Selasa, 31 Oktober 2017

10 kata yang merusak perasaan anak-anak

1. Kita suKa mencaci maKi anaK Kita ini sebuah bahaya apalagi kalau kita sedang emosi Halo lagi emosi jauh dari anak Jangan jadikan anak korban yang mungkin kita malu mengatakannya kepada orang lain tapi kepada anak kita sembarangan
2. Menghina anak kita di depan kawan-kawannya misalnya ketika sedang antar jemput sekolah di depan teman-temannya kita mengatakan hal-hal yang tidak patut untuk dirinya. malah ada yang pernah berkata saking kesalnya dia mengatakan saya heran kenapa bisa punya anak seperti kamu .
Bisa jadi dia diam saja tetapi seBenarnya hati amat sangat hancur sehingga dia susah dinasehati dan mengeras hatinya
Jika kita punya sesuatu hal yang perlu kita nasehat ketika dia Jangan di depan orang .
Walaupun niatnya menasehati tidak di depan orang lain yang dipakai di dalam keadaan yang berdua saja
3. MeMbandingkan kamu tuh jangan seperti itu Lihatlah Adek kamu kalau kamu dia baik devinta dikejar pinter ngaji pencerna pelajaran kamu apa sih . Menyakiti anak terlihat seperti itu itu bahaya lidah salah satunya. Kita yang dewasa saja jiKa Kita dibandingKan dengan orang lain pasti tersinggung Padahal kita orang dewasa yang tidak paham
4. MeMberikan persyaratan-persyaratan cinta dg syarat. Umi sayang kamu aku cinta kamu kalau kamu sholat kalau kamu ngaji kalau kamu berbuat baik jika kita tidak mencintainya atau tidak memperhatikan  ikan dia dan mencerahkan ketikan kita pada dia maka dia akan pergi mencari orang lain yang bisa Mencintainya. Walaupun itu orang lain dan orang jauh yang mungkin tidak terlalu Dia kenal.
5. Kita menyampaiKan info info atau informasi yang salah maksudnya apa Eh laki-laki nggak boleh nangis Siapa bilang gak boleh nangis boleh laki-laki itu boleh nangis. itu mengakibatkan sakit jiwa Karena dia Bertahan bahan-bahan menjadi beban lama-lama stress dan sakit jiwa. kelihatannya sepele ya Bu
6. Kita selalu memberiKan ancaman . Ayah abisin kalau ngga nanti datang hantu loh . Niat kita supaya dia cepat makaN cepat tidur tapi jadi Nggak bagus padahal dalam psikologi anak-anak kecil itu dalam sampai 6 tahun itu dia mampu menghafal 7 bahasa. Jadi kalau kita mengadakan hal-hal yang belum tentu dia akan langsung menyimpan di dalam dirinya. Tapi kiTa sia-siakan kesempatan emas ini
7. Melarang sesuatu tapi tanpa sebab . Saya mau ke sini mau saya mau ke situ tidak boleh jangan tidak ada tidak bisa tapi kita tanpa menjelaskan Sebab kenapa. Kalau Kita mau melarang Kita tentu harus menjelasKan apa sebabnya misalnya jangan nonton TV dekat-dekat nanti mengganggu matamu. Kalau maKan Abisin ya deK Karena di dalam maKanan itu ada berKah jadi Kita nggaK tahu berKahnya ada dimana.
Ayo Sana tidur jangan nonton TV tapi ketika anak di kamar aku mengendap-endap nonton TV.
Coba Bagaimana perasaan anak di kali anak tahu ibunya melarang Nonton TV tapi ibunya mengendap-endap nonton TV

8.  menghancurkan kepercayaan anak pada dirinya. Kamu bodoh banget ngga baKal bisa ada yang mau ngapain juga jadi orang tua mengajarkan dirinya dan dia berusaha dengan kuat tapi dalam mansetnya dia tetap merasa dia tidak bisa . seminar sel melahirkan kamu kamu tuh belajar gimana juga bodoh dan pintar.
Saya benci sama benci  lahiran kamu .

9. Kita mendoaKan hal-hal yang buruK . Rasulullah mengatakan kepada orang tua bahwa tidak boleh mendoakan hal-hal yang buruk. Misalnya ketika anak pergi di ruMah tanpa paMit ya seperti gajah LoMbok dan celaka atau apa gitu Ya tapi walaupun itu terjadi dia pasti sedih juga akan kalah.
Tidak bisa bilang baik lebih baik diam . Karena doa orang tua itu Insyaallah diKabulKan oleh Allah. 
Kalau Kamu bohong mudah-mudahan celaKa Kamu .
Bisa juga Berkah karena dengan kondisi yang tidak Bisa Bergerak sama sekali dia pergi ke pulau Quran dan dia tidak pernah tinggal sholat malam dan ceramah di mana-mana.

10.  membuka dan membongkar aib anak kita di hadapan orang lain. Ini anakku gak tau malu suka pipis di tempat tidur Capek membersihkan. Jadi kesempatan teman-temannya untuk mengaJak dia itu tidak baik
.

Minggu, 29 Oktober 2017

JANGAN TERPEDAYA DENGAN GEMERLAP DUNIA..

*📚JANGAN TERPEDAYA DENGAN GEMERLAP DUNIA.. !!!*

OCTOBER 9, 2017 ADMIN

رَغِيْفُ خُبْزٍ يَابِسٍ = تَأْكُلُهُ فِي زَاوِيَةْ

“Sepotong roti kering yang engkau makan di pojokan….”

وَكُوْزُ ماءٍ باردٍ = تَشْرَبُهُ مِنْ صَافِيَةْ

“Dan secangkir air dingin yang kau minum dari mata air yang jernih….”

وَغُرْفَةٌ ضَيِّقَةٌ = نَفْسُكَ فِيْهَا خَالِيَةْ

“Dan kamar sempit yang jiwamu merasa kosong di dalamnya…”

أَوْ مَسْجِدٌ بِمَعْزِلٍ = عَنِ الْوَرَى فِي نَاحِيَةْ

“Atau mesjid yang terasing dan jauh dari manusia, lalu engkau berada di sudut mesjid tersebut…”

تَقْرَأُ فِيْهِ مُصْحَفاً = مُسْتَنِداً لِسَارِيَةْ

“Engkau membaca Al-Qur’an sambil bersandaran di sebuah tiang mesjid…”

مُعْتَبِراً بِمَنْ مَضَى = مِنَ الْقُرُوْنِ الْخَالِيَةْ

“Seraya mengambil ibroh/pelajaran dari kisah-kisah orang-orang terdahulu yang telah tiada…”

خَيْرٌ مِنَ السَّاعَاتِ فِي = فَيْءِ الْقُصُوْرِ الْعَالِيَةْ

“Itu lebih baik daripada berlama-lama di dalam istana-istana yang megah…”

تَعْقُبُهَا عُقُوْبَةٌ = تَصْلَى بِنَارٍ حَامِيَةْ

“Yang akhirnya mengakibatkan dosa yang menyebabkan engkau masuk dalam api yang panas…”

فَهَذِهِ وَصِيَتِي = مُخْبِرَةٌُ بِحَالِيَةْ

“Ini adalah washiatku yang mengabarkan tentang dirinya…”

طُوْبَى لِمَنْ يَسْمَعُهَا = تِلْكَ لَعُمْرِي كَافِيَةْ

“Sungguh beruntung orang yang mendengarnya…demi Allah washiat ini sudahlah cukup (memberi pelajaran…)”

فَاسْمَعْ لِنُصْحِ مُشْفِقٍ = يُدْعَى أَبَا الْعَتَاهِيَةْ

“Maka dengarlah nasehat orang yang sayang dan khawatir kepadamu yang dikenal dengan Abul ‘Ataahiyah..”

Sungguh indah sya’ir Abul ‘Ataahiyah di atas, terutama bagi yang mengerti bahasa arab.

Sedikit waktu yang disempatkan untuk membaca Al-Qur’an di pojokan mesjid jauh dari pandangan manusia…ternyata jauh lebih bernilai dari kemegahan istana yang hanya sementara.

Benarlah jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan ;

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Sholat sunnah dua rakaat qobliah subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya”

Janganlah terpedaya dengan kenikmatan dunia…sesungguhnya ia adalah kenikmatan yang semu dan sementara…

Ingatlah akan kenikmatan akhirat yang jauh lebih baik dan abadi.
Jika seseorang disuruh memilih mendapatkan kenikmatan secangkir susu, akan tetapi kapan saja bisa ia minum dan tersedia, atau memilih kambing guling akan tetapi hanya sekali saja bisa santap, tentu orang yang berakal akan memilih secangkir susu –meskipun sedikit- akan tetapi terus tersedia selama puluhan tahun, kapan saja siap untuk diminum.

Maka bagaimana lagi jika perkaranya sebaliknya…kambing guling yang terus siap tersedia kapan saja bisa disantap, dibandingkan dengan secangkir susu yang hanya bisa sekali diminum??

Bagaimana lagi dengan hanya secangkir air putih…???

