Kamis, 23 Juni 2016

Benarkah mendengar dan menerima perasaan anak adalah hal yang penting?

[Sharing Parenting]

Benarkah mendengar dan menerima perasaan anak adalah hal yang penting?

Ternyata, Rasulullah saw memerintahkan kita untuk peka terhadap perasaan kita sendiri ketika akan membuat keputusan atau menimbang perbuatan kita benar atau salah.

Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui  manusia “
(Riwayat Muslim)

Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan?

saya menjawab : Ya.

Beliau bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.

(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan)

Jika sedari ia masih bayi kita tidak peka pada perasaan anak, mengabaikan, dan menolak perasaannya, terlalu banyak bicara daripada mendengar, bagaimana cara anak kita belajar memahami perasaannya?

bagaimana kelak dewasa ia memaknai perasaannya untuk mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan penting?

Catatannya, sudahkah kita sebagai orangtua terbiasa mendengar, memahami, dan bertanya dengan jujur pada perasaan kita sendiri?

Saat merespon anak tantrum, apakah kita bertanya pada diri sendiri, "responku dilandasi rasa malu, rasa kesal, atau rasa sayang?"

Saat marah memuncak, sikap dan kata-kata kita bertujuan untuk melampiaskan atau untuk mengendalikan keadaan?

Yuk, jujur pada perasaan dan sapalah..

Pada anak kita..
Katakan,
"kelihatannya kamu sedih ya?"
Daripada,
"kenapa?"

Katakan,
"Adek takut ya suara petirnya keras sekali?"
Daripada,
"gapapa, petir itu ciptaan Allah"

Katakan,
"sakit, Nak?. Bunda kasih obat ya lututnya"
Daripada,
"kan Bunda udah bilang, jangan lari-lari nanti jatuh. Sini diobatin dulu"

Sapa perasaan, karena ini menyehatkan hati, melatih emosi, menyuburkan empati, menguatkan kontrol diri, mengembangkan budi pekerti, dan membuatnya percaya diri.

Bila dari kecil hatinya sunyi dan sepi, ketika menjelang remaja, rasa sunyi dan sepi di jiwa itulah yang mendorongnya main games dan menikmati pornografi..  Disangkanya itu akan menjadi "obat", ternyata menjebaknya dalam kecanduan tak bertepi.

Jangan abaikan rasa anakmu..  Jangan abaikan kebutuhan  Jiwanya...

Sapa perasaan...

Enjoy yourself, enjoy your child!

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Yayasan Kita dan Buah Hati
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Fanpage:
Yayasan Kita dan Buah Hati
Twitter:
@kitadanbuahhati
Alamat:
Jalan Tamansari Persada Raya Blok 1 No. 12, Bekasi
No HP:
0856 7010 222

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar