Rangkuman dr acara Basa Basi Trans TV - bunda Elly Risman
Ibu Elly Risman, Psi dalam acara Basa-Basi Trans TV
Pertanyaan untuk para orangtua yang sukkkaa banget beliin mainan pada anak….
♥ Sudah benarkah kita memilihkan mainan untuk anak?
♥ Sudah sesuaikah permainan anak kita dengan usianya?
Cek…cek…
Biasanya anak laki-laki lebih tertarik dengan mainan robot, mobil, kereta api, pesawat dan mainan “gentle” lainnya. Sedangkan anak perempuan, tidak akan jauh-jauh dari memilih boneka, barbie, asesoris (seperti gelang, kalung, dan pita-pita cantik).
Pun dalam memilih warna. Biasanya para orangtua mengarahkan anak laki dengan warna laki-laki nya yaitu biru, merah, hitam. Semuanya boleh laah…asal tidak pink. Sedangkan perempuan, lebih bebas memilih….bisa semua warna terutama warna pink.
Sehingga timbul pertanyaan dari MC hari itu…
“Apakah anda memperbolehkan anak lelaki anda bermain mobil warna pink?“
(mayoritas para ibu yang hadir saat itu, termasuk 2 artis yang diundang, menjawab NO. Namun yang mengesanan, Bunda Elly menjawab YES. Saya pun jadi ikut penasaran…”Apa alasan Bunda membolehkan yaa…?”)
Lalu pertanyaan berikutnya,
“Apakah anda mengijinkan anak perempuan anda menggunakan make-up anda?“
(sekarang kebalikan dari yang tadi, mayoritas menjawab YES yang artinya memperbolehkan, sedangkan Bunda Elly mengacungkan tulisan NO sebagai ketidak setujuan beliau)
Hayuu….kita perhatikan penuturan Bunda berikut ini…..
“Bolehkah anak laki-laki main mobil-mobilan berwarna PINK?”
Menurut Bunda Elly, boleh.
Alasannya : membiasakan anak untuk bermain mainan yang genderless atau mainan yang tidak membedakan ini mainan untuk laki-laki dan itu mainan untuk perempuan, demikian pun masalah warna, kalau pink adalah warna perempuan dan biru adalah warna laki.
Mengapa?
Alasannya simple, karena di kehidupan sehari-hari pun kita menjumpai mobil berwarna pink dengan pengemudinya seorang pria. Itu sangat wajar terjadi.
Maka dari itu, anak dikenalkan dengan mainan-mainan yang genderless.Misal : Anak laki-laki pun boleh bermain masak-masakan.
Dengan membeli alat masak-masakan yang serupa dengan punya ibu di dapur. Jadi bahannya stainless dan bahan masakannya bisa pasir, daun, dan lain-lain sesuai dengan imajinasi anak.
Jadi tugas orangtua zaman sekarang dalam mendidik anak memang lebih detail daripada zaman dahulu. Karena mudahnya informasi yang masuk. Karena kita mendidik anak generasi platinum di era digital. *kerreen banget istilah Bunda…bikin saya lemes kalau melihat kenyataan yang saya hadapi saat ini.
Penjelasan ketiga dari Bunda Elly adalah
Alat permainan yang terbaik anak adalah tubuh ayah dan ibunya.
Haaa….apa maksudnya Bunda?
Maksudnya adalah kedekatan emotional anak dengan kedua orangtuanya.
Misal :
Anak akan belajar bagaimana ekspresi marah, kesal, sedih, bahagia, tersenyum dan banyak emotional lain dari orangtua. *Iyaa laah…kalau tidak dari orangtuanya, dari siapa? Nanny-nya yang hanya lulusan SD? Dari nene-kake nya yang sudah merawat kita sejak kita kecil (baca : renta). Tega banget yaa…
Selanjutnya,
Biarkan anak bermain dari hal-hal sederhana.
Misal :
Bola Plastik yang ditusuk pensil
Panci jadi helm
Membuat simulasi tata surya dari berbagai macam tutup botol.
Bermain kemah-kemahan menggunakan selimut
* Membuat kapal-kapalan dari kulit jeruk
* Menjadikan sajadah sebagai barongsai
dan ide-ide permainan lain yang ada di sekitar kita.
Apa yang terjadi ketika anak-anak kita belikan mainan yang sudah ada baterai nya?
Anak akan menjadi malas, karena tidak tahu harus diapakan lagi mainan tersebut.
