-'aalamiin*

*_"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,"_*
(QS. Al-An'am 6: Ayat 162)

*_Sebagaimana kita sholat, tidakkah kita sujud hanya kepada Allah, maka ketika menyembelih kecuali hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala.,Barangsiapa yang menyembelih bukan kepada Allah maka Dia telah terjerumus kepada Kesyirikan peribadatan._*

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ 
*fa sholli lirobbika wan-har*

*"Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)."*
(QS. Al-Kausar 108: Ayat 2)


*fa sholli lirobbika sholatlah engkau karena Tuhanmu,  wan-har sembelihlah hanya untuk Rabbmu sebagaimana kita sholat tidak boleh ruku,sujud kepada makhluk kecuali hanya untuk Allah, maka demikian juga kita menyembelih kecuali hanya untuk kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Tidak boleh kita menyembelih kepada makhluk. Ini perintah Allah Ta'ala.*

*_Kita lihat sebagian kaum muslimin, mereka menyembelih untuk jin, untuk penjaga gunung, NYI RORO KIDUL,penjaga sungai,hutan,laut,bumi, banyak sekali ya penjaga di tanah air kita. Menyembelih agar jembatan tidak roboh, dgn menyembelih kambing. bagaimana tidak rubuh kalau dikorupsi uangnya._*

*_Kalau kita berkesempatan pergi haji/umroh dan  perjalanan ke madinah-mekkah, maka kita akan melihat, betapa banyak gunung yang dibelah pemerintah saudi,gunung dibelah untuk dibikin jalan.puluhan gunung dibelah. Satu gunung dibelah tidak ada satu ekor kambing disembelih untuk penjaga gunung., jangankan kambing, satu butir telor untuk diserahkan kepada penjaga gunung. 1 jembatan saja butuh 8 ekor kambing, bagaimana dengan gunung. mungkib butuh puluhan agar penjaga gunung tenteram dan tidak marah._*

*_Seorang menyembelih, dia tujukan bukan kepada Allah, untuk wali,NYI RORO KIDUL,jin, setan,sunan maka dia menyembelih untuk MAKHLUK dan dia terjerumus kepada syirik peribadatan. Tatkala dia menyembelih, dia mengatakan demi nama jin, demi nama wali fulan, demi sunan fulan maka dia terjerumus kepada syirik kedua yaitu syirik kun fin istianah. Dia kalau mau melakukan pekerjaan, dia minta tolong kepada jin,wali dan lainnya._*


*_Terkadang hamba melakukan 1 dari 2 kesyirikan ini. Contohnya dia datang ke Jin,datang ke dukun. kata dukun kamu cari AYAM HITAM 7 Ekor dan potong untuk WALI FULAN, SUNAN FULAN,Syeikh Fulan, Jin Fulan, Tapi waktu sembelih kamu bilang BISMILLAH. Ini orang terkadang saya kan udah baca bismillah menyembelih ayam hitam, tapi niatnya apa, untuk JIN,WALI,SUNAN, dipersembahkan untuk JIN, Wali, Sunan, Penghuni kubur dan lainnya. Maka dia melakukan Kesyirikan yaitu Syirik . dalam Tujuan, bahwa sembelihanya ayam hitam tersebut dia sembahkan untuk jin,wali,sunan bukan untuk Allah meskipun dia tidak syirik Istianaah yaitu mengatakan Bismillah_*


*_Begitu juga Sebaliknya dia menyembelih untuk perkara yang diperbolahkan, dia datang kedukun , kata dukun kamu sembelih ayam, kalau ada tamu, hidangakn ayam itu untuk tamu dan ucapkan bismillwali,bismilljin dengan nama jin dengan nama wali. Memuliakan tamu itu penting ,tapi tatkala menyembelih dia bilang dengan nama jin,wali,sunan,dll_*

*_Ujub berkaitan dengan Ilmu. Ada orang yang bangga/ujub dengan ilmunya.Merasa dirinya hebat,lebih pintar dari orang lain. Dia lupa ilmu yang dia miliki,tatkala diberi kemudahan untuk menghafal Al-Qur'an,Menghafal hadist2, Dan ilmu tafsir,dll. Dia lupa itu semua itu adalah Karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Masih banyak orang yg IQ lebih tinggi dari dia, dia menyangka ilmu agama yg dia miliki semata-mata karena usaha dia. Untuk menghilangkan pnykit ujub ilmu ini dia harus ingat kepintaran itu dari Allah. Sewaktu2 Allah bisa buat dia lupa/linglung karena kepalanya terbentur. Bisa jadi Allah cabut kepintaran dia dalam Sekejap_*


*Kenapa Mesti Ujub?*

*Betapa banyak diantara kita yang berusaha untuk berlari kencang menjauhi riyaa' karena takut amalan kita hancur lebur terkena penyakit riya. Akan tetapi pada waktu yang bersamaan jiwa kita terulurkan dalam dekapan ujub…, bangga dengan amalan yang telah kita lakukan.., bangga dengan ilmu yang telah kita miliki…, bangga dengan keberhasilan dakwah kita.., bangga dengan kalimat-kalimat indah yang kita rangkai…, dst…??!!*

*Bukankah ujub juga menggugurkan amalan sebagaimana riyaa'..??*

*Bukankah ujub juga menyebabkan pelakunya terjerumus dalam neraka jahannam sebagaimana riyaa'…?*

*Bukankah ujub juga merupakan salah satu bentuk syirik kecil sebagaimana riya'…??*

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

وَكَثِيرًا مَا يَقْرِنُ النَّاسُ بَيْنَ الرِّيَاءِ وَالْعُجْبِ فَالرِّيَاءُ مِنْ بَابِ الْإِشْرَاكِ بِالْخَلْقِ وَالْعُجْبُ مِنْ بَابِ الْإِشْرَاكِ بِالنَّفْسِ وَهَذَا حَالُ الْمُسْتَكْبِرِ فَالْمُرَائِي لَا يُحَقِّقُ قَوْلَهُ : { إيَّاكَ نَعْبُدُ } وَالْمُعْجَبُ لَا يُحَقِّقُ قَوْلَهُ : { وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } فَمَنْ حَقَّقَ قَوْلَهُ : { إيَّاكَ نَعْبُدُ } خَرَجَ عَنْ الرِّيَاءِ وَمَنْ حَقَّقَ قَوْلَهُ { وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } خَرَجَ عَنْ الْإِعْجَابِ وَفِي الْحَدِيثِ الْمَعْرُوفِ : { ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ }

*_"Dan sering orang-orang menggandengkan antara riyaa' dan ujub. Riyaa termasuk bentuk kesyirikan dengan orang lain (yaitu mempertujukan ibadah kepada orang lain-pen) adapun ujub termasuk bentuk syirik kepada diri sendiri (yaitu merasa dirinyalah atau kehebatannyalah yang membuat ia bisa berkarya-pen). Ini merupkan kondisi orang yang sombong. Orang yang riyaa' tidak merealisasikan firman Allah إيَّاكَ نَعْبُدُ "Hanya kepadaMulah kami beribadah", dan orang yang ujub tidaklah merealisasikan firman Allah وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Dan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan". Barangsiapa yang merealisasikan firman Allah إيَّاكَ نَعْبُدُ maka ia akan keluar lepas dari riyaa', dan barangsiapa yang merealisasikan firman Allah  وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ maka ia akan keluar terlepas dari ujub"_* (Majmuu' Al-Fataawaa 10/277).

