Rabu, 20 November 2019

Mengapa Perlu Muhasabah Diri?

*Mengapa Perlu Muhasabah Diri?*

Ketika seseorang melakukan muhasabah maka akan tampak jelas di hadapannya atas dosa-dosa yang dilakukan. Bagaimana mungkin seorang anak cucu Adam dapat melihat dosa dan aibnya tanpa melakukan muhasabah?!

By Noviyardi Amarullah Tarmizi 17 March 2016

    

Pertanyaan di atas mungkin banyak menghampiri benak seorang muslim, ada di antara mereka yang memilih untuk menyibukkan diri dengan urusan dunianya tanpa memikirkan apa yang akan menjadi bekalnya di akhirat. Ada pula yang beribadah sebagaimana apa yang Allah perintahkan, namun ibadahnya hanyalah sebagai rutinitas. Mereka shalat lima waktu setiap harinya, berpuasa dan mengeluarkan zakat setiap tahunnya akan tetapi semua itu tidak berdampak pada akhlak dan pribadinya, maksiat pun terkadang masih dilakukan. Motivasi untuk memperbaiki amalan-amalan yang ada tak kunjung hadir, penyebabnya satu karena melupakan muhasabah diri sehingga orang-orang seperti ini sudah merasa cukup dengan amalan yang telah dilakukan. Di sinilah pentingya muhasabah, ada beberapa hal lainnya yang menjadi alasan kenapa muhasabah perlu dilakukan, diantaranya:

*1. Muhasabah merupakan perintah dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala*.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18).

*2. Muhasabah merupakan sifat hamba Allah yang bertaqwa*.

Seseorang yang bertaqwa adalah mereka yang membawa sebaik-baik bekal, dan dalam perjalanan mencari bekal tersebut tak jarang seseorang merasa lelah dan bosan yang mengakibatkannya tak mawas diri sehingga tergelincir dan terjatuh dalam futur (lemah semangat untuk melakukan amal shalih). Muhasabah akan membantu seseorang untuk menghadapi berbagai rintangan yang ia temukan dalam pencariannya akan bekal tersebut. Maimun bin Mahran rahimahullah berkata:

لَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يَكُوْنَ لِنَفْسِهِ أَشَدُّ مُحَاسَبَةً مِنَ الشَّرِيْكِ الشَّحِيْحِ لِشَرِيْكِهِ

“Tidaklah seorang hamba menjadi bertaqwa sampai dia melakukan muhasabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit yang membuat perhitungan dengan temannya”.

*3. Buah manis dari muhasabah adalah taubat*.

Ketika seseorang melakukan muhasabah maka akan tampak jelas di hadapannya atas dosa-dosa yang dilakukan. Bagaimana mungkin seorang anak cucu Adam dapat melihat dosa dan aibnya tanpa melakukan muhasabah?!

Banyak di antara manusia yang melakukan kemaksiatan, namun Allah masih memberikan nikmat kepadanya, dia tidak menyadari bahwa ini adalah bentuk istidraj (penangguhan menuju kebinasaan) dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-A’raf: 182).

Orang-orang yang memahami ayat Allah ini, akan takut atas peringatan Allah tersebut dan dia akan senantiasa mengintrospeksi dirinya, jangan sampai nikmat yang Allah berikan kepadanya merupakan bentuk istidraj. Muhasabah yang mengantarkan kepada pertaubatan di awali dengan memasuki gerbang penyesalan. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

النَّدَامَةُ تَوْبَةٌ

“Menyesal adalah taubat.” (HR.Ibnu Majah no. 4252, Ahmad no.3568, 4012, 4414 dan 4016. Hadist ini dishahihkan oleh al-Albani dalamShahiih al-Jaami’ ash-Shaghir no.6678)

 

Wallahu A’lam.

Surabaya, 5 Jumadats Tsaaniyyah 1437 / 14 Maret 2016

***

Penulis: Noviyardi Amarullah Tarmizi

Artikel Muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/27695-mengapa-perlu-muhasabah-diri.html

Minggu, 17 November 2019

SAAT MALAS BERIBADAH

*SAAT MALAS BERIBADAH*
Quranic Motivation

****

Saat malas beribadah...
Saat berat untuk baca Al-Qur’an...
Saat berat untuk sedekah...
Saat susah untuk berbakti pada orangtua...
Saat sulit melakukan kebaikan...
Ada satu tips untuk mengatasi semua kemalasan itu semua.
Tipsnya adalah : *“Ingatlah KEMATIAN”*. Sabda Rasulullah
shalallahu 'alaihissalam, orang yang cerdas adalah orang yang
banyak mengingat kematian.
Jika kita mengingat kematian. Maka sudah seharusnya kita
kembali menemukan semangat hidup, semangat ibadah.
Kita ini kan hanya singgah sementara saja didunia ini.

Milyaran manusia telah masuk kedalam kubur. Menunggu hisab dihari perhitungan Amal. Mereka yang sudah masuk kedalam kubur, meminta agar bisa beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Meminta agar bisa sedekah walau dengan sebutir kurma.
Meminta agar bisa bergabung dengan orang shalih.
Meminta agar bisa shalat barang dua rakaat.
Saat kamu mengalami kefuturan dalam ibadah. Kemalasan
dalam ibadah.

Ingatlah tentang kematian. Mau bawa bekal apa ke akhirat? Sudah seberapa banyak bekal amal shalih yang disiapkan? Berapa banyak dosa yang belum tertaubati dan terampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ingatlah kematian...
Karena dengan mengingat kematian. Hatimu akan menjadi
lembut.

Jika dengan mengingat kematian hatimu masih sulit untuk
bergerak beribadah, mintalah kepada Allah HATI YANG BARU
karena sejatinya mungkin hati kita telah lama mati.

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari
padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah Subhanahu Wa Ta’ala), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Al-Jumu’ah [62] : 8)
Selamat mengingat dan mempersiapkan kematian kita.

****

Quranic Motivation
Ahad, 10 November 2019

Silahkan forward tulisan ini ke jejaring sahabat, teman dan keluarga anda. Semoga membawa berkah dan manfaat.