Demikianlah…kenikmatan dunia selain sedikit iapun fana dan akan sirna. Adapun kenikmatan akhirat sangat banyak dan abadi…

Jika engkau terpedaya dan terkagum-kagum bahkan kepingin tatkala melihat kenikmatan dan kemewahan benda-benda dunia, sedangkan engkau sedang menghadapi sulitnya kehidupan dunia maka agar engkau tidak terpedaya… ucapkanlah doa yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إِلاَّ عَيْشُ الآخِرَةِ

“Yaa Allah tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali kehidupan akhirat” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Doa ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ucapkan tatkala Nabi dan para sahabat kaum muhajirin dan anshor sedang menggali parit dalam perang Khandak, sementara perut-perut mereka keroncongan karena kelaparan, bahkan mereka mengikatkan batu ke perut-perut mereka untuk menahan rasa lapar.

Ustadz DR. Firanda Andirja MA, حفظه الله تعالى

📕📗📙📒📘📕📗📙📒📘

ANCAMAN BERDUSTA ATAS NAMA ALLAH DAN RASUL…

ANCAMAN BERDUSTA ATAS NAMA ALLAH DAN RASUL…

OCTOBER 22, 2017 ADMIN

Perkataan dalam agama yang “Tidak Ada Keterangannya” di dalam al-Qur’an, hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, perkataan para sahabat Nabi dst tidak boleh dijadikan sandaran dalam berdalil atau disebarluaskan !

Pada saat ini semakin banyak orang yang tidak berhati-hati dalam menukil tulisan, pembicaraan, artikel dll, baik di group WA, Telegram, Facebook atau media sosial lainnya, tanpa memastikan terlebih dahulu tentang kebenarannya, sehingga mereka sering kali dengan mudahnya menshare dari hadits palsu, bathil, tidak ada asal usulnya, munkar, dho’iifun jiddan dll. Hal itu jelas dapat menyesatkan manusia dan memfitnah mereka serta membawa kepada kedustaan.

Dan ini merupakan perbuatan dosa besar, karena menyandarkan suatu perkataan dusta kepada Allah dan Rasul-Nya, padahal Allah dan Rasul-Nya tidak pernah berkata seperti itu.

Tidakkah takut dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي قَالَا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يَكْذِبُ بِالْكَذْبَةِ تُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Semalam aku melihat dua orang mendatangiku (yaitu dua malaikat yang menjelma menjadi dua lelaki), mereka berdua berkata : “Orang yang engkau lihat dirobek sisi mulutnya hingga pipinya adalah seorang pendusta yang berdusta dengan satu dusta, lantas dusta tersebut disebarkan hingga mencapai penjuru ufuq, maka dia disiksa demikian hingga hari kiamat” (HR. Bukhari no.6096, hadits dari Samuroh bin Jundub)

Allah Ta’ala telah mengingatkan kita agar senantiasa dan selalu mengecek kebenaran suatu berita :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا

(1). “Wahai orang-orang yang beriman ketika datang kepada kalian orang yang fasik dengan membawa suatu berita maka tabayyunlah (carilah kebenaran berita itu)…” (QS. Al-Hujurat : 6)

(2). “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Israa’ : 36)

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ , إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

(3). “Dan tiadalah yang diucapkan (Rasul) itu (yaitu Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (QS. An-Najm : 3-4)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

(4). “Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya di Neraka” (HR. Bukhari no. 107 dan Muslim no. 3, hadits dari Abu Hurairah).

إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

(5). “Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas nama orang lain. Karena barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya dari Neraka” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4, hadits dari al-Mughirah)

إِنَّ الَّذِي يَكْذِبُ عَلَيَّ يُبْنىَ لَهُ بَيْتٌ فىِ النَّارِ

(6). “Sesungguhnya orang yang berdusta atas namaku akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam Neraka” (HR. Ahmad II/ 32, 103, 144, hadits dari Ibnu Umar, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 1694 dan Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 1618)

سَيَكُوْنُ فىِ آخِرِ الزَّمَانِ نَاسٌ مِنْ أُمَّتىِ يُحَدِّثُوْنَكُمْ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوْا أَنْتُمْ وَ لاَ آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَ إِيَّاهُمْ

(7). “Pada akhir zaman nanti akan ada orang-orang dari umatku yang memberitakan kepada kalian suatu hadits yang tidak pernah didengar oleh kalian dan juga oleh bapak-bapak kalian. Oleh karena itu berhati-hatilah kalian kepada mereka. Sehingga mereka tidak akan bisa menyesatkan kalian dan juga tidak bisa menebar fitnah kepada diri kalian” (HR. Muslim no.7, hadits dari Abu Hurairah)

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

(8). “Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) setiap apa saja yang dia dengar” (HR. Muslim no.5 dan Abu Dawud no.4992, lihat ash-Shahiihah no.205).

Imam Ibnu Hibban berkata : “Di dalam hadits ini ada ancaman bagi seseorang yang menyampaikan setiap apa yang dia dengar sampai dia tahu dengan seyakin-yakinnya bahwa hadits atau riwayat itu adalah shahih” (Kitab Majruhin minal Muhadditsin I/16-17).

Imam an-Nawawi dalam Kitab Syarah Shahih Muslim berkata :

وَأَمَّا مَعْنَى الْحَدِيث وَالْآثَار الَّتِي فِي الْبَاب فَفِيهَا الزَّجْر عَنْ التَّحْدِيث بِكُلِّ مَا سَمِعَ الْإِنْسَان فَإِنَّهُ يَسْمَع فِي الْعَادَة الصِّدْق وَالْكَذِب ، فَإِذَا حَدَّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ فَقَدْ كَذَبَ لِإِخْبَارِهِ بِمَا لَمْ يَكُنْ

“Makna hadits dan atsar yang ada dalam bab ini adalah peringatan agar tidak menyampaikan apa saja yang didengarnya. Karena biasanya berita itu ada yang benar dan ada yang dusta. Maka apabila ia membicarakan semua yang didengarnya maka sungguh dia telah dusta karena menyampaikan apa yang sebenarnya tidak ada“

Berhati-hatilah dalam menulis, berbicara dan menyebarkan berita yang seperti itu, karena orang itu akan tertuduh sebagai “PENDUSTA“.

Allah Ta’ala berfirman :

قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ

(9). “Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta” (QS. Adz-Dzaariyaat : 10)

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

(10). “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa ilmu ? Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al-An’aam : 144).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

(11). “Sesungguhnya kedustaan itu akan menjerumuskan kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke dalam Neraka. Seseorang yang biasa berdusta maka di sisi Allah ia akan dicap sebagai PENDUSTA” (HR. Bukhari no.6094 dan Muslim no.2606, hadits dari Abdullah bin Mas’ud).

إِيَّاكُمْ وَ كَثْرَةَ اْلحَدِيْثِ عَنىِّ فَمَنْ قَالَ عَلَيَّ فَلْيَقُلْ حَقًّا أَوْ صِدْقًا وَ مَنْ تَقَوَّلَ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

(12). “Waspadalah kalian dari banyak menyampaikan hadits dariku. Barangsiapa yang hendak berkata maka berkatalah yang benar atau yang hak. Dan barangsiapa yang berucap atas namaku yang TIDAK pernah aku ucapkan maka bersiaplah tempatnya di Neraka” (HR. Ibnu Majah no.35, Ahmad V/ 297 dan ad-Darimi I/ 77, hadits dari Abu Qatadah, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no.2684 dan Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no.1753)

Berhati-hatilah, sudah banyak ikhwan dan akhawat yang tergelincir…

Berhati-hatilah, karena Allah akan menghisab apa yang ditulis dan di sebarkan…

Ini adalah permasalahan besar, hendaklah berilmu terlebih dahulu sebelum beramal…

Maka dari itu, sebelum menyebarkan artikel perhatikanlah adab-adab berikut ini :

(1). Periksa terlebih dahulu kevalidan artikel tersebut.

(2). Bila bc itu berisi pesan agama, maka pastikan keshohihan isi bc tersebut baik dari sisi materi, dalil dan sisi pendalilannya. Bertanyalah pada orang yang berilmu.

(3). Bila hanya menukil artikel, maka berilah keterangan sumber artikel tersebut.

(4). Bila terlanjur salah dalam menyampaikan artikel maka segeralah meluruskan artikel tersebut dan tidak perlu malu, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah.

(5). Tidak semua yang didengar atau dibaca lantas langsung disebarkan.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata :

“Diharuskan bagi seorang yang ingin menilai suatu ucapan, perbuatan atau golongan untuk berhati-hati dalam menukil dan tidak memastikan kecuali (setelah) benar-benar terbukti, tidak boleh mencukupkan diri hanya dengan isu yang beredar, apalagi jika hal itu menjurus kepada celaan terhadap seorang ulama” (Dzail at-Tabr al-Masbuk hal 4 oleh as-Sakhawi, dari Qashash Laa Tatsbutu II/16 oleh Masyhur bin Hasan Salman).

Ustadz Najmi Umar Bakkar, حفظه الله تعالى

http://bbg-alilmu.com/archives/31827

TIDAK MEMBERSIHKAN DIRI DARI AIR KENCING SEBAB SIKSA KUBUR*

‼ 📚  *TIDAK MEMBERSIHKAN DIRI DARI AIR KENCING SEBAB SIKSA KUBUR*

✍ Oleh : Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari

Islam adalah agama yang sempurna. Semua perkara yang dibutuhkan manusia di dunia ini dan di akhirat nanti telah dijelaskan. Termasuk masalah kesucian dan kebersihan. Banyak ayat  al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memerintahkan atau menganjurkan kebersihan. Allâh Azza wa Jalla berfirman,

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Dan pakaianmu bersihkanlah. [Al-Mudatsir/74: 4]

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. [Al-Baqarah/2: 222].