Rasulullah bersabda :

ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

*_"Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri"_* (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam as-shahihah no 1802)

*Ibnul Qoyyim* rahimahullah menukilkan perkataan seorang salaf, *"Sesungguhnya seorang hamba benar-benar melakukan sebuah dosa, dan dengan dosa tersebut menyebabkan ia masuk surga. Dan seorang hamba benar-benar melakukan sebuah kebaikan yang menyebabkannya masuk neraka. Ia melakukan dosa dan dia senantiasa meletakkan dosa yang ia lakukan tersebut di hadapan kedua matanya, senantiasa merasa takut, khawatir, senantiasa menangis dan menyesal, senantiasa malu kepada Robb-Nya, menunudukan kepalanya dihadapan Robbnya dengan hati yang luluh. Maka jadilah dosa tersebut sebab yang mendatangkan kebahagiaan dan keberuntungannya. Hingga dosa tersebut lebih bermanfaat baginya daripada banyak ketaatan…*

*Dan seorang hamba benar-benar melakukan kebaikan yang menjadikannya senantiasa merasa telah berbuat baik kepada Robbnya dan menjadi takabbur dengan kebaikan tersebut, memandang tinggi dirinya dan ujub terhadap dirinya serta membanggakannya dan berkata : Aku telah beramal ini, aku telah berbuat itu. Maka hal itu mewariskan sifat ujub dan kibr(takabur) pada dirinya serta sifat bangga dan sombong yang merupakan sebab kebinasaannya…"*(Al-Wabil As-Shoyyib 9-10)

Seorang penyair berkata :

والعُجْبَ فَاحْذَرْهُ إِنَّ الْعُجْبَ مُجْتَرِفٌ    أَعْمَالَ صَاحبِهِ فِي سَيْلِهِ الْعَرِمِ

*Jauhilah penyakit ujub, sesungguhnya penyakit ujub akan menggeret amalan pelakunya ke dalam aliran deras arusnya*

*Lantas kenapa kita begitu waspada terhadap riyaa namun melalaikan penyakit ujub…?*

*Sesungguhnya racun ujub akan mengantarkan pelakunya kepada penyakit-penyakit kronis lainnya, diantaranya :*

1.          *Lupa untuk bersyukur kepada Allah, bahkan malah mensyukuri diri sendiri, seakan-akan amalan yang telah dia lakukan adalah karena kehebatannya*

2.          *Lenyap darinya sifat tunduk dan merendah dihadapan Allah yang telah menganugrahkan segala kelebihan dan kenikmatan kepadanya*

3.         *Terlebih jelas lagi lenyap sikap tawadhu' dihadapan manusia*

4.      *Bersikap sombong (merasa tinggi) dan merendahkan orang lain, tidak mau mengakui kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Jiwanya senantiasa mengajaknya untuk menyatakan bahwasanya dialah yang terbaik, dan apa yang telah diamalkan oleh orang lain merupakan perkara yang biasa yang tidak patut untuk dipuji. Berbeda dengan amalan dan karya yang telah ia lakukan maka patut untuk diacungkan jempol.*

Kalimat indah yang pernah diucapkan oleh seorang ulama :

*"Orang yang ujub merasa bahwa dirinya paling tinggi dihadapan manusia yang lain… bahkan merasa dirinya lebih tinggi di sisi Allah.., namun pada hakikatnya dialah orang yang paling rendah dan hina di sisi Allah".*

*Kenapa Mesti Ujub?*

*Sebelum kita terlena dengan ujub yang menggerogoti hati kita maka hendaknya kita renungkan tentang diri kita. Kenapa kita ujub..??, bukankah kita ujub karena amalan kita serta hasil karya yang banyak dan hebat…??. Jika perkaranya demikian maka hendaknya renungkanlah perkara-perkara berikut ini :*

*Pertama : Sudah yakinkah amalan-amalan kita tersebut dibangun di atas keikhlasan kepada Allah??*

*Ikhlas merupakan perkara yang sangat mulia, yang menjadikan pelakunya menjadi sangat tinggi dan mulia di sisi Allah. Orang yang ikhlas hatinya hanya sibuk mengaharapkan keridhoan Allah dan tidak peduli dengan komentar dan penilaian manusia yang tidak memberi kemanfaatan dan tidak memudhorotkan. Yang paling penting baginya adalah penilaian Allah terhadap amalannya.*

*Orang yang ikhlas adalah orang yang amalannya tatkala bersendirian lebih banyak daripda amalannya tatkala dilihat oleh orang lain.*

*Kedua : Bukankah banyak hal yang bisa menggugurkan amalan-amalan kita tersebut??*

*Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata "Penggugur dan perusak amalan sangatlah banyak.*

وَلَيْسَ الشَّأْنُ فِي الْعَمَلِ إِنَّمَا الشَّأْنُ فِي حِفْظِ الْعَمَلِ مِمَّا يُفْسدُهُ وَيُحْبِطُهُ

*Dan yang penting adalah bagaimana menjaga amal agar tidak rusak dan gugur bukan yang penting adalah beramalnya.*

*Riyaa' –meskipun sekecil apapun- merupakan penggugur amal, dan bentuk-bentuknya sangatlah banyak.  Demikian juga amalan yang tidak dibangun diatas ittibaa' sunnah juga merupakan penggugur amalan. Sikap al-mann dalam hati terhadap Allah (yaitu merasa telah berbuat baik kepada Allah dengan mengungkit-ngungkit dan menyebut-nyebut kebaikan tersebut -pen) juga menghancurkan amalan. Demikian juga sikap al-mann (yaitu mengungkit-ngungkitnya) dalam sedekah, berbuat kebaikan, dan bersilaturahmi juga membatalkan amalan, sebagaimana firman Allah*

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى 

*_Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)_*(QS Al-Baqoroh : 264)

*Dan mayoritas manusia tidak mengetahui tentang hal-hal buruk yang bisa menggugurkan amalan-amalan kebajikan.* Allah telah berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ

*_Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari_* (QS Al-Hujuroot : 2)

*Maka (dalam ayat ini-pen) Allah telah mengingatkan kaum mukminin agar amalan mereka tidak gugur karena mereka mengeraskan suara mereka kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana mereka mengeraskan suara diantara mereka. Hal ini bukanlah kemurtadan akan tetapi merupakan kemaksiatan yang menggugurkan amalan dan pelakunya tidak sadar. Maka bagaimana lagi dengan orang yang mendahulukan perkataan seseroang di atas perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, petunjuknya, dan jalannya??, bukankah amalannya telah gugur dan dia dalam keadaan tidak sadar??!!*

Diantara hal yang menggugurkan amalan adalah sebagaimana sabda Nabi

مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْر فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ

*_"Barangsiapa yang meninggalkan sholat ashar maka telah gugur amalannya"_* (HR Al-Bukhari no 553)

*Dan termasuk dalam hal ini perkataan Aisyah –semoga Allah meridhoinya dan meridhoi ayahnya- kepada Zaid bin Arqom rahdiallahu 'anhu tatkala melakukan transaksi dengan sistem 'iinah (riba)*

إِنَّهُ قَدْ أَبْطَلَ جِهَادَهُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ إِلاَّ أَنْ يَتُوْبَ

*"Sesungguhnya ia (Zaid) telah menggugurkan (pahala) jihadnya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali jika ia bertaubat"*

*Transaksi dengan system 'iinah bukanlah kemurtadan, paling banter ia merupakan kemaksiatan.*

*Oleh karenanya mengetahui perkara-perkara yang bisa membatalkan amal tatkala amalan sedang dikerjakan dan demikian juga hal-hal yang bisa membatalkan amal setelah dikerjakannya amal merupakan perkara yang sangat penting untuk diketahui oleh seorang hamba dan diwaspadai serta untuk mengecek dirinya"* (Al-Wabil As-Shoyyib 21-22)

*Ketiga : Bukankah penilaian Allah yang paling utama adalah tentang hati dan keimanan seseorang?, bukan hanya sekedar amalan yang dzohir??*

*Betapa banyak orang yang dzohirnya kurang amalannya dan seakan-akan mata kita merendahkannya, namun ternyata ia sangat tinggi di sisi Allah. Sebagai contoh nyata adalah Uwais Al-Qoroni rahimahullah*(lihat http://www.firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/17-tabiin-terbaik-uwais-al-qoroni)

*Keempat : Betapa banyak dosa yang kita lakukan tanpa kita sadari, dan betapa banyak dosa yang kita lakukan dan kita sadari namun kita melupakannya??*

*Betapa sering kita melupakan dosa-dosa yang kita lakukan.., bukankah terlalu banyak dosa yang dilakukan oleh kedua mata kita..??, dosa yang dilakukan oleh kedua telinga kita..??, dosa-dosa yang dilakukan oleh lisan kita..??, dosa-dosa yang dilakukan oleh hati kita…??*

*Sebagai contoh, coba sekarang kita berusaha untuk mengingat kembali dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh lisan kita..??, apakah kita masih ingat siapa saja yang pernah kita ghibahi..??, siapa saja yang pernah kita sakiti hatinya dengan perkataan kita…??. Tentu kebanyakannya telah kita lupakan.*

*Belum lagi dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan hati kita..??*

*Bukankah takabbur, hasad, berburuk sangka juga merupakan dosa…??*

*Jika perkaranya demikian…bahwasanya tidak satu amalanpun yang kita yakini kita lakukan ikhlas karena Allah…dan tidak satu amalanpun yang ikhlas kita lakukan lantas kita yakin pasti diterima oleh Allah karena selamat dari hal-hal yang merusaknya…, maka apakah yang bisa kita banggakan untuk bisa ujub di hadapan Allah dan merasa lebih baik dari orang lain…???.*

 

Kota Nabi, 21 Muharram 1432 / 27 Desember 2010

Firanda Andirja

www.firanda.com


https://www.firanda.com/index.php/artikel/34-penyakit-hati/105-kenapa-mesti-ujub

📨

Kamis, 28 September 2017

Muharam

*MUHARRAM DI PERSIMPANGAN JALAN PEMIKIRAN*

_1. Pertama :_
Menurut orang Syiah, Muharram adalah hari meratap, hari bersedih dan waktu berkabung, mereka membuat ritual melukai diri untuk meratapi kematian Hussein radhiyallahu 'anhu, tepatnya  pada hari Asyura.

_2. Kedua :_
Menurut orang Kejawen, Muharram atau suro adalah bulan yang penuh mistik, bulan keramat, bulan nyadran, ngaduse keris dst... kebanyakan kaum kejawen tak mau menikahkan anaknya dan membuat walimah di bulan yang dianggap keramat ini.

_3. Ketiga :_
Menurut orang Yahudi, bahwa bulan Muharram atau tepatnya hari 'asyura 10 Muharram adalah hari raya bagi mereka,

Dari Abu Musa Al Asy’ari radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

كان يوم عاشوراء تعده اليهود عيداً ، قال النبي صلى الله عليه وسلم : « فصوموه أنتم ».

Dulu hari Asyura’ dijadikan orang yahudi sebagai hari raya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasalah kalian.” (HR. Al Bukhari)

_4. Keempat :_
Menurut sebagian kaum pergerakan, Muharram adalah bulan instropeksi dan evaluasi diri maka mereka menyongsong bulan ini dengan membuat hal baru yaitu kegiatan kumpul bersama di malam tahun baru hijriyah yang dinamakan MABIT..

_5. Kelima :_
Menurut ISLAM itu sendiri, Muharram adalah bulan yang mulia

*APA SAJA KEUTAMAANNYA ?*

1. Termasuk Empat Bulan Haram (Suci)

Allah ta'ala berfirman :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (bulan Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab), yang demikian itu adalah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36)

2. Muharram adalah bulan terbaik setelah Ramadhan

Hasan Al-Bashri rahimahulalah mengatakan :

Allah membuka awal tahun dengan bulan haram (Muharram) dan menjadikan akhir tahun dengan bulan haram (Dzulhijjah). Tidak ada bulan dalam setahun, setelah bulan Ramadhan, yang lebih mulia di sisi Allah dari pada bulan Muharram. Dulu bulan ini dinamakan Syahrullah Al-Asham (bulan Allah yang sunyi), karena sangat mulianya bulan ini. (Lathaiful Ma’arif, Hal. 34)

3. Bulan Muharram dinamakan Syahrullah (bulannya Allah)

4. Puasa di bulan Muharram merupakan sebaik-baik puasa setelah ramadhan

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim)

5. Tanggal 10 muharram adalah hari diselamatkannya nabi Musa dari kezhaliman fir'aun

Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, beliau menceritakan,

لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari)

6. Puasa Asyura (10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lalu

Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

7. Dianjurkan juga puasa pada tanggal 9 Muharram

Ibn Abbas Radhiyallahu allahu ‘anhuma, beliau menceritakan:

حين صام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عاشوراء وأمر بصيامه ، قالوا : يا رسول الله ! إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((فإذا كان العام المقبل ، إن شاء الله ، صمنا اليوم التاسع )) . قال : فلم يأت العام المقبل حتى تُوفي رسول الله صلى الله عليه وسلم