Bagaimana cara memilih mainan yang tepat untuk anak?
Karena mainan yang ada di sekitar kita, maka tanpa memilih, kita sudah bisa menyediakan mainan sendiri.
Karena ada 4 hal penting yang berkaitan dengan mainan.
Create (mencipta)
Anak akan belajar menciptakan sesuatu dari bahan yang sudah ada sehingga memunculkan daya kreatifitas.
Kalau beli mainan yang sudah jadi…apa yang anak akan lakukan? NOTHING.
Imajinasi
Dengan bermain, anak-anak menjadi berkhayal atau berimajinasi.
Contoh sederhananya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu menjadikan barang yang ada sebagai permainan.
Eksplorasi
Karena permainan yang dimainkan adalah genderless, maka orangtua hendaknya mengajarkan anak laki-laki sekalipun untuk main masak-masakan dan main boneka. Namun tidak dilakukan terus-menerus.
Main boneka yang dimaksud adalah mengajarkan cara ganti popok, cara memandikan bayi, cara memakaikan baju setelah mandi. Karena keterampilan kecil itu akan dilakukan si anak laki ini ketika ia menjadi ayah kelak.
Kenapa tidak boleh dimainkan terus-menerus?
Karena otak anak akan membentuk jaringan, dan jaringan akan membentuk kebiasaan kemudian dari kebiasaan tersebut akan membentuk sebuah perilaku.
Karena bermain adalah cara anak untuk belajar, maka pembiasaan cara kita bermain akan merepresentasikan masa depan si anak.Boleh kah anak perempuan bermain make-up ibunya, Bunda Elly?
Tidak boleh. Karena itu belikan make-up untuk anak-anak.
Lalu bagaimana kalau anak laki-laki yang meniru ibunya, dengan menggunakan make-up, bolehkah Bunda?
Biarkan anak bereksplorasi dahulu. Ketika selesai, bisa dijelaskan bahwa “Kamu anak laki-laki gagahnya mama….tidak ada anak laki-laki yang menggunakan make-up, sayang….make-up hanya untuk perempuan.”
Jadi tanamkan pada diri anak konsep diri yang benar.
Biasanya orangtua juga suka iseng memakaikan jilbab ke anak laki-laki dan tertawa setelahnya.
Big NO. Karena anak tersebut akan bingung.
“Gue ini siapa? Laki? Boleh pakai jilbab? Atau bagaimana?”
Ingat,
Bahwa perilaku orangtua akan tertanam pada diri anak selamanya.
Setelah menanamkan konsep diri yang benar, maka ajarkanlah anak mengenai seksualitas. Bedakan SEKS dengan SEKSUALITAS.
Seks adalah alat kelamin dan hal-hal yang berhubungan dengan kedua hal tersebut. Sedangkan seksualitas adalah cara berpikir, pencitraan, dan bagaimana bereaksi, serta berpakaian yang menunjukkan emosi.
Bunda Elly memberi contoh bagaimana seksualitas adalah melalui cara berpakaian yang sopan,menggunakan jilbab dan berperilaku santun, bukan dengan baju terbuka, dandanan full make-up, dan menggunakan asesoris yang norak kemudian memanggil lelaki dengan nada yang menggoda.
Jadi ada tahapan perkembangan anak yang mesti dibangun. Melalui kata-kata, perlakuan dan cara menggunkannya.
Ajarkan anak usia 4 – 5 tahun untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan mengurus urusan rumah tangga.
Misal : Ganti seprai, cuci piring, mencuci dan menjemur, memasak, membersihkan rumah, dan banyak kegiatan rumah tangga lain. Ini melatih anak untuk sigap dan peka terhadap keluarga nantinya.
Kebiasaan orangtua dengan selalu bermain di sisi anak (availability) membuat anak tidak bisa ditinggal bahkan untuk memasak sekalipun. Sebenarnya yang dibutuhkan anak adalah ketika ia inginkan, kita sebagai orangtua ada untuknya (instan avaibility). Jadi ajarilah anak untuk 4 hal penting dalam bermain seperti yang dijelaskan sebelumnya.
CREATE ↔ EXPLORE
↓ ↓
IMAGINE ↔ REPRESENT FUTURE
Diskusi hari itu ditutup dengan kata-kata bagus sekali dari Wendy,
Yuuk, main bersama anak-anak.
Hadirkan jiwa dan pikiran kita bersama anak.
Rangkaikan kata-kata yang membentuk dunia dan masa depan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar