Kamis, 23 Juni 2016

Benarkah mendengar dan menerima perasaan anak adalah hal yang penting?

[Sharing Parenting]

Benarkah mendengar dan menerima perasaan anak adalah hal yang penting?

Ternyata, Rasulullah saw memerintahkan kita untuk peka terhadap perasaan kita sendiri ketika akan membuat keputusan atau menimbang perbuatan kita benar atau salah.

Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui  manusia “
(Riwayat Muslim)

Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, lalu beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan?

saya menjawab : Ya.

Beliau bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.

(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan)

Jika sedari ia masih bayi kita tidak peka pada perasaan anak, mengabaikan, dan menolak perasaannya, terlalu banyak bicara daripada mendengar, bagaimana cara anak kita belajar memahami perasaannya?

bagaimana kelak dewasa ia memaknai perasaannya untuk mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan penting?

Catatannya, sudahkah kita sebagai orangtua terbiasa mendengar, memahami, dan bertanya dengan jujur pada perasaan kita sendiri?

Saat merespon anak tantrum, apakah kita bertanya pada diri sendiri, "responku dilandasi rasa malu, rasa kesal, atau rasa sayang?"

Saat marah memuncak, sikap dan kata-kata kita bertujuan untuk melampiaskan atau untuk mengendalikan keadaan?

Yuk, jujur pada perasaan dan sapalah..

Pada anak kita..
Katakan,
"kelihatannya kamu sedih ya?"
Daripada,
"kenapa?"

Katakan,
"Adek takut ya suara petirnya keras sekali?"
Daripada,
"gapapa, petir itu ciptaan Allah"

Katakan,
"sakit, Nak?. Bunda kasih obat ya lututnya"
Daripada,
"kan Bunda udah bilang, jangan lari-lari nanti jatuh. Sini diobatin dulu"

Sapa perasaan, karena ini menyehatkan hati, melatih emosi, menyuburkan empati, menguatkan kontrol diri, mengembangkan budi pekerti, dan membuatnya percaya diri.

Bila dari kecil hatinya sunyi dan sepi, ketika menjelang remaja, rasa sunyi dan sepi di jiwa itulah yang mendorongnya main games dan menikmati pornografi..  Disangkanya itu akan menjadi "obat", ternyata menjebaknya dalam kecanduan tak bertepi.

Jangan abaikan rasa anakmu..  Jangan abaikan kebutuhan  Jiwanya...

Sapa perasaan...

Enjoy yourself, enjoy your child!

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Yayasan Kita dan Buah Hati
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Fanpage:
Yayasan Kita dan Buah Hati
Twitter:
@kitadanbuahhati
Alamat:
Jalan Tamansari Persada Raya Blok 1 No. 12, Bekasi
No HP:
0856 7010 222

Manajemen Emosi Pada Ibu

Hasil Diskusi HSMN Grup 1

Hari/tgl: Kamis/17 Desember 2015
Pukul: 19.30 – 21.30
Narasumber : Irawati Istadi
Tema: Manajemen Emosi Pada Ibu
Moderator: Fieki Rahmatillah
Notulensi: Hana Afiifah

Assalamualaikum .....bunda2 pembelajar hebat......
Alhamdulillah bertemu kembali......Kali ini diskusi tentang manajemen emosi bunda, ya......
Materi ini saya ambil dari beberapa buku saya, seperti buku 'Bunda Manajer Keluarga', juga buku 'Ayo Marah' dan buku 'Ayo Bicara'. Saya sudah siapkan materi prolognya sebagai umpan untuk bahan diskusi kita. Materinya agak panjang, tapi bunda2 jangan buru2 membacanya.....Santai saja dan nikmati....Baru nanti kita diskusikan...
Kita mulai ya.....
Bismillahirrahmanirrahim..
Marah, bisa dialami oleh setiap orang. Seperti halnya setiap orang pun bisa bahagia maupun sedih. Namun marah harus dikelola dengan baik, mengingat bahwa marah yang salah bisa memberikan dampak yang sangat buruk.
Marah yang diperbolehkan adalah marah pada saat yang tepat dan dengan cara yang benar.
Nah, kedua hal inilah yg akan kita bahas.
Marah diperbolehkan jika dilakukan di saat yg tepat, yaitu di saat :
1. Membela Islam jika dilecehkan atau diganggu orang lain. Rasulullah tidak marah jika dirinya dihina orang lain, namun beliau akan marah jika ada orang yang menghina al quran, memainkan ayat2 Allah.
2. Bertujuan membuat perubahan positif. Seperti ingin mengajarkan anak shalat, mengaji, melatih disiplin shalat,dsb. Tapi ingat bahwa marah di sini harus dilengkapi dg cara yg benar.
3. Sebagai cara akhir setelah berbagai cara lain yg lebih smart gagal untuk merubah keadaan.
Sementara itu, walaupun ada marah yabg diperbolehkan, tetap harus diperhatikan CARA MARAH YANG BENAR. Antara lain :
1. Hindari emosi. Belajarlah untuk bisa marah tanpa emosional. Lebih tepat disebut tegas, mungkin ya. Walaupun mengeluarkan kata2 dengan nada keras dan tinggi pertanda tak suka, namun tetap bisa tenang.
2. Tetap selalu menggunakan kata2 positif. Jadi tidak ada kata2 yang meremehkan, menghina bahkan menghancurkan harga diri anak atau orang yg dimarahi.
3. Berhenti marah secepatnya, setelah anak menunjukkan rasa bersalah atau efek jera. Ini penting, karena jika marah berlebihan akan menghancurkan harga diri anak dan justru menumbuhkan dendam.

Tanya Jawab
1.Hana
#tanya narsum
Assalamu'alaykum bu ira, saya mau bertanya, Bagaimana bisa marah tanpa emosi dan hanya mengeluarkan kata2 positif? Karena biasanya saya selalu meledak saat marah terutama ketika punya permasalahan dgn suami terkadang anak jadi pelampiasan. Syukron ibu ✅

#Jawab
Waalaikumsalam, bunda Hana. Bisa kok, kita marah dengan tidak emosional. Maksudnya, kita tetap marah dengan suara yang keras dan tinggi, tapi batasi di sikap yang tegas saja, dan emosi tetap terkontrol.
Jika emosi masih terkontrol, maka kita bisa kendalikan agar kata2 yabg keluar dari mulut kita walaupjn bernada tinggi, namun tetap positif.
Marah tanpa emosional ini memang perlu latihan, bunda..... Misal, seorang bunda marah dengan emosional sehingga keluar kata2 : 'Kalian ini memang selalu cari gara2. Selalu bikin ribut kalau mau tidur.Tukang kelahi!'
Nah, marah kita lebih smart jika emosi lebih terkontrol shg kita berpikir dulu sebelum marah, mencari kata2 yg positif , seperti : 'Sudah ! Hentikan pertengkaran kalian. Semua anak bunda hebat! Tidak usah saling menyalahkan ! Ayo kita kerjakan lain saja!'
Nah, kemarahan kedua tetap suara tinggi, tapi tak ada kalimat negatif yg menyakiti hati anak....

Berarti perlu banyak berlatih dan saling mengingatkan ya bu ira. Kontrol diri juga penting ya bu terutama saat hanya berdua dgn anak. Kadang kalau hanya berdua dan tidak ada yg mengingatkan suka gemess tp saya jg takut menyakiti hati anak.

▶Betul, bunda. Sangat2 banyak perlu latihan untuk manajemen diri....

2.Nailah
#tanyanarsum
Assalamu'alaykum.. Terima kasih ibu Irawati atas materi yg sgt bermanfaat utk para ibu.
Pertanyaan sy bgmn sikap ibu jika setelah kita marah, anak (3y9m) msh mengulangi kesalahan yg sama?  Apakah marah kita yg blm benar ataukah ada panduan marah sesuai dgn usia anak2? Spy tanpa berulang kali marah, anak bisa mengerti maksud baiknya. Jazakillah ibu..

#Jawab
Waalaikumsalam, bunda Nailah.... Saat anak berbuat salah, maka kita marah dengan target agar anak sadar kesalahannya. Target marah bukanlah agar anak bisa berubah. Sebab untuk beeubah anak butuh waktu lama, masih mungkin dia akan mengulang bbrp kali kesalahan lagi sampai dia benar2 berhasil berubah.
Apalagi semakin kecil usia anak, seharusnya semakin besar toleransi yg kita berikan. Jadi, marah itu tujuannya hanya untuk menyadarkan kesalahan anak dan memotivasi untuk berubah.
Untuk supaya anak benar2 berubah dan tidak mengulangi kesalahan tsb, harus berbagai pendekatan dan penanaman nilai lain kita lakukan dan butuh waktu lama.✅

Baik bu. Lalu, apakah marah itu berbeda2 metode sesuai umur anak, bu?

▶Ya, sebab semakin kecil usia anak, permakluman kita harus semakin besar, jadi tingkat kemarahan pun harus semakin rendah.

3.Ilma
#tanyanarsum
Bu, saya pernah membaca bahwa marah bisa mematikan sel otak anak, bila benar, adakah cara mengembalikan keadaan jika sudah terlanjur memarahi anak? Saya biasanya meminta maaf sambil memeluk anak, apakah itu cukup mengobati luka yg terlanjur tergores di hati anak? ✅

#Jawab
Untuk bunda Ilma..... Jika kita terlanjur memarahi anak, maka untuk memperbaiki memang paling bagus diawali dg minta maaf sambil memeluk. Bisa jadi itu sudah cukup untuk mengobati luka anak, jika lukanya masih kecil. Tetapi jika kemarahan bunda kepada anak sudah membekaskan luka yg parah, maka biasanya akan menyebabkan luka2 kepribadian yg membekas dalam, seperti hilangnya rasa percaya diri, munculnya keinginan balas dendam, memberontak, dsb. Jika sudah sampai seperti ini, maka permintaan maaf sj tak cukup. Harus dengan menghentikan gaya marah yg salah, dan mulai menggunakan cara marah yg smart, serta memberikan  terapi pengobatan sesuai dg penyakit karakter yg ditimbulkannya tadi. ✅

4.Husnul
#tanyanarsum
Assalamualaikum
Klo anak kita sudah terlanjur menjadi korban ortu yg dulunya pemarah dan skrng lagi bljr untuk tdk menjadi pemarah lagi, otomatis anak trsbt sdh mengikuti apa yg ortu dulu lakukan(pemarah) bgmn mangajarkan anak untuk belajar sabar.

#Jawab
Wlkmslm bunda Husnul.... Jawabannya mirip yang sebelumnya. Intinya adalah minta maaf, kemudian menghentikan pola marah yang salah dan mulai menggunakan pola marah yg benar, sambil mengajarkan bgmn cara marah yg benar pd anak. Yg perlu bunda ketahui, untuk anak yg sudah terlanjur mendapat pola asuh salah, bisa jadi butuh waktu lebih lama untuk menumbuhkan kesabarannya. ✅

5.Hesti
#tanyanarsum
Bismillah
Bu ira saya adalah ibu dari 4 anak laki2 semua. Anak sy semuanya aktif dan rumah sering berantakan krn keaktifan mereka. Hampir tiap hari sy marah selalu saja ada penyesalan. Bu ira bagaimana ya mengendalikan emosi yg terarah? Sering punya keinginan kuat untuk tak terpancing emosi tp saat lelah dan cape hawanya ingin marah akan segala keaktifan mereka yg bikin keributan... ✅
Pertanyaan yang sama juga Dari Bu redni mengenai cara memanage diri ketika dalam kondisi yang lelah..

#Jawab
Bunda, kita harus pandai menyesuaikan antara tuntutan dan tantangan. Kalau hanya punya satu atau dua anak, bolehlah kita punya keinginan atau tuntutan agar rumah bisa selalu rapi, cantik karena banyak hiasan, dan masih sempat masak sendiri.
Tetapi jika rejeki bunda punya anak laki2 banyak yang aktif semua, wajarlah jika rumah tidak bisa serapi dan secantik yg diharapkn semula.... jadi, santai saja. Turunkan tuntutan dengan hanya menstandarkan cukup ruang tamu saja yg harus bersih sesuai standar. Atau ijinkan anak2 berantakan di ruangan khusus mereka bermain.... Kalau kondisi badan lelah, sudah pasti emosi sulit termanage. Jadi yg harus dimange adalah pengaturan waktu dan beban tugas, agar fisik bunda bisa fresh setidaknya di waktu2 spesial yg sdh disepakati bersama anak. Tidak mungkin kuta bisa fresh selama 24 jam. Jadi, rencanakan bersama anak kapan waktu kebersamaan special itu dijadwal setiap hari. Misal bunda pilih di sore hari, maka managelah tugas2 bunda sebelum atau sesudah waktj tsb, shg cukup di sepuluh atau limabelas menit waktu spesjal itu sj yg bunda perlu fresh....✅

6.Ira
#tanya narsum
Sebenernya berapa lama kita boleh Marah pada anak? Terimakasih  ✅

#Jawab
Kita ingat bahwa target marah kita adalah untuk menumbuhkan kesadaran anak ttg kesalahannya, shg marah kita sudah harus berhenti ketika sudah muncul efek jera.
Semakin cepat muncul efek jera akan semakin baik.
Jadi bunda harus belajar csra marah yg efektif, yg bisa cepat memunculkn efek jera, shg marah tidak perlu lama2. ✅

7.Metha
#tanya narsum

Ini terkait komunikasi dg suami. Saya sdh bbrp kali mengkomunikasikan cara marah yg benar kpd suami tp masih sering kebablasan juga. Pas diingatkan (pd saat anak2 tdk ada) jawabannya khilaf . Tapi khilafnya sering banget. Gimana cara komunikasi efektifnya y, spy "marah cara lama" pd suami berubah? Terima kasih bu ✅

#Jawab
Sulit tifaknya mengubah pola marah , tergantung dari kuatnya pola yg salah tsb tertanam di bawah sadar, tergantung kuatnya tekad berubah yg ada, serta kualitas latihan utk berubahnya. Kalau belum ada tekad (baru keinginan sj), perubahan sulit tercapai. Jadi, sering2lah diskusikn kpd suami agar dia punya tekad berubah.... Keberadaan tekad tsb bisa jg diwujudkn dg keberanian utk menghukum diri sendiri. Ajak suami untuk berani menghukum diri sendiri dengan membayar denda duaratus ribu rupiah setiap kali tak berhasil menahan marah, misalnya.... Utk latihan, buat kesepakatan bentuk dan tahapannya seperti apa, lalu bantu suami spy disiplin dg latihan2nya.
Bantu dg membuat ceklis, misalnya, tempel di dinding almari, untuk menghitubg brp kali suami marah dalam sepekan, misalnya. Nah,dengan tekad yg kuat, rencana yg baik, latihan yg istiqamah, insya Allah akan ada perubahan, walau pun masih tetap membutuhkan waktu brerbulan2, bahkan sampai bertahun2.....

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
facebook.com/hsmuslimnusantara
FB: HSMuslimNusantara pusat
instagram: @hsmuslimnusantara
twitter : @hs_muslim_n
web : hsmuslimnusantara.org

Rabu, 22 Juni 2016

Pengaruh Maksiat menurut Ibnu Qoyyim

Pengaruh Maksiat menurut Ibnu Qoyyim

MAKSIAT adalah lawan dari taat, istiqomah dan taqwa. Sikap wara’ adalah berhati-hati dari berbuat ma’siat. Perbuatan maksiat sangat banyak ragam dan macamnya.

Melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wata’ala terhitung sebagai maksiat. Demikian pula meninggalkan perkara yang diperintah dan diwajibkan oleh Allah juga dianggap sebagai maksiat. Maka perbuatan dusta, ghibah, mengadu domba, mencuri, berzina, minum khomer, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, sihir, makan riba, makan harta anak yatim, durhaka kepada kedua orang tua, berjudi dan lain sebagainya semua itu terhidtung sebagai perbuatan maksiat kepada Allah.

Orang yang berbuat maksiat adalah orang yang berbuat hal yang sia-sia, orang menyia-nyiakan waktu, yang berbuat jelek, pendosa, orang fasik dan orang yang mencampur aduk amal sholeh dengan amal buruk. Semua kriteria tersebut telah disebut di dalam Al-Qur’anul Karim.