_*Air Kencing Itu Najis*_

_*Air kencing manusia termasuk najis, maka badan, pakaian, atau tempat yang terkena air kencing harus dibersihkan.  Jika tidak dibersihkan, maka itu bisa menjadi penyebab siksa kubur.*_

عَنْ أَنَسٍ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ :  تَنَزَّهُوا مِنَ الْبَوْلِ فَإِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْهُ

Dari Anas Radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah diri dari air kencing. Karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur berasal darinya.” [HR. Ad-Dȃruquthnȋ dalam Sunannya, no. 459. Dan hadits ini dinilai shahȋh oleh Syaikh al-Albani dalam Irwȃul Ghalȋl, no. 280]

Oleh karena itu Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Dosa Besar ke-36: Tidak Membersihkan Diri Dari Air Kencing, Dan Itu Termasuk Syi’ar Nashara”. [Al-Kabȃir, hlm. 141]

Pada zaman dahulu di kalangan Bani Israil, jika baju mereka atau bahkan kulit mereka terkena air kencing, maka mereka mengguntingnya.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَسَنَةَ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ   وَفِي يَدِهِ الدَّرَقَةُ، فَوَضَعَهَا، ثُمَّ جَلَسَ فَبَالَ إِلَيْهَا، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: انْظُرُوا إِلَيْهِ يَبُولُ كَمَا تَبُولُ الْمَرْأَةُ، فَسَمِعَهُ النَّبِيُّ  صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: “وَيْحَكَ، أَمَا عَلِمْتَ مَا أَصَابَ صَاحِبَ بَنِي إِسْرَائِيلَ؟ كَانُوا إِذَا أَصَابَهُمْ الْبَوْلُ قَرَضُوهُ بِالْمَقَارِيضِ، فَنَهَاهُمْ ، فَعُذِّبَ فِي قَبْرِهِ”

Dari Abdurrahman bin Hasanah Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui kami, Beliau membawa tameng kulit  di tangannya, lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkannya. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk lalu buang air menghadap kepadanya (yakni menggunakan tameng itu sebagai penutup-pen). Sebagian orang berkata (mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), “Lihat orang ini, dia buang air seperti wanita buang air (yakni Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menjaga aurat ketika buang air-pen)”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengarnya, maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kasihan engkau, tidakkah engkau tahu siksa yang menimpa seorang lelaki Bani Israil? Jika air kencing mengenai mereka, mereka biasa mengguntingnya dengan gunting. Lalu lelaki itu melarang mereka, sehingga dia disiksa di dalam kuburnya”. [HR. Ibnu Majah, no. 346. Dishahȋhkan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth]

_*Penyebab Siksa Kubur*_

Hadits Abdullah bin ’Abbâs Radhiyallahu anhuma, dia berkata:

مَرَّ النَّبِيُّ  صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَبْرَيْنِ فَقَالَ إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan, lalu Beliau bersabda: _*“Sesungguhnya keduanya ini disiksa, dan tidaklah keduanya disiksa dalam perkara yang berat (untuk ditinggalkan). Yang pertama, dia dahulu tidak menutupi dari buang air kecil. Adapun yang lain, dia dahulu berjalan melakukan namimah (adu domba)”.*_

Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil sebuah pelepah kurma yang basah, lalu membaginya menjadi dua, kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menancapkan satu pelepah pada setiap kubur itu. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasûlullâh, kenapa anda melakukannya”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Semoga Allâh meringankan siksa keduanya selama (pelepah kurma ini) belum kering”.
[HR. Bukhari, no. 218; Muslim, no. 292]

Di dalam hadits lain Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan penyebab keringanan siksa kubur itu adalah syafa’at Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنِّي مَرَرْتُ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ، فَأَحْبَبْتُ، بِشَفَاعَتِي، أَنْ يُرَفَّهَ عَنْهُمَا، مَا دَامَ الْغُصْنَانِ رَطْبَيْنِ

Aku melewati dua kuburan yang (penghuninya) sedang disiksa, maka Aku suka agar siksa keduanya diringankan selama kedua pelepah kurma itu masih basah. [HR. Muslim, no. 3012; dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu]

Hadits di atas juga memberikan faedah agar menutupi diri ketika buang air, baik dengan masuk kamar kecil, atau jika berada di tempat terbuka dengan menjauh dari pandangan orang. Itu adalah sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diterangkan di dalam hadits berikut ini,

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي قُرَادٍ قَالَ: خَرَجْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْخَلَاءِ، وَكَانَ إِذَا أَرَادَ الْحَاجَةَ أَبْعَدَ

Dari Abdurrahman bin Abi Quraad Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku pernah keluar bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju tempat buang air, dan kebiasaan beliau jika menginginkan buang hajat beliau pergi ke tempat yang jauh.” [HR. Nasai, no. 16;  dishahihkan oleh  Syaikh Al-Albani. Lihat Silsilah Ash-Shahȋhah, no. 1159]

_*⚠  Maka termasuk perbuatan kurang adab ketika sebagian orang, baik orang tua atau anak-anak, laki-laki atau perempuan, buang air di pinggir jalan. Bau kencing tersebut juga akan mengganggu orang lain, sehingga menyebabkan cacian kepada pelakunya.*_

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ  صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : اتَّقُوا الْمَلَاعِنَ الثَّلَاثَةَ: الْبَرَازَ فِي الْمَوَارِدِ، وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ، وَالظِّلِّ

Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jagalah dirimu dari tiga tempat yang membawa laknat: buang hajat di tempat-tempat berkumpulnya air, di jalan raya, dan di tempat bernaung”. 
[HR. Abu Dawud, no. 26;  dihasankan oleh  Syaikh Al-Albani]

Alangkah agungnya agama Islam, yang memberikan pengajaran adab dan tidak merusak atau menodai fasilitas-fasilitas umum yang dibutuhkan oleh masyarakat. Semoga Allâh Subhanahu wa Ta’ala selalu membimbing kita di atas kebaikan dan menjauhkan dari segala keburukan. Aamiin.


Jumat, 20 Oktober 2017

*Meng-aqil Baligh-kan Anak*

*Meng-aqil Baligh-kan Anak*

oleh : Ustadz Adriano Rusfi, Psi.

_Libatkan anak dalam masalah_

Saya baru punya mobil usia 42 tahun. Rumah baru punya 2 tahun lalu, sebelumnya ngontrak.

Dulu saat usia saya 28 tahun, teman-teman saya bilang, _“Lu makanya yang fokus dong cari duit.”_

Saya cuek saja, saya memilih fokus mendidik anak. Saya percaya dengan prinsip "Life begin at forty". Bagaimana pun waktu bersama dengan anak tidak akan bisa diulang saat anak2 sudah dewasa.

Kalau sekarang teman-teman saya kagum dan bilang, _“Lu hebat banget sih?”_

Saya sekarang bisa membalas, _“Mungkin dulu Lu kecepetan fokus sih.”_

Karena setelah menikah dan mempunyai anak, saya memilih fokus untuk mendidik anak-anak saya.

*Supaya beban finansial saya cepat beres, saya fokus meng-aqilbaligh-kan anak-anak.*

Anak saya dari usia SMP sudah menjadi loper koran, membuka jasa servis tamiya, membantu scoring lembar psikotest.

Saya memberikan syarat jika anak meminta sesuatu, maka 10% haruslah memakai uangnya sendiri. Sehingga setiap permintaan anak saya akan dimulai dengan pertanyaan: “Abi ada duit nggak?”

Ketika anak saya ingin sepeda motor, saya katakan, “Bebas boleh pilih yang mana saja, asal 10% uang sendiri.”

Anak saya jadi berpikir juga. Yang 16 juta, harus ada 1,6 juta. Akhirnya anak saya memilih yang 9 juta saja, karena merasa mampu menyediakan 10%-nya. Abi nya senang, anak senang.

Ketika anak meminta barang baru sementara barang yang lama masih bisa dipakai, saya hanya katakan, _"Harusnya kamu bersyukur abi sudah belikan yang itu dan kamu masih bisa gunakan itu."_

Salah satu cara mendidik anak menjadi Aqil Baligh adalah dengan tidak menyembunyikan masalah dari anak. Rem masa baligh anak dengan membantu orang tua menyelesaikan masalahnya.

*Jadi kurang tepat juga ketika mengatakan, “Biar Ayah saja yang menderita, kamu belajar saja yang rajin.”*

Itu adalah kalimat kurang ajar. Bukti bahwa si Ayah Egois. Mengapa si ayah tidak mengijinkan anaknya mengikuti jalan suksesnya? Tidak ada sejarahnya orang sukses hanya dari gelimangan kemudahan.

Konglomerat Tionghoa itu sadis-sadis sama anaknya. Kalau anak mereka minta macam-macam, jawabnya “Sudah bagus Bapak kasih segitu.”

Kita saja yang Melayu ini suka memanjakan anak. Ada tetangga saya Tionghoa yang pengusaha kaya raya. Ketika hujan, ia memberikan payung buat anaknya supaya jadi ojek payung.

Ketika anak saya sudah memasuki usia aqil baligh, anak saya beritahu. “Kamu ini sebenarnya sudah bisa abi suruh pindah, tapi sekarang masih boleh tinggal dirumah. Hanya kamu statusnya numpang. Numpang makan, numpang tidur. Jadi tahu diri ya sebagai penumpang. Baik-baik sama tuan rumah.”
Maka anak pun akan berusaha mematuhi tata tertib untuk tidak pulang malam, dll.

Hadapkan anak dengan berbagai masalah dan harus mencari solusinya sendiri adalah bagian dari upaya meng-aqilbaligh-kan anak kita. Ajari anak cari uang, ajari anak berorganisasi. Libatkan anak dengan masalah.

Anak mulai bisa diajarkan kemandirian saat usia di atas 7 tahun. Itu sudah fitrahnya. Didik anak dengan penuh optimis, tidak perlu rekayasa. Dan jangan lupa untuk meminta kepada Allah melengkapi kekurangan kita dalam mendidik anak-anak.

#PendidikanAqilBaligh
#SeniMendidikAnak
#GoodJob
#SmartAndReligius

MEMAHAMI WATAK

MEMAHAMI WATAK
Oleh Dr. Aisha Dahlan

Watak diturunkan secara genetik. Tidak berubah tapi bisa dibentuk. Program watak yang diturunkan secara genetik melalui kromosom itu, Allah simpan di bagian otak yang dinamakan lobus parietal. Sedangkan program pembentukan karakter disimpan di lobus frontalis.

Berapa ilmuan sudah mempelajari tentang watak semenjak 300 SM diantaranya Hipocrates, dilanjutkan Galen (149 SM) hingga abad 18, Florence Littauer (1928-2015). Seiring perkembangan zaman ditemukanlah bahwa watak diturunkan secara genetik dan selalu melekat pada manusia. Watak manusia terbagi menjadi 4 jenis yang bisa diidentifikasi dengan bermacam cara.

Cara yang paling sederhana untuk mendeteksi watak dengan akurasi 80% adalah dengan menjawab spontan pertanyaan sbb:
Apabila kita disuruh membuat suatu pentas drama peran apa yang kau ingin mainkan? Pilih salah satu kemudian pilih lagi satu diantara 3 pilihan yang belum dipilih.
1. Artis            2. Sutradara
3. Penonton   4. Penulis skenario

Pilihan yang lazim diantaranya 1&2, 2&4, 1&3, 3&4. Sedangkan pilihan yang beseberangan 1&4, 2&3 merupakan pilihan yang tidak lazim.

Mari kita lihat penjelasan pilihan peran tersebut jika dihubungkan dengan tipe watak manusia.
Tipe watak manusia ada 4:
1. Pembicara (Sanguinis), hasrat : gembira
2. Pelaku (Koleris), hasrat: mengatur
3. Pengamat (Plegmatis), hasrat: damai
4. Pemikir (Melankolis), hasrat: sempurna

Pilihan Artis adalah tipe Pembicara, hasratnya gembira. Selalu mau spontan, cepat gembira, kalau bercerita asyik, kreatif, banyak ide, sulit mengerjakan detail, bagus jadi marketing.

Pilihan Sutradara adalah tipe Pelaku yang berhasrat mengatur, menyuruh, memimpin. Dikaruniai Allah untuk bisa mengambil keputusan dalam keadaan darurat. Dapat mengambil keputusan dengan cepat meskipun salah.

Pilihan Penonton adalah tipe Pengamat yang memiliki hasrat damai. Ciri-cirinya: Tidak enak menyuruh, jarang marah tapi sekali marah serem, tempat curhat, bemper, suka menolong. Kekuatannya adalah tenang dan damai. Kekurangannya terlalu damai, sering menunda-nunda, tidak mau buru-buru, sering capek menahan amarah. Buku bagus yang harus dibaca orang tipe ini diantranya "Malas tapi sukses" dan "The Power of Kepepet". Karena kekuatannya keluar kalau sedang kepepet 😊.

Pilihan Penulis Skenario adalah Pemikir. Memiliki hasrat sempurna.
Ciri khas : Apa-apa dipikir. Sudah tidak dilihat tapi masih dipikir.
Kebiasaan dari kecil pencet odol dari bawah walaupun gak diajari (sempurna habisnya), rapi dan detil.
Kelemahannya: Takut salah, perfeksionis, standart tinggi, target nilai, susah tidur, sering memakan waktu lama untuk mengambil keputusan, sering capek, dendam (ingat terus kalau disakiti).

🌷 Bagaimanakah watak menurut agama Islam?

Dalam Islam keempat tipe watak ini diwakilkan oleh 4 sahabat Rasulullah SAW, yaitu:
Abu Bakar  (tipe Pengamat, Plegmatis),
Umar bin Khatab (tipe Pelaku, Koleris),
Ustman bin Affan (tipe Pemikir, Melankolis) dan
Ali bin Abi Thalib (tipe Pembicara, Sanguinis).

Dalam Qs Al Isra' : 84 Allah berfirman:
"Setiap orang berbuat dengan pembawaannya masing-masing maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya."

Bukan berarti dua watak yang melekat tersebut dibiarkan berkembang dengan sendirinya tanpa pembentukan karakter. Pembentukan karakter ini adalah dengan mencontoh sifat dan perbuatan Rasulullah Saw. Sebagaimana para sahabat mencontoh Rasulullah saw tanpa menghilangkan pembawaannya masing-masing. Abu Bakar tetap menjadi Abu Bakar, Umar tetap Umar, Utsman tetap Utsman dan Ali tetaplah Ali.

Pembentukan karakter ini disimpan dalam program otak bagian depan (lobus frontalis). Jika 2 watak bawaan disimpan di otak bagian parietal maka 2 watak yang lain disimpan di bagian frontalis.
Tugas  orang tuanyalah untuk membentuk karakter sang anak. Pembentukan karakter haruslah dengan cara yang tepat sesuai dengan watak sang anak. Analoginya  jika kita membuat suatu barang perlu perkakas yang sesuai dengan bahan bakunya. Tidak perlu gergaji untuk memotong plastik.
Anak Melankolis lebih mudah diatur untuk rapi.
Tetapi untuk membuat anak Sanguinis menaruh handuknya dengan rapi tidaklah mudah dan kita harus memakluminya dengan usahanya sudah mau menaruh handuk pada tempatnya meski tidak rapi.
Anak Koleris lebih susah tersenyum menerima tamu.
Banyak korban narkoba yang merupakan anak Sanguinis yang tidak didengar cerita lucunya oleh orang tuanya yang selalu menanggapinya dengan serius.

Allah mengaruniai pasangan (belahan jiwa) yang memiliki watak bersebrangan. Mitra yang yang terbaik adalah mitra yang terbalik. Saling mengisi untuk saling melengkapi dan belajar.

Semoga bermanfaat. 🌻

Kamis, 19 Oktober 2017

▪ *SABAR* ▪

Mutiara Jum'at 💧🌿

▪ *SABAR* ▪

~Direndahkan tidak mungkin jadi *SAMPAH,*
~Disanjung tidak mungkin jadi *REMBULAN.*
Maka jangan risaukan *OMONGAN* orang, sebab setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

Teruslah melangkah selama engkau di jalan yang *BENAR,* meski terkadang *KEBAIKAN TIDAK SELALU DIHARGAI.* Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang dirimu, sebab yang menyukaimu *TIDAK BUTUH* itu dan yang membencimu *TIDAK PERCAYA* itu.

*HIDUP* itu bukan tentang siapa yang *TERBAIK,* tapi tentang SIAPA yang mau *BERBUAT BAIK.*
Jika didzalimi orang *JANGAN BERPIKIR* untuk *MEMBALAS DENDAM,* tapi berpikirlah cara *MEMBALAS dengan KEBAIKAN.*

Jangan mengeluh, teruslah *BERDOA dan BERSYUKUR.* Sibukkan diri dalam *KEBAIKAN* hingga *KEBURUKAN LELAH MEMGIKUTIMU.*

Orang *TAK BERIMAN* berkata, *SABAR itu ADA BATASNYA.*
Tapi bagi orang yang *BERIMAN, SABAR itu TANPA BATAS.*

Jadi , sabar itu menerima dahulu kehadiran tamu yang bernama *"MASALAH"* sebelum kita melepaskannya. Sebab kita tokh tak akan mudah melepas sesuatu yang belum kita terima
Masalah itu akan mudah berpamitan bila sudah kita jamu dengan *BERSYUKUR.*

So , sebaiknya hindari mengatakan
*"BERSABARLAH SEGALANYA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA "*
Sebab dengan pernyataan semacam ini membuat kita " *MENUNGGU "* keindahan itu hadir. Dan apapun yang ditunggu itu bisa *TERASA LAMA dan MELELAHKAN*
Jadi, *SABAR* itu bukan seberapa lama kita *MENUNGGU,*
*SEBERAPA BERAT KITA DITEKAN, SEBERAPA PAHIT KITA DI UJI.*
Tapi seberapa hebat tekanan itu mampu mengasah kita meng create gagasan dan ketrampilan diri  untuk lepas dari tekanan tersebut.
Dan disaat itu pula kita  berhasil menemukan " *SOLVE "* laksana cahaya di ujung terowongan yang gelap...

