Rabu, 03 Juli 2013

Lanjutan ttg syi'ah

Keenam, mengingkari kedudukan hadits sebagai sumber ajaran islam, syiah menolak riwayat yang datang dari Aisyah dan Abu hurairah. Mereka menuduh Ummul mukminin Aisyah ra. sebagai pendusta dan hasad. Bahkan, Ustadz Anung menegaskan dalam buku ‘Antologi Islam’ yang ditulis oleh kalangan syiah, dikatakan bahwa Aisyah turut membunuh khalifah Utsman bin Affan. Dalam buku yang ditulis oleh Hasan bin Farhan Al-maliky yang di Indonesia diterjemahkan dengan judul “Pilih Islam Atau Mazhab?” buku itu menyatakan bahwa Muawiyah ra. bukan tergolong sahabat nabi. Ustadz Anung mengingatkan, “Jangan terjebak dengan kata malikinya padahal dia syiah,” ujar ustadz lulusan Al-Azhar Kairo, Mesir ini.“la adalah tokoh pencaci para sahabat seperti Abubakar, Umar dan Utsman, dan tokoh ini sering dijadikan rujukan oleh para tokoh syiah termasuk Husein Alatas,” tegas beliau.

Ketujuh, melecehkan dan mendustakan Nabi saw. Dalam hal ini kelompok syiah gemar sekali menyerang, menghina dan melecehkan istri Nabi Saw padahal menghina Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakr ra. sama dengan menghina Nabi Saw, Aisyah dikatakan sebagai pendosa, pezina, dsb. Ketika mereka menghina istri nabi, sahabat nabi secara tidak langsung berarti menghina Nabi Saw.

Kedelapan, mengingkari Nabi Muhammad saw sebagai nabi dan rasul terakhir. Sulaiman Nasir Al-Ulwan mengutip pernyataan salah seorang tokoh syiah rafidhah yaitu, Ni’matullah Aljazairi yang mengatakan, ”Barang siapa yang punya tuhan dan tuhannya mengakui Abu bakar sebagai khalifah sesudah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Maka, tuhannya bukan tuhan kita. Dan barangsiapa yang memiliki nabi tetapi nabinya mengakui bahwa Abu bakar adalah khalifah sesudah Nabi Muhammad Saw. wafat, maka nabinya itu bukan nabi kita. “Konsep ketuhanan dan kenabian syiah beda dengan ahlu sunnah,” lanjut ustadz Anung.

Kesembilan, mengurangi dan atau menambah pokok-pokok ibadah yang tidak ditetapkan oleh syariat. Hal ini jelas dilakukan oleh kelompok syiah secara terang-benderang. Syiah nusairiyah di Suriah tidak shalat, zakatnya lain, hajinya beda, mereka halalkan zina, riba, dst. Syiah Imamiyah (rafidhah) meyakini adanya nikah mut’ah. Ustadz Anung menceritakan ketika diadakan debat di Radio Dakta Bekasi dengan kelompok Ikatan jamaah Ahlul bait Indonesia (IJABI) secara terus terang mereka mengakui bahwa nikah mutah itu halal.
Dan yang terakhir yang kesepuluh, ciri-ciri dari aliran sesat menurut Majelis Ulama Indonesia adalah mengkafirkan sesama muslim hanya karena bukan kelompoknya. Dan ini telah dilakukan oleh orang syiah dengan doktrin nashibi-nya sebagaimana penjelasan diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan jika ada yang mau berkomentar