Bila disebut Istilah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya bisa bermakna kufur dan berbuat fasik, demikian Ibnu Taimiyah mengatakan.

وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولهُ فَإِنَّ لهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS: Jin 23)

Awal mula Terjadinya Maksiat

Maksiat yang pertama kali terjadi di langit adalah karena adanya sifat dengki (hasud). Ini adalah maksiatnya Iblis ketika ia enggan bersujud kepada Adam alaihis salam, dan tidak mau melaksanakan perintah Allah serta menyombongkan diri, maka dari itu ia dihukumi sebagai golongan yang kafir kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Maksiat yang pertama kali terjadi di bumi adalah maksiat yang dilakukan putra Adam, ketika ia membunuh saudaranya  juga terjadi karena sifat dengki. Ketika mereka berdua mempersembahkan qurban untuk Allah Subhanahu Wata’ala. Qurban yang pertama diterima sedangkan qurban yang lain ditolak oleh Allah, maka yang qurbannya ditolak muncul sifat dengkinya kepada saudaranya yang diterima qurbannya sehingga ia membunuhnya.

Pengaruh Maksiat dalam Kehidupan

Di dalam Kitab Al-Jawabul Kafi, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah merinci dampak-dampak buruk dari perbuatan dosa dan maksiat terhadap kehidupan seorang hamba baik di dunia maupun di akhirat. Diantaranya;

1. Terhalang untuk mendapatkan keberkahan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dinyalakan Allah di dalam hati seorang hamba, dan maksiat mematikan cahaya tersebut.
Kegelisahan yang dirasakan pelaku maksiat di dalam hatinya, dan hilangnya ketenangan dari dalam hati.
Allah akan mempersulit setiap urusan dalam hidupnya.
2. Menimbulkan sifat lemah baik pada agama dan badannya, sehingga pelaku maksiat terasa berat dan malas untuk melakukan ketaatan.
3. Maksiat menghilangkan keberkahan umur dan melenyapkan kebaikannya.
Perbuatan maksiat akan mengundang perbuatan maksiat lainnya, sebagaimana ketaatan akan mengundang ketaatan yang lain.
4. Maksiat akan menghalangi seseorang dari taubat kepada Allah dan pelaku maksiat akan menjadi ‘tawanan’ bagi syaitan yang menguasainya
5. Maksiat yang dilakukan berulang-ulang akan menanamkan rasa cinta terhadap maksiat itu sendiri di dalam hati, sehingga pelaku maksiat akan merasa bangga dengan maksiat yang dia lakukan
Maksat akan menghinakan dan menjatuhkan kedudukan seorang hamba di hadapan Tuhannya.
Akibat buruk dari maksiat akan menimpa semua makhluk; manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan
6. Maksiat akan melahirkan kehinaan
7. Maksiat bisa merusak akal fikiran dan menghilangkan kecerdasannya
8. Maksiat akan menutup mata hati, menyebabkan kerasnya hati, dan pelakunya dianggap sebagai orang yang lalai.
9. Maksiat mendatangkan laknat Allah dan Rasul-Nya
Maksiat akan menghalangi doa malaikat dan Rasulullah
10. Maksiat menyebabkan kerusakan, keguncangan, gempa dan musibah
11. Maksiat bisa mematikan semangat, menghilangkan rasa malu, membutakan mata hati
12. Maksiat dan dosa bisa melenyapkan nikmat dan mendatangkan bencana
14. Maksiat dan dosa akan meninggalkan tatatan masyarakat yang rusak akhlak dan agamanya.
(Hidayatullah)

Andai saja umat Islam masih seperti in...

Andai saja umat Islam masih seperti in...

Ceritanya bagus...jd pengen share
Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,

"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari
. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab :
" Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.
MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..
Allahu Akbar…!

Senin, 20 Juni 2016

ZAKAT

Bismillahirrahmaanirrahiim


ZAKAT

1. Zakat adalah salah satu rukun Islam, hukumnya WAJIB. Zakat dikeluarkan BUKAN karena kita baik hati, sholeh, atau pemurah. Namun karena harta tersebut memang bukan milik kita. Tapi milik mustahiq yang masih bercampur dengan harta kita.
"Golongan yang tidak mengeluarkan zakat akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang" (Hadits Thabrani)
"Bila zakat itu bercampur dengan kekayaan lain maka kekayaan itu akan binasa" (Hadits Bazzar)

2. Zakat penghasilan adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan yang baik-baik, setiap mendapatkan penghasilan tersebut (umumnya bulanan).
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (keluarkan zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.“ (QS, Al-Baqarah (2): 267)
Nishabnya diqiyaskan dengan zakat pertanian, adalah setara dengan 653kg beras atau sekitar 6.5 juta rupiah per bulan. Bagi yang  penghasilannya belum mencapai nilai tersebut, maka belum wajib zakat.
Jumlah yang dikeluarkan adalah 2.5% dari penghasilan bruto (gross)

3. Zakat maal (tabungan) adalah zakat harta yang tidak dimanfaatkan selama satu tahun penuh (haul). Nishabnya 20 dinar emas (85gr emas).
Harta yang dipergunakan, seperti rumah tinggal, kendaraan sehari-hari, perhiasan yang dipakai tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

Tabungan dengan nilai nishab yang setara, dijumlahkan dan dikeluarkan zakatnyasebesar 2,5%. Jika memiliki nishab sendiri-sendiri, maka tidak dijumlahkan. Misalnya domba dengan uang, tidak perlu dijumlahkan, namun dikeluarkan jika masing-masing mencapai nishab.

4. Mustahiq zakat adalah INDIVIDU yang terdiri dari 8 asnaf (At Taubah : 60)
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana"
Harta zakat hendaknya tidak disalurkan untuk membiayai pembangunan masjid, perpustakaan, infrastruktur, dll. Tapi boleh disalurkan pada personalnya (marbot mesjid, guru/pengajar di masjid atau lembaga al Qur'an), dll yang termasuk ke dalam 8 golongan mustahiq tersebut

5. Infaq sunnah dan sedekah bisa disalurkan untuk segala macam kebaikan, dengan nilai yang tidak ditentukan. Bulan Ramadhan adalah bulan terbaik untuk memperbanyak infaq sunnah

6. Waqaf adalah dana abadi, diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur atau membiayai kebutuhan ummat yang sifatnya jangka panjang, seperti masjid, buku, perpustakaan, ambulan, rumah sakit, sekolah, dll. BUKAN untuk individunya

7. Fidyah dibayarkan sebagai pengganti shaum yang ditinggalkan di bulan Ramadhan, untuk orang yang sakit menahun, orang yang tua renta, orang yang bekerja berat dan tidak mungkin melaksanakan shaum di bulan Ramadhan, ibu hamil dan menyusui (bukan nifas dan haid) yang khawatir akan keselamatan bayinya atau yang berada dalam kondisi hamil dan menyusui terus menerus

Fidyah dibayarkan dalam bentuk MAKANAN atau uang yang disalurkan pada makanan, seperti pada program Sembako murah, dll. Tidak dikeluarkan untuk membayar sekolah, transportasi, dll.

Kadar fidyah adalah memberi makan satu orang miskin setiap hari yang ditinggalkan dengan porsi yang mengenyangkan.  Para sahabat membayar fidyah untuk satu kali makan dari setiap hari yang ditinggalkan (bukan jumlah makan sehari). Namun jika ingin memberi makan dengan jumlah yang setara dengan yang dimakan setiap hari, maka tidak ada larangan (misalnya 2 atau 3 kali).

Jika dibayarkan dalam bentuk makanan pokok (mentah) adalah sejumlah 1/2 sha' beras atau sekitar 1.5kg beras.

Jazakumullahu khairan katsiiraa

Minggu, 19 Juni 2016

Sederhana... Namun lebih dari kemewahan

Sederhana...
Namun lebih dari kemewahan

Sempit....
Namun cukup lebar untuk kutapaki
Jalan itu hanya setapak
Namun menjanjikan kebahagian

Jalan itu begitu asri dan sejuk
Menampakkan keindahan diri pemiliknya

Kutapaki jalan itu sendiri
Namun tak sedikitpun diriku merasa sepi
Kutapaki jalan itu pagi dan malam
Namun semuanya amat terang gemintang

Aku tak pernah tau kemana jalan ini membawaku
Namun ku yakin jalan ini menuju ke arah kebahagiaan
Karna ku berjalan di jalan setapak
Jalan setapak di hatimu.

Rabu, 15 Juni 2016

Rindu

Kehadiranmu kini,,
Telah berdendang sendu
Dengan seuntai senandung rindu
Diantara rintihan sang kalbu
Yang terus tenggelam dalam kubangan pilu
Terinjak-injak derap langkah sang waktu

Kehadiranmu kini,,
Yang menimpakanku ber ton-ton rindu
Dengan sejuta lembar bayangmu
Merebut tiap hempasan nafasku
Mengikat tiap persendian tulangku
Dengan merindukanmu.. Aku menemukanmu

Kehadiranmu kini,,
Yang mencintaiku
Yang melengkapi semua asaku
Yang bermain di atas taman hatiku
Yang selalu berdendang di ujung rinduku
Yang takkan hilang meski disapa mesra sang bayu

Kehadiranmu kini,,
Yang perlahan tp pasti telah menaklukanku..

Selasa, 14 Juni 2016

30 TAHUN MENDATANG ANAK KITA*

Artikel bagus buat bahan perenungan kita....

*30 TAHUN MENDATANG ANAK KITA*

_Oleh : Ustadz Muhammad Fauzil Adhim_

Jangan remehkan dakwah kepada anak-anak !

Jika telah terikat hatinya dgn Islam, mereka akan mudah bersungguh-sungguh menetapi agama ini setelah dewasa.
Jika engkau gembleng mereka untuk siap menghadapi kesulitan, maka kelak mereka tak mudah ambruk hanya karena langkah mereka terhalang oleh kendala2 yg menghadang.

Tetapi jika engkau salah membekali, mereka akan menjadi beban bagi ummat ini di masa yg akan datang.

Cemerlangnya otak sama sekali tidak memberi keuntungan jika hati telah beku dan kesediaan untuk berpayah-payah telah runtuh.

Maka, ketika engkau mengurusi anak2 di sekolah, ingatlah sejenak.
Tugas utamamu bukan sekedar mengajari mereka berhitung. Bukan ... !!!

Engkau sedang berdakwah.
Sedang mempersiapkan generasi yg akan mengurusi ummat ini 30 tahun mendatang.

Dan ini pekerjaan sangat serius. Pekerjaan yg memerlukan kesungguhan berusaha, niat yg lurus, tekad yg kuat serta kesediaan untuk belajar tanpa henti.

Karenanya, jangan pernah main2 dalam urusan ini.
Apa pun yg engkau lakukan terhadap mereka di kelas, ingatlah akibatnya bagi dakwah ini 30-40 tahun yg akan datang.

Jika mereka engkau ajari curang dalam mengerjakan soal saja, sesungguhnya urusannya bukan hanya soal bagaimana agar mereka lulus ujian. Bukan...
Yang terjadi justru sebaliknya, masa depan ummat sedang engkau pertaruhkan !!!

Tidakkah engkau ingat bahwa induk segala dusta adalah ringannya lisan untuk berdusta dan tiadanya beban pada jiwa untuk melakukan kebohongan.

Maka, ketika mutu pendidikan anak2 kita sangat menyedihkan, urusannya bukan sekedar masa depan sekolahmu. Bukan...

Sekolah ambruk bukan berita paling menyedihkan, meskipun hal ini sama sekali tidak kita inginkan.
Yang amat perlu kita khawatiri justru lemahnya generasi yg bertanggung-jawab menegakkan dien ini 30 tahun mendatang.

Apa yg akan terjadi pada ummat ini jika anak2 kita tak memiliki kecakapan berpikir, kesungguhan berjuang dan ketulusan dalam beramal ?

Maka..., ketika engkau bersibuk dgn cara instant agar mereka tampak mengesankan, sungguh urusannya bukan untuk tepuk tangan saat ini.
Bukan pula demi piala2 yg tersusun rapi.

Urusannya adalah tentang rapuhnya generasi muslim yg harus mengurusi umat ini di zaman yg bukan zamanmu.
Kitalah yg bertanggung-jawab terhadap kuat atau lemahnya mereka di zaman yg boleh jadi kita semua sudah tiada.

Hari ini, ketika di banyak tempat, kemampuan guru-guru kita sangat menyedihkan, sungguh yg paling mengkhawatirkan adalah masa depan ummat ini.
Maka, keharusan untuk belajar bagimu.

Wahai Para Guru..., bukan semata urusan akreditasi.
Apalagi sekedar untuk lolos sertifikasi.
Yang harus engkau ingat adalah: “Ini urusan ummat... Urusan dakwah.”

Jika orang2 yg sudah setengah baya atau bahkan telah tua, sulit sekali menerima kebenaran, sesungguhnya ini bermula dari lemahnya dakwah terhadap mereka ketika masih belia; ketika masih kanak2.
Mereka mungkin cerdas, tapi Adab dan Iman tak terbangun.

Maka, kecerdasan itu bukan menjadi kebaikan, justru menjadi penyulit bagi mereka untuk menegakkan dien.

Wahai Para Guru..., belajarlah dgn sungguh2 bagaimana mendidik siswamu.

Engkau belajar bukan untuk memenuhi standar dinas pendidikan.

Engkau belajar dgn sangat serius sebagai ibadah agar memiliki kepatutan menjadi pendidik bagi anak2 kaum muslimin.
Takutlah engkau kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Sungguh, jika engkau menerima amanah sebagai guru, sedangkan engkau tak memiliki kepatutan, maka engkau sedang membuat kerusakan.

Sungguh, jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tunggulah saatnya (kehancuran) tiba.

Ingatlah hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

إِذَا ضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.

“Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat.”

Dia (Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu) bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu ?”

Beliau menjawab, “Jika satu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari Kiamat!”
{HR. Bukhari}

Maka, keharusan untuk belajar dengan sungguh2, terus-menerus dan serius bukanlah dalam rangka memenuhi persyaratan formal semata-mata.
Jauh lebih penting dari itu adalah agar engkau memiliki kepatutan menurut Dien ini sebagai seorang murabbi (guru).

Sungguh, kelak engkau akan ditanya atas amanah yg engkau emban saat ini.

Wahai Para Guru..., singkirkanlah tepuk tangan yg bergemuruh. Hadapkan wajahmu pada tugas amat besar untuk menyiapkan generasi ini agar mampu memikul amanah yg Allah Ta'ala berikan kepada mereka.
Sungguh, kelak engkau akan ditanya di Yaumil-Qiyamah atas urusanmu.

Jika kelak tiba masanya sekolah tempatmu mengajar dielu-elukan orang sehingga mereka datang berbondong-bondong membawa anaknya agar engkau semaikan Iman di dada mereka, inilah saatnya engkau perbanyak istighfar.

Bukan sibuk menebar kabar tentang betapa besar nama sekolahmu.
Inilah saatnya engkau sucikan nama Allah Ta’ala seraya senantiasa berbenah menata niat dan menelisik kesalahan diri kalau2 ada yg menyimpang dari tuntunan-Nya.
Semakin namamu ditinggikan, semakin perlu engkau perbanyak memohon ampunan Allah ‘Azza wa Jalla.

Wahai Para Guru..., sesungguhnya jika sekolahmu terpuruk, yg paling perlu engkau tangisi bukanlah berkurangnya jumlah siswa yg mungkin akan terjadi.
Ada yg lebih perlu engkau tangisi dgn kesedihan yg sangat mendalam.

Tentang masa depan ummat ini; tentang kelangsungan dakwah ini, di masa ketika kita mungkin telah tua renta atau bahkan sudah terkubur dalam tanah.

Ajarilah anak didikmu untuk mengenali kebenaran sebelum mengajarkan kepada mereka berbagai pengetahuan.

Asahlah kepekaan mereka terhadap kebenaran dan cepat mengenali kebatilan.
Tumbuhkan pada diri mereka keyakinan bahwa Al-Qur’an pasti benar, tak ada keraguan di dalamnya.
Tanamkan adab dalam diri mereka.
Tumbuhkan pula dalam diri mereka keyakinan dan kecintaan terhadap As-Sunnah Ash-Shahihah.

Bukan menyibukkan mereka dgn kebanggaan atas dunia yg ada dalam genggaman mereka.