Selamat beraktivitas &
Tetap semangat...🙏🏻

Kelas I Ketum Salimah Dra. Hj. Siti Faizah @Coaching group Humas Salimah

*Notulensi*

Kelas I Ketum Salimah Dra. Hj. Siti Faizah

@Coaching group Humas Salimah

Rabu, 18/20/17

- Voice note -

Berbicara Humas dalam ranah ilmu praktis tentu meliputi lingkup kerja yang sangat luas, mulai dari human relations hingga public relations. Sesuai dengan Nama Departemen yang ada di Salimah, Dep. Humas dan media saat ini diharapkan bisa menjadi mediator dan fasilitator bagi Salimah antara organisasi dengan masyarakat melalui sarana publikasi, dokumentasi baik media massa maupun media sosial.
Saya menyadari bahwa medsos dikenal jauh lebih dahsyat, dapat menampung berbagai kreatifitas dari berbagai lapisan masyarakat. Medsos juga lebih cepat, lebih akurat, lebih simpel bahkan paling murah. Hanya saja media ini sgt rentan dengan kebohongan, kepalsuan (hoax). Inilah hakekat peperangan yang saat ini terjadi antra Haq dan Batil.
Berharap sekali, ketika seluruh insan humas di seluruh struktur Salimah memahami kondisi ini sebagai motivasi dalam rangka meningkatkan Humas yang mengedepankan dan berhasil meramaikan dunia media dengan kebaikan (alhaq), semoga bisa meminimalisir munculnya kebatilan atau setidaknya bisa menetralisir hoax dengan kebaikan dan kebenaran.

Ada pengakuan buruk yang terlanjur dilegitimasi dalam dunia media bahwa bad news is good news. Namun sebagai tim humas kita bisa belajar meningkatkan skill penulisan, Alhamdulillah....semoga kelas coaching ini bisa mengupgrade kemampuan pengurus Humas dalam membuat tulisan, memahami angle berita, mengolah informasi menjadi berita yang dicari dan asyik dibaca dst.

Perlu dipahami bhw ketika Allah SWT menjadikan Al Qur'an sebagai pusat komunikasi dan informasi yang terjamin kebenarannya, hakikatnya menjadi contoh bagi umat Islam bahwa nilai2 kejujuran dan kebenaran harus diperjuangkan agar tetap eksis dalam kehidupan.

Alqur'an menjadi berita langit yang paling akurat, up to date dan terus dibutuhkan dalam menegakkan nilai2 kehidupan. Demikian Alqur'an menjadi RUH karena ia selalu hidup dan menjadi inspirasi bagi kehidupan.

Allah Ta'ala menghargai kerja2 kehumasan dengan sangat tinggi. Sangat banyak ayat2 dalam al Qur'an yg berbicara dengan kata 'Nabbaa' bahkan jumlahnya puluhan.

Menjd humas hkktnya;
1. melaksnakan perintah Allah Swt (5; 27).
2. Melaksanakan sunnah Rasul Saw (6;34)
3. Mensosialisasikan dakwah Salimah dan kegiatannya (18:13(
4. Meningkatkan manfaat dan pahala
5. Memperbanyak jumlah org2 yg beriman dan tunduk pd Allah (28;3),
menyelamatkan org lain di dunia dan akhirat  (12; 25)
In syaa Allah beramal menjd Humas ... pahalanya plg byk

Diantara ibroh Allah Ta'ala mencantumkan byk kisah2  dlm al Qur'an, meliputi makanan org2 terdahulu, perabot mrk, gaya hidup, peninggalan mrk, keberhasilan dan kesalahan mrk ssghnya Allah Ta'ala hendak mengajarkan org2 beriman bhw apa saja bs jadi info, berita, spnjg manusia bs mengungkap manfaat dan pelajaran di balik semua itu. Maka media hari ini berbicara byk hal. Apalagi dakwah Salimah yg hakekatnya menjunjung tinggi kebenaran, programnya bermutu, kegiatan bermanfaat skl dsb. Adalah tugas pengurus Salimah belajar menyampaikan, menuliskan, meramunya menjd tulisan, info yg layak tuk dibaca dst.

*Diskusi*

Ika Hilal

1. Apa yang musti dilakukan oleh humas Salimah terkait dengan banyaknya anasir bathil di medsos?
2. Dengan banyaknya jenis medsos, apa humas Salimah per PW/PD perlu membuat akun youtube, instagram, dll?
3. Bagaimana caranya media terbitan Salimah (online atau offline) menjadi pembeda dari media sejenis?

4. Gusna NTT

mhn tips audiensi dg pimpinan lembaga/badan/dinas/lainnya, non muslim, soalnya msh sering “nabrak tembok” ga kesampaian maksud audiensinya

5. Usdi Ningsih Pangkal Pinang, Babel

Apa batasan isu2 yg diperbolehkan utk di share di fb salimah misalnya...apakah hny boleh isu terkait ibu dan anak saja?misalnya di daerah tsb sdg pemilihan anggota dewan ap boleh kita buat seruan kpd peserta utk memilih anggota dewan yg peduli perempuan dan anak tanpa menyebut nm parpolnya?

6. Awi - PW Sulut - PD Bitung

Bagaimana fungsi kehumasan di dalam PD itu sendiri?

7. Teh Tety - PW Jabar

Terkait  status ttg kepemimpinan yg jujur dan cerdas,kadang suka ada yg nge hack, itu bgmn

8. Fida Jatim

Jika ada berita berita/issues yg berseliweran di jagad dunia maya (t.u yg ttg Wanita, Anak dan Keluarga) apakah Humas PD :
1. Boleh merilis ulasan ttg issue tsb.
2. Menanti rilis resmi dr PP untuk kmdn kita share di fanpage PD.

9. Henny Marlina - Humas PD Kota Bogor - Jabar

Manakah yang lebih prioritas digarap Humas Salimah, antara reaktif terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat saat ini atau tetap menjual isu-isu yang sudah menjadi program?

10. Fida, Jatim

Kita punya fanpage Salimah...Apa ada aturan bahasa standar u artikel/berita yg akan dimuat ataukah boleh menggunakan bahasa populer spy bacanya bisa enak dan berasa lebih nyantai ?

11. Dian sos - PD Kota Mataram - NTB

Jika membuat rilis ttg keg PD alur nya spt apa?
Mnt koreksi dari PW dulukah sebelum rilis?

Jawaban

1. Kewajiban tuk memperbyk berita kebaikan dilaksanakan dl, krn janji Allah...qul ja-al haq wazahaqal baathik.
2. Mengingatkan tentu sj.
Mmg perlu dikaji terlebih dl. Jg sampai medianya byk tp sdkt yg bs isi. Tuk sementara dipusatkan dl....msh nampung ya teh iin (kadep humas PP)
3. Di setiap media salimah...tentu dicantumkan identitas organisasi, spt logo, warna dll

4. Perkenalkan Salimah, sdmnya dan program unggulannya yg terkait dg lembaga yg dikunjungi. Sblmnya disepakati dl target dr audiensinya, agar tim bs slg melengkapi.

5. Akhlaq berkomunikasi dan informs pelajari surat alhujurat. Kalau isunya mmg difokuskan sesuai visi Salimah (pr, anak dan kelg). Boleh sj jk mau menyampaikan pendidikan politik tanpa menyebut parpol tertentu itu lbh diterima.

6. Fungsi humas di setiap struktur sama, saat ini yg dibutuhkan memberitakan kegiatan salimah kpd masyarakat. Memberitakan itu meliputi sblm, saat dan ssdh. Shg lbh byk manfaat yg bs diberikan kpd masyarakat.  Jk hal ini sdh terpenuhi,  baru bs ditingkatkan perannya.

7. Kalau memberitakan yg benar tdk ada ujiannya, bs dipertanyakan

8. Jk mengatasnamakan organisasi, sbaiknya dikonfirmasi terlebih dl via humas PP Salimah, boleh mengusulkan, menyampaikan pendapat, nti kt syurokan di tim DPH PP.

9. Prioritas amal tetap pd program unggulan Salimah. Kerja Organisasi itu terukur dan terkait dg GBHO dan target2 yg sdh diamanahkan. Terkait Isu melihat sikon, sepanjang yg terkait dg visi  Salimah

10. Tata bahasa yg baku msh bs dipakai tuk info keorganisasian. Jk menyangkut komentar ... bs pakai gaya populis

Rabu, 18 Oktober 2017

Mengapa Ayah Lebih Sabar daripada Ibu?

Mengapa Ayah Lebih Sabar daripada Ibu?

Oleh: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Penggagas Program 1821 Kumpul Keluarga

Saya sering mendengar dan membaca sebagian ibu di luar sana mengatakan kalimat semacam ini:

"Abah Ihsan, suami saya melarang saya ikutan belajar parenting karena katanya 'teori doang' bukti nyata, tidak ada. Suami saya juga berkata, dia tak ikutan parenting sana sini, buktinya dia lebih sabar menghadapi anak. Sedangkan saya masih saja tak sabaran".

Atau "Abah Ihsan, saya malu sebenarnya sama suami saya, tapi merasa beruntung juga. Suami saya tuh sabar banget menghadapi anak dan lebih sabar menghadapi anak daripada saya. Saya yang sudah ikutan belajar parenting lebih sering ke sana kemari malah masih sering kurang sabar dengan anak".

Boleh tidak setuju dengan saya. Para ayah normalnya memang secara alamiah: lebih sabar berlipat dari istri! Ini keumuman. Bahwa ada yang tidak sesuai keumuman, ya normal saja. Meski tidak pernah belajar parenting ke sana kemari sekalipun. Ini normalnya loh! Bahkan setidaknya 3x lipat lebih sabar daripada ibu. Kenapa?

Ada banyak faktor. Faktor utama adalah tentang durasi pertemuan ayah bertemu dengan anak jauh lebih sedikit dibandingkan si ibu. Kekurangan waktu ini kemudian dibayar dengan kesabaran dan rasa kasih yang memang belum disalurkan sejak berpisah dari pagi dengan anak.

Ini sekadar ilustrasi kasar. Jangan fokus ke akurasi angkanya, ini sekadar sampel ilustasi saja. Tiap keluarga bisa memiliki kondisi berbeda, ini hanya keumuman.

Anggap di akhir pekan libur, Sabtu - Minggu, suami istri sama-sama punya skor yang sama berperan di keluarga. Lalu Pada hari kerja Senin - Jumat, katakanlah istri berperan sebagai ibu penuh waktu "mom stay at home". Selama bangun dari subuh pukul 04.30 sampe anak tidur 21.00, jam dengan anak (asumi anak belum sekolah), maka jam pertemuan ibu dengan anak: 16,5 jam.

Ayah? Setiap Senin - Jumat katakanlah ayah ini menjadi ayah yang punya peran selain pencari nafkah, juga melibatkan diri berkontribusi dalam urusan keluarga. Setiap pagi, mulai bangun subuh, ngajak ke masjid, dan "quality time activity" lainnya di pagi hari 04.30-07.00, berarti jam pertemuan dengan anak 2,5 jam di pagi hari.

Lalu di sore dan malam hari, pulang kerja sampai rumah pukul 18.00. Sejak pukul 18.00 asumsikan "doi" yang merasa bertanggung jawab ini, mengambil peran lagi, melaksanakan program 1821, ngajak anak ke masjid, menemani anak belajar,  "story time", mengantarkan anak ke tempat tidur sampai jam 21.00 berarti 3 jam.

Total jendral pertemuan ayah dengan anak Senin-Jumat: 5,5 jam. Ibu? 16,5 jam. Kira-kira perbandinganya: 1:3.

ITU PUN JIKA SI AYAH IKUT NGURUS LOH YA. Lah kalau mereka masih beranggapan urusan anak hanya urusan ibu gimana?

Jika mau hitung-hitungan, ayah memiliki jam pertemuan dengan anak 3x lebih sedikit daripada ibu. Jadi normalnya ayah 3x lipat lebih sabar daripada ibu.

Karena itu, saya sering mengatakan pada para ayah yang mengaku lebih sabar dari istri:

Coba ayah urus anak selama 7 hari berturut-turut, tanpa istri tanpa pembantu. Sendirian! Ingat ya sendirian. Cukup dari 07.00-18.00.

Apakah setelah itu, Anda merasa lebih sabar dari istri?

Apa yang akan terjadi, jika Anda lakukan selama 365 hari?

Apakah setelah itu, Anda merasa lebih sabar dari istri?

Cobalah gantikan peran istri Anda di rumah. Urus rumah dan anak tiap hari dari pagi. Selain rutinitas yang sama tiap hari menghadapi pemandangan yang sama: dapur, kasur, ketemu tukang sayur.

Apakah setelah itu, Anda merasa lebih sabar dari istri?

Saya tidak tahu jawaban Anda. Tapi yang saya tahu ketika saya tanyakan ini pada ribuan ayah yang ikuti kelas-kelas pelatihan saya, mereka menjawab "oh tidaaaak!" Bahkan ada yang berkata "jangankan 7 hari Abah, 1 hari aja pusing!"

Saya tidak tahu jawaban Anda. Tapi yang saya tahu ketika puluhan ayah di Korea Selatan ditantang ngurus anak hanya sekira 2x24 jam tanpa istri, dalam sebuah acara "reality show" tv korea, hampir semua ayah ini kerepotan luar biasa yang membuat sebagian besar ayah ini wajib merasa berterima kasih kepada istrinya.

Tak sedikit bahkan, setelah tantangan selesai, sebagian ayah hampir sujud-sujud dan minta maaf sama istrinya. Karena mereka sudah merasakan: tidak mudahnya menjadi seorang ibu.

Ini tidak berarti laki-laki harus melakukan semuanya, tidak berarti juga harus bertukar peran, apatah lagi melandaskan kebenaran dengan "reality show" Korea. Saya juga tidak mengatakan bahwa perempuan lebih tinggi derajatnya daripada laki-laki atau sebaliknya. Tulisan ini tidak bermaksud membandingkan siapa yang lebih tinggi derajat atau tidak.

Saya hanya ingin mengajak laki-laki berempati, syukur jika belajar bersama dengan istrinya.

Jika tidak, setidaknya tidak menegasikan atu melemahkan semangat istrinya yang tengah berikhtiar belajar pengasuhan (parenting). Mungkin hasilnya tidak selalu persis seperti yang diharapkan. Tapi insya Allah ada perbedaan orang yang belajar dengan yang tidak.

Karena itu, ini pesan saya buat para Ayah demi menjaga kekuatan energi istri Anda, setidaknya 3 hal:

Pertama, jika Anda melihat istri mulai marah-marah tidak jelas, emosian tidak jelas, bantu istri Anda: "Sini anak-anak sama Ayah." Atau "Ada yang bisa Ayah bantu, Bunda sayang?"

Kalimat sederhana itu akan membuat semangat mereka terjaga. Itulah suami yang bertanggung jawab. Bukan malah "kamu nih gak bener mendidik anak, yang sabar dong!"

Atau saat anak ngacak-ngacak rumah, istrinya berkata "jangan diacak-acak, main yang lain," eh suaminya berkata "tidak apa! Namanya anak-anak."

Sekilas memang benar perkataan suaminya jika memang setelah itu suami yang membereskan. Hal yang membuat tambah emosi istrinya karena setelah itu bukannya suami yang membereskan, tapi kemudian yang diminta membereskan justru istrinya, padahal dari pagi si istri sudah melakukan pekerjaan semacam itu.

Gampang jika hanya menyalahkan! Tapi jika pun salah, sebagai "imam", sesalah apapun istri kita, itu juga kontribusi kita di dalamnya yang tidak sensitif terhadap situasi istri.

Jika situasi berulang terlalu sering, saatnya istri Anda, "diupgrade" suasana hatinya dan "upgrade" kompetensinya. "Upgrade" suasana hati dengan memberikan istri untuk melihat "pemandangan" berbeda. Jalan-jalan sepekan sekali, "couple time" tanpa anak dengan kita setidaknya sebulan sekali, keluar kota setahun 2x.

"Upgrade" kompetensi istri dengan berikan kesempatan istri belajar. Bantu ia untuk menghadiri majlis-majlis ilmu: seminar parenting, beli buku, halaqoh, dauroh, gabung komunitas yang baik-baik dll. insya Allah ini semua akan membantu.

Kedua, hentikan meremehkan perkara-perkara yang mungkin menurut kita sepele tapi tidak menurut mereka. Jangan biasakan ngomong pada istri "lebay deh". Karena kita tidak merasakan situasi seperti mereka. Ingat ya, yang lebay menurut kita bisa jadi serius menurut orang lain.

Ketiga, untuk merasakan energi empati, sesekali sediakan waktu setidaknya 1x sepekan urus anak sendiri dari pagi sore, tanpa istri. Saya sering melakukannya, dengan 6 anak saya, saat istri ngaji ada acara dll. "Boleh bawa anak abah?" Saya katakan "Tidak! Itu acara ummi, bukan acara anak-anak."

Saat saya menjaga semua anak saya jalan ke mall atau jadi "dad stay at home!" Beuh! Berasa... Berasa sekali bray, betapa hebatnya istri kitah!

Lalu untuk para ibu, jangan pernah menyerah dan jadi inferior "saya masih emosi gak sabar" dll. Normal moms shalihah.. Normal!

Minggu, 15 Oktober 2017

3 yang bermanfaat

Ini ada tulisan bagus untuk kita  direnungkan :

Sebuah ​BOTOL​ 🍶
~Kalau diisi air mineral, harganya 3 ribuan...
~Kalau diisi jus buah, hargan ya 10 ribuan...
~Kalau diisi Madu, harganya ratusan ribu...
~Kalau diisi minyak wangi harganya bisa jutaan!.
~Kalau diisi air comberan, hanya akan dibuang dalam tong sampah karena tidak ada harganya...

​Sama-sama dikemas dalam BOTOL tetapi berbeda nilainya, sebab "isi" yang ada di dalamnya berbeda...​

Begitu juga dgn kita; semua sama... semua manusia...

Yang membedakannya adalah; ​KARAKTER​ yg ada didalam diri kita.

Ilmu dan pemahaman yg benar akan membangun karakter yg benar.

​"Sukses tidak diukur dari posisi yg kita capai, tapi dari kesulitan'2 yg berhasil kita atasi ketika berusaha meraih sukses"​

​Bila kita mengisi hati, dgn penyesalan masa lalu & kekhawatiran akan masa depan, hampir pasti kita ​tidak akan memiliki hari ini untuk kita syukuri.​​

​Hujan & badai akan selalu kita temui dalam perjalanan hidup, namun...​

​"Hujan besar itu seperti tantangan hidup. Tidak perlu berdoa memohon hujan berhenti, tetapi cukup berdoa agar Payung kita bertambah kuat"​

​Ingat! Umur itu seperti es batu.​
​dipakai atau tidak dipakai akan tetap mencair... digunakan atau tidak digunakan umur kita tetap akan berkurang dari "jatah" yg telah ditetapkan.​

​"Selagi masih tersisa jatah usia kita, lakukanlah KEBAIKAN sebanyak yg kita mampu lakukan."​

🎯 Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali:
          ​1. Waktu​  
          ​2. Ucapan​ 
          ​3. Kesempatan​    
Jagalah itu, jangan sampai kau menyesal karenanya... 

🎯 Ada 3 hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang:
          ​1. Amarah​ 
          ​2. Keangkuhan​   
          ​3. Dendam​
Hindarilah ia selalu...

🎯 Ada 3 hal yang tidak boleh hilang :
          ​1. Harapan    ​     
          ​2. Keikhlasan    ​     
          ​3. Kejujuran      ​    
Peliharalah ketiganya...

🎯 Ada 3 hal yang paling berharga : 
          ​1. Kasih Sayang ​    
          ​2. Cinta   ​       
          ​3. Kebaikan   ​      
Pupuklah itu semua... 

🎯 Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah pasti:
          ​1. Kekayaan​  
          ​2. Kejayaan​ 
          ​3. Mimpi​    
Jangan terobsesi karenanya...

🎯 Ada 3 hal yang dapat membentuk watak seseorang :         
          ​1. Komitmen​         
          ​2. Ketulusan​         
          ​3. Kerja Keras​        
Upayakanlah sekuatnya... 

🎯 Ada 3 hal yang membuat kita sukses :
          ​1. Tekad​         
          ​2. Kemauan​        
          ​3. Fokus​
Usahakan dengan sungguh-sungguh...

🎯 Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu :
          ​1. Rejeki​         
          ​2. Umur ​       
          ​3. Jodoh ​         
Mintalah pada Allah... 

🎯 TAPI, ada 3 hal dalam hidup yang PASTI :     
          ​1. Tua     ​     
          ​2. Sakit   ​       
          ​3. Kematian  ​
​Persiapkanlah dengan sebaik-baiknya...​

JUST MOTIVATION 😊

Jumat, 13 Oktober 2017

Manisnya Iman


  ah

Hadits 16: Manisnya Iman

Tarbawia 16:00  Hadits

Kini kita akan memasuki pembahasan hadits Shahih Bukhari ke-16. Pembahasan hadits ke-16 ini kita beri judul “Manisnya Iman”. Terjemah dari judul yang telah diberikan oleh Imam Bukhari yaitu باب حَلاَوَةِ الإِيمَانِ. Hadits ini masih termasuk dalam kitab Al-Iman, kitab kedua dalam Shahih Bukhari.

Berikut ini matan lengkap hadits Shahih Bukhari ke-16:

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ

Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka."

Penjelasan Hadits

قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ

Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman

Dalam hadits ini dipakai istilah حَلاَوَةُ الإِيمَانِ (manisnya iman). Dalam ilmu balaghah, istilah seperti ini disebut isti'arah takhyiliyyah, yaitu majaz (kiasan) yang dibangun dari tasybih (penyerupaan) imajinasi. Semacam majas metafora dalam bahasa Indonesia. Bahwa iman itu terasa manis.

Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani dalamFathul Bari, ini mengindikasikan bahwa tidak semua orang bisa merasakannya. Sebagaimana manisnya madu hanya akan dirasakan oleh orang yang sehat, sedangkan orang yang sakit kuning tidak mampu merasakan manisnya. Demikian pula manisnya iman. Ia hanya didapatkan oleh orang-orang yang imannya "sehat". Diantaranya adalah yang memenuhi kriteria yang disebutkan dalam penggalan hadits berikutnya.

Manisnya iman (حَلاَوَةُ الإِيمَانِ) juga mengingatkan kita ibarat pohon, iman itu memiliki buah manisnya bisa dirasakan oleh seorang mukmin. Tentu saja pohon baru bisa berbuah ketika akarnya teguh dan pohonnya kuat. Jadi ia tidak mudah dirasakan oleh setiap orang. 

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ * تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim : 24-25)

Sebagian ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan manisnya iman (حَلاَوَةُ الإِيمَانِ) merasakan lezatnya ketaatan dan memiliki daya tahan menghadapi rintangan dalam menggapai ridha Allah, lebih mengutamakan ridha-Nya dari pada kesenangan dunia, dan merasakan lezatnya kecintaan kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا

menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya

Inilah hal pertama yang membuahkan manisnya iman: mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi selainnya. Seorang mukmin haruslah menyempurnakan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya, baru ia mendapati manisnya iman. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tidak cukup hanya sekedarnya, tetapi harus melebihi dari yang selainnya.

Manusia akan merasakan kebahagiaan besar ketika sedang mencintai. Maka manisnya iman menjadi buah yang dirasakan seorang mukmin ketika ia mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sempurna. Inilah yang menjelaskan mengapa Bilal sanggup menahan panasnya pasir dan terik surya, beratnya batu yang menindihnya, serta hinaan menyakitkan Umayyah dan kawan-kawannya. Dalam kondisi demikian, Bilal tetap melantunkan manisnya iman melalui lisannya: "ahad, ahad..."

Manisnya iman buah cinta ini pula yang membuat Khabab bin Al Art seakan tak merasakan luka-luka menganga di tubuhnya yang disalib. Maka ketika diminta pendapatnya bagaimana jika Rasulullah yang menggantikannya, ia menjawab dalam nada manisnya iman: "Bahkan aku tak rela jika kaki Rasulullah tertusuk duri"

Dalam manisnya iman pula, sahabat-sahabat Ansar rela pulang tangan kosong tanpa ghanimah dalam Perang Hunain. Isak tangis mengharu biru ketika mereka tersadar bahwa Rasulullah hendak meneguhkan Islam para muallaf Makkah. Sementara mereka pulang membawa Rasulullah, biarlah orang lain pulang membawa unta dan kambing.

وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ

Dan mencintai seseorang semata-mata karena Allah

Jika kecintaan kepada Allah adalah yang pertama dan tidak boleh terkalahkan oleh selainnya, demikian pula Rasulullah sebagai manusia yang paling dicintai, bukan berarti kita tidak diperkenankan mencintai sesama. Cinta itu fitrah manusia. Maka mencintai kedua orang tua, anak, saudara, sahabat, dan sesama mukmin juga dibutuhkan. Dan tatkala cinta itu karena Allah semata, maka iman akan manisnya iman akan bisa dirasakan.

Generasi pertama umat ini adalah generasi yang sukses dalam membina cinta karena Allah ini. Maka dengan cinta lillah, suku Aus dan Khazraj yang semula bermusuhan menjadi bersaudara di bawah satu bendera: Ansar. Pada saat itu, mereka merasakan manisnya iman. Lalu, muhajirin dan anshar yang belum pernah bersua pun, tiba-tiba menjadi saling berbagi. Membagi harta menjadi dua, membagi kebun dan rumah agar bisa sama-sama hidup layak dalam perjuangan bersama. Pada saat itu, mereka merasakan manisnya iman.

وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ

Dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka

Jika dua hal yang pertama adalah pekerjaan mencintai, hal ketiga yang membawa manisnya iman ini adalah pekerjaan sebaliknya: membenci. Yakni membenci kekufuran. Khususnya kekufuran yang telah ditinggalkannya dan diganti dengan Islam. 

Dalam riwayat Muslim, redaksi hadits tentang manisnya iman (حَلاَوَةُ الإِيمَانِ) ini pada poin ketiga berbunyi :

وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Dan benci kembali kapada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah, sebagaimana kebenciannya dilempar ke dalam api neraka 

Dan itulah yang, lagi-lagi, kita dapati pada generasi sahabat Nabi. Maka ketika Sayyid Quthb memotret tiga karakter sahabat yang menjadi faktor utama keberhasilan mereka, salah satunya ia catat: "Saat mereka masuk Islam dan mendapat Al-Qur'an seketika mereka melepas seluruh kejahiliyahan"

Rasulullah SAW dalam berbagai kesempatan juga mengingatkan para sahabat agar jangan sampai kembali kepada kejahiliyahan, meskipun hanya sebagian sifatnya. Maka Rasulullah mengingatkan kaum Anshar ketika hampir saja mereka bermusuhan kembali antara suku Aus dan Khazraj seperti perang bu'ats. Rasulullah juga pernah mengingatkan Abu Dzar tatkala berselisih dengan Bilal lalu mencelanya dengan nada sentimen kesukuan. "Sungguh dalam dirimu ada perilaku jahiliyah" tegur Rasulullah yang selalu dikenang Abu Dzar. Dan sejak saat itu ia lebih mencintai dan menghormati Bilal.

Pelajaran Hadits
Diantara pelajaran hadits yang bisa kita ambil dari hadits di atas adalah sebagai berikut:
1. Bolehnya memakai majaz dalam menasehati, memberi pelajaran, dan dakwah dengan tujuan agar lebih mudah dipahami dan diterima pelajarannya;
2. Iman memiliki buah yang manis yang bisa dirasakan mukmin ketika memenuhi kriteria atau syarat-syaratnya, sebaliknya tidak semua orang bisa merasakan manisnya iman ini;
3. Manisnya iman bisa dirasakan seorang mukmin yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi selainnya, mencintai orang lain karena Allah semata, dan membenci kembali kepada kekufuran.

Wallahu a’lam bish shawab.[]
 

9 WASIAT PENTING DALAM SURAH AL-HUJARAT

*9 WASIAT PENTING DALAM SURAH AL-HUJARAT*

khazanahalquran.com – Surat Al-Hujurat adalah sebuah surat yang menyimpan banyak pesan penting bagi orang-orang mukmin.
Kali ini kita akan merangkum 9 wasiat penting itu.

