Karena Shaleh / Shalehah adalah Label yang hanya Allah yang berhak untuk menyatakannya dan atau Orang-orang lainnya , bukan diri kita sendiri.
Bahkan bukan kita pada Pasangan kita , dengan mengatakan “Suami saya itu Shaleh” (begitupun sebaliknya)
Pun bukan kita pada Anak kita “anak saya itu Shaleh sekali”.
JANGAN !
Dan sesungguhnya Stresnya anak-anak kita saat ini banyaknya adalah karena TUNTUTAN atas Label yang disematkan oleh Orangtuanya,
YANG SAYANGNYA masih bersifat Subjektif sesuai “hati” Orangtua saja..
Paling parahnya, ini sering dijadikan Sarana Manipulasi kepada Anak.
Contoh :
• “Anak bunda yg shaleh.. sini sayang.. bunda mau bicara”
• “Mana ya anak Ayah yang shalehah ?”
• “Kamu masuk sekolah ini / pesantren ini supaya jadi anak Shaleh / shalehah”
👉 Lalu mereka menemui dgn mata kepala sendiri ada anak-anak “tidak shaleh” di sekolah / pesantren mereka , dan lalu mereka bingung ttg makna shaleh itu apa
• “kakak kalo ga menghafal ngga shaleh ah..”
• “Iya donk.. Bunda sayang sama anak shaleh”
Jadi SAYANGNYA Label Shaleh & Shalehah saat ini masih di ranah LIKE or DISLIKE nya seseorang (terutama Orgtua)
Bahkan Label Shaleh ini sendiri menjerumuskan. KETIKA kita tidak betul2 menempatkan Ke-Shaleh-an ini pada KPI nya Allah (Key Performance Indicator)
Dan jika tujuannya SHALEH, maka Sulit untuk membentuk Perilaku Nyata yg sesuai, juga Sulit untuk menghilangkan Perilaku yang Tidak sesuai.
Jadi, kita boleh menggunakan kata SHALEH ini kalau sudah terbentuk Frame of Reference “keshalehan” sesuai KPI ALLAH
Termasuk Banyak depresi saat ini terjadi pada Orang dewasa disebabkan terbelenggu Label SHALEH
Maka, jika sekiranya kita belum jelas KPI ttg ke-shaleh-an, jangan gunakan itu daripada malah saru.
Sebaiknya gunakanlah KPI yg lebih jelas dan aplikatif,
CONTOH :
1️⃣ DOA untuk diri sendiri :
1) Yaa Allah, tidurkanlah aku malam ini dalam keadaan dapat MENERIMA apapun yg terjadi di hari ini sebagai takdir baik & burukku
2) Yaa Allah, bantu aku untuk MEMAAFKAN org2 yg telah menyakitiku baik disengaja ataupun tidak agar aku tidur dengan tenang malam ini
3) Yaa Allah, bangunlahlah aku dalam keadaan BERSYUKUR atas usia yang masih Engkau titipkan
4) Yaa Allah, bantu aku agar lebih TENANG ketika menghadapi anak-anak yang bangun dalam keadaannya mereka
5) Yaa Allah, bantu aku agar dapat BICARA LEBIH LEMBUT kepada suami dan anak-anakku
6) Yaa Allah, bantu aku untuk MERASA SENANG dalam menjalani keseharianku esok
2️⃣ DOA untuk pasangan (Suami)
1) Yaa Allah, tidurkanlah Suamiku malam ini dalam keadaan dapat MENERIMA apapun yg terjadi di hari ini sebagai takdir baik & buruknya
2) Yaa Allah, bantu dia untuk MEMAAFKAN org2 yg telah menyakitinya baik disengaja ataupun tidak agar dia tidur dengan tenang malam ini
3) Yaa Allah, TENANGKANLAH hatinya dari kegundahan , rasa waswas dalam bekerja dan menjalani peran fungsinya
4) Yaa Allah, bangunlahlah dia dalam keadaan BERSYUKUR atas usia yang masih Engkau titipkan
5) Yaa Allah, bantu dia agar lebih TENANG ketika menghadapi aku dan anak-anak yang bangun dalam keadaan kami
6) Yaa Allah, bantu dia agar dapat MEMAHAMI kami , istri dan anak-anaknya
7) Yaa Allah, bantu dia untuk MERASA SENANG dalam menjalani kesehariannya esok
3️⃣ DOA untuk Anak :
1) Yaa Allah, tidurkanlah anakku malam ini dalam keadaan dapat MENERIMA apapun yg terjadi di hari ini sebagai takdir baik & buruknya
2) Yaa Allah, bantu dia untuk MEMAAFKAN org2 yg telah menyakitinya baik disengaja ataupun tidak agar dia tidur dengan tenang malam ini
3) Yaa Allah, bangunlahlah anakku dalam keadaan TENANG dan BERSEMANGAT untuk menjalani hari2nya
4) Yaa Allah, bantu anakku agar lebih MUDAH untuk menerima nasihat, termasuk menjalani hari-harinya (Mudah Makan, Mudah Bersih-bersih, Mudah Membantu)
5) Yaa Allah, bantu anaku agar dapat BICARA LEBIH LEMBUT kepada kami, Ayah dan Ibunya
6) Yaa Allah, bantu anakku untuk menjadi anak yang MUDAH BERBAGI dan BISA BEKERJASAMA dengan temannya dan kakaknya / adiknya
Sehingga, ketika Setiap KPI itu terjadi (Menerima, Memaafkan, Tenang, Bersemangat Ibadah, Mudah Berbagi, Bicara Lemah Lembut, dll) BUKANKAH ITU adalah “Tanda” KE-SHALEH-AN ?
Yang tidak perlu mendapat Label Shaleh, maka m kita / pasangan / anak2 kita telah menjadi Orang yg Shaleh / Shalehah ??
Dan lebih objektif jika kita mau Mensyukuri YANG SUDAH TERJADI dan memperbaiki yang BELUM terjadi
Semisal :
“Mashaa Allah, Alhamdulillah Ayah sekarang udah lebih banyak membantu. Terima kasih ya... semoga besok-besok Ayah bisa semakin banyak aktivitas dengan anak-anak ya..”
Atau :
“Mashaa Allah , Alhamdulillah Kakak sekarang bicaranya lembut sekali. Dan hari ini shalatnya juga segera ya ga ditunda-tunda. Pertahanin ya.. dan semoga besok2 lebih pandai untuk berbagi saat main ya..”
Maka, Sederhanakan Tahapannya, Sempurnakan Misinya. Jangan terbalik.