Kamis, 22 November 2018

ANAKKU, INILAH DUA KUNCI SUKSES

....
Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

“Ayah dan Bunda, apa kuncinya agar aku sukses di masa depan?”

Pasti jawabannya, “Rajin belajar, Nak. Rajin belajar. Ingat itu ya! Jangan lupa: r-a-j-i-n b-e-l-a-j-a-r!”

Benar sih, rajin belajar. Tetapi belajar apa? Bila yang dimaksud adalah belajar di sekolah, dimana semua anak belajar hal yang sama dan harus meraih standar yang sama, hal itu hanya separo benar.

Kunci sukses yang pertama adalah menempuh hidup sesuai kemampuan. Ya, itu sajalah. Tidak sulit-sulit. Percuma deh ikut berbagai seminar mahal meraih sukses bila yang kita tempuh di luar batas kemampuan kita. Seminar, pelatihan dan yang lainnya memang sangat bermanfaat bila kemampuan dalam diri kita memang ada di situ.

Silakan jawab 2 pertanyaan ini:
1. Apa yang terjadi pada seseorang bila pekerjaan yang ia lakukan di bawah kemampuan dirinya?
2. Sebaliknya: apa yang terjadi pada seseorang bila pekerjaan yang ia lakukan ada di atas kemampuan dirinya?

Jawaban atas pertanyaan pertama adalah: bosan dan tidak termotivasi. Jawaban atas pertanyaan kedua adalah stress dan depresi.

Dulu saya sempat mengira kunci sukses adalah pantang menyerah! Maka yang saya lakukan saat kuliah di Teknik Elektro adalah bertahan dan berjuang! Apalagi perbandingan antara yang diterima kuliah dengan yang mendaftar adalah 1 berbanding 55. Maklum ikatan dinas. Begitu lulus langsung bekerja dengan gaji besar! Namun seberapa kuat pun saya bertahan dan berjuang, saya tidak mampu mengikuti prestasi teman-teman yang lain. Setelah 2 tahun bersusah payah saya harus menerima kenyataan: ini bukan bidangmu! Persis seperti petinju yang kalah KO walau sudah berlatih dan bertanding sekuat tenaga. Barulah setelah kuliah di psikologi dan bekerja di bidang penulisan anak, saya merasa telah berada di tempat yang sesuai. Sebuah pelajaran mahal di masa muda saya!

Banyak kasus seperti ini di sekitar kita: salah memilih jurusan kuliah, berhasil meraih gelar sarjana tetapi setelahnya tak tahu skill apa yang ia punya dan harus bekerja dimana. Kasus-kasus ini tidak boleh terulang lagi. Kuncinya: jujurlah pada kemampuan diri sendiri. Jadi sekali lagi, kunci pertama untuk bisa sukses dalam hidup adalah mampu mengukur kemampuan diri. Baju yang terlalu sempit atau terlalu longgar tidak akan nyaman dipakai.

Kunci kedua untuk sukses? Adalah melakukan pekerjaan yang sesuai dengan tabiat kemanusiaan.

Tabiat kemanusiaan itu cenderung pada hal-hal baik dan bersih. Jadi jangan coba-coba jadi pengedar narkoba walaupun untungnya besar. Jangan coba-coba jadi youtuber yang hanya mengekspose aurat atau hal-hal hedonis lainnya. Jangan coba-coba mengotori pekerjaan, pangkat dan jabatan dengan perilaku korup walaupun hanya berupa sekeping uang.

Ayah dan Bunda, jadi bila ditanya anak: “Apa yang bisa membuatku sukses di masa depan?”

Jawabannya adalah: “Jadilah dirimu sendiri, Nak. Lakukan pekerjaan yang kau sukai dan mampu lakukan. Serta jadilah orang yang shalih di manapun dan kapanpun.”

Dua kunci sukses itu: mengetahui kemampuan diri dan memilih pekerjaan yang sesuai tabiat kemanusiaan, sebenarnya sudah diletakkan Allah dalam fitrah kita.

Fitrah berarti asal kejadian sebagaimana diciptakan Allah ‘Azza wa Jalla, sesuatu yang bersih dan netral pada jiwa yang tidak terikat dengan keinginan dunia, sesuatu yang bertujuan selalu ingin kembali kepada Tuhan Mahapencipta.

Jadi katakan pada anak tak ada pekerjaan yang hina, yang hina adalah budi pekerti rendah orang-orang yang mengerjakannya. Sukses bukan hanya diukur dari berapa besar kekayaan yang berhasil kau dapat, tetapi seberapa banyak kebahagiaan dan ketentraman yang kau peroleh.

Salam Smart Parents!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar