Istri sholihah merupakan sebaik-baik perhiasan dunia, begitu sabda Rasulullah Saw. Dunia ini yang bergelimang perhiasan seperti harta, wanita, anak-anak. Tetapi, Rasulullah memilihkan sebaik-baik perhiasan dan sangat spesifik, yaitu istri sholihah. Artinya seorang perempuan yang tidak menikah walaupun ia sangat sholihah tetap belum dikatakan sempurna. Dan disini pula letak dari begitu besarnya nilai dari pernikahan, yaitu setengah dari dien. Dien Islam yang sempurna dan indah, dengan syariatnya ternyata sebagiannya adalah pernikahan.

Aku berbicara disini, sebagai seorang istri (baru) yang ingin menjadi istri sholihah. Peran seorang istri tidaklah sama dengan peran wanita single. Ia tidak lagi bebas keluar rumah, tapi harus izin kepada suami. Ia mempunyai tanggungjawab melayani suami, dalam menyiapkan makanan dan minuman, pakaian. Ia pun adalah pemimpin bagi keluarganya, menjaga harta suaminya jika suami tidak ada di rumah. Tanggungjawab yang diemban seorang istri tidak lah ringan, karena akan dimintai pertanggungjawabannya.
Ketika peristiwa isra mi’raj, Rasulullah diperlihatkan oleh Allah bagaimana kondisi neraka. Dan disitu banyak terdapat wanita. Ketika ditanyakan, kenapa banyak wanita di neraka? Jawabannya adalah karena banyak istri yang tidak taat pada suaminya.Nilai ketaatan seorang istri kepada suami sangat besar. Ketika wanita itu belum nikah, maka masih ada ridho orang tua. Tapi ketika sudah menikah, ridho itu datang dari suami dan secara otomatis seorang istri harus taat dalam kebaikan kepada suaminya.
Allah memberikan contoh bagaimanakah sosok istri yang durhaka, yaitu ada dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 10 yang artinya: “Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba kami, lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orangyang masuk (neraka).”
Na’udzubillahmin dzalik.
Allah memberi petunjuk bagi para istri, bahwa sudah jelas ganjaran ketidaktaatan pada suami adalah neraka. Apalagi jika suami itu adalah orang yang taat pada Allah. Sudah sepatutnya kita taat, agar ridho Allah membersamai istri.
Tapi, jangan khawatir. Ada pula contoh yang Allah berikan, yaitu seorang istri sholehah yang tetap taat pada Allah, walaupun suaminya kafir. Yaitu istri Fir’aun, Asiah ra. Masih dalam surat At Tahrim ayat 11, artinya: “Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatanya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.”
Subhanallah, perumpamaan yang sangat indah. Aku terbayangkan sosok Asiah yang tegar, sabar dan sholehah. Dalam rintihan doanya, ia memohon balasan dari Allah atas kezhaliman suaminya. Tetapi, yang didoakan bukan azab untuk suaminya, melainkan imbalan baginya sebagai penghibur hati yaitu sebuah rumah di surga. Begitu kokohnya iman ibunda Asiah. Jihadnya sebagai istri akan Allah bayarkan di surga.
Menjadi istri sholihah adalah perjuangan, jihad. Karena tidak mudah untuk mendapat gelar istri sholihah. Paling tidak sebagai usaha untuk membebaskan diri dari belenggu siksa neraka.
Bagaimanakah istri sholihah itu? Dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 34, “Maka perempuan-perempuan yang sholih adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).”
Jihad seorang istri sholihah adalah ketaatan pada Allah, juga ketaatan pada suaminya.
Semoga aku dan para istri mukmin lainnya, mampu untuk mencapai derajat istri sholihah sebagaimana para shohabiyah telah mencontohkan. Mereka ada dan pernah hidup di dunia yang sama dengan kita, hanya berbeda zaman saja. Berarti seharusnya, kita juga mampu mengikuti dan mencontoh. Insya Allah. Amiin.

Aku berbicara disini, sebagai seorang istri (baru) yang ingin menjadi istri sholihah. Peran seorang istri tidaklah sama dengan peran wanita single. Ia tidak lagi bebas keluar rumah, tapi harus izin kepada suami. Ia mempunyai tanggungjawab melayani suami, dalam menyiapkan makanan dan minuman, pakaian. Ia pun adalah pemimpin bagi keluarganya, menjaga harta suaminya jika suami tidak ada di rumah. Tanggungjawab yang diemban seorang istri tidak lah ringan, karena akan dimintai pertanggungjawabannya.
Ketika peristiwa isra mi’raj, Rasulullah diperlihatkan oleh Allah bagaimana kondisi neraka. Dan disitu banyak terdapat wanita. Ketika ditanyakan, kenapa banyak wanita di neraka? Jawabannya adalah karena banyak istri yang tidak taat pada suaminya.Nilai ketaatan seorang istri kepada suami sangat besar. Ketika wanita itu belum nikah, maka masih ada ridho orang tua. Tapi ketika sudah menikah, ridho itu datang dari suami dan secara otomatis seorang istri harus taat dalam kebaikan kepada suaminya.
Allah memberikan contoh bagaimanakah sosok istri yang durhaka, yaitu ada dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 10 yang artinya: “Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba kami, lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orangyang masuk (neraka).”
Na’udzubillahmin dzalik.
Allah memberi petunjuk bagi para istri, bahwa sudah jelas ganjaran ketidaktaatan pada suami adalah neraka. Apalagi jika suami itu adalah orang yang taat pada Allah. Sudah sepatutnya kita taat, agar ridho Allah membersamai istri.
Tapi, jangan khawatir. Ada pula contoh yang Allah berikan, yaitu seorang istri sholehah yang tetap taat pada Allah, walaupun suaminya kafir. Yaitu istri Fir’aun, Asiah ra. Masih dalam surat At Tahrim ayat 11, artinya: “Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatanya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.”
Subhanallah, perumpamaan yang sangat indah. Aku terbayangkan sosok Asiah yang tegar, sabar dan sholehah. Dalam rintihan doanya, ia memohon balasan dari Allah atas kezhaliman suaminya. Tetapi, yang didoakan bukan azab untuk suaminya, melainkan imbalan baginya sebagai penghibur hati yaitu sebuah rumah di surga. Begitu kokohnya iman ibunda Asiah. Jihadnya sebagai istri akan Allah bayarkan di surga.
Menjadi istri sholihah adalah perjuangan, jihad. Karena tidak mudah untuk mendapat gelar istri sholihah. Paling tidak sebagai usaha untuk membebaskan diri dari belenggu siksa neraka.
Bagaimanakah istri sholihah itu? Dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 34, “Maka perempuan-perempuan yang sholih adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).”
Jihad seorang istri sholihah adalah ketaatan pada Allah, juga ketaatan pada suaminya.
Semoga aku dan para istri mukmin lainnya, mampu untuk mencapai derajat istri sholihah sebagaimana para shohabiyah telah mencontohkan. Mereka ada dan pernah hidup di dunia yang sama dengan kita, hanya berbeda zaman saja. Berarti seharusnya, kita juga mampu mengikuti dan mencontoh. Insya Allah. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar