Senin, 18 Februari 2019

Kakak blm mau berbagi


a ini mama salah nak...
Anak pertamaku Reyhan dan adiknya Arsyad.. ma'afkan mama ya sayangkuuh... 😭😭😭

Beberapa hal yang ku pelajari dalam menghadapi sibling rivalry selama beberapa tahun ini..

***

SITUASI 1
Kakak pegang makanan/mainan. Adeknya minta, tapi gak dikasih. Adek nangis jejeritan.

Saat ku respon dengan memaksa Kakak untuk ngebagi mainannya. Dihembus hembus dengan omelan, "Bagi adeknya dong, Kaak.. jangan pelit!"

ternyata membuat si Kakak mau berbagi makanan/mainan. Dengan terpaksa, tentunya. Adek berhenti nangis. Suasana rumah kembali tentram.

Tapi apa yang dirasakan anak? Si Kakak belajar bahwa jadi kakak itu rasanya menyebalkan. Dan adek belajar bahwa ia bisa dapetin segala sesuatu cukup dengan nangis jejeritan.

Ternyata, saat di lain hari ku pilih untuk membiarkan Kakak mempertahankan makanan/mainan yang ia punya. Sembari menghibur adek dengan bilang, "Maaf ya Deek.. Kakaknya belum mau berbagi. Kakak baik kok, sayang sama adek. Tapi sekarang belum mau berbagi.."

Si Kakak yang dibiarkan mempertahankan miliknya, diam diam ngeliatin adek nangis dan jadi gak tega. Pelan pelan dia sodorin makanan/mainan yang dia punya sambil bilang, "Adek mau? Kita makan/main sama sama yaa.."

***

SITUASI 2
Mainan adek jatuh ke kolong dan nangis minta diambilin. Berhubung tangan emak lagi repot nan nanggung di dapur.. dan ngeliat si Kakak lagi ada di deket situ, emak pun minta tolong si Kakak buat bantu adeknya. Tapi si Kakak nolak. Ga mau bantu.

Saat ku selesaikan masalah dengan ninggiin suara sambil bilang, "Kaak bantuin adeknya napa siihh.. itu adeknya minta tolong bukannya ditanggepin. Gimana siih.."

Si Kakak pun beringsut bantu adeknya. Adek berhenti nangis karna keperluannya terpenuhi. Rumah kembali tentram.

Tapi apa yang dirasakan si Kakak?

Dibantu sihhh adeknya.. dengaan.. ogah ogahan, wkwkw.. Terpaksa. Dan ngedumel dalam hati. Diam diam nyeletuk, "Diih.. Malesin banget sih punya adek.."

Tapi setelah kemudian polanya ku ubah menanggapi rengekan adek dengan selow, "Waah.. mobilan adek jatuh ke Kolong ya? Sebentar ya Dek, Ami nyelesaiin ini dulu. Di situ ada Kakak ya, Deek? Biasanya Kakak mau bantu loh Dek, Kakak kan baik dan hebat sekali!"

Ternyata yang terjadi adalah, si Kakak bangga sekali disebut baik dan hebat, dan tentu dooong.. dia ingin kasih liat ke adek bahwa dia betul betul baik dan hebat. Jadilah, jeng jeeeeng... bersegera dia bantu ambil mainan adeknya.. dengan penuh suka cita! 😁

***

SITUASI 3
Kakak lagi asik gambar, adeknya lari larian. Karena gerakannya belum sempurna, adek gak sengaja nyenggol Kakak. Gambar Kakak pun kecoret dan Kakak nangis karna sedih.

Ketika ku tanggapi si Kakak dengan bilang, "Gitu doang masa nangis sih Kak, adeknya kan masih kecil. Ga sengaja doang itu maaah.. udah ah nangisnya. Gambar lagi aja yang baru giih.."

Efeknya adalah.. Karna diomelin, Kakak pun berhenti nangis. Rumah kembali ayem.. tapi di dalam hati si Kakak merasa asyeeem.. ohh jadi kalo adek bikin salah mah gapapa ya? Enakan jadi adek dong daripada Kakak?

Tapiii.. di lain kesempatan emak mencoba memanjangkan sedikit sumbu sabar yang dipunya dan memberikan respon berbeda,

Menggandeng Adek dibawa deketin Kakak sambil diajak, "Dek.. say sorry ke Kakak, ya.. tadi adek ga sengaja nyenggol Kakak. Tuh liat gambar Kakak jadi kecoret. Sedih deh Kakaknya.. Maaf ya Kaak.. kakak butuh kertas baru? Yuk kita ambilin buat Kakak yuk, Dek!"

Ini yang akan kita dapatkan! 😍

Kakak tersenyum dan bilang, "Iya adek gakk sengaja. Hati hati ya adeek.." dan dia lanjutin gambar dengan gembira.