Ingat do’a yg kita panjatkan:

"اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ"

“Ya Allah, tunjukilah kami bahwa yg benar itu benar dan berilah kami rezeki kemampuan untuk mengikutinya.
Dan tunjukilah kami bahwa yg bathil itu bathil, serta limpahilah kami rezeki untuk mampu menjauhinya.”

Inilah do’a yg sekaligus mengajarkan kepada kita agar tidak tertipu oleh persepsi kita.
Sesungguhnya kebenaran tidak berubah menjadi kebatilan hanya karena kita mempersepsikan sebagai perkara yg keliru.
Demikian pula kebatilan, tak berubah hakekatnya menjadi kebaikan dan kebenaran karena kita memilih untuk melihat segi positifnya.

Maka, kepada Allah Ta’ala kita senantiasa memohon perlindungan dari tertipu oleh PERSEPSI SENDIRI.

Pelajarilah dgn sungguh2 apa yg benar; apa yg haq, lebih dulu dan lebih sungguh2 daripada tentang apa yg efektif.
Dahulukanlah mempelajari apa yg TEPAT daripada apa yg MEMIKAT.

Prioritaskan mempelajari apa yg BENAR daripada apa yg penuh GEBYAR.
Utamakan mempelajari hal yg benar dalam mendidik daripada sekedar yg membuat sekolahmu tampak besar bertabur gelar.

Sungguh, jika engkau mendahulukan apa yg engkau anggap mudah menjadikan anak hebat sebelum memahami betul apa yg benar, sangat mudah bagimu tergelincir tanpa engkau menyadari.

Anak tampaknya berbinar-binar sangat mengikuti pelajaran, tetapi mereka hanya tertarik kepada caramu mengajar, tapi mereka tak tertarik belajar, tak tertarik pula menetapi kebenaran.

Dakwah terhadap anak harus kita perhatikan.
Kesalahan mendidik terhadap anak kecil, tak mudah kelihatan.
Tetapi kita akan menuai akibatnya ketika mereka dewasa.

Semoga Bermanfaat

Senin, 13 Juni 2016

*POTRET WANITA-WANITA DALAM AL-QUR'AN*

*POTRET WANITA-WANITA DALAM AL-QUR'AN*

*wanita* diibaratkan sebagai sebuah *benih*,apabila baik wanita maka baiklah generasinya.

*Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik asal ia pernah mendapatkan pengasuhan seorang ibu yang baik. Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya, hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya. Itulah mengapa yang dihancurkan pertama kali oleh Yahudi adalah wanita.”* Ucapan diatas dilontarkan oleh Muhammad Quthb.

Maka untuk menjadi wanita terbaik para muslimah harus dipandu oleh Al Qur'an seperti pada zaman Rasulullah, yaitu dengan cara mentaddaburi AlQur'an karena dengan taddabur inilah kita dapat memperoleh petunjuk, krn Alqur'an _hudallinnas_, _hudalilmuttaqin_.

Rasulullah pernah berkata kepada Aisyah *pahalamu tergantung seberapa besar lelahmu*, maka seorang muslimah harus senantiasa terus belajar terutama belajar dr Alqur'an.

*Mari kita menengok kisah-kisah wanita dalam AlQur'an*

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan terkait *kisah dalam Al qur'an* :
1⃣Kisah dalam al qur'an beda dengan kisah dalam buku sejarah.
Kisah dalam al qur'an adalah *kisah nyata walaupun tidak disebutkan nama tokohnya*

2⃣Kisah yang disampaikan dalam Alqur'an adalah sebagai petunjuk. _Tidak sekedar untuk penghibur diri tapi untuk memberi petunjuk_.

3⃣Tidak semua kisah wanita dalam Alqur'an disebut nama jelasnya.
Ada banyak wanita tetapi yanh disebut namanya dengan jelas hanya 1 yaitu *maryam* yang juga menjadi 1 surat dalam AlQur'an sekaligus menjadi nama suratnya.
Hal ini menunjuknkan ada yang istimewa dari sosok maryam yang ingin ditunjukkan oleh Allah SWT kepada kita semua.

Rasulullah bersabda: *"dari pihak laki-laki yang sampai hidup sempurna banyak, tetapi dari pihak perempuan tidak ada yang sempurna kecuali maryam bin imran"*
Lelaki yang sempurna dalam hal ini para nabi,dan lelaki yang menjadi nama surat dam Alqur'an adalah lelaki sempurna.

Hal lain yang menunjukkan sempurnanya maryam adalah bisa kita lihat dalam surat at-tahrim:12➡"...dan dia(maryam) termasuk orang-orang yang kuat" ( ِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ)
_qoonitiin_ dari segi bahasa harusnya kata ini untuk lelaki,dan _qoonitaat_ ini yang untuk wanita. Tapi mengapa Allah memakai _qoonitiin_ untuk maryam??
Para ahli tafsir mengatakan bahwa *ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT ingun memasukkan satu wanita yanh mulia diantara para lekaki yang mulia*.

4⃣Kisah dalam Alqur'an juga kadangkala mengajarkan kita tentang fiqih dan hukum.
Seperti dalam surat *Al-Qosos:23* yanh menceritakan kisah 2 wanita madyan
_"Dan ketika dia sampai di sumber air negeri madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum(ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya). Dia(musa) berkata, " Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?" Kedua (perempuan) itu menjawab, "Kami tidak dapat memberi minum(ternak kami),sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan(ternaknya), sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usia."_(28:23)

Dari segi fiqih bisa kita tengok dari jumlah wanita penggembala, mengapa 2 orang wanita(hal ini berkaitan dengan hal mahrom,2 wanita ini keluar di gurun pasir yang menjadi wilayah laki-laki). Dan dari segi hukum kalimat yang menjelaskan "ayah kami seorang yang lanjut usia", berkaitan tentang syarat wanita beraktifitas di luar.

Berikutnya mari kita tengok para wanita yang dikisahkan dalam Alqur'an baik yang namanya tersurat secara lansung atau hanya tersirat.

*wanita-wanita yang dikisahkan dalam Al Qur'an*:
1. Hawa (Istri Nabi Adam, ibunda para manusia)
2. Istri Nabi Nuh
3. Istri Nabi Luth
4. Istri Nabi Zakariyah
5. Imroatul Aziz (Istri raja mesir dalam kisah Nabi Yusuf, dalam kisah isroiliyat disebut namanya sebagai Zulaikha)
6. Niswatul madinah (para wanita dalam kota yang bergosip tentang kejadian nabi yusuf dan istri raja).
7. Ibunda Nabi Musa
8. Saudari Nabi Musa (Asiyah binti Muzahim)
9. Istri Nabi Musa
10. Ratu Negeri Saba' (Balqis,yang disebut dalam kisah Nabi Sulaiman)
11. Istri Imran
12. Maryan binti Imran
13. Istri Nabi Ayub
14. Khadijah
15. Hafsah
16. Aisyah
17. Zainab binti Jahz
18. Ummu Habibah (Romlah binti abu sufyan)
19. Ahlul bait nabi secara umum (istri dan anak-anakny)
20. Khaula binti tsa'laba (Wanita yang mengadukan perihal suaminya kepada nabi,surat al-mujadalah:2)
21. Istri Abu Lahab
22. Wanita yang menenun kemudia mengurai kembali tenunannya (An-Nahl:92)
23. Asma' binti abu bakar (dalam surah al mujadalah)
24. Mariyah Al-qibtiyah (at tahrim:1)
25. Putri Nabi Luth
26. Istri-istri nabi ismail
27. Wanita-wanita dalam surah al mumtahanah ayat 10 (beberapa wanita yang berhijrah dan suaminya tetap kafir,termasuk salah satunya kisah putri Rasulullah)

Catatan penting dari potret wanita-wanita diatas :
*1. Potret wanita dalam alqur'an sangat lengkap dari berbagai segi usia,peran,serta akhlaknya(baik dan buruk)*

*2. Dari segi jumlah wanita yang berakhlak buruk jumlahnya lebih sedikit,dan di potret dalam masalah yang berbeda-beda*
*Istri nabi nuh & luth→bermasalah dengan suaminya
*istri abu lahab→bekerja sama dengan suamjnya untuk menyakiti rasulullah
*wanita-wanita di kota→ Ghibah( isi gosip dari perempuan yang menjadi penyakit)
*wanita penggoda yusuf→wanita yang ingin menggoda laki-laki
*wanita aneh yang mengurai kembali tenunannya.

*3. Wanita-wanita yang mulia dalam AlQur'an dipotret dalam berbagau peran/sisi (sebagai ibu, istri, anak, peran sosil, dan dari masalah yang dimiliki).

*TANYA JAWAB*
1⃣ Tengang kisah istri-istri nabi Ismail
Istri pertama → mengeluh tentang kehidupannya yang serba kekurangan (yang akhirnya diceraikan atas perintah dr sang ayah nabi ibrahim)
Istri kedua → wanita yang banyak Bersyukur dan memuji Allah, ketika ditanya tentang apa yang dimakan dan diminum ia menjawab daging dan air zam-zam (maka nabi ibrahim berdoa agar diberkahi daging dan air zam-zam,dan perintah kepada ismail untuk mempertahankan istrinya)
*pelajaran dari dari kisah istri nabi ismail untuk para wanita:*
- mengeluh adalah bentuk ketidaksyukuran kita
- ingatlah sabda Rasulullah: _"kebanyakan penghuni neraka adalah wanita, dan mereka adalah wanita yang mengingkari suaminya dan kebaikan suaminya"_.
-wanita harus taat kepada suaminya dalam keadaan bagaimana pun suaminya kecuali jika sang suami memerintahkan kemaksiatan kepada Allah dan Rasulnya.

2⃣ kisah wanita yang berhijrah dalam surah al-mumtahanah ayat 10.
Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian perempuan-perempuan yang beriman) secara lisannya (untuk berhijrah) dari orang-orang kafir sesudah kalian mengadakan perjanjian perdamaian dengan orang-orang kafir dalam perjanjian Hudaibiah, yaitu bahwa barang siapa yang datang kepada orang-orang mukmin dari kalangan mereka, maka orang itu harus dikembalikan lagi kepada mereka (maka hendaklah kalian uji mereka) melalui sumpah, yaitu bahwa sesungguhnya mereka sekali-kali tidak keluar meninggalkan kampung halamannya melainkan karena senang kepada Islam, bukan karena benci terhadap suami mereka yang kafir, dan bukan pula karena mencintai orang-orang lelaki dari kalangan kaum muslimin. Demikianlah isi sumpah yang dilakukan oleh Nabi saw. kepada perempuan-perempuan itu(Allah telah mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kalian telah mengetahui, bahwa mereka) yakni kalian menduga melalui sumpah yang telah mereka ucapkan, bahwa mereka (benar-benar beriman maka janganlah kalian kembalikan mereka)janganlah kalian mengembalikan mereka(kepada orang-orang kafir. Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada mereka) yakni kembalikanlah kepada orang-orang kafir yang menjadi suami mereka (mahar yang telah mereka bayar) kepada perempuan-perempuan mukmin itu. (Dan tiada dosa atas kalian mengawini mereka) dengan syarat(apabila kalian bayar kepada mereka maharnya) maskawinnya. (Dan janganlah kalian tetap berpegang) dapat dibaca tumsikuu, dan tumassikuu yakni dengan memakai tasydid dan tanpa tasydid (pada tali perkawinan dengan perempuan-perempuan kafir) yakni istri-istri kalian yang kafir, karena keislaman kalian telah memutuskannya dari kalian berikut syarat-syaratnya. Atau perempuan-perempuan yang menyusul atau mengikuti orang-orang musyrik dalam keadaan murtad, karena kemurtadannya telah memutuskan tali perkawinan mereka dengan kalian, berikut syarat-syaratnya (dan hendaklah kalian minta) hendaklah kalian tuntut (apa yang telah kalian nafkahkan) kepada mereka yaitu mahar-mahar yang telah kalian bayar kepada mereka, berupa pengembalian dari orang-orang kafir yang mengawini mereka (dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar) kepada perempuan-perempuan yang ikut berhijrah, sebagaimana penjelasan yang telah lalu yaitu bahwasanya kaum musliminlah yang membayarkannya.(Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kalian) untuk kalian laksanakan. (Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana).
Sumber: Tafsir Fiizilalil Qur'an

_ada beberapa wanita dalam ayat tersebut salah satunya zainab bin utbah_

3⃣ kisah wanita aneh yang mengurai tenunnya kembali ada dalam surah An Nahl:92
_"Dan janganlah kamu seperti perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipinyal dengan kuat, menjadi cerai-berai kembali. Kami menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu diantaramy, disebabkan adanya satu golongan yang lain. Allah hanya menguji kamu dengan hal itu, dan pasti pada hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan".(16:92)_

4⃣ Bagaimana sikap kita jika ada wanita seperti istri Abu Lahab
→ Istri Abu lahab adalah contoh yang lengkap keburukannya:
*Fisiknya : dia suka membawa kayu api berduri untuk menghalangi jalan nabi
*Lisannya : suka mengolok Rasulullah dan mencela dakwah Rasulullah
*Hatinya, memilki penyakit yang luar biasa

*lalu bagaimana kita bersikap?*
1. Kalau kita tidak punya iman yang cukup untuk menghadapi oranv seperti ini maka jauhi agar tidak tertular, karena penyakit hati itu bisa menular.
2. Jika ingin menasehati pilih kalimat/kata-kata yang baik
3. Berhati-hatilah dalam menilai seseorang, jangan cepat menjustifikasi keburukan orang
4. Cari orang yang cukup ilmu dan imamnya jika kita tidak bisa menasehatu secara lansung

5⃣ Tentang batasann kata maksiat yang tidak bolej dipatuhi dalam perintah suami.
→semua bentuk dan jenis maksiat kepada Allah tidak boleh diikuti jika suami memerintahkan.
Misalkan pada rokok, rokok sudah dihukumi haram oleh ulama maka jika misal suami memerintahkan kita membeli rokok maka kita tidak boleh mematuhinya.
*apapun bentuk memaksiatan terhadap Allah dan Rasulnya tidak boleh ditaati.*

*TUGAS RUMAH UNTUK PARA PESERTA DAUROH*
1.Membuat list wanita-wanita dalam AlQur'an dalam sebuah tabel yang berisi 5 kolom yaitu no, nama, pribadi, istri,ibu dan sosial. Kemudia beri tanda centang (√) sesuai dengan dia dikisahkan sebagai apa.
2. Pilah mana yang termasuk wanita yang tidak baik.
3. Kemudian lihatlah wanita dalam AlQuran lebih banyak dipotrek pada/sebagai peran yang mana.
*tugas akan dibahas di hari rabu saat materi dengan ustad budi ashari*

_Allahu a'lam.._

Kamis, 09 Juni 2016

Jangan memainkan semua peran,

Copas bagus nih....💛❤💚
KAJIAN PARENTING
By  : Ibu Elly Risman
(Senior Psikolog dan Konsultan, UI)

Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi Allah yang mana nanti, maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri .

Jangan memainkan semua peran,
ya jadi ibu,
ya jadi koki,
ya jadi tukang cuci.
ya jadi ayah,
ya jadi supir,
ya jadi tukang ledeng,
Anda bukan anggota tim SAR!

Anak anda TIDAK dalam keadaan BAHAYA.
Tidak ada sinyal S.O.S!
Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.

#Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, "Sini...Ayah bantu!".

#Tutup botol minum sedikit susah dibuka, "Sini...Mama saja".

#Tali sepatu sulit diikat, "Sini...Ayah ikatkan".

#Kecipratan sedikit minyak
"Sudah sini, Mama aja yang masak".

Kapan anaknya bisa?
Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana,
Apa yang terjadi ketika bencana benar2 datang?
Berikan anak2 kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.

Kemampuan menangani stress,
Menyelesaikan masalah,
dan mencari solusi,
merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki.
Dan skill ini harus dilatih untuk bisa terampil,
Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim!

Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.

Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi, tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.

Tampaknya sepele sekarang...
Secara apalah salahnya kita bantu anak?

Tapi jika anda segera bergegas menyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu.
Sakit sedikit, mengeluh.
Berantem sedikit, minta cerai.

Masalah sedikit, jadi gila.
Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk AQ nya.

AQ?
Apa itu?
ADVERSITY QUOTIENT
Menurut Paul G. Stoltz,
AQ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.

Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?
Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.

Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tidak sanggup lagi.

So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup...

Tidak masalah anak mengalami sedikit luka,
sedikit menangis,
sedikit kecewa,
sedikit telat,
dan sedikit kehujanan.

Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan.
Ajari mereka menangani frustrasi.

Kalau anda selalu jadi ibu peri atau guardian angel,
Apa yang terjadi jika anda tidak bernafas lagi esok hari?
Bisa2 anak anda ikut mati.

Sulit memang untuk tidak mengintervensi, Ketika melihat anak sendiri susah, sakit dan sedih.
Apalagi menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi,
Jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orangtua.

Tapi sadarilah,
hidup tidaklah mudah,
masalah akan selalu ada.

Dan mereka harus bisa bertahan.
Melewati hujan, badai, dan kesulitan,yang kadang tidak bisa dihindari.
Selamat merenung.🌷🌷🌷 Semoga bermanfaat... Berkah Dalem ....

Menyiapkan singgasana keluarga

Membaca slentingan berita dari Globe Magazine yang memberitakan tentang orientasi seksual Pangeran Charles yang diisukan gay, lengkap dengan bukti foto pria mirip sang pangeran mencium seorang pria muda. Putri Camilla, istrinya, dikatakan akan melayangkan gugatan cerai dan meminta US$ 280 juta. Pangeran William dan Kate Middleton bahkan dikabarkan menjauhkan Charles dari anak-anak mereka.

Belum jelas kebenaran berita ini. Tak ada respons sedikit pun dari pihak istana kerajaan Inggris menanggapi. Tapi bukan berita itu yang saya ingin bahas. Berita itu mengingatkan saya akan ‘teori’ Ali bin Abi Thalib RA, dalam pengelompokkan  cara memperlakukan anak yang sudah banyak kita ketahui, yaitu 7  tahun pertama memperlakukan anak sebagai raja, lalu sebagai tawanan perang di 7 tahun ke dua, dan di 7 tahun ketiga menjadi mitra.

Karena beberapa orang mengeluhkan tulisan saya yang lalu-lalu terlalu panjang. Kali ini saya mencoba membuatnya sedikit lebih pendek, jadi saya hanya membahas 7 tahun pertamanya saja dari sudut pandang saya.

Banyak yang mengira menjadi raja itu enak. Banyak dayang-dayang yang melayani, selalu mendapatkan apa yang diingini, memerintahkan orang sesuka hati, segala yang terbaik dimiliki. Kurang lebih seperti semua kisah dongeng yang semenjak kecil kita ketahui. Film-film selalu menyuguhkan gambaran itu sehingga itu pula yang kita pahami dari gambaran seorang raja.

Padahal segala sesuatu, seperti koin, ada 2 sisi. Sayangnya jarang yang melihat sisi koin yang sebelahnya lagi.

Setiap gerak-gerik raja diperhatikan, mereka harus membuat keputusan, kesalahannya kadang dilihat dengan menggunakan kaca pembesar, semuanya diatur agar terlihat sempurna, minimal dari luar.

Jangankan raja (atau ratu), keturunan-keturunan mereka pun menjadi sorotan. Tidak usah membahas ratu elizabethnya, setiap gerak-gerik Kate Middleton saja, yang suaminya bahkan belum menjadi raja, di perhatikan di bawah mikroskop. Kalau tetangga saya keluar rumah pake daster robek di ketiaknya, tidak ada yang perduli. Tapi kalau Kate yang begitu, apa nggak jadi headline fashion news berminggu-minggu tanpa henti?
Kalau preman ujung gang berpesta arak setiap wiken sampai pagi, pasangannya bergonta-ganti, tidak masuk tabloid negri. Tapi ketika Prince Harry yang melakukannya, langsung bikin sak dunia geleng-geleng kepala.

Kalau ada orang yang mengunyah sambil bicara sampai makanannya tersemprot kemana-mana, paling yang terganggu hanya lawan bicaranya. Tapi kalau seorang permaisuri yang melakukannya, orang akan tidak habis pikir, kok tidak diajarkan adab meja makan oleh guru-guru privat kalangan istana.
Raja, bukan semata mendapat yang di minta, dipenuhi semua permintaannya, mendapatkan yang terbaik tanpa usaha. Tapi senyuman mereka di atur, lambaian tangannya harus lentur, pakaian harus haute couture, porsi makanan terukur, kata-kata rapih tertutur, dan dalam keadaan apapun, perilaku sopan tak boleh luntur.

Yang saya tangkap dari teori Ali RA justru itu. anak 0-7 harus tau apa yang boleh dilakukan, apa yang tidak. Kapan boleh melakukannya, kapan tidak bolehnya. Kalimat-kalimat sopan harus diajarkan sejak dini, pakaian rapi dan pada tempatnya juga harus mereka ketahui. Mereka harus belajar membuat keputusan. Dari hal-hal ringan dan makin lama semakin besar. Mereka harus bisa mengatur diri sendiri dulu, baru bisa kelak mengatur bangsa, saya lebih melihat bahwa mereka harus diperlakukan seakan mereka calon raja.

Mereka harus belajar bertanggung jawab, bahwa keputusan yang mereka buat itu berkonsekuensi. Mereka tidak akan paham kalau mereka tidak pernah merasakan konsekuensi-konsekuensi itu sendiri. Mereka harus belajar cara baik bersosialisasi, tapi dengan cara ‘kerajaan’ yang tidak lantas dibebaskan dan dilempar keluar bermain bersama tetangga. Coba pikir, yang dengan bebas bisa main dengan George dan Charlottenya Prince Williams stiap hari, siapa?

Raja-raja sukses mendapatkan pengasuhan terbaik 7 tahun pertama khidupan mereka. Jika tidak, bagaimana Muhammad al-fatih bisa menguasai begitu banyak ilmu dan bahasa di 7 tahun kedua dan menaklukkan konstantinopel di 7 tahun ketiganya?

Fokus pada fondasi pertama fase ‘usia raja’ ini, maka bangunan indah dan megah tinggal diatur diatasnya dan jauh lebih mudah tersusun rapih. Mereka perlu pengasuh dan pendidik terpilih yang focus hanya pada pekerjaannya mengasuh calon-calon ratu dan raja, bukan part-timer yang menyambi-nyambi pekerjaan mulia ini dengan pekerjaan lainnya.

Yang masih mau memainkan peran ‘dayang-dayang’ untuk ‘raja-raja’ kecil ini, silahkan saja. Saya hanya tidak terbayang bagaimana seseorang, jika di 7 tahun pertamanya permintaannya selalu di penuhi, pelayanan selalu di beri, tidak pernah di larang, lalu di 7 th kedua bisa diperlakukan seperti ‘tawanan perang’. Apa diharapkan mereka lantas bisa patuh dan didisiplinkan dengan mudah? Tidak masuk logika saya.

Saya memilih mempersiapkan mereka untuk singgasana. Singgasana keluarga, masyarakat, dan menjadi pribadi yang kelak bisa menjadi contoh tauladan kebaikannya. Yang tahu apa dimana, kapan dan bagaimananya menjalankan kehidupan berbangsa. Raja yang bijaksana.