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura’ dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. Kemudian ada sahabat yang berkata: Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang diagungkan orang yahudi dan nasrani. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahun depan, kita akan berpuasa di tanggal sembilan.” Namun, belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah diwafatkan. (HR. Al Bukhari)

Dan lain-lain.
Semoga bermanfaat...
📆 Jum'at, 02 Muharram 1439H / 22 September 2017

📚 *Tsaqofah Islamiyah*

📝 Pemateri: Ustadz Abdullah Haidir Lc

📋 Kedudukan Bulan Muharram

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🌹

© Bulan Muharram adalah bulan yang dalam syariat Islam dimasukkan dalam bulan-bulan yang dimuliakan (Al-Asyhurul Hurum)

Firman Allah Ta’ala:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu…." (QS. At-Taubah: 36)

▪ Rasulullah saw sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Bakrah ra, bersabda:

إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ، السَّنَّةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ؛ ذُو الْقَعْدَةِ، وَذُوْ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ - متفق عليه

“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya termasuk empat bulan yang dihormati: Tiga bulan berturut-turut; Dzul Qoidah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab Mudhar yang terdapat antara bulan Jumadal Tsaniah dan Sya’ban.” (Muttafaq 'alaih)

® Pada keempat bulan ini Allah menekankan agar kita kaum muslimin jangan melakukan perbuatan aniaya (az-zulm), sebagaimana firman-Nya:

فلا تظلموا فيهن أنفسكم

“Jangan kalian aniaya diri kalian.”

© Ada dua penafsiran az-zulm (الظلم) dalam ayat di atas.

▪Pertama, berperang.

Maksudnya tidak boleh berperang pada bulan-bulan yang diharamkan tersebut. Namun ketentuan ini sebagaimana dikuatkan oleh Al-Qurtubi dalam tafsirnya telah mansukh (dihapus)

▪ Kedua, berbuat maksiat dan dosa.

Namun hal ini bukan berarti bahwa bermaksiat dibolehkan pada bulan lainnya. Karena kemaksiatan, apapun bentuknya adalah dilarang, kapan pun dan dimana pun tanpa terkecuali.

® Ibnu Jarir at-Thabari dalam tafsirnya mengatakan bahwa dikhususkannya larangan bermaksiat pada bulan-bulan ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan bulan ini di banding bulan-bulan lainnya, dimana kemaksiatan di dalamnya mendapat penekanan untuk dijauhi oleh setiap muslim.  Hal tersebut mirip dengan perintah Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 238, Allah  Ta’ala berfirman:

حَٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ 

“Peliharalah segala shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha.” (QS. Al-Baqarah: 238)

▪ Menjaga seluruh shalat jelas diperin-tahkan, namun menjaga shalat Wustha yang menurut sebagian ulama adalah shalat Ashar, mendapat tekanan khusus untuk kita jaga.  

© Kedudukan bulan Muharram juga dapat dilihat dari nama bulan itu sendiri dan julukan yang diberikan kepadanya.

® Nama Muharram merupakan sighat maf’ul dari kata Harrama-Yuharrimu, yang artinya diharamkan. Maka kembali kepada permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, hal tersebut bermakna bahwa pengharaman perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Ta’ala memiliki tekanan khusus yang sangat kuat pada bulan ini.

▪ Kemudian dari sisi istilah, bulan ini disebut sebagai “Bulan Allah” (شهر الله), sebagaimana terdapat suatu riwayat hadits. Berarti bulan ini disandingkan kepada Lafzul Jalalah (Lafaz 'Allah'). Para ulama menyatakan bahwa penyandingan makhluk kepada Lafzul Jalalah, memiliki makna tasyrif (pemu-liaan), sebagaiman istilah Baitullah, Rasulullah, Abdullah, dan sebagainya.

*🍃🌻Bulan Muharram dan Keutamaannya🌻🍃*

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

*1⃣  Termasuk Bulan-Bulan Haram (Asyhurul Hurum)*

Bulan Muharram adalah salah satu bulan mulia, yang telah Allah Ta’ala sebutkan sebagai asyhurul hurum (bulan-bulan haram). Maksudnya, saat itu manusia dilarang (diharamkan) untuk berperang, kecuali dalam keadaan membela diri dan terdesak. 

Allah ﷻ   berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah , dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram (syahral haram) …” (QS. Al Maidah (95): 2)

Ayat mulia ini menerangkan secara khusus keutamaan bulan-bulan haram, yang tidak dimiliki oleh bulan lainnya. Bulan yang termasuk Asyhurul hurum (bulan-bulan haram) adalah dzul qa’dah, dzul hijjah, rajab, dan muharam. (Sunan At Tirmidzi No. 1512)

Rasulullah ﷺ   bersabda:

السنة اثنا عشر شهراً، منها أربعةٌ حرمٌ: ثلاثٌ متوالياتٌ ذو القعدة، وذو الحجة والمحرم، ورجب مضر الذي بين جمادى وشعبان".

            “Setahun ada 12 bulan, di antaranya terdapat 4 bulan haram: tiga yang awal adalah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharam. Sedangkan Rajab yang penuh kemuliaan antara dua jumadil dan sya’ban.” (HR. Bukhari No. 3025)

Namun sebagian ulama mengatakan, larangan berperang pada bulan-bulan haram ini telah mansukh (dihapus hukumnya) oleh ayat wa qaatiluuhum haitsu tsaqiftumuuhum (dan perangilah mereka di mana saja kamu jumpai mereka).  Imam Ibnu Jarir lebih menguatkan pendapat yang menyatakan bahwa ayat ini mansukh. (Jami’ Al Bayan, 9/478-479. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah).  Imam Ibnu Rajab mengatakan kebolehan berperang pada bulan-bulan haram adalah pendapat jumhur (mayoritas ulama), pelarangan hanya terjadi pada awal-awal Islam. (Lathaif Al Ma’arif Hal. 116. Mawqi’ Ruh Al Islam)

*2⃣  Larangan Berbuat Zalim*

Secara umum berbuat zalim terlarang di semua bulan. Tapi, di bulan ini larangan tersebut semakin dikuatkan.

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.  Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri  kamu dalam bulan yang empat itu.. (QS. At Taubah: 36)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan:

أي: في هذه الأشهر المحرمة؛ لأنه آكد وأبلغ في الإثم من غيرها، كما أن المعاصي في البلد الحرام تضاعف

Yaitu di bulan-bulan haram ini, karena hal itu lebih ditekankan lagi larangannya dan lebih berat dosanya dibanding selainnya, sebagaimana maksiat-maksiat di lakukan di tanah haram juga berlipat-lipat dosanya. (Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 4/148)

Zalim di sini seperti zalim kepada diri sendiri, yakni maksiat, zalim kepada makhluk yakni lisan dan tangan yang menyakiti, serta zalim kepada Allah Ta'la, yakni syirik.

*3⃣  Anjuran banyak berpuasa secara umum*

Hal ini bedasarkan riwayat berikut:

عَنْ مُجِيبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَا تَعْرِفُنِي قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيُّ الَّذِي جِئْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلَّا بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِي فَإِنَّ بِي قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلَاثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا

Dari Mujibah Al Bahili, dari ayahnya, atau pamannya, bahwasanya dia memdatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam, lalu dia pergi. Kemudian mendatangi lagi setelah satu tahun lamanya, dan dia telah mengalami perubahan baik keadaan dan penampilannya. Dia berkata: “Wahai Rasulullah, apakah kau mengenali aku?” Nabi bertanya: “Siapa kamu?” Al Bahili menjawab: “Saya Al Bahili yang datang kepadamu setahun lalu.” Nabi bertanya:: “Apa yang membuatmu berubah, dahulu kamu terlihat baik-baik saja?” Al Bahili menjawab: “Sejak berpisah denganmu, saya tidak makan kecuali hanya malam.” Bersabda Rasulullah: “Kanapa kamu siksa dirimu?”, lalu bersabda lagi: “Puasalah pada bulan kesaabaran, dan    sehari pada tiap bulannya.” Al Bahili berkata: “Tambahkan, karena saya masih punya kekuatan.” Beliau bersabda: “Puasalah dua hari.” Beliau berakata: “Tambahkan.” Beliau bersabda: “Puasalah tiga hari.” Al Bahili berkata: “Tambahkan untukku.” Nabi bersabda: “Puasalah pada bulan-bulan haram, dan tinggalkanlah (sebagiannya), Puasalah pada bulan-bulan haram, dan tinggalkanlah (sebagiannya), Puasalah pada bulan-bulan haram, dan tinggalkanlah (sebagiannya). Beliau berkata dengan tiga jari hemarinya, lalu menggenggamnya kemudian dilepaskannya. (HR. Abu Daud No. 2428, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra  No. 8209, juga Syu’abul Iman No. 3738. Syaikh Sayyid Sabiq mengatakan: sanadnya jayyid. Lihat Fiqhus Sunnah, 1/453.  Namun Syaikh Al Albani mendhaifkan dalam berbagai kitabnya)

Puasa di bulan Muharam juga ditunjukkan oleh riwayat lain. Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل

_"Puasa paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharam.”_ (HR. Muslim No. 1163)

*4⃣ Anjuran Shaum ‘Asyura Secara Khusus (9, 10, 11)*

Keterangan detilnya sudah dijelaskan di channel ini, silahkan buka-buka lagi ke atas.

*5⃣ Bagaimana dengan “Lebaran Anak Yatim?”*

Sebagian daerah di Nusantara, ada yang menjadikan bulan Muharram sebagai momen istimewa untuk menyanuni anak yatim, sampai mereka mengistilahkan “Lebaran/Hari raya Anak Yatim”. Hal ini tidak memiliki dasar shahih dalam Al Quran, As Sunnah, serta madzhab yang empat Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Ada memang yang menyebutkan itu sekumpulan riwayat-riwayat palsu. Tapi bukan berarti menyantuni anak yatim di bulan Muharram itu terlarang. Sebab secara umum  memang kita dianjurkan menyantuni anak yatim, tapi tidak terikat oleh waktu yang mana. Menyantuni mereka bisa dilakukan di bulan Muharram, Shafar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, dst. Semua waktu ini bisa dimanfaatkan untuk menyantuni mereka.

Dari Sahl Radhiallahu 'Anhu, bahwa Nabi ﷺ   bersabda:

وَأَنَا وَكَافِلُاليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Aku berasama orang yang menyantuni anak yatim seperti ini. (Nabi mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan tengah, dan diberikan celah sedikit). (HR. Al Bukhari No. 5304)

Maka, silahkan menyantuni anak yatim dan bisa kita lakukan di bulan Muharram, dan bulan-bulan lainnya, semua memiliki keutamaan yang sama.

Demikian. Wallahu A’lam

🍃🌾🌻🌴🌺🌷🌴🌸

✍ Farid Nu'man Hasan
🌏 Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁

Dipersembahkan oleh:
http://www.manis.id

📲Sebarkan! Raih pahala
====================
Ikuti Kami di:
📱 Telegram : https://is.gd/3RJdM0
🖥 Fans Page : https://m.facebook.com/majelismanis/
📮 Twitter : https://twitter.com/grupmanis
📸 Instagram : https://www.instagram.com/majelismanis/
🕹 Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=id.manis
📱 Join Grup WA : http://bit.ly/2dg5J0c

Selasa, 12 September 2017

Rasa Lelah Sebuah Dimensi

Rasa Lelah Sebuah Dimensi

Dikisahkan pada zaman Rasulullah, seorang lelaki berlalu di hadapan Rosulullah. Nampak lelah dan kepayahan. Para sahabat yang melihatnya berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, sekiranya yang ia lakukan itu dinilai berjuang di jalan Allah?"



Maka Rasulullah menjawab: "Kalau ia keluar rumah untuk kerja keras demi anaknya yang masih kecil, maka ia pejuang di jalan Allah. Jika ia keluar demi kedua orang tuanya yang renta, maka ia pejuang di jalan Allah. Jika ia keluar untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan menjaga kehormatan dirinya, maka pejuang di jalan Allah. Tapi jika ia keluar karena mengejar angkuh dan besar diri, maka ia berjuang di jalan setan."

Sahabat yang saya sayangi...Khadis yang diriwayatkan Imam athabrani dengan silsilah perawinya yang shahih menegaskan bahwa rasa lelah bisa bermakna berbeda-beda. Lelah akan mewarnai di setiap aktivitas manusia dengan berbagai kesibukan dan pekerjaannya. Semua meniscayakan rasa lelah. Semua memiliki keserupaan pada rasa lelahnya, namun sangat berbeda pada dimensinya.

Ada tiga dimensi tentang rasa lelah(sumber: Tarbawi edisi 256 Th.13). Yaitu:
1.Dimensi tauhid
2.Dimensi kerasulan Muhammad
3.Dimensi pembalasan di akhirat kelak

1. DIMENSI TAUHID
artinya menghadirkan kesadaran pada diri akan kuasa Allah yang tidak pernah lelah. Allah berfirman,
" Semua yang ada di langit dan bumi selalu minta kepada-Nya. setiap waktu Dia dalam dalam kesibukan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman:29-30).

"Dan sesungguhnya telah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya dalam enam hari, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan."(QS.Qaaf: 38 ).

Jadi bila rasa lelah menyambangi jiwa kita, yang harus kita lakukan adalah menumbuhkan rasa tunduk kita kepada Allah, betapa kita hanya seorang hamba. Betapa kita harus bergantung dan terus memohon kepada Allah yang tak pernah punya rasa lelah. Saat lelah...adalah saat yang sangat tepat untuk bermunahajat kepada Allah. Berdoa, mengaduh, dan memohon.

2. DIMENSI KERASULAN MUHAMMAD SAW
Artinya rasa lelah yang dihadirkan oleh Allah menyapa kita sebagai keniscayaan kerasulan yang diembankan kepada Nabi Muhammad SAW.  Beban kenabian memang tidak ringan. Berat dan sangat melelahkan. Setiap rasa lelah yang dialami Rosulullah, adalah hutang kebaikan yang melekat pada setiap muslim karena sepanjang dan semua hidup Rasulullah diberikan untuk kebaikan ummatnya. Hingga akhir masa tugas  kerasulan selesai, Rasulullah tetap dengan segala jerih payah dan rasa lelahnya membimbing ummatnya. 

Bahkan dikabarkan kepada kita sebuah hadis shahih. "Sesungguhnya orang yang paling berat  beban dan ujiannya adalah para nabi"

Karenanyalah, pabila rasa lelah menghampiri kita, mengusik jiwa ketenangan, selayaknya kita menghadirkan dimensi kerasulan. Menyadari betapa kita berhutang sangat tak terbatas , atas rasa lelah Rasulullah

3. DIMENSI PEMBALASAN DI AKHIRAT
Dalam agama Islam rasa lelah menjadi perhatian sangat besar. Seperti yang ketahui, rasa lelah menghampiri setiaap diri manusia, Orang kafir juga mengalami kelelahan. Tetapi sebagai ummat Islam kita punya harapan tersendiri di luar rasa lelah. ".....jika kamu menderita kesakitan (pula0, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana."(QS. An-Nisa: 104)

Islam menarik rasa lelah lebih jauh ke akhir kehidupan kita di akhirat kelak. Dijelaskan Allah dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur'an.

" (Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera. Dan mereka berkata: " Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; Di dalamnya kami tida merasa lelah dan tiada pula merasa lesu."(QS. Al-Fathir: 33-35)

Jadi, kalau rasa lelah itu datang...lalui aja. karena rasa lelah hanyalah siklus (insyaallah di tulisan berikutnya...)

Jumat, 08 September 2017

Sombong by ustadz muhsinin

Bagi orang sombong persepsi orang tsb merupakan fakta

1. Api lebih baik dr tanah
Persepsi dianggap fakta

2. Begitu juga orang sombong

Sombong menolak kebenaran dan menghinakan orang lain.

Kita bukan pengalaman dalam hidup di dunia semua baru belum ada yang pernah mati terus hidup lagi kan ?

Ynag maha tau yaitu Allah yang mencipta buku manualnya adalah al quran

Menolak kebenaran tidak bisa menerima bahkan menjalankan
Sombong sampai tahap menghinakan orang lain.

Syukur mengakui dlm hati

TahDu bi nikmat di akui karena Allah
Kufur  gak boleh krn tidak mengakui nikmat

Ujub merasa dlm hati bukan krn Allah
Riya itu merasa d diceritakan pada orang
Sum ah ingin d dengarkan Orang
Qibr ..(sombong) dia merasa lebih dr yng lain atau menghinakan orang lain.

3. Bahayanya :

1. Salah satu penyakit yang paling deket dg kekufuran minimal kufur nikmat  mendekati kufur ibadah

2. Tidak bisa memperbaiki diri krn tidak bisa menerima mAasukan krn merasa lebih dan sempurna

Seorang mukmin selalu merasa lebih kurang dr yang lain. Sehingga dia punya kesempatan memperbaiki diri

3. Membuat tdk bisa mencium bau syurga.

Orang sombong tidak mau mengakui kesalahan

Kalo kesalahan itu tawaduk makan bisa jadi benar

Kesalahan orang sholeh biasa nya tidak diterima

Di pemerintah ormas dan organisasi manapun orang yang fasik yang menang karena mereka solit dan hanya fokus pada kepentingan

Padahal orang sholeh adalah orang yang kebaikannya lebih baik dr keburukannya

Dia punya peluang salah

Bukan ....... para ambiya

Jangan sampai merasa menghinakan sahabat karena akan mengakibatkan nifaq

Kesalahan 2 sahabat tidak d berikan krn khawatir mendekati nifaq tapi perlu d ceritakan juga untuk menghindari kesalahan

Orang mukmin bukan orang yang tdk pernah berbuat salah

Dia akan balik baik krn bertobat dan tawasuq

Orang sombong tidak akan bisa balik krn malah menantang

Sombong salah menantang
Munafik salah cari alasan

Sombong penyakit yang berbahaya

4. Proses sombong

Perkara yang relatif itu bisa dianggap fakta oleh orang sombong

Eks. Sehat, kaya , kota. Boulevard,
Isttimu betapa ? 1 3 merasa lebih setia  yang satu laris

Merasa2 lebih baik padahal relatif

Orang miskin sombong lebih besar dosanya dr pD orang kaya sombong karena secara fakta gak benar

Sumber utama sombong adalah alasan2  ( tazil )

Magrur fakta merasa baik padahal faktanya tidak

5...... menyelesaikan menghilangkan  sombong
Orang sombong  susah tobat

Tips
1. Jaga diri dr persepsi kita (tazil)
2. Selalu menghiasi dr syukur
Selalu ingat bahwa itu datang dr Allah
3. Berdoa agar dijauhi dr penyakit sombong

Selasa, 05 September 2017

30 KESALAHAN DALAM SHALAT

📕 *30 KESALAHAN DALAM SHALAT* ⛔

“Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat adalah perkara sholat. Jika Sholatnya baik, maka baik pula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian semua amalannya akan dihitung atas hal itu.”(HR. An Nasa’I : 463)
Banyak orang yang lalai dalam sholat, tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang mungkin bisa memubat amalan sholatnya tidak sempurna. Kita akan paparkan kesalahan yang sering terjadi dalam sholat.

➡1. Menunda–nunda Sholat dari waktu yang telah ditetapkan

Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman Allah, “Sesungguhnya sholat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman”. (QS. An-Nisa : 103)

➡2. Tidak sholat berjamah di masjid bagi laki-laki

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Barang siapa yang mendengar panggilan (azan) kemudian tidak menjawabnya (dengan mendatangi sholat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan”. (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim disebutkan. “Lalu aku bangkit (setelah sholat dimulai) dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah.”

➡3. Tidak tuma’minah dalam sholat

Makna tuma’minah adalah, seseorang yang melakukan sholat, diam (tenang) dalam ruku’, i’tidal, sujud, dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisi tersebut, dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tidak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam sholat, sampai dia seleasi tuma’ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam sholatnya tanpa memperlihatkan tuma;minah dengan benar, “Ulangi sholatmu, sebab kamu belum melakukan sholat.

➡4. Tidak khusyu’ dalam sholat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah mengerjakan sholatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk sholatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. ” (HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala sholatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu’an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam sholat.

➡5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-gerakannya

Perbuatan ini dapat membatalkan sholat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban bagi makmum untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat sholat. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku’ maka ruku’lah dan jangan ruku’ sampai imam ruku’ “. (HR. Bukhari)

➡6. Berdiri untuk melngkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jangan mendahuluiku dalam ruku’, sujud dan jangan pergi dari sholat (Al-Insiraf)”. Para ulama berpendapat bahwa Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai imam menyelesaikan sholatnya (sempurna salamnya). Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.

➡7. Melafadzkan niat

Tidak ada keterangan dari Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam maupun dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat sholat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam Zadul-Ma’ad “Ketika Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam berdiri untuk sholat beliau mengucapkan ‘Allahu Akbar’, dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.

➡8. Membaca Al-Qur’an dalam ruku’ atau selama sujud

Hal ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “saya telah dilarang untukmembaca Al-Qur’an selamaRuku’ atau dlm sujud.”(HR. Muslim)

➡9. Memandang keatas selama sholat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa alasan tertentu

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Cegahlah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan ke atas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali lagi”. (HR. Muslim)

➡10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun

Diriwayatkan dari Aisyah, bahwa ia berkata, “Aku berkata kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam tentang melihat ke sekeliling dalam sholat Beliau menjawab, “Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan pada umat dalam sholatnya”. (HR. Bukhari)

➡11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam sholat

Sabda Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam, “Allah tidak menerima sholat wania yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jiak dia memakai jilbab (khimar)”. (HR. Ahmad).

➡12. Berjalan di depan orang yang sholat baik orang yang dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang sholat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang selama khutbah sholat Jum’at

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jika orang yang melintas di depan orang yang sedang sholat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan orang sholat itu”. (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat diantara shaf orang yang sedang sholat berjamaah, maka hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas : “Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam sedang sholat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan saya”. (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, “Hadits Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa’id yang berbunyi “Jika salah seorang dari kalian sholat, jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya”. (Fathul Bari: 1/572)

➡13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau sujud

Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang lainnya.

➡14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya

Hal ini mengurangi kekhusyu’an. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam melarang mengusap krikil selama sholat, karna dapat merusak kekhusyu’an, Beliau bersabda, “Jika salah seorang dari kalian sedang sholat, cegahlah ia untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya”. (Hadits Shahih Riwayat Ahmad)

➡15. Menutup mata tanpa alasan

Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, “Menutup mata buka dari sunnah rasul”. Yang terbaik adalah, jika membuka mata tidak merusak kekhusyu’an sholat, maka lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang sholat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan (mustahab) pada kasus ini. Wallahu A’lam.

➡16. Makan atau minum atau tertawa

“Para ulama berkesimpulan orang yang sholat dilarang makan dan minum. Juga ada kesepakatan di antara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus mengulang sholatnya.

➡17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya

Ibnu Taimiyah menyatakan, “Siapapun yang membaca Al-Qur’an dan orang lain sedang sholat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan suara keras karena akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika mereka sholat ashar dan Beliau bersabda, “Hai manusia setip kalian mencari pertolongan dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan bacaan kalian”.

➡18. Menyela di antara orang yang sedang sholat

Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak menunaikan sholat hendaknya sholat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama’ah sholat Jum’at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda tentang merka yang melintasi batas sholat, “Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang".

➡19. Tidak meluruskan shaf

Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari mendirikan sholat yang benar” (HR. Bukhari dan Muslim).

➡20. Mengangkat kaki dalam sujud

Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas, “Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam telah memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki.” Jadi seseorang yang sholat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadap kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak benar. Sepanjang dia lakukan itu dalam sujud.

➡21. Meletakkan tangan kiri dia atas tangan kanan dan memposisikannya di leher

Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.

➡22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota tubuh (seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak kaki)

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jika seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki”. (HR. Muslim)

➡23. Membunyikan persendian tulang dalam sholat

Ini adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dalam sholat. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu’bah budak Ibnu Abbas yang berkata, “Aku sholat di samping Ibnu Abbas dan aku membunyikan persedianku.” Selesai sholat dia berkata, “Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!, karena membunyikan persendian ketika kamu sholat!”.

➡24. Membunyikan dan mepermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan sebelum sholat

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam, “Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi ke masjid untuk sholat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia sudah termasuk waktu sholat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

➡25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak

Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-Qur’an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam “Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur’an” (HR. Muslim)

➡26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai harum-haruman

Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jangan biarkan perempuan yang berbau harum menghadiri sholat isya bersama kita.” (HR. Muslim)

➡27. Sholat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk bernyawa

Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang yang sholat di belakangnya.

➡28. Sholat dengan sarung, gamis dan celana musbil melebihi mata kaki)

Banyak hadits Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam yang meyebutkan larangan berbuat isbal diantaranya : A. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda : sesungguhnya Allah tidak menerima sholat seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara musbil.” (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638); B. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda : Allah tidak (akan) melihat sholat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai kebawah (musbil) dengan perasaan sombong.”(Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382); C. Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Sarung yang melebihi kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka.” (HR.Bukhari : 5887)

➡29. Sholat di atas pemakaman atau menghadapnya

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal itu.” (HR. Muslim : 532)

➡30. Sholat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas)

Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam melarang perbuatan tersebut seraya bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian sholat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus sholatnya. (Shahih Al-Jami’ : 650) Inilah contoh perbuatan beliau “Apabila beliau sholat di tempat terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya, maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu sholat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tresebut.” Shifat Sholat Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam karya Al-Albani (hal : 55)

📗Dirangkum dari “40 Kesalahan Sholat oleh Syaikh Muhammad Jibrin & Al Qaulu Mubin fi Akhthail Mushallin, Syaikh Mansyhur Hasan Salman. Dan Diterbikan Oleh Al-Amin Publising

Senin, 04 September 2017

Kiat Sukses Mendidik Anak

Assalamualaikum

Sahabat Dakwah

*Kiat Sukses Mendidik Anak*

Oleh Syekh DR As-Sholabi :

من يحب أن يقي أبناءه
من الأمراض النفسية فليتبع الخطوات هذه وسترى النتيجة...
*Bagi anda yg ingin menjaga anak2nya dari penyakit kejiwaan, ikutilah beberapa kiat berikut ini dan Anda akan melihat hasil yg nyata.*

برنامج بناء العلاقة مع الأبناء :
*Program membentuk interaksi intensif dengan anak*

١- عشرين دقيقة يومياً حوار مع الأبناء باعتبارهم أصدقاء ( بدون نصح ولا حديث عن المدرسة ولا توجيه ) .
1) *Ngobrollah bersama anak2 20 menit per hari seperti layaknya ngobrol dengan seorang teman (tanpa memberi nasehat, tanpa membicarakan ttg sekolahan atau arahan apapun)*