*1. BER-TABAYUN*

فَتَبَيَّنُوا

*“Telitilah kebenarannya.” (QS.Al-Hujurat:6)*

*2. DAMAIKANLAH YANG BERSETERU*
فَأَصْلِحُوا

“Damaikanlah…” (QS.Al-Hujurat:9)

*3. BERSIKAP TEGAK KEADILAN.*
ِ وَأَقْسِطُوا

“Dan berlakulah adil.” (QS.Al-Hujurat:9)

*4. JANGAN MENGOLOK-OLOK.*
لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ

“Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain” (QS.Al-Hujurat:11)

*5. JANGAN SALING MENCELA.*
وَلَا تَلْمِزُوا

Janganlah kamu saling mencela.” (QS.Al-Hujurat:11)

*6. JANGAN MEMANGGIL DENGAN GELAR YANG BURUK.*
وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ

“Janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS.Al-Hujurat:11)

*7. JAUHILAH PRASANGKA (BURUK)*
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ

Jauhilah banyak dari prasangka.” (QS.Al-Hujurat:12)

*8. JANGAN MENCARI KESALAHAN ORANG LAIN*
وَلَا تَجَسَّسُوا

“Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (QS.Al-Hujurat:12)

*9. JANGAN MENGGUNJING ORANG LAIN.*
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا

“Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS.Al-Hujurat:12)

Itulah 9 wasiat penting dari surat Al-Hujurat. Marilah kita mulai membiasakan diri untuk menjalankan perintah ini dan menjadikannya sebagai pola hidup kita.

Kamis, 12 Oktober 2017

Notulensi mabit sd 6

⭐⭐⭐ Resume Mabit  SD  6 Sekolah  Alam  Depok⭐⭐⭐

📅Hari/Tgl: kamis/12  Oktober  2017
👤Narsum: Bpk.  Iman  abi Ghozi
📝  Notulen    Laila  Purnamasari  ummi Azka

🍭Tema:
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
PERGAULAN  DALAM ISLAM
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

sudah baliho  sudah mempunyai tanggung jawab dicatat oleh Allah

Amal yang baik dan yang buruk sudah dicatat sebagai suatu dosa
Kalau di usia diatas 15 Baligh dengan sendirinya jangan takut Alhamdulillah jadi manusia sempurna

Surat al-hujarat ayat 13  dimana berbunyi manusia diciptakan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal

Surat Al-Hujurat Ayat 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Yang paling mulia yang paling bertakwa

Tergolong itu apa sih pergaulan adalah salah satu cara seseorang untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya
Kenapa sih pergaulan musti atur atur
Karena agama Islam adalah agama yang sempurna segala sesuatunya diatur setiap bangun tidur sampai tidur lagi

Bangun tidur ada doanya, makan pakai tangan kanan, masuk kamar mandi ada doanya pake kaki kiri dl.
Masuk ke tempat kotor pakai kaki kiri
Masuk ke tempat2 baik dg kaki kanan
Jadi islam sangat detil
Sampai hal-hal yang kecil pun diatur oleh Islam termasuk dengan pergaulan karena jika tidak diatur maka bisa Kebablasan

Pilihlah teman-teman yang baik Kalau ada uang ditemani dijauhin

Bolehkah kita berteman dengan orang yang beda agama dengan kita boleh
Halo sebatas pergaulan saja boleh tapi kalau sudah menyangkut agama atau keyakinan lakum dinukum waliyadin

Pergaulan Islam itu adalah pergaulan yang sesuai dengan rambu-rambu Islam

Seperti contoh di Jalan Raya jika tidak ada rambu-rambu maka akan kacer tidak ada lampu merah tidak ada rambu tidak ada polisi

Islam tidak hanya mengatur soal ibadah salat puasa zakat tapi Islam juga mengatur soal Bagaimana semestinya kita bergaul
Bergaul secara Islami

Mengucapkan salam ketika bertemu yang kecil kepada yang besar yang berjalan kepada yang duduk yang sedikit kepada yang banyak bulu
Bagaimana dengan non muslim tidak boleh

KB ketika kita tidak tahu agama teman kita itu kita ucapkan salam tidak apa-apa kecuali kita tahu agamanya apa

#meminta izin
sebelum memakai barang orang lain
#Sebelum berbicara tidak menyala orang yang sedang bicara

#Meminta izin jika mau masuk rumah orang lain

Bergaul secara Islami yaitu *menghormati orang yang lebih tua menyayangi yang lebih mudah #sopan santun kepada yang lebih tua
#tidak meremehkan membully yang lebih muda
*Mengisi waktu luang dengan yang bermanfaat
#Membaca Quran biar disayang Allah
           Qur'an adalah surat yang diberikan Allah kepada kita sebagaimana kita suka menerima surat dari orang yang kita cintai atau kita sukai maka begitulah seharusnya kita yang memperlakukan Qur'an seperti ayat-ayat tersebut adalah surat yang disampaikan oleh Allah kepada kita

#membaca buku biar cerdas
#tidak terus-menerus main game
        Sesekali boleh tapi tidak boleh terus menerus main game

* memang tidak menjaga lisan
#tidak teriak-teriak
#jangan sampai menyakiti teman
           Biar tidak menyakiti orang lain Jika mau bicara harus dipikir dulu
Omongan kita itu bisa menusuk apa-apa yang tidak bisa ditusuk oleh jarum

#tidak berghibah atau ngegosipin orang lain
          Menghadapi orang lain itu seperti memakan bangkai saudaranya

#tidak mengadu domba atau Namimah dan lain-lain

*Menjaga pandangan
#Menundukkan pandangan ketika berbicara kepada lawan jenis
    Bukan berarti kalau berbicara dengan teman matanya merem Nanti kalau dia kabur kamu nggak ketahuan
#tidak melihat yang dilarang agama
      Kalau lihat pertama kali itu namanya berkas tapi untuk yang kedua kali itu dosa
#memandang tidak dengan hawa nafsu
#tidak mengadu domba atau namimah
Dll

*Menutup aurat
#Ikhwatul minimal dari pusar sampai lutut
      Walaupun demikian Walaupun demikian kalau pakai kalau keluar pakai baju komplit jangan celana pendek doang gak pakai baju ya
#akhwat seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan
      Islam sangat menghormati wanita karena seluruh tubuhnya harus ditutupi.
       Tidak hanya tubuhnya Tetapi tidak hanya tubuhnya Tetapi wanita mempunyai aurat suara wanita juga aurat
#pakaian tidak boleh ketat press body
        Kata Rasulullah berbaju tapi telanjang
        Perempuan kalau berjalan tidak boleh lenggak lenggok
#tidak boleh menyerupai lawan jenis
        Perempuan tidak boleh berpakaian seperti laki-laki dan laki-laki tidak boleh berpakaian seperti perempuan
          Karena Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki
Begitu Mulianya Islam memandang seorang wanita sampai-sampai ayat al-quran ada yang bernama wanita An Nisa

* menjauhi perbuatan zina al-isra ayat 32
#Tidak berdoa dengan lawan jenis di tempat yang sepi
#tidak bersentuhan secara fisik dengan sengaja apalagi pakai hawa nafsu
       Misalnya goncengan berbeda jenis peluk-pelukan pegang-pegangan
       Alhamdulillah anak-anak dia senang sudah baik sekali Jika bersalaman tidak menyentuh jika ngobrol jarak Semoga ini bisa dipertahankan sampai dewasa kelak

Orang yang tidak boleh dinikahi namanya mahrom kalau

Muhrim itu orang yang sedang mengadakan ibadah Umroh atau pakai pakaian umroh

Pertanyaan
Cakra : zina itu apa sih

Zina Melakukan sesuatu hubungan yang dilarang oleh agama sebelum menikah

Zinah  artinya perhiasan

Ikra ; kalau mau salaman dengan lawan jenis tapi belum balik Boleh bersentuhan apa nggak

Jawaban
Kalau bersentuhan masih anak-anak pun sudah dewasa kalau 5 nafsu tidak boleh
Tapi kalau belum balik salaman sama bu guru nempel ngga apa-apa Karena kan dia ngga keburu itu adalah orang tua

Richi :  yang dimaksud dengan adu domba apa sih

Azka ikutan jawab
Menjelekkan atau memprovokasi  teman supaya temen yang lain membencinya

Nisa   boleh ngga sesama teman bilang elu gua kalo sesama teman   itu memang sudah terisi nggak papa tapi kalau sama orang tua dan kata kali itu tidak pantas maka tidak boleh

Kesimpulan  
Itu tadi adalah beberapa hal dalam pergaulan yang perlu diperhatikan
Islam itu adalah agama yang sempurna mencakup seluruh aspek kehidupan diatur oleh Islam termasuk dalam pergaulan
Ingat-ingat dari baca lagi sedih semakin kita lakukan dan kita laksanakan terutama pada teman-teman awan biar lebih ekstra menjaga dirinya karena wanita adalah permata

Permata itu kalau di rumah disimpan di dalam box wong saya dikunci boxnya ada di dalam lemari lemarinya dikunci lemarinya di dalam kamar gambarnya dibenci kamar dari dalam rumah rumahnya di kunci-kunci ada beruangnya gerbangnya digembok begitulah Permata sangat ketat menjaganya

Oleh karena itu dalam Islam iwanita  tu sangat dijaga seperti permata 

,