Adik dan Kakak sama sama belajar bahwa di rumah ini, SIAPAPUN yang salah, wajib minta maaf. Ah ya.. siapapun.. termasuk.. ayah ibuknya 😂

***

Seorang teman pernah berkata, bahwa anak anak yang terlahir lebih dulu punya potensi yang saangaat besar untuk mencintai adik adiknya.

Hanya saja, mereka butuh sedikit dibantu oleh kita. Ayah Ibunya.

Dengan menghargai haknya,

Tidak memaksa harus selalu mengalah pada adiknya,

Dengan memahami perasaan yang mereka punya soal kebat kebitnya hati saat perhatian Ayah Ibu gak lagi bisa ia nikmati sendiri..

"Ketika orang tua memberikan waktu dan ruang untuk bersimpati dan berempati dengan si Sulung, anak sulung itu akan memiliki waktu dan ruang untuk bersimpati dan berempati pada adik adiknya.."

Sibling rivalry? We shall overcome Bu Ibuuk! Semangaat! 😁

Copas dari akun humaero Ummu umar

Minggu, 17 Februari 2019

Doa

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

*Allohumma yaa mudabbir dabbir wa yaa muyassir yassir yassir wa yaa musahhil sahhil sahhil umuronaa umuuroddun yaa wal aakhiroh aamiin aamiin aamiin ya mujiibassaailiin*

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Ya Allah yang maha agung
Panjangkan umur kami
Dalam  penuh taat kepadaMu
Sehatkan jiwa raga kami
Jauhkan dari penyakit
Yang menyusahkan
Hiasi kami dengan qonaah waro senang bersedekah
Bahagiakan kami
Izinkan kami umroh haji
Bersama anak keturunan kami
Satukan kami di Padang Mahsyar bersama Rasulullah
Masukkan kami kesyurgaMu
Aamiin aamiin aamiin ya mujiibassaailiin

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

_Selamat menikmati cinta Allah. Mari kita awali hari indah ini dengan tahajud, doa, Shubuh jamaah semoga hari ini penuh berkah aamiin_

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Selasa, 12 Februari 2019

Bahaya Kesehatan Bagi Si Penggemar Mie Instan

Bahaya Kesehatan Bagi Si Penggemar Mie Instan

Mie instan sudah menjadi ‘teman akrab’ masyarakat Asia. Selain rasanya memang nikmat, penyajiannya mudah dan harganya terjangkau. Tidak dipungkiri, mie instan menjadi makanan kesukaan semua kalangan, terutama para pekerja dan mahasiswa. Bagaimanapun juga, bahaya makan mie instan bagi kesehatan sudah jadi rahasia umum. Sebenarnya, sebahaya apa, sih, mie instan? Berikut infonya:

Merusak Pencernaan


Tahukah Anda? Satu porsi mie instan baru bisa dicerna oleh usus dalam waktu tiga hari. Jika Anda sering mengonsumsi mie instan, tentu tidak baik untuk pencernaan Anda. Kesehatan lambung, usus, dan organ pencernaan lainnya akan terganggu.

Pemicu Kanker


Mie instan biasanya mengandung bahan pengawet, terutama mie instan dalam cup. Pengawet makanan memicu pertumbuhan sel kanker. Karena itu, semakin sering Anda mengonsumsi mie instan, semakin besar kemungkinan sel kanker berkembang dan merugikan kesehatan Anda.

Memperlambat Metabolisme


Bahaya mie instan lainnya adalah memperlambat sistem metabolisme dalam tubuh. Jika Anda sering mengonsumsi mie instan, bukan tidak mungkin berat badan Anda akan naik secara drastis. Sebab, kalori yang menumpuk dalam tubuh tidak dapat diproses secara baik.

Kerusakan Hati


Zat berbahaya lainnya yang terkandung dalam mie instan adalah propylene glycol. Zat ini jika terkonsumsi dalam jumlah banyak dapat merusak fungsi hati. Fungsi hati yang terganggu bisa mengakibatkan banyak penyakit seperti kanker hati, hepatitis, atau pengendapan batu pada empedu. Duh… Mengerikan, ya?

Obesitas


Tepung terigu sebagai bahan baku dalam mie instan juga merugikan bagi kesehatan karena tidak mengandung vitamin apapun yang bermanfaat bagi tubuh. Untuk Anda yang gemar mencuri-curi waktu malam untuk menyantap mie instan, hati-hati obesitas mengancam! Efek obesitas tentu banyak, mulai dari gangguan jantung, diabetes, kolesterol, sampai hipertensi.
Sudah tahu, kan, bahaya mie instan bagi kesehatan? Kalau sedang ingin sekali makan mie instan, boleh saja sesekali, asalkan jangan terlalu sering. Jangan sekadar menuruti nafsu, ya, Moms, karena kesehatan lebih utama!