٢- التعبير عن مشاعر الود والحب من الأباء للأبناء من ٥ - ١٠ مرات يومياً .
2) *Ungkapkan perasaan kasih sayang dari ayah terhadap anaknya 5-10 kali per hari.*

٣- مدح الأبناء يومياً خمس مرات على سلوك إيجابي فعله .
3) *Pujilah anak setiap hari 5x atas prilaku positif yg dilakukannya.*

٤- مدح الأبناء يومياً خمس مرات على الشكل الخارجي ( ابتسامته - شعره- عينيه - أي شيء فيه ) .
4) *Pujilah anak2 setiap hari 5x terhadap hal2 yg nampak (spt senyumannya, rambutnya, matanya, atau yg lainnya)*

٥- مرتان اسبوعيا مشاركة الابن نشاط خارج البيت حتى لو استغرق خمس دقائق ( مشي - رياضة - تمشيه - لفّه بالسيارة ) .
5) *Seminggu 2x ikutsertakan anak2 pada aktifitas diluar rmh walaupun 5 menit (spt jalan2 dan olahraga)*

٦- ثلاث دقائق يومياً لتثبيت القيم قبل النوم :
-كنت سعيداً عندما رأيتك اليوم تفعل كذا.
- مساعدتك لأختك الصغيرة كان جميلا منك.
- وفاءك بالاتفاق جميل.
6. *Sebelum tidur, 3 menit setiap hari tanamkan nilai-nilai kepada anak spt:*
- *Nak, ayah senang sekali hari ini kamu melakukan ini dan itu..*
- *Ayah senang kamu sdh membantu adik perempuanmu*
- *Ayah senang kamu jadi anak yg taat dan patuh*

٧- مرتان أسبوعياً عشاء مع العائلة في البيت أو خارجه يكون وقته طويل حتى يتم الحديث والتحاور مع العائلة بوقت أكثر .
7. *Seminggu 2x makan malam bersama anggota keluarga baik didalam atau diluar rumah. Sebaiknya waktunya agak longgar sehingga obrolan dan diskusi dg anggota keluarga porsi waktunya lebih banyak.*

٨- من (١-٣) دقائق يومياً [ كلي آذان صاغية ] وتتنفذ على النحو التالي:
-الجلوس مع الابن في مكان هاديء واطلب منه أن يقول كل ما يريد بلا قيود ولا نقاش ولا أرد عليه ولا أقاطعه ولا تعقيد وحينما تنتهي ٣ دقائق انتهت الجلسة.
8) *1-3 menit perhari lakukan hal berikut (dan anda menjadi pendengar setia):*
- *Duduklah bersama anak anda ditempat yg tenang dan persilahkan si anak utk mengutarakan apapun tanpa ada tekanan atau diskusi. Tidak mengomentari atau memotong pembicaraannya. Setelah 3 menit berlalu selesai pula obrolan anda dengan anak anda.*

٩- عبّر عن حبك لإبنك من خلال السلوكيات اليومية :
( خمس لمسات يومياً ) :
- اللمس على نهاية رأس الابن
وتعني " الرأفة والرحمة "
- وضع اليد على الرأس " الفخر"
- وضع اليد على الجبين "التهدئة"
- وضع اليد على الوجنتين" الشوق"
- مسكة اليد " تقوية العلاقة والحب"
- إذا كان غضبان أو وجود مشاعر سلبية "امسح بيدك على صدرة "
9. *Ekspresikan cinta Anda pada anak atas prilaku2nya sehari-hari : (5 sentuhan perhari)*
- Belailah kepala bagian belakang anak (sbg bentuk kasih sayang)
- letakkan tangan di kepala anak (bentuk kebanggaan)
- letakkan tangan diatas kening anak (bentuk ketenangan)
- letakkan tangan dikedua pipi anak (bentuk kasih sayang)
- genggam tangan anak utk menguatkan hubungan & cinta anda
- kalau anaknya lagi marah atau ada perasaan kesal atau gak enak (tepuk dadanya secara lembut)

أربع قبلات يومياً :
-في الجبين " الاستقبال "
-في الرأس" فخر واعتزاز"
-في الخد " الشوق"
- في اليد "الاستقبال والشوق"
*Empat ciuman setiap hari:*
- kecupan kening saat menyambut kedatangan anak anda (pulang sekolah atau dari manapun)
- kecupan kepala anak utk menumbuhkan rasa percaya dirinya
- ciuman di pipinya sbg ekspresi rasa rindu.
- ciuman di tangan utk menyambut dan mengekspresikan sayang.

واربع ضمات احتضان متفرقه خلال اليوم .
*Empat dekapan berbeda2 selama sehari*

كان الرسول ﷺ قدوتنا في بناء العلاقة وكان نموذجاً رائعاً للتربية ؛
كان يقبّل فاطمة الزهراء كلما رآها وقبل جبينها ويدها واحتضنها في بيته وفي مسجده وأمام الصحابة.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam adalah suritauladan kita dalam membina hubungan dan menjadi contoh terbaik dalam mendidik anak. Rasulullah selalu mencium Fathimah Az Zahraa setiap kali bertemu, mengecup keningnya, mencium tangannya dan mendekapnya di dalam rumahnya atau ketika di masjidnya dihadapan para sahabat.

أخيراً : ابني علاقة مع ابنك حتى يصبح بين يديك محباً مطيعاً وخلوقاً وباراً فبهذا البرنامج تبني شخصيته وتتعرف على ذاته وتقوي محبته وتصبح الأب النموذج الأمثل في نظره
وتتلاشى كل المدمرات للعلاقة التي كنت تمارسها من قبل أو كانت سبباً في اضطراب شخصيته أو عناده أو عنفه أو مراهقته المزعجة أو انحرافه أو سبباً للأمراض الناتجة من السلوك التي تم شرحها في المدمرات سابقاً .
*Terakhir, jagalah hubungan dg anak anda sehingga dia mencintaimu, mentaatimu dan berbakti kepadamu. Dengan program ini anda sedang membangun kepribadian anak anda, mengenali sifatnya, meningkatkan kecintaannya dan Anda menjadi ayah teladan menurut pandangannya. Semua hal2 yang merusak hubungan yg biasa anda lakukan atau penyebab labilnya kepribadian anak, keras kepala, masa pubernya yg mengganggu, penyimpangan moral dan sebab2 penyakit lainnya akan hilang dan lenyap (secara sendirinya).*

قل لابنك أو ابنتك : شكرا إنك موجود فى حياتي..
*Katakanlah kepada anak (lk/pr) anda: Terima kasih anakku kamu telah mengisi kehidupanku.*

" كونوا لطفاء وأرسلوها لكل أب وأم "
*Jadilah orang tua yg lemah lembut...(pada anaknya)*☺

_________________________
*Bagikan kiat2 ini kepada ayah bunda lainnya.smoga Mnjadi bagian dari amal jariyah Aamiin...*

Barokallohfik