#sarrarisman

*jika dirasa manfaat, tidak perlu izin untuk membagikan artikel ini

Rabu, 01 Juni 2016

Kiat Mengelola Keuangan di Bulan Ramadhan dan Syawal

*[Notulensi Kajian Rabu Petang]*

*✨ Manajemen Keuangan Keluarga : Kiat Mengelola Keuangan di Bulan Ramadhan dan Syawal✨*

Bersama :
*Ustadzah Kaukabus Syarqiyah, SE, MSE, CFP*
Financial Planner; Pengurus Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia

📅 Rabu, 25 Mei 2016
⏰ 16.00-18.00 WIB
🏡 Aula Utama Masjid UI Depok

"Nabi SAW melakukan persiapan sebelum Ramadhan 6 bulan sebelumnya, sedangkan untuk perencanaan keuangan selama Ramadhan saya menyarankan 2 bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan"

Berikut tips keuangan Ramadhan dan Syawal:

1⃣ Groceries
👉🏻Belanja bulanan (peralatan mandi, sabun, odol,sembako, minyak goreng, dkk) selesaikan secepat  mungkin, sediakan stok untuk 2 bulan.
❓duit darimana?🤔
☝🏻Ambil tabungan. Bulan depan ganti.
Kenapa belanja printilan-printilan ini sekarang❔
Karena 👇🏻
1. Bulan Ramadhan adalah waktu untuk PRIORITAS IBADAH, belanja printilan menghabiskan banyak waktu.
2. Harga akan semakin melonjak

2⃣ Ubah mindset mengenai mealtime
👉🏻Puasa dan tidak puasa jadwal makannya sama, kita hanya merubah waktu makan saja.
❔tetapi kenapa banyak keluarga "kebobolan"? 👉🏻 menghabiskan banyak waktu di saat sahur dan buka puasa?🤔

Jadi, ketika puasa tidak ada yang berubah. Seharusnya tidak ada tambahan uang belanja. Barangkali hanya lapar mata, padahal puasa adalah latihan melawan hawa nafsu 🙃

3⃣ Manajemen jadwal "BUKA BERSAMA" sejak sekarang. Biasanya buka bersama membutuhkan lebih banyak uang. Bukannya tidak boleh ikut agenda buka bersama dengan berbagai komunitas, hanya saja dari jauh-jauh hari sebaiknya sudah diagendakan agar bisa membuat anggaran biaya yang dibutuhkan.

✍🏻 Kalau bisa jadwalkan tiap hari memberi bukaan 1 orang saat puasa. 1 paket bukaan, kalau bisa dianggarkan, karna pahala yang dijanjikan begitu besar 💞 misal di kantor berikan 1 paket berbuka terdiri dari 1 minuman dan kue atau snack, berikan setiap hari pada orang yang berbeda. Mungkin saja mereka saat berbuka sedang di bus, di kereta atau di jalan. Kita niatkan paket tersebut untuk berbuka mereka, atau memberi bukaan pada tetangga secara bergantian setiap hari 🤗

4⃣ Anggarkan sedekah
Rasul adalah orang yang sangat suka bersedekah. Sedekah adalah soal kelapangan hati 💖 Bukan soal kelapangan harta💰 Dari sebelum ramadhan, berdoalah agar bisa sedekah kapan saja dimana saja🙃🙃🙃

Yuk perbanyak sedekah di bulan Ramadhan. Usahakan semakin hari semakin meningkat untuk sedekah. Misal di hari pertama Ramadhan sedekahnya 5 ribu, maka hari-hari berikutnya semakin meningkat dan terus meningkat 💕

5⃣ Zakat
Jangan pernah lupa untuk menghitung aset kita, agar zakat yag dikeluarkan pas.
Saya di AWAL TAHUN biasanya adalah jadwal untuk : review mimpi, evaluasi. (ngambil momen semangat tahun barunya)
Sedangkan biasanya di bulan Rajab atau Sya'ban untuk : hitung aset, hitung hutang, list hutang ke saudara, hutang ke bank, dll.

📝 bagi Suami istri sebaiknya tau hutang pasangannya, hal ini untuk memudahkan beberapa hal di kemudian hari.

💦5 Tips diatas bermuara pada hal berikut💦

📝📝📝Lakukan pencatatan (keuangan)

👉🏻 Setiap orang punya keborosan di masing-masing sisi (salon, makanan, sepatu, tas, dll) untuk itu perlu kontrol pencatatan keuangan agar walaupun sudah berhemat di banyak hal, namun saat menemukan satu barang tertentu (kesukaan) atau makanan atau suatu hal yang sulit dikontrol untuk dibeli, kita sudah punya catatan prioritas dan anggaran untuk masing-masing kebutuhan

Seharusnya manakah yang lebih besar pemasukan dibanding pengeluaran?
Bagaimana kalau seimbang? Pemasukan dan pengeluarannya sama alias pas 🙈
👉🏻 otomatis tidak bisa punya aset, sebaiknya  pemasukan lebih besar dari pengeluaran.

Kalaupun ingin hidup sederhana, cukup rumah sederhana, ga perlu yang mewah-mewah, cukup mobil sederhana, tidak perlu yang mahal-mahal, tapiiii
🙄 Pengen kan berinfak?
🙄Pengen kan bikin rumah lansia?
🙄Pengen kan bikin rumah buat anak yatim?
🙄 Untuk berangkat haji?
👉🏻 Sumbernya adalah dari pemasukan yang lebih besar dari pengeluaran😄

Ada 3 hal besar yang perlu diperhatikan

1⃣ Pemasukan bulanan 👐🏻 Pengeluaran bulanan (pasangannya)

📝 Pasangkanlah, jodohkanlah pemasukan bulanan dengan pengeluaran bulanan

Buatlah list pemasukan dan pengeluaran bulanan

Berikut contohnya

📥List Pemasukan Bulanan:

✏Gaji
✏ Dikasih ortu
✏ Dari hasil tetap
✏ Dividen

📤List Pengeluaran Bulanan :

💸 Imunisasi
💸 Vitamnin
💸 Pulsa
💸 Makan sehari2
💸 Ziswaf dan keg sosial
💸 Arisan
💸 Buku / pembelajaran Anak
💸 Transport
💸 Jalan-jalan
💸 Listrik-Air

Bisa dilihat berapa jauh lebih banyak item pengeluaran dibanding pemasukan, untuk itu :
📝 Suka ga suka, catatlah pengeluaran dan pemasukan bulanan anda

2⃣ Pemasukan tahunan 👐🏻 Pengeluaran tahunan (pasangannya)

📝 Pasangkanlah, jodohkanlah pemasukan tahunan dengan pengeluaran tahunan

Buatlah list pemasukan dan pengeluaran tahunan

Berikut contohnya

📥List Pemasukan Tahunan:

✏ Bonus THR (alokasi untuk 2 hari raya, id fitri dan id adha)
✏ Gaji 13 (dimana konsep basicnya adalah untuk biaya pendidikan anak, bukan buat beli kulkas baru, baju baru atau yang lain)
✏ Pembagian dividen

📤List Pengeluaran Tahunan :

💸 Pajak mobil
💸 Liburan
💸 Uang tahunan anak
💸 Lebaran (kebutuhan anak, angpao tetangga, angpao ponakan, untuk orang tua, untuk mertua, asisten RT, dsb)
💸 Mudik Idul Adha
💸  Asuransi
💸 Zakat maal _ Zakat fitrah
💸 Membership

☝🏻terlihat pengeluaran lebih besar dari pemasukan

‼ Jangan uang bulanan dipakai untuk biaya tahunan
‼ Jika pengeluaran tahunan lebih besar dari pemasukan tahunan, maka MENABUNGLAH bulanan untuk memenuhinya

3⃣ Mencatat aset

📥ASET :

✏Rumah
✏ Tanah
✏ Kendaraan
✏ Tabungan
✏ Emas
✏ Bisnis

📤HUTANG :
💸 Cicilan hutang
💸 Asuransi KPR
💸 Kartu kredit
💸 Hutang ke ortu
💸 Dll

Aset lancar adalah : aset yang bisa diuangkan dengan segera

Pintar-pintar mengatur uang sedari muda. Jika merasa tidak cukup maka 👉🏻: Tambah pemasukan, Kurangi pengurangan😄

Pertanyaan :
1. Bagaimana dengan dana cadangan / kebutuhan insidentil?
👉🏻Sebaiknya ada namun jangan sampai digunakan untuk yang sifatnya konsumtif.
Dana cadangan dikumpulkan dari : cicil per bulan (nabung)

2. Bagaimana dengan seseorang yang memiliki life style yang tinggi, lalu tiba-tiba mendapat ujian
👉🏻 pada kondisi ini rata-rata orang biasanya dalam waktu 3 tahun baru stabil, namun ada yang lebih cepat.
Yang dilakukan adalah : hadapi, sadari kenyataan dan bersegera optimis untuk kembali bangkit, maka akan lebih mudah untuk mengatasinya.

Allahu'alam bish shawwab, semoga bermanfaat dan penuh berkah 😊

🌏 : mesjidui.ui.ac.id
📹 : bit.ly/mesjidui
🐤 : @masjidUI

Join di channel telegram Masjid UI untuk update info, notulensi dan rekaman kajian, klik bit.ly/masjidui atau @masjidui

-mari sebarkan-