_Materi Pascanikah_
☘ *MENGUATKAN PONDASI PERNIKAHAN*☘
-Cahyadi Takariawan-
_disarikan dari artikel dalam pakcah.id Program Setahun Bersama Pak Cah_
Pernikahan adalah sebuah fase kehidupan yang tidak serta Merta terjadi. Ada perencanaan dan persiapan untuk membuat sebuah pernikahan terwujud. Bahkan setelah pernikahan itu terjadi persiapan-persiapan untuk mengarungi bahtera pernikahan tetap dilakukan karena pernikahan adalah ibadah seumur hidup. Untuk bisa melaksanakan ibadah terlama ini maka banyak hal yang perlu dilakukan diantaranya adalah menguatkan pondasi pernikahan.
Pondasi pernikahan ini yang kemudian akan membantu pasangan suami istri untuk tetap bersama-sama mempertahankan dan meraih kebahagiaan pernikahan.
Berikut adalah beberapa pondasi utama dalam pernikahan:
💞 *1. Rahasia IMAN*
Salah satu tujuan pernikahan adalah mendapatkan ketentraman lahir batin yang kemudian membuahkan kebahagiaan.
Ada rahasia sangat penting yang tidak banyak diketahui manusia. Bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu bersemayam dalam keimanan. Tanpa keimanan, orang tidak akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental dalam kehidupan. Cobalah jawab pertanyaan fundamental berikut ini: dari mana manusia berasal, untuk apa manusia diciptakan, dan akan kemana setelah meninggal. Tanpa iman, yang tersisa hanya kegelisahan. Karena tak menemukan jawaban yang memuaskan akal pikiran.
Kita bisa berbahagia menjalani peran kehidupan, karena sudah memiliki jawaban yang pasti akan berbagai pertanyaan fundamental tersebut. Semua manusia akan berada dalam kegelisahan, saat tak mampu menemukan jawaban. Mereka mencoba menyusun argumen, membuat teori, dan menciptakan logika. Namun semua yang mereka bangun tak akan bisa memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan, apabila tidak dilandasi dengan keimanan. Maka menolak iman akan menghancurkan kebahagiaan.
*Iman Sebagai Kontrol Perbuatan*
Demikian pun dalam kehidupan pernikahan serta berumah tangga. Pernikahan tanpa iman, bisakah? Rumah tangga tanpa keimanan, seperti apa? Bagaimana menjawab pertanyaan fundamental: mengapa menikah, untuk apa menikah, bagaimana menikah? Jika tak ada keimanan, pernikahan adalah permainan. Jika tanpa iman, rumah tangga adalah canda belaka. Tak ada yang sakral, tak ada yang harus dijaga. Lalu bagaimana bisa bahagia?
Jika tidak ada iman, seseorang tidak akan takut kepada Allah. Jika kepada Allah saja sudah tidak takut, hal apa yang bisa menjaga kebaikan seseorang? Tentu sudah tidak ada lagi. Seorang suami akan mudah melakukan tindakan apa pun, jika tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Seorang istri bisa melakukan perbuatan apa saja, jika tidak takut kepada Allah. Tak ada yang bisa mengontrol tindakan, apabila tidak ada keimanan. Rumah tangga akan cepat karam apabila tidak ada lagi manajemen risiko, tak ada lagi kontrol perbuatan, semua orang boleh berbuat semaunya.
Inilah sebabnya, kebahagiaan harus berlandaskan keimanan. Mengapa iman bisa memberikan kebahagiaan? Karena iman adalah pokok kebajikan.
Kita bahagia menjalani peran kehidupan, karena sudah memiliki jawaban yang pasti akan berbagai pertanyaan fundamental tersebut. Semua manusia akan berada dalam kegelisahan, saat tak mampu menemukan jawaban. Mereka mencoba menyusun argumen, membuat teori, dan menciptakan logika. Namun semua yang mereka bangun tak akan bisa memberikan ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan, apabila tidak dilandasi dengan keimanan.
Demikian pun dalam kehidupan pernikahan serta berumah tangga. Pernikahan tanpa iman, bisakah? Rumah tangga tanpa keimanan, seperti apa? Bagaimana menjawab pertanyaan fundamental: mengapa menikah, untuk apa menikah, bagaimana menikah? Jika tak ada keimanan, pernikahan adalah permainan. Jika tanpa iman, rumah tangga adalah canda belaka. Tak ada yang sakral, tak ada yang harus dijaga. Lalu bagaimana bisa bahagia?
Jika tidak ada iman, seseorang tidak akan takut kepada Allah. Jika kepada Allah saja sudah tidak takut, hal apa yang bisa menjaga kebaikan seseorang? Tentu sudah tidak ada lagi. Seorang suami akan mudah melakukan tindakan apa pun, jika tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Seorang istri bisa melakukan perbuatan apa saja, jika tidak takut kepada Allah. Tak ada yang bisa mengontrol tindakan, apabila tidak ada keimanan. Rumah tangga akan cepat karam apabila tidak ada lagi manajemen risiko, tak ada lagi kontrol perbuatan, semua orang boleh berbuat semaunya.
Inilah sebabnya, kebahagiaan harus berlandaskan keimanan. Mengapa iman bisa memberikan kebahagiaan? Karena iman adalah pokok kebajikan. Semua menjadi indah karena ada kontrol perilaku terhadap orang-orang yang beriman. Dengan iman akan memberi kebahagiaan.
💞 *2. Kebahagiaan Hanya Ada dalam Ketaatan Kepada Allah*
Dalam artikel sebelumnya, telah kita bahas bahwa fondasi utama bagi hadirnya kebahagiaan adalah keimanan. Di atas landasan keimanan inilah kita membangun kehidupan yang dipenuhi keindahan. Syaratnya, harus mau mentaati aturan dari Zat Yang Maha Menciptakan alam.
Membangun happy family, harus dimulai dengan proses pernikahan yang benar. Dalam hukum pernikahan sesuai syariat agama, ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Ada tata cara yang harus dijalani sesuai sunnah Nabi, ada pula berbagai larangan yang harus dijauhi. Sepanjang menaati tuntunan Allah dan Rasul, akan bisa memberikan pondasi spiritual yang kuat di dalam prosesnya. Keberkahan dari Allah akan lebih bisa diharapkan apabila kita mentaati ajaran-Nya.
Menikah adalah ibadah terpanjang dalam kehidupan manusia. Maka kebaikan dan kelurusan proses pernikahan menjadi pilar penting untuk merealisasikan niat ibadah tersebut. Jangan ada pelanggaran dan kemaksiatan sepanjang proses pernikahan, karena tengah menunaikan ibadah yang sakral. Berhati-hatilah dalam menapaki setiap langkah dan prosesnya, karena semakin baik prosesnya, akan semakin baik pula hasilnya. Taati sepenuhnya aturan dan arahan Allah dan Rasul-Nya, sejak dalam proses pernikahan, hingga menjalani kehidupan berumah tangga bersama pasangan.
Jangan mengira bahwa kebahagiaan pernikahan terjadi hanya karena Anda menikah dengan seseorang yang Anda cintai. Jangan mengira kebahagiaan berumah tangga hanya karena bergelimang materi. Betapa banyak orang menikah dengan pasangan yang dicintai, namun berujung kepada petaka dalam kehidupan rumah tangga. Betapa banyak keluarga bergelimang harta, namun memiliki keluarga seperti neraka. Maka yakinlah bahwa kebahagiaan itu ada dalam ketaatan kepada aturan Sang Pencipta manusia dan alam semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan jika ada yang mau